Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Dizhaldy Ratulangie Ichwan
"Kendaraan berat (HV) memiliki sifat yang berbeda dibandingkan dengan mobil penumpang biasa. Sifat ini termasuk kinerja HV sendiri, seperti kemampuan HV untuk mempercepat, mengurangi kecepatan dan mempertahankan kecepatan konstan. Sifat lain yang berbeda untuk HV adalah dimensi mereka. Lebar HV bijaksana dan panjang bijaksana jauh lebih besar dari mobil penumpang normal. HV yang membawa barang juga memiliki kecenderungan untuk membawa lebih banyak muatan daripada yang mampu mereka lakukan, yang mengakibatkan situasi kelebihan muatan. Faktor Ekivalensi Mobil Penumpang (EMP) membantu menentukan pengaruh HV terhadap kapasitas jalan. Faktor ini mengubah HV menjadi unit yang disatukan, yang merupakan unit mobil penumpang (UMP). Ada berbagai cara untuk menentukan nilai EMP, dalam penelitian ini, metode lagging headway digunakan. Upaya ini juga membahas efek gradien terhadap kecepatan HV yang kelebihan beban dan dengan demikian berkorelasi dengan nilai EMP. Metode lagging headway menggunakan rata-rata lagging headway dari HV dan mobil penumpang untuk memperkirakan nilai EMP. Metode ini mempertimbangkan panjang kendaraan, yang mewakili jumlah ruang yang ditempati oleh HV. Metode lain yang serupa juga digunakan sebagai perbandingan dengan metode primer, yang merupakan metode leading headway. Metode ini mirip dengan metode lagging headway, tetapi sebaliknya menggunakan leading headway yang dipertahankan oleh HV untuk menghitung nilai EMP.
Heavy vehicles (HV) have different properties compared to passenger cars. These properties include the performance of HV themselves, such a HV ability to accelerate, decelerate and maintain a constant speed. Another property that is different for HV is their dimensions. HV width wise and length wise are far larger than normal passenger cars. HV that carry goods also have a tendency to carry more load than they are able to, resulting in an overloaded situation. Passenger Car Equivalent (PCE) factor helps determine the effect of HV on capacity of a roadway. This factor converts HV to units that are unified, which is the passenger car unit (PCU). There are various ways to determine PCE values, in this effort, the lagging headway method is used. This effort also discusses the effects of gradient towards the speed of an overloaded HV and thus correlate to the PCE value. Lagging headway method uses the mean lagging headway of HV and passenger car to estimate the value of PCE. This method takes into consideration the length of vehicles, which represents the amount of space that a HV occupies. Another method that is similar is also used as a comparison to the primary method, which is the leading headway method. This method is similar to the lagging headway method, but instead uses the leading headway maintained by HV to calculate the PCE value."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Airizya Nurmariam Rizadh
"Analisis kinerja operasional MRT Jakarta pada rute Lebak Bulus – Bundaran HI menjadi semakin penting seiring dengan peningkatan jumlah pengguna dan kebutuhan mobilitas di DKI Jakarta. MRT Jakarta Fase 1 (rute Lebak Bulus – Bundaran HI) diharapkan dapat menjadi solusi untuk mengurangi kemacetan dan meningkatkan mobilitas masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja operasional MRT Jakarta dengan menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan komparatif. Data penelitian merupakan data sekunder dari passenger tapping MRT Jakarta yang mencakup informasi mengenai keberangkatan dan kedatangan penumpang, serta jadwal GAPEKA PT MRT Jakarta. Parameter yang dianalisis meliputi Travel Time, frekuensi, headway, dan load factor. Pengolahan data dilakukan menggunakan bantuan software SAS 9.4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan mengenai efisiensi dan efektivitas layanan MRT, yang pada akhirnya berkontribusi pada peningkatan kebijakan transportasi di Jakarta.
The operational performance analysis of MRT Jakarta on the Lebak Bulus – Bundaran HI route has become increasingly important due to the growing number of users and mobility needs in Jakarta. MRT Jakarta Phase 1 (Lebak Bulus – Bundaran HI route) is expected to serve as a solution to reduce traffic congestion and enhance public mobility. This study aims to analyze the operational performance of MRT Jakarta using a quantitative method with a comparative approach. The research data comprises secondary data from MRT Jakarta’s passenger tapping records, including information on passenger departures and arrivals as well as the GAPEKA schedule from PT MRT Jakarta. The parameters analyzed include travel time, frequency, headway, and load factor. Data processing is conducted with the assistance of SAS 9.4 software. The findings of this study are expected to provide insights into the efficiency and effectiveness of MRT services, ultimately contributing to improved transportation policies in Jakarta. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library