Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 98 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Erwina Burhanuddin
Abstrak :
Idiomaticity has so far been identified mainly with noncompositionality. According to Nunberg et al (1994), the work that has inspired me iu undertaking this study, an definition of idioms which relies solely on uoncompositionality criterion will fail to recognize some important dimensions of idiomaticity, including, among other, conventionality and figuration. The semantic characteristics of idioms introduced by Nunberg et al. are conventionality, which has something to do with transparency or opacity, and compositionality. Nurnberg et al. divide idioms into two groups: phrasal idioms and idiomatic combination (or idiomatic expressions). This study, however, shows that idioms in Minangkabau need to be divided into three groups: complex-word idioms (following Moeliono, 1980), phrasal idioms and idiomatic combination. Complex-word idioms in Minangkabau are formed either by means of affixation or by means of reduplication. Affixes used for this purposes are (1) prefixes ba-, ma-, and to-, (2) combining form Rasa-, and (3) contixes pa-...-an and ka-...-an. Reduplication of bases can be (1) complete and (2) partial. Phrasal idioms, the meanings of which are indicated by the whole phrase rather than distributed to their respective constituents, consist of verbal idioms and nominal idioms. On the basis of the data analysed in this study, verbal idioms in Minangkabau belong to verbs of state. Verbal idioms may occur in (1) the construction VERB + NOUN as exemplified by malapeh as (free + air) 'to obtain no benifit', barxinyak aia (have oil + water) 'to make ends meet' etc. and (2) the construction ADVERB + VERB as exemplified by alah Hang (already + lost) 'to die', sadang sarek (being + full) 'pregnant' etc. On the basis of their constructions, nominal idioms iii Minangkabau are of two types: (I) NOUN + NOUN as exemplified by kacang iuiang (nut + plant hair) 'fink', induak bareh (mother + rice) 'wife' etc. and (2) NOUN + NOUN as exemplified by kudo itarn (horse + black) 'unexpected winner', aia gadang (water + big) 'flood'. Idiomatic combinations refer to idioms whose constituents contain elements with identifiable idiomatic meanings. On the basis of their contents, idiomatic combinations in Minangkabau can be grouped into proverbs, aphorisms, maxims, slogans, similes, and satires. Idioms in Minangkabau are usually used to refine expressions, to sharpen intentions, to ridicule, to advise, to slander, to praise and to express feelings such as happiness, disappointment, impatience, reluctance, anger, etc.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arina Nurul Azizah
Abstrak :
Elemen bahasa seperti ekspresi, idiom, peribahasa, dan metafora selalu menjadi hal yang menarik bagi para ahli bahasa karena elemen tersebut diyakini sebagai alat yang berguna untuk menjelaskan budaya atau karakteristik. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis dan membandingkan beberapa peribahasa dan idiom dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia yang menggunakan hewan sebagai alat metafora. Penelitian ini menggunakan pendekatan semantik kognitif. Teori conceptual metaphor, The Great Chain of Being, dan konsep discourse and world digunakan untuk menganalisis dan membandingkan ekspresi hewan di kedua bahasa, Jenis hewan yang digunakan sebagai alat metafora dalam penelitian ini adalah anjing, kucing, burung, ikan, dan kuda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar alat metafora yang digunakan di kedua bahasa mempunyai makna dan karakteristik yang mirip. Terlihat juga bahwa budaya, kondisi geografi, adat, dan agama mempengaruhi persepsi alat metafora di kedua bahasa. ......Elements of language such as fixed expressions, idioms, proverbs, and metaphors have always been an interest among linguists because of the fact that such elements are considered to be a useful tool in describing culture or characteristics. The aim of this research is to compare and analyze some of the proverbs and idioms in English and Indonesian that use animal names as the metaphorical vehicle. This research uses cognitive semantics as the approach. The conceptual metaphor theory, the Great Chain of Being, and the concept of discourse and world are used to compare and analyze the animal expressions from both languages. The animals that are used as the corpus of the study are dog, cat, bird, fish, and horse. The result of this study shows that most of the shared metaphorical vehicles also share similar meanings or represent similar characteristics. It also appears that the perception of the animals used in both languages differ according to cultural identities, geographical conditions, customs, and religion.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S61243
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nathania Shayna Zaviera Setiawan
Abstrak :
Penelitian ini membahas mengenai frasem yang terdapat pada berita olahraga Jerman dan Indonesia edisi Agustus 2021 – Januari 2022. Data diambil dari laman web Der Spiegel dan BolaSport. Penelitian ini dilakukan dengan metodologi penelitian kualitatif dengan teori dari Wolfgang Fleischer (1982) dan Harald Burger (2015) untuk menganalisis tingkat keidiomatisan frasem yang berada pada judul berita olahraga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 15 judul berita olahraga Jerman yang mengandung frasem. Sembilan frasem termasuk idiom penuh, tiga frasem termasuk idiom sebagian, dan tiga frasem termasuk kolokasi. Terdapat ketimpangan hasil yang didapat dari laman berita BolaSport dengan kurun waktu yang sama. Hasilnya terdapat 95 judul berita dengan 35 frasem. 27 frasem termasuk idiom penuh dan delapan frasem termasuk idiom sebagian. Hal ini dikarenakan penggunaan frasem yang monoton dan berulang dalam berita Indonesia dibandingkan dengan berita Jerman. ......This research discusses phrases found in German and Indonesian sports news from August 2021 to January 2022. The Data are taken from Der Spiegel and Bola Sport websites. The method used is a qualitative research method using the theory of Wolfgang Fleischer (1982)) and Harald Burger (2015) to analyze the idiomaticity of phraseme in the title of sports news. The result shows there are 15 titles of German sport news that contain phraseme. Nine phrasemes are full idioms, three phrasemes are partial idioms, and three phrasemes are collocations. There is a difference in the result from the Bolasport with the same period. The result from the BolaSport website shows there are 95 news titles that contain 35 types of phrasemes. 27 phrasemes are full idioms, and eight phrasemes are partial idioms.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Amalia Syafa Dewanti
Abstrak :
Konstruksi bahasa seperti idiom memiliki keterkaitan erat dengan budaya masyarakat sehingga dapat menjadi tantangan bagi penerjemah dalam mengalihbahasakannya dengan tepat. Terdapat beberapa strategi yang dapat digunakan untuk menerjemahkan idiom. Atas dasar itu, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji strategi penerjemahan idiom bahasa Korea ke bahasa Indonesia dalam webtun My Roommate is A Gumiho (? ???? ??). Pertanyaan penelitian yang dirumuskan adalah “Strategi penerjemahan apa yang digunakan dalam menerjemahkan idiom bahasa Korea ke bahasa Indonesia dalam webtun My Roommate is A Gumiho?”. Penelitian ini menggunakan teori tujuh strategi penerjemahan Vinay & Darbelnet (1995) dan metode analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Korpus penelitian adalah webtun My Roommate is A Gumiho episode 1 hingga 104 yang dirilis melalui Naver dan LINE Webtoon. Dari total 90 data idiom, ditemukan bahwa strategi yang paling banyak digunakan adalah kesepadanan (50 data), diikuti dengan strategi penerjemahan harfiah (21 data), transposisi (12 data), modulasi (5 data), dan adaptasi (2 data). Sementara itu, strategi penerjemahan peminjaman dan kalke tidak ditemukan. Dalam penelitian ini, ditemukan beberapa idiom yang muncul lebih dari sekali namun diterjemahkan menggunakan strategi dan terjemahan yang berbeda. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya kecenderungan penerjemah untuk menerjemahkan makna kontekstual sembari tetap memperhatikan situasi pembicaraan dalam teks BSu. ......Language constructions such as idioms have a close relationship with the culture of the people. It can be a challenge for translators to convey the meaning appropriately. There are several strategies that can be used to translate idioms. On that basis, this study aim to examines the strategy in translating Korean idioms into Indonesian in the webtoon My Roommate is A Gumiho (? ???? ??). The research question is "What translation strategy is used in translating Korean idioms into Indonesian in the webtoon My Roommate is A Gumiho?". This study uses Vinay & Darbelnet's (1995) theory of seven translation strategies and a descriptive analysis method with a qualitative approach. From a total of 90 idioms, it was found that the most used strategy was equivalence (50 datas), followed by literal translation (21 datas), transposition (12 datas), modulation (5 datas), and adaptation (2 datas). Meanwhile, borrowing and calque translation strategies are not found. In this study, there were several idioms that appeared more than once but were translated using different strategies and translations. This can be caused by the tendency of translators to translate its contextual meanings while still paying attention to the situation of the conversation in the SL text.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Yemima Seda
Abstrak :
Penelitian ini membahas idiom yang terdapat dalam serial Netflix Kitz (2021). Tidak sepenuhnya idiom di serial ini tercantum dalam kamus Duden 11. Penelitian ini berfokus pada makna dan fungsi pragmatis apa saja yang terkandung dalam idiom serial Kitz. Penelitian dilakukan dengan pendekatan semantik untuk menganalisis makna leksikal dan fraseologis idiomnya. Teori Fleischer (1982) dan teori tindak tutur Searle (2005) turut digunakan untuk menganalisis fungsi pragmatis idiom yang dikaitkan dengan konteks ketika tuturannya terjadi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 22 idiom yang ditemukan dalam serial, 14 di antaranya tercantum dalam kamus Duden 11, sedangkan 8 lainnya tidak tercantum, tetapi dapat ditemukan dalam kamus idiom bahasa Jerman yang lain. Selain itu, ke-22 idiom tersebut memenuhi tiga klasifikasi fungsi pragmatis menurut Fleischer, yaitu 11 idiom berfungsi untuk menunjukkan hubungan sosial di antara penutur, 7 idiom untuk menunjukkan emosi penutur, dan 4 idiom untuk mendukung argumen. ......This study discusses idioms in the Netflix’s series Kitz (2021). Not all the idioms in this series are listed in Duden 11 dictionary. This study focuses on the meanings and pragmatic functions contained in idioms of the Kitz series. The study was conducted with a semantic approach to analyze the lexical and phraseological meaning of the idiom. Theory by Fleischer (1982) and theory of speech act by Searle (2005) were also used to analyze the pragmatic function of idioms associated with the context in which the speech occurred. The results showed that of the 22 idioms found in the series, 14 of them were listed in the Duden 11 dictionary, while the other eight were not listed but could be found in other German idiom dictionaries. In addition, the 22 idioms fulfill three classifications of pragmatic functions according to Fleischer, namely 11 idioms to show social relations between speakers, 7 idioms to show the speaker’s emotions, and 4 idioms to support arguments.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Risnowati Martin
Abstrak :
ABSTRAK
Bahasa yang merupakan alat komunikasi digunakan oleh anggota masyarakatnya untuk saling berhubungan, mengemukakan gagasan dan menyampaikan pesan. Dengan kemajuan teknologi modern dewasa ini, minat manusia terhadap perkembangan dunia menjadi besar. Dengan menguasai lebih dari satu bahasa maka seseorang akan mempunyai pengetahuan yang semakin luas, karena ia dapat berhubungan dengan anggota masyarakat bahasa lain yang dikuasainya.

Kosakata suatu bahasa dapat bertambah melalui proses morfologis atau morfosintaktik. Salah satu proses yang terjadi adalah proses komposisi. Dalam bahasa Indonesia dikenal ungkapan membanting tulang yang bermakna "bekerja keras" atau berkerat rotan "memutuskan hubungan". Demikian juga dalam bahasa lain, bahasa Perancis misalnya, dikenal ungkapan coup d'etat yang berarti "perebutan kekuasaan".

Sintem komposisi terbentuk melalui proses penggabungan dua monem atau lebih. Setiap gabungan mempunyai monem yang merupakan unsur pusatnya. Makna yang dikandung sebuah sintem komposisi merupakan suatu kesatuan makna yang tidak dapat dipilah-pilah lagi. Hal ini sering menimbulkan masalah bagi pemakai bahasa itu, bahasa yang bukan merupakan bahasa ibunya.

Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari makna sintem komposisi bahasa Perancis. Langkah pertama adalah mengumpulkan ungkapan bahasa Perancis dari berbagai sumber data. Kemudian dilakukan analisis semantik pada ungkapan-ungkapan yang terkumpul untuk melihat kaitan makna baru dengan makna monem pembentuknya. Ungkapan yang dapat dikumpulkan berjumlah 596 buah, 403 ungkapan merupakan idiom sebagian, masih ada keterkaitan makna dengan makna monem pembentuknya, dan selebihnya -193 ungkapan- adalah idiom penuh karena tidak dapat keterkaitan makna dengan makna monem pusatnya. Langkah terakhir adalah mencarikan padanannya dalam bahasa Indonesia.
Depok: Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya-LPUI Universitas Indonesia, 1999
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Ulfa Sulistyani
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini membahas mengenai analisis penerjemahan idiom bahasa Indonesia dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata ke bahasa Jerman dalam novel Die Regenbogentruppe. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Rumusan permasalahan dalam penelitan ini adalah kesepadanan makna terjemahan idiom bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jerman serta teknik penerjemahan yang digunakan untuk memeroleh hasil terjemahan yang sepadan. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan terjemahan idiom bahasa indonesia kategori nonanggota tubuh yang frekuensi kemunculannya lebih dari satu kali. Hasil dari penelitian ini adalah dari 20 hasil terjemahan, sebelas terjemahan mengandung kesepadanan makna, dua terjemahan tidak sepadan dan tujuh idiom tidak diterjemahkan.
ABSTRACT
The focus of this research is analysis of Indonesian languages idiom translation within Laskar Pelangi by Andrea Hirata into German within Die Regenbogentruppe. This research is qualitative descriptive. The problem of this research are meaning equivalence of Indonesian languages idiom translation into German and translation technique which used to attain equivalent translation. The purpose of this research is to compare Indonesian languages idiom translation non body parts category which appear more than one time. The result of this research are from 20 translations, 11 contain meaning equivalent, two are inequivalence and seven idioms are not translated.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarwa Damayanti
Abstrak :
Skripsi ini membahas mengenai makna idiom yang berhubungan dengan bagian-bagian tubuh dan pola pembentuk idiom tersebut. Analisis skripsi ini menggunakan metode deskriptif analitis, yaitu memaparkan data yang akan dianalisis kemudian menganalisisnya dengan teori fraseologi oleh Rozental dan teori kelas kata oleh Savko. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan gamabran makna idiom dan mendeskripsikan pola-pola idiom bahasa Rusia yang berhubungan dengan bagian-bagian tubuh. Hasil penelitian ini adalah terdapat makna idiom tidak dipengaruhi, dipengaruhi sebagian, dan sama sekali tidak dipengaruhi, oleh makna susunan semantic komponen dan pola yang sering muncul dalam idiom.
Abstract
This writing explains about the meaning and the patternof idiom which related to body parts. Method that used in this writing is descriptive analytical, which reveal data and then analyze it uding theory of phraseology by Rozental and part of speech theory by Savko. Aims of this writing are to provide idiom with their meaning and describe pattern from idiom which related to body parts. Result which was obtained from the analysis are idiom meaning are completely not affected, partly affected, and completely affected by their semantic structure component and pattern that often appear in idiom.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S426
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Puspita Dara Pratiwi
Abstrak :
Penelitian tentang perbandingan idiom dari dua bahasa yang tidak satu rumpun masih sedikit dilakukan. Idiom-idiom yang berasal dari ranah hewan memberikan kekhasan tersendiri karena dapat mengumpamakan sifat manusia dengan hewan. Idiom-idiom tersebut diteliti ke dalam tiga jenis perbandingan berdasarkan teori Robert Lado (1957). Tujuan dari penelitian adalah untuk menunjukkan persamaan-_persamaan dan perbedaan-perbedaan serta kekhasan idiom bahasa Jerman dan Indonesia yang berasal dari ranah hewan. Sumber data bahasa Jerman yang saya pergunakan adalah DUDEN (2002) dan sumber data bahasa Indonesia adalah Kamus Ungkapan Bahasa Indonesia dari tiga penulis, yakni Abdul Chaer, J. S. Badudu, dan Maman S. Mahayana, dkk. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 21 idiom yang dapat diperbandingkan ke dalam tiga jenis perbandingan, terdapat dua idiom bahasa Jerman dan bahasa Indonesia yang berasal dari ranah hewan yang memiliki struktur ungkapan dan makna yang mirip. Kemudian, dua idiom bahasa Jerman dan bahasa Indonesia yang berasal dari ranah hewan memiliki struktur ungkapan mirip, tetapi maknanya berbeda. Tujuh belas idiom bahasa Jerman dan bahasa Indonesia yang berasal dari ranah hewan memiliki struktur ungkapan berbeda, tetapi maknanya sama. Dari 21 idiom yang diperbandingkan ini, nama hewan yang paling banyak digunakan adalah kucing. Hal ini disebabkan oleh kemiripan interpretasi orang Jerman dan Indonesia terhadap sifat hewan kucing.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S14736
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ines Askhabul Jannah
Abstrak :
[ABSTRAK
Terjemahan beranotasi adalah kajian terjemahan yang disertai anotasi atau catatan sebagai bentuk pertanggungjawaban penerjemah atas padanan yang dipilih. Anotasi ini juga menjelaskan alasan penerjemah menggunakan teori, metode, dan prosedur tertentu di dalam terjemahannya. Permasalahan yang kerap muncul dalam menerjemahkan novel ini adalah kata-kata umpatan, istilah psikologi, istilah warna, simile, peribahasa, dan idiom. Permasalahan itu dapat diatasi dengan menggunakan prosedur penerjemahan Newmark dengan melibatkan sejumlah teori penerjemahan dari beberapa ahli, seperti Beekman dan Callow serta Nida dan Taber. Penelitian ini menggunakan perpaduan beberapa metode, yaitu metode harfiah, bebas, dan komunikatif. Metode harfiah dan metode bebas diterapkan pada tahap restrukturisasi untuk menafsirkan teks yang sulit dan membantu penerjemah melihat masalah yang perlu diatasi. Sementara itu, metode komunikatif diterapkan pada tahap evaluasi dan revisi untuk menyelesaikan masalah yang muncul sehingga dapat menghasilkan terjemahan yang lebih natural, wajar, dan berterima di BSa. Penerjemah harus membekali diri dengan pengetahuan mendalam sebelum menerjemahkan teks sumber. Pengetahuan itu tidak terbatas hanya pada pengetahuan tentang penerjemahan, tetapi juga pengetahuan tentang novel. Pengetahuan itu dapat membantu penerjemah ketika menerjemahkan dan menganotasi teks sumber. Ketelitian dan pemahaman yang jelas sangat dibutuhkan dalam proses penerjemahan untuk menghindari kesalahan tafsir. Hal yang terpenting dalam menerjemahkan novel ini adalah mempertahankan gaya bahasa penulis novel di dalam terjemahan untuk membuat TSa seekspresif TSu. Akan tetapi, mempertahankan gaya bahasa penulis bukan berarti penerjemah menjadi setia pada TSu dan mengabaikan sistem bahasa, budaya dan norma BSa.
ABSTRACT
An annotated translation is a translation study with annotations or notes as the translator‟s responsibility of the chosen equivalence. Thesis annotations also explain the translator‟s reasons for using certain theories, methods, and procedures in her translation. The problems that emerge in translating this novel are curse words, psychology terms, color terms, similes, proverbs, and idioms. The problems can be solved by using the translation procedures of Newmark and a set of translation theories of some experts, such as Beekman and Callow as well as Nida and Taber. This research uses a combination of literal, free, and communicative methods. The literal and the free method are applied in the restructure process to interpret difficult texts and to help the translator observe issues that need to be handled. Meanwhile, the communicative method is applied in the evaluation and revision process to solve the problems so that a translation which is more natural and more appropriate is produced. The translator should have a deep knowledge before translating the source text. The knowledge is not only limited to the knowledge of translation, but also knowledge about a novel. The knowledge can help translator translate and annotate the source text better. The accurateness and the deep understanding are really required in the translation process to avoid misinterpretation. The most important thing in translating this novel is to maintain the idiolect of the writer to make the target text as expressive as the source text. However, maintaining the idiolect of the writer does not mean that the translator is so loyal to the source text that she ignores the language system, culture and norm of the target language, An annotated translation is a translation study with annotations or notes as the translator‟s responsibility of the chosen equivalence. Thesis annotations also explain the translator‟s reasons for using certain theories, methods, and procedures in her translation. The problems that emerge in translating this novel are curse words, psychology terms, color terms, similes, proverbs, and idioms. The problems can be solved by using the translation procedures of Newmark and a set of translation theories of some experts, such as Beekman and Callow as well as Nida and Taber. This research uses a combination of literal, free, and communicative methods. The literal and the free method are applied in the restructure process to interpret difficult texts and to help the translator observe issues that need to be handled. Meanwhile, the communicative method is applied in the evaluation and revision process to solve the problems so that a translation which is more natural and more appropriate is produced. The translator should have a deep knowledge before translating the source text. The knowledge is not only limited to the knowledge of translation, but also knowledge about a novel. The knowledge can help translator translate and annotate the source text better. The accurateness and the deep understanding are really required in the translation process to avoid misinterpretation. The most important thing in translating this novel is to maintain the idiolect of the writer to make the target text as expressive as the source text. However, maintaining the idiolect of the writer does not mean that the translator is so loyal to the source text that she ignores the language system, culture and norm of the target language]
2015
T43651
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>