Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ari Nugraheni
"Skripsi ini membahas tentang skema pelepasan beban menggunakan rele frekuensi pada sistem tenaga listrik CNOOC SES Ltd. yang mempunyai pembangkit listrik tenaga gas. Pelepasan beban dilakukan sebagai usaha memperbaiki kestabilan sistem yang terganggu karena beban lebih. Salah satu komponen stabilitas sistem yang mampu menjadi referensi pelepasan beban adalah frekuensi. Pelepasan beban diharapkan dapat memulihkan frekuensi dengan cepat dan jumlah beban yang dilepaskan seminimal mungkin. Oleh sebab itu diperlukan beberapa pengaturan pada rele frekuensi seperti waktu tunda rele, frekuensi kerja dan besar beban dilepaskan. Dengan menggunakan persamaan swing generator pada beberapa perhitungan, didapatkan nilai frekuensi kerja untuk rele frekuensi yang sesuai dengan sistem tenaga listrik CNOOC SES Ltd. dan nilai beban lepas yang paling efektif pada setiap tahap pelepasan beban. Untuk membuktikan keefektifan dari skema pelepasan beban, dibuatlah beberapa simulasi generator lepas yang menghasilkan ketidakseimbangan daya aktif antara daya yang dibangkitkan dan daya yang dibutuhkan beban dengan menggunakan ETAP 7.0. Dari simulasi, frekuensi sistem dapat pulih sekitar 3-9 detik setelah gangguan tergantung pada besar kelebihan beban pada sistem tenaga listrik.

This undergraduate thesis discusses about load shedding scheme using under frequency relay in CNOOC SES Ltd. electric power system which have gas power plant. Load shedding is carried out as an effort to restore disturbed system stability because of overload condition.One of electric system stability components, which can be a reference for load shedding, is frequency. Load shedding is expected to restore generator frequency rapidly and the amount of load shed as minimum as possible. Therefore, it is needed under frequency relay setting such as relay time delay, frequency trip and percentage of released load. By using swing generator equation on some calculation, it is obtained the values of frequency for under frequency relay which is proper with the power system and the number of the most effective load shed in every load shedding scheme. To prove the effectiveness of the under frequency load shedding scheme, the undergraduate thesis makes some simulations about generators shed to make unbalance active power between generation disctrict and load district by using ETAP 7.0 software. From simulation, the system frequency is able to recover in 3 ? 9 seconds after disturbance depends on the magnitude of overload in the power system."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1063
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Chairudin
"ABSTRAK
Berdasarkan Perpres 5 tahun 2006, pemerintah menargetkan penggunaan gas alam menjadi 30% pada tahun 2025. Disisi lain kebutuhan listrik meningkat sehingga peluang Pembangkit Listrik Tenaga Gas/ Gas Uap makin berkembang. Pertumbuhan beban ini tetap mengutamakan visi andal, aman,akrab lingkungan dengan cara melaksanakan inspeksi Sertifikat Laik Operasi (SLO) pembangkit. Pada inspeksi SLO belom pernah ada kajian analisis resiko oleh karena itu dilakukan analisis resiko pada pemeriksaan peralatan utama dan pemeriksaan lingkungan dengan metode HIRADC (Hazard Identification, Risk Assesment Dan Determine Control).
Terdapat 21 (dua puluh satu) tabel HIRADC dengan 51 resiko K3 yang penilaian resikonya dikategorikan menjadi 2 kelompok, sedang dan menengah. Resiko terbesar paling banyak ditemukan saat dilakukan inspeksi pada peralatan-peralatan yang bersifat elektrikal yaitu 20 resiko K3 dengan Tingkat Penting = Tinggi. Tindakan penanggulangan resiko dapat dilakukan dengan melakukan Level Pengendalian (LP) di L4 Administrative Control, L5=APD dengan mewajibkan semua aktivitas inspeksi SLO untuk menggunakan APD yang lengkap sesuai dengan kondisi masing-masing. Khusus untuk perbaikan dikarenakan adanya kerusakan maka dibutuhkan LP L3 Enginering change. Setelah dilakukan pengendalian resiko, menunjukkan penurunan Nilai Penting dimasing-masing resiko K3.

ABSTRAK
Based on Presidential Decree No. 5 of 2006, the government is targeting 30% the use of natural gas in 2025. On the other hand electricity demand increases so chances to Gas /Combine Cycle Gas Turbine Power Plants to growing. This growth is still maintaining the vision of reliable, secure, green environment by carrying out an power plant operational acceptance certificate Inspection or Sertifikat Laik Operasi (SLO). Risk analysis study on SLO inspection at major equipment inspection and examination environment with HIRADC (Hazard Identification, Risk Assessment and Determine Control) methode has not be done.
There are 21 HIRADC table with 51 top event risk assessment categorized into two groups, moderate and middle. The biggest risk is most prevalent at the time of inspection electrical devices that are 20 top event risk with Important levels or Tingkat Penting (TP) = High . Risk mitigation actions can be done by performing a level Control or Level Pengendalian (LP) in the L4=Administrative Control, L5 = PPE by requiring all SLO inspection activities to use full PPE in accordance each conditions. Especially due to the damage it takes repairs or LP L3 = Enginering change. After controlling risk, the matrix show the Important Value or Nilai Penting (NP) decreasing in each of top event risk"
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T42426
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Rafsanjani
"

Sistem Dehidrasi merupakan sebuah unit proses pada Gas Plant yang berfungsi untuk menyerap kandungan air yang terdapat dalam aliran gas. Menurunnya kinerja sistem dehidrasi dapat menyebabkan terbentuknya hidrat dan mengganggu aliran proses pada sistem NGL Recovery sehingga berpengaruh terhadap kondisi operasi dan produksi. Sistem dehidrasi di Gas Plant Lapangan X memiliki masalah yaitu aliran yang tidak seimbang sehingga salah satu tower Molsieve menjadi lebih cepat jenuh dibandingkan tower lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan solusi terbaik dalam mengatasi permasalahan tersebut. Terdapat 3 alternatif solusi yang akan dikaji pada penelitian ini, adalah: 1) Melakukan modifikasi sistem perpipaan pada aliran masuk ke sistem dehidrasi, 2) Memasang indikator dan katup pada aliran masuk sehingga pembagian aliran dapat di kontrol dan 3) Melakukan perubahan mode operasi pada sistem kontrol dehidrasi dari 2 tower adsorpsi dan 1 tower regenerasi menjadi 1 tower adsorpsi, 1 tower regenerasi dan 1 tower stand by. Kajian teknis dilakukan untuk mencari alternatif dengan ukuran diameter dan tinggi media yang paling mendekati dengan kondisi aktual sistem dehidrasi yang terpasang. Dari hasil kajian teknis, alternatif 3 memiliki ukuran diameter sebesar 2.814,48 mm dan tinggi media sebesar 3.090,76 mm, ukuran tersebut mendekati dengan diameter tower yang terpasang sebesar 2.600 mm dan tinggi media molsieve sebesar 3.438 mm. Kajian ekonomi dilakukan untuk mencari nilai IRR dan NPV paling besar serta nilai pay back period paling kecil. Dari hasil kajian ekonomi menunjukkan alternatif 3 memiliki nilai NPV dan IRR paling besar yaitu sebesar IDR 91.947.878.171 untuk NPV dan 86,3 % untuk IRR, alternatif 3 juga memiliki nilai pay back period paling singkat yaitu 2 tahun. Dari hasil kajian teknis dan ekonomi alternatif 3 adalah alternatif yang paling layak untuk diterapkan dalam mengatasi permasalahan ketidakseimbangan aliran pada sistem dehidrasi.

 


The dehydration system is a process unit in a gas plant that is used to absorb the water content contained in the gas stream. Decreasing the performance of the dehydration system can lead to the formation of hydrates and disrupt the process flow of the NGL recovery system, thereby affecting operating and production conditions. The dehydration system at the Field X Gas Plant has a problem of imbalance flow, so that one of the towers becomes saturated faster than others. This research aims to find the best solution to overcome these problems. There are three alternative solutions: 1) Modifying the piping system for the inlet flow to the dehydration system; 2) Installing a flow indicator and control valve for the inlet flow so that the flow distribution can be controlled; and 3) Changed the operating mode of the dehydration control system from 2 adsorption towers and 1 regeneration tower to 1 adsorption tower, 1 regeneration tower, and 1 stand-by tower. A technical study was carried out to find an alternative with a tower diameter and media height closest to the actual conditions of the installed dehydration system. From the results of the technical study, alternative 3 has a diameter of 2,814.84 mm and a media height of 3,090.76 mm. This size is close to the diameter of the installed tower of 2,600 mm, and the height of the molsieve media is 3,438 mm. Economic studies are carried out to find the highest IRR and NPV values and the smallest payback periods. From the results of economic studies, alternative 3 has the highest NPV and IRR values of IDR 91.947.878.171 for NPV and 86.3% for IRR. Alternative 3 also has the shortest payback period of 2 years. From the results of technical and economic studies, alternative 3 is the most feasible alternative to be applied to overcome the problem of imbalance flow in a dehydration system.

 

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tetra Mutiara Afifah
"Indonesia memiliki potensi gas bumi yang besar dimana salah satu pemanfaatannya adalah pemenuhan kebutuhan listrik. Berdasarkan rasio elektrifikasinya, Nusa tenggara Timur memiliki nilai terendah se-indonesia, yaitu sebesar 88%. Sementara, Nusa Tenggara Barat memiliki rasio elektrifikasinya sebanyak 99% yang belum mencapai target rasio elektrifikasi 100%. Dalam rangka meningkatkan distribusi listrik ke Nusa Tenggara, pembangkit listrik berbahan bakar gas akan dibangun dimana gas bumi akan dikirim dalam bentuk LNG. Pengembangan LNG skala kecil digunakan untuk memenuhi kebutuhan gas di Nusa tenggara dimana LNG akan dikirim dari kilang Tangguh atau Donggi-senoro menggunakan skema logistik milk-run ke 10 terminal penerima. Biaya transportasi paling rendah didapatkan dengan skenario logistik yang dibagi kedalam tiga klaster dengan masing-masing klaster dikirim menggunakan kapal 19.500 dari kilang Donggi. Harga jual LNG yang didapatkan adalah 13,6 USD/MMBTU dengan margin sebesar 2 USD/MMBTU. Skema ini juga dinilai layak untuk diinvestasikan dimana IRR, NPV, dan PBP adalah 19,59%, USD 149.459.736, dan 6 tahun.

Indonesia has a large natural gas potential where one of the uses is to fulfill electricity needs. Based on its electrification ratio, East Nusa Tenggara has the lowest electrification ratio in Indonesia, which is 88%. Meanwhile, West Nusa Tenggara has an electrification ratio of 99% which has not yet reached the 100% electrification ratio target. In order to increase electricity distribution, gas-fired power plants will be built where natural gas will be delivered in the form of LNG. The development of small-scale LNG will be used to fulfill gas demand in Nusa Tenggara where LNG will be sent from the Tangguh and Donggi refineries using a milk-run logistics scheme and CVRP method. The lowest transportation cost is obtained with a logistics scenario divided into three clusters which each cluster being shipped using a 19,500 vessel. The selling price of LNG obtained is 13.6 USD/MMBTU with a margin of 2 USD/MMBTU. This scheme is also considered feasible for investment where the IRR, NPV and PBP are 19.59%, USD 149,459,736, and 6 years, respectively."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naufal Muflih Ramadhon
"Transesterifikasi adalah reaksi kimia yang digunakan untuk mengubah minyak hewani menjadi biodiesel yang dapat digunakan. Pada penelitian ini, bahan bakar biodiesel disintesis dari lemak sapi dalam reaktor menggunakan katalis CaO yang disintesis dari cangkang telur bebek. Katalis CaO berbasis limbah disintesis dari cangkang telur bebek melalui proses kalsinasi pada suhu 900 OC selama 2 jam. Transesterifikasi dilakukan pada suhu 55 OC pada 6 sampel dengan variasi penggunaan jumlah katalis (1.5 wt%, 6.5 wt%, dan 10 wt%) serta variasi katalis CaO komersial dan limbah. Katalis yang disintesis dari cangkang telur itik menghasilkan kadar Kalsium Oksida (CaO) sebesar 93.2%. Hasil pengujian sampel terbaik diperoleh untuk biodiesel dengan katalis 6.5% berbahan dasar limbah dan 10% katalis komersial. Untuk biodiesel dengan katalis berbasis limbah 6.5%, rendemen 90.75%, densitas 855.1 kg/m3, viskositas 5.73 mm2/cst, keasaman 1.69 mg-KOH/g, dan bilangan yodium 30.87 g-I2/100g. Untuk biodiesel dengan katalis berbasis limbah 10%, rendemen 90.81%, densitas 860.5 kg/m3, viskositas 6.52 mm2/cst, keasaman 2.03 mg-KOH/g, dan bilangan yodium 27.51 g-I2/100g. Angka keasaman standar tidak tercapai dimana maksimumnya adalah 0.5 mg-KOH/g.

Transesterification is a chemical reaction used to convert animal oils into usable biodiesel. In this study, biodiesel fuel was synthesized from beef tallow in a reactor using a CaO catalyst which also synthesized from duck eggshells. Waste-based CaO catalyst synthesized from duck eggshells through a calcination process at 900 OC for 2 hours. Transesterification carried out at a temperature of 55 OC on 6 samples with variations in the use of the amount of catalyst (1.5 wt%, 6.5 wt%, and 10 wt%) as well as variations of commercial and waste based CaO catalysts. The catalyst synthesized from duck eggshells obtained a yield of 93.2% amount of Calcium Oxide (CaO). The synthesized biodiesel also tested for its chemical and physical properties to fulfill the Indonesian National Standard (SNI). The best sample test results were obtained for biodiesel with 6.5% catalyst from waste-based and 10% catalyst from commercial. For biodiesel with 6.5% waste-based catalyst, 90.75% yield, 855.1 kg/m3 density, 5.73 mm2/cst viscosity, 1.69 mg-KOH/g acidity, and 30.87 g-I2/100g iodine number. For biodiesel with 10% waste-based catalyst, 90.81% yield, 860.5 kg/m3 density, 6.52 mm2/cst viscosity, 2.03 mg-KOH/g acidity, and 27.51 g-I2/100g iodine number. The standard acidity number is not reached where the maximum is 0.5 mg-KOH/g."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deju Kevin Paulus
"Gas alam merupakan campuran gas yang mudah terbakar dari senyawa hidrokarbon sederhana. Gas alam sudah menjadi sumber energi alternatif yang banyak digunakan banyak kalangan. LNG merupakan salah satu contoh gas alam. Tahapan pendistribusian LNG diawali dengan mengeksplor gas alam, lalu menyaring hingga sesuai dengan spesifikasi yang dikehendaki, setelah itu ada proses liquefaction yang bertujuan untuk mengubah fase gas menjadi fase cair. Setelah gas sudah menjadi cair, LNG akan ditransportasikan dengan kapal tanker khusus. Ketika sampai tujuan, LNG akan dimasukan kedalam tangka penyimpanan (storage). Sebelum didistribusikan, LNG akan diubah lagi fasenya menjadi gas kembali dengan proses regasifikasi. Proses regasifikasi ini melibatkan air laut atau fluida lain dalam proses peningkatan suhu LNG. Dalam prosesnya banyak sekali energi dingin dari proses regasifikasi yang terbuang. Energi dingin yang terbuang ini dapat dimanfaatkan sebagai alat penukar kalor yang ada pada organic rankine cycle. Organic rankine cycle menggunakan fluida propane sebagai fluida kerjanya dikarenakan titik didih lebih rendah daripada air. Perancangan ORC ini dilakukan dengan cara mendesain alat penukar kalor yang ada pada rancangan tersebut. Hasil rancangan alat penukar kalor memiliki batas agar tidak over design dan minimnya pressure drop. Hasil rancangan alat penukar kalor dari siklus ORC ini memiliki effisiensi 75% hingga 99%.

Natural gas is a flammable mixtured gas of simple hydrocarbon compounds. Natural gas has become an alternative energy source that is commonly used. LNG is one of natural gas. The LNG distribution stage begins with exploring natural gas, then filtering it according to the desired specifications, then there is a liquefaction process that aims to change the gas phase into a liquid phase. After the gas has become liquefied, the LNG will be transported by special tankers. When it reaches its destination, LNG will be included in the storage tank. Before being distributed, LNG will be converted into gas again by a regasification process. This regasification process involves seawater or other fluids in the process of increasing the temperature of LNG. In regasification process, a lot of cold energy is wasted. This wasted cold energy can be used as a heat exchanger in the organic rankine cycle. Organic rankine cycle uses propane as its working fluid because its boiling point is lower than water. The design of this ORC, started in heat exchanger of ORC. The results of the design of the heat exchanger have a limit so heat exchanger not to get over design and minimalize pressure drop. The design results of the heat exchanger from the ORC cycle have an efficiency of 75% up to 99%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Fajar Adiputra
"Sebagai perusahaan negara yang memiliki tugas melistriki nusantara PT PLN Persero harus memenuhi penyediaan energi listrik secara efisien. Akhir tahun 2014 dicanangkan Program Nasional untuk memperkuat sistem listrik di Indonesia melalui program 35.000 MW. Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik RUPTL 2018-2027 menyebutkan sebesar 22,2 perencanaan pembangunan pembangkit listrik baru adalah pembangunan pembangkit dengan menggunakan gas sebagai energi primer. Diperlukan jenis pembangkit gas yang tepat untuk dibangun berdasarkan pola operasi pembangkit, sehingga akan menghasilkan pembangkit yang beroperasi secara efisien. Untuk mendapatkan efisiensi dan nilai ekonomi dari pengembangan pembangkit listrik gas yang tepat, digunakan metode perhitungan Levelized Cost of Electricity LCOE yang dihitung berdasarkan Net Present Value NPV selama umur operasi pembangkit gas, dengan memperhitungkan biaya investasi, biaya operasi, biaya pemeliharaan dan biaya penyediaan bahan bakar. Penggunaan pembangkit listrik mesin gas dengan tipe siklus terbuka untuk pola operasi pemikul beban puncak peaker menghasilkan biaya penyediaan energi listrik sebesar 1,976.84 IDR/kWh dapat menghemat biaya penyediaan energi listrik PLN sampai dengan sebesar Rp 15 Miliar per tahun. Penggunaan pembangkit listrik turbin gas dengan tipe siklus terbuka untuk pola operasi pemikul beban sistem load follower menghasilkan biaya penyediaan energi listrik sebesar 1,209.24 IDR/kWh dapat menghemat biaya penyediaan energi listrik PLN sampai dengan sebesar Rp 16 Miliar per tahun. Penggunaan pembangkit listrik turbin gas dengan tipe siklus gabungan untuk pola operasi pemikul beban dasar base load menghasilkan biaya penyediaan energi listrik sebesar 1,021.35 IDR/kWh dapat menghemat biaya penyediaan energi listrik PLN sampai dengan sebesar Rp 73 Miliar per tahun.

As a state owned enterprises that has an assignment to electricity whole Indonesia, PT PLN Persero should meet the provision of electric energy efficiently. The end of 2014 is the National Program to strengthen the electricity system in Indonesia through the 35,000 MW program. Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik RUPTL 2018 2027 mentions 22.2 of the planned development of new power plants is the construction of power plants using gas as primary energy. The right type of gas power plant is needed to build on the operating mode of the plant, thus generating efficiently operated plants. To obtain the efficiency and economic value of the development of the appropriate gas power plant, the calculated Levelized Cost of Electricity LCOE calculated based on the Net Present Value NPV over the life time of the gas power plant operation, taking into account investment costs, operating costs and maintenance costs as well fuel costs. The use of open type gas engine power plants for peak load operation mode resulted in a cost of electricity supply of 1.976,84 IDR kWh can save PLN 39 s electricity supply costs up to Rp 15 billion per year. The use of a gas turbine power plant with an open cycle type for the load follower operating mode generates a cost of electricity supply of 1.209,24 IDR kWh can save PLN 39 s electricity supply costs up to Rp 16 billion per year. The use of gas turbine power plant with combined cycle type for base load mode generates electricity cost of 1.021,35 IDR kWh can save PLN electricity supply cost up to Rp 73 Billion per year."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T51527
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusro Hakimah
"Biaya bahan bakar pada umumnya adalah biaya paling besar yaitu kira-kira 60 persen dari biaya operasi keseluruhan. Pengendalian biaya operasi ini merupakan hal yang pokok karena optimalisasi biaya bahan bakar dapat menghemat biaya operasi serta dapat menghasilkan keuntungan yang maksimal bagi perusahaan.Konfigurasi pembebanan atau penjadwalan pembangkit yang berbeda dapat mengakibatkan biaya operasi pembangkit yang berbeda pula, tergantung dari karakteristik masing-masing unit pembangkit yang dioperasikan. Penjadwalan pembangkit sangat penting bagi pengoperasian suatu pembangkit, terutama pembangkit termal, karena berkaitan langsung dengan biaya bahan bakar.Adapun kombinasi kerja unit pembangkit yang paling ekonomis adalah untuk keluaran daya dengan beban sebesar 40 MW, maka biaya bahan bakar paling ekonomis 801,76 dolar perjam.Untuk keluaran daya dengan beban sebesar 50 MW maka biaya bahan bakar paling ekonomis 1124,38 dolar perjam. Untuk keluaran daya sebesar 60 MW maka biaya bahan bakar paling ekonomis 1314,22 dolar perjam. Untuk keluaran daya sebear 80 MW maka biaya bahan bakar paling ekonomis 1617,5 dolar perjam."
Palembang: Fakultas teknik Universitas tridinanti palembang, 2016
600 JDTEK 4:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Luthfi
"Naskah ini bertujuan mengetahui potensi sistem pembangkit listrik tenaga biogas menggunakan genset sebagai sumber energi alternative pada daerah bencana. Indonesia menjadi negara yang berisiko mengalami bencana berdasarkan data World Risk Index pada tahun 2014-2016. Gempa Bumi Palu menunjukan energi listrik menjadi kebutuhan penting saat bencana. Berdasarkan peraturan BNPB No. 17 Tahun 2009, genset diperlukan sebagai unit pembangkit listrik di daerah bencana. Biogas dapat menjadi alternative pembangkit listrik di daerah. Metode penelitian yang digunakan dengan menentukan metode perlakuan biogas yang tepat Variasi bahan bakar dan pembebanan, kapasitas mesin dilakukan untuk mengetahui kinerja genset. Didapatkan hasil produksi biogas akan optimal setelah 10 hari retensi biomassa, 90 menit pemurnian H2O di bag absorbent. Dilakukan pengujian genset 1 kW menggunakan bensin dan biogas dengan beban 200 W, 400 W, dan pengujian genset 3 kW menggunakan gas metana dengan beban 400 W, 750 W ,1000 W, 1500 W. Pada persentase beban yang serupa, SFC secara berurutan dari paling tinggi yaitu gas metana, biogas dan bensin dan efisiensi termal genset 3 kW lebih tinggi dibanding 1 kW. Daya aktif per beban yang dihasilkan genset 1 kW dan genset 3 kW relatif sama.

This paper aims to find out the potential of a biogas power plant system using generator sets as an alternative energy source in disaster areas. Indonesia is a country at risk of experiencing a disaster based on World Risk Index data for 2014-2016. The Palu Earthquake shows that electricity is an important necessity during a disaster. Based on BNPB regulation No. 17 of 2009, generator sets are needed as units of electricity generation in disaster areas. Biogas can be an alternative power plant in the area. The research method used to determine the appropriate biogas treatment method Variation of fuel and loading, engine capacity is carried out to determine the performance of the generator. Obtained biogas production will be optimal after 10 days of biomass retention, 90 minutes of purification of H2O in bag absorbent. The 1 kW generator set was tested using gasoline and biogas with a load of 200 W, 400 W, and testing a 3 kW generator using methane gas with a load of 400 W, 750 W, 1000 W, 1500 W. high, namely methane gas, biogas and gasoline and the thermal efficiency of a 3 kW generator set is higher than 1 kW. Active power per load produced by a 1 kW generator and 3 kW generator is relatifly the same."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yosi Carolina
"Kegiatan produksi minyak dan gas bumi dapat dikatakan sebagai fasilitas industri yang sangat kompleks dengan berbagai jenis peralatan proses dan fasilitas pendukungnya. Pemeliharaan berperan penting dalam menjaga dan meningkatkan ketersediaan aset yang mempengaruhi produktivitas operasional. Namun seringkali masalah utama terjadi dalam melakukan perawatan yaitu tidak tersedianya suku cadang yang menyebabkan downtime peralatan yang cukup lama sehingga berdampak pada produktivitas dan keuntungan perusahaan. Manajemen suku cadang memiliki peran penting dalam mengklasifikasikan dan mengelola barang dengan mempertimbangkan karakteristik suku cadang. Makalah ini mencoba untuk mengisi kesenjangan dalam literatur mengenai kriteria dari perspektif logistik dan pemeliharaan yang sesuai untuk gas plant dengan menentukan klasifikasi berdasarkan persyaratan kekritisan dan jumlah suku cadang untuk perencanaan operasi dan pemeliharaan fasilitas pemrosesan gas dengan kriteria yang berbeda dari literatur sebelumnya yaitu production loss dan frequency of spare part damage. Metode yang digunakan dalam makalah ini adalah klasifikasi multi kriteria (AHP) dengan perspektif pemeliharaan dan logistik untuk kriteria tersebut. Berdasarkan hasil pengolahan data, maka output yang ingin disampaikan oleh penulis adalah mengusulkan data baru persediaan yang ada di gas plant dengan menggunakan expert judgement untuk menentukan jumlah masing-masing spare part, setelah itu nilai dari penghematan yang telah dilakukan akan diketahui.

Oil and gas production activities can be regarded as a very complex industrial facility with various types of process equipment and supporting facilities. Maintenance plays an important role in maintaining and increasing the availability of assets that affect operational productivity. However, often the main problem occurs in carrying out maintenance, namely the unavailability of spare parts which causes equipment downtime which is quite long so that it has an impact on the productivity and profits of the company. Spare parts management have an important role in classifying and managing items by considering the characteristics of spare parts. This paper attempts to fill the gap in the literature regarding the criteria from a logistical and maintenance perspective suitable for gas plants by determining the classification based on criticallity requirements and the number of spare parts for planning operation and maintenance of gas processing facilities with different criteria from previous literature, namely production loss and frequency of spare part damage. The method used in this paper is a multi-criteria classification (AHP) with a maintenance and logistikal perspective for the criteria. Based on the results of data processing, the output to be conveyed by the author is to propose new data on existing inventories in the gas plant by using expert judgment to determine the amount of each spare part for critical items, after that the value of the savings that have been made will be known."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>