Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
David Sanotona Kusuma Aditya Putra
Abstrak :
Seiring dengan berkembangnya Global Value Chain (GVC), peranan input yang diimpor dari luar negeri (imported inputs) menjadi semakin penting dalam proses produksi. Penggunaan imported inputs untuk perusahaan dibatasi oleh kebijakan protektif di beberapa negara, termasuk Indonesia, melalui kebijakan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN)/Local Content Requirement (LCR). Kebijakan TKDN di Indonesia sudah dimulai sejak tahun 1950 hingga saat ini ditargetkan oleh Pemerintah Indonesia untuk mencapai rata-rata 50% di berbagai sektor pada tahun 2024, sebagaimana dinyatakan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2019-2024. Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan imported inputs terhadap performa perusahaan di industri manufaktur di Indonesia sehingga dapat diketahui apakah arah kebijakan TKDN yang terus diperketat merupakan kebijakan yang tepat. Penulis menggunakan regresi panel fixed effect untuk mengetahui pengaruh imported inputs terhadap performa perusahaan dengan menggunakan indikator produktivitas, output, value added, ekspor, upah pekerja produksi dan non-produksi, dan penyerapan tenaga kerja. Data yang digunakan adalah data mikro dari survei Industri Besar Sedang (IBS) Badan Pusat Statistik Indonesia (BPS Indonesia) dari tahun 2008-2015. Hasil yang ditemukan adalah imported inputs berdampak positif terhadap performa perusahaan. Selain itu, penulis juga membedakan pengaruh penggunaan imported inputs terhadap performa perusahaan di subsektor yang memiliki potensi untuk dapat berpartisipasi di GVC (subsektor GVC) dan yang tidak (subsektor non-GVC). Hasil yang ditemukan adalah tidak ada perbedaan signifikan antara subsektor GVC dan non-GVC dalam hal pengaruh penggunaan imported inputs terhadap performa perusahaan dengan pengecualian terhadap produktivitas dan upah pekerja produksi. Penggunaan imported inputs di subsektor GVC memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap produktivitas, namun lebih kecil terhadap upah pekerja produksi dibanding subsektor non-GVC. Dengan demikian, kebijakan untuk membatasi penggunaan imported inputs seperti TKDN tidak meningkatkan performa perusahaan, studi ini merekomendasikan agar pemerintah melonggarkan kebijakan tersebut. ......With growth of global value chain (GVC), use of imported inputs are becoming more prevalence in production process. Some countries, like Indonesia, restrict firm’s usage of imported input with Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN)/ local content requirement (LCR). Indonesia has been using LCR from 1950 until in the present days Indonesian Government targeted LCR to be up to 50% on average on multiple sectors in 2024, as stated on Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2019-2024. Aim of this study is to explain impact of imported inputs to firm’s performances on manufacture industri in Indonesia, hence it can be evaluated whether more restrictive policy of LCR is a correct policy or not. Panel regression fixed effect method is used to explain impact of imported inputs to firm’s performances, in which the indicators used are productivity, output, value added, export, wage of production and non-production workers, and total labors. Data used in this study are obtained from survei Industri Besar Sedang (IBS) Badan Pusat Statistik Indonesia (BPS Indonesia) from 2008-2015. The results of this study are imported inputs affect firm’s performances positively. For addition, this study also aims to see differences on impact of imported inputs usage to firm’s performances on subsectors that has potential to participate on GVC (GVC subsectors) and subsectors that does not have potential to participate on GVC (non-GVC subsectors). The result is there are no significant differences between GVC subsector and non-GVC sector except for productivity and wage of production workers. Use of share imported inputs in GVC subsectors affect productivity higher but wage of production workers lower compared to non-GVC subsectors. So, restrictive policy of LCR does not affect firm’s performances positively and it is better for Indonesian Government to relax LCR policy.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khosirotul Fajri Hududurohim Al Khoir
Abstrak :
This paper aimed to describe and analyze current state of electronics industry in Indonesia and also makes a particular attempt to analyze the close links between economic and social upgrading within Global Value Chain GVC . Mostly past studies only focused on finding ways to improve the economy, while the social issues are not addressed. The economists have found that increase in FDI and export indicates industrial development as well as deeply integrated in global value chain, known as economic upgrading. Economic upgrading move along with social development. This paper applies a parsimonious measurement approach which refer to the economic and social index that consist of four dimension of growth, i.e. high road growth low road growth high road decline and low road decline to examine how the Indonesian electronics industry has performed during 2000 2014. This paper finds that the electronic industry experienced in economic and social downgrading or, in other words, suffered from low road decline dimension.
Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis keadaan industri elektronika saat ini di Indonesia dan juga melakukan upaya tertentu untuk menganalisis hubungan erat antara economic upgrading dan sosial di dalam rantai nilai global. Dalam studi sebelumnya, para ekonom kebanyakan berfokus pada menemukan cara untuk memperbaiki ekonomi, sementara isu sosial yang terjadi di sektor industri tidak dibahas. Para ekonom berpendapat bahwa peningkatan FDI dan ekspor mengindikasikan perkembangan industri dan juga terintegrasi secara mendalam dalam rantai nilai global, yang dikenal sebagai economic upgrading. Economic upgrading sejalan dengan aspek sosial. Artikel ini menerapkan parsimonious measurement approach yang mengacu pada indeks ekonomi dan sosial yang terdiri dari empat dimensi pertumbuhan, yaitu high-road growth; low-road growth; high-road decline; dan low-road decline untuk menguji bagaimana kondisi industri elektronik Indonesia selama tahun 2000-2014. Artikel ini menemukan bahwa industri elektronik mengalami penurunan ekonomi dan sosial atau, dengan kata lain, berada dalam dimensi low-road decline.
Depok: Universitas Indonesia, 2017
S67229
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library