Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 113 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Armini Hadriyati
Abstrak :
Makanan adalah salah satu bahan pokok dalam rangka pertumbuhan dan kehidupan bangsa serta mempunyai peranan penting dalam pembangunan nasional. Karena itu masyarakat harus dilindungi keselamatan dan kesehatannya dari ancaman makanan yang tidak memenuhi syarat. Diantara makanan yang tidak memenuhi syarat adalah makanan daluwarsa yaitu makanan yang telah lewat tanggal daluwarsa atau telah lewat batas akhir suatu makanan dijamin mutunya, sepanjang penyimpanannya mengikuti petunjuk yang diberikan oleh produsen. Kepatuhan pemilik sarana penjual makanan minuman terhadap peraturan Menteri Kesehatan tentang makanan daluwarsa seringkali menimbulkan masalah dalam peredaran makanan karena dengan masih banyaknya ditemukan makanan daluarsa di lokasi penjualan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tentang tingkat kepatuhan dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilik sarana penjual makanan minuman terhadap peraturan tentang makanan daluwarsa di propinsi Jambi tahun 2001. Penilaian terhadap kepatuhan dilakukan terhadap 105 pemilik sarana penjual makanan minuman. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan pemilik sarana penjual makanan minuman yang ingin diketahui terdiri dari pendidikan, pengetahuan, sikap terhadap peraturan tentang makanan daluwarsa, faktor pendukung yaitu penyuluhan peraturan tentang makanan daluwarsa dan faktor pendorong pengawasan dan sanksi. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif menggunakan rancangan potong lintang (Cross Sectional). Analisis data dilakukan secara univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian menunjukkan proporsi kepatuhan pemilik sarana penjual makanan minuman cukup rendah (50%) dan faktor yang berhubungan secara bermakna dengan kepatuhan terhadap peraturan tentang makanan daluwarsa adalah faktor sikap dan pengetahuan pemilik sarana penjual makanan minuman. Dari hasil penelitian disarankan pada pihak pemerintah yaitu balai POM Jambi supaya metode penyuluhan atau pembinaan yang dilakukan secara komprehensif sehingga pengetahuan terhadap peraturan dapat lebih ditingkatkan. Frekuensi pengawasan lebih ditingkatkan dan juga memberikan sanksi yang lebih keras terhadap pelanggaran yang telah dilakukan secara berulang-ulang.
The Factors that Related to the Obedience of Foods and Beverages Seller on the Regulation of Expired Date Foods in Jambi Province, 2001 Food is one of the basic commodities for the growth of the nation and having an important role in national development.. So they should be protected from the threat of their health and also the foods which so not fulfil safety and quality requirement. Among the foods that which so fullfil safety and quality requirement are date marking the foods used over than the date that best for used or it had been expired date to be used in guaranteed quality, and as long as they stored that stated in the producers instruction. The obedience of foods retail seller to the regulation of the Minister of Health on date marking often rises problem in distributing them, since there were still found lot of expired foods in market place. The objective of this study was to identify the description of the obedience level and the factors that related to foods retail seller on the regulation of date marking in Jambi Province, 2001. The assessment of the obedience was conducted to 105 retail sellers of foods and beverages. The factors that related to the obedience of foods retail seIIers which to be identified among others education, knowledge, attitude to the regulation on expired food, supporting factor was education of regulation on date marking and encouraging factors were controlling and sanction. This study used quantitative approach, and the study design was cross sectional. The data was analysis by univariate, bivariate and multivariate. The result of this study showed that the proportion of the obedience foods retail seller was enough low (50%) and the factors that significantly related to the obedience of the regulation on date marking was attitude and knowledge of the foods retair seller. Referring to the result of this study, it is recommended to the government, e.i. The Center for Drug and Food Control, Jambi should give education and extension comprehensively, so the knowledge to the regulation on date marking can be improved. The frequency of controlling should be improved and also giving harder sanction to who trespasser that it was done in several times.
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T2431
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asri Laksmi Riani
Abstrak :
ABSTRAK
Mutu modal manusia yang meliputi pendidikan, kesehatan dan keamanan akan mempengaruhi tingkat kualitas pekerja (sumber daya manusia). Dari segi kuantitas pekerja, akan dipengaruhi oleh faktor-faktor demografi yang meliputi: fertilitas, mortalitas dan migrasi. Dengan meningkatnya mutu modal manusia melalui kualitas dan kuantitas akan meningkatkan produktivitas di dalam proses produksi. Selain dipengaruhi oleh mutu modal manusia tingkat produktivitas juga dipengaruhi oleh investasi dan teknologi. Tingkat produktivitas akan mempengaruhi besarnya penghasilan, ditambah dengan pendapatan di luar usaha (non labor income) akan diperoleh total pendapatan. Selanjutnya, besarnya pendapatan dan faktor-faktor demografi akan mempengaruhi besarnya kebutuhan hidup yang terdiri dari: sandang, pangan, papan, keamanan, pendidikan, keamanan dan biologis. Pangan akan mempengaruhi status gizi keluarga. Pendidikan akan mempengaruhi tingkat teknologi yang berperan di dalam proses produksi. Dengan terpenuhinya kebutuhan hidup hal ini akan mempengaruhi tingkat kesejahteraan keluarga, yang mana dengan tingkat kesejahteraan keluarga yang semakin tinggi akan semakin meningkatkan mutu modal manusia. Sedangkan besarnya investasi dipengaruhi oleh besarnya tabungan yang berasal dari besarnya pendapatan.

Tesis ini hendak melihat faktor pangan sebagai salah satu dari kebutuhan hidup yang akan mempengaruhi status gizi keluarga. Permintaan terhadap komoditi makanan akan mempengaruhi tingkat konsumsi kalori yang akhirnya akan mempengaruhi status gizi keluarga. Semakin meningkat status gizinya maka akan meningkatkan kesejahteraan keluarga yang pada gilirannya akan meningkatkan mutu modal manusia. Konsumen di dalam membelanjakan uangnya untuk bahan makanan pada umumnya dipengaruhi oleh harga, besarnya pendapatan dan selera. Baik harga dari komoditi yang bersangkutan maupun komoditi lain yang berfungsi sebagai barang substitusi maupun sebagai barang komplementer. Sebagai penjabaran dari selera antara lain adalah: pekerjaan, umur, pendidikan istri dan tempat tinggal. Faktor-faktor harga, pendapatan dan selera demikian pula tingkat elastisitas harga dan pendapatan akan mempengaruhi jumlah kalori dan jenis komoditi makanan yang dikonsumsi oleh rumahtangga.

Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan mengenai permintaan bahan makanan di beberapa daerah Indonesia menunjukkan bahwa besarnya konsumsi kalori dan jenis komoditi makanan yang dibelanjakan oleh rumahtangga dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain seperti yang dilakukan oleh Kuntjoro. yaitu besarnya pengeluaran rumahtangga sebulan, dan oleh Nenot adalah tempat tinggal, tingkat pendidikan ibu rumahtangga. Lekir dengan menggunakan analisa AIDS untuk data Susenas 1981 mengemukakan bahwa harga komoditi makanan merupakan faktor yang mempengaruhi permintaan dan menunjukkan beberapa hasil temuannya mengenai besarnya nilai elastisitas harga dan pengeluaran yang mempengaruhi besarnya konsumsi makanan di beberapa daerah Indonesia. Demikian pula yang dilakukan oleh Timmer dan Alderman.

Data yang digunakan di dalam menganalisa konsumsi makanan di Daerah Istimewa Yogyakarta adalah Susenas tahun 1990, dengan 144 sampel rumahtangga dan PSU (primary sampling unit)-nya adalah kode sampel. Komoditi makanan seluruhnya meliputi 218 jenis yang dikelompokkan menjadi tujuh kelompok komoditi, terdiri dari kelompok komoditi beras; umbi-umbian; ikan, daging, telur, susu; sayur, kacang, buah; minyak, bumbu; minuman (bahan minuman); dan konsumsi lain yang terdiri dari makanan jadi, minuman jadi dan tembakau-rokok. Variabel yang digunakan adalah total pengeluaran rumahtangga; harga komoditi makanan; umur istri; sumber penghasilan; tempat tinggal; dan pendidikan istri.

Alat analisis yang digunakan adalah model permintaan yaitu model AIDS (Almost Ideal Demand System) yang mula-mula dikembangkan oleh Deaton dan Muellbauer, dengan memasukkan restriksi homogen, restriksi simetri dan adding-up ke dalam model. Adapun metode pendugaan parameter sistem yang digunakan adalah metode SIR (Seemingly Unrelated Regression) dari Zellner. Untuk menghi tung elastisitas digunakan hasil pendugaan parameter yang memasukkan restriksirestriksi, akan diperoleh nilai elastisitas harga sendiri, elastisitas pengeluaran dan elastisitas harga silang.

Dari perhitungan pendugaan parameter dapat dibandingkan antara pendu gaan parameter tanpa restriksi dengan pendugaan parameter yang menggunakan restriksi. Hasilnya adalah, dari sejumlah 98 parameter yang diduga dengan uji taraf signifikansi 1-10 persen, menunjukkan bahwa jumlah koefisien yang nyata tampak meningkat pada pendugaan parameter yang memasukkan restriksi homogen dan simetri, baik menurut tempat tinggal (perkotaan dan pedesaan) maupun menurut tingkat pendidikan istri (tidak sekolah dan tidak tamat SD serta pendidikan SD plus). Hal ini menunjukkan bahwa perilaku konsumsi makanan di D.I.Yogyakarta memenuhi sifat simetri dan homogen seperti yang dinyatakan di dalam teori.

Dari hasil perhitungan elastisitas yang berasal dari nilai pendugaan parameter dengan restriksi homogen dan simetri (SUR) menunjukkan, bahwa elastisitas harga sendiri seluruhnya bertanda negatif, baik menurut tempat tinggal maupun menurut tingkat pendidikan istri. Di perkotaan nilainya berkisar antara -0.277 (kelompok ikan, daging, telur, susu) dan -1.360 (kelompok minuman). Sedangkan di pedesaan nilainya berkisar antara -0.272 (kelompok ikan, daging, telur, susu) dan -1.359 (kelompok minuman). Baik di perkotaan maupun di pedesaan menunjukkan pola yang sama. Kelompok minuman adalah yang paling elastis terhadap perubahan harganya, dengan nilai yang sedikit lebih tinggi di perkotaan, yang menunjukkan bahwa dengan meningkatnya harga minuman sebesar satu persen akan berdampak menununkan konsumsi tersebut sebesar 1.360 kalori. Sedangkan nilai yang paling rendah elastisitasnya menurut tempat tinggal adalah pada kelompok ikan, daging, telur, susu dengan nilai lebih rendah di pedesaan dibandingkan dengan perkotaan. Dilihat menurut tingkat pendidikan istri menunjukkan kondisi yang hampir sama dengan menurut tempat tinggal. Namun menurut tempat tinggal, nilai kelompok umbi-umbian nampak lebih elastis dibandingkan dengan kelompok beras. Sedangkan menurut tingkat pendidikan istri yang terjadi adalah sebaliknya. Adapun kelompok komoditi yang lain menunjukkan pola yang sama antara menurut tempat tinggal dengan menurut tingkat pendidikan istri. Di kedua tingkat pendidikan istri, nilai elastisitas harga sendiri berkisar antara -0.277 (kelompok ikan, daging, telur, susu) dan -1.377 (kelompok minuman) dengan urutan yang sama pada kedua tingkat pendidikan istri. Secara keseluruhan penduduk di D.I.Yogyakarta yang rata-rata berpendapatan sebesar Rp.123.181,71, rata-rata bekerja di bidang pertanian, istri rata-rata berumur 43 tahun serta konsumsi kalori per kapita per hari sebesar 1.758,66 berperilaku, menurut hasil perhitungan elastisitas harga sendiri, seluruh kelompok komoditi bertanda negatif. Kelompok minuman dan konsumsi lain menunjukkan nilai yang paling elastis terhadap perubahan harganya, sedangkan kelompok ikan, daging, telur, susu memperlihatkan keadaan yang paling tidak peka terhadap perubahan harganya.

Perhitungan elastisitas pengeluaran menunjukkan bahwa menurut tempat tinggal, di perkotaan maupun di pedesaan memperlihatkan pola yang sama. Kelompok konsumsi lain dan kelompok sayur, kacang, buah merupakan kelompok makanan luks. Sedangkan kelompok komoditi lainnya merupakan makanan pokok. Perilaku konsumsi dari kelompok ikan, daging, telur, susu nampak yang paling tidak peka terhadap perubahan pendapatan dengan nilai masing-masing sebesar 0.756 di perkotaan dan 0.751 di pedesaan. Dilihat menurut tingkat pendidikan istri, nampak pola yang hampir sama di kedua tingkat pendidikan istri seperti halnya kondisi menurut tempat tinggal. Kelompok konsumsi lain; kelompok sayur, kacang, buah dan umbi-umbian merupakan makanan luks di kedua tingkat pendidikan istri. Sedangkan kelompok komoditi lainnya merupakan makanan pokok. Secara keseluruhan di D.I.Yogyakarta yang rata-rata berpendapatan Rp.I23.181,71, rata-rata bekerja di bidang pertanian, istri rata-rata berumur 43 tahun dan konsumsi kalori per kapita perhari sebesar 1.758,66 menunjukkan bahwa kelompok konsumsi lain; sayur, kacang, buah; dan umbi-umbian merupakan kelompok makanan luks deingan nilai masing-masing sebesar: 1.124; 1.101; dan 1.011, sedangkan kelompok lainnya terdiri kelompok beras; ikan, daging, telur, susu; minyak, bumbu; dan minuman merupakan makanan pokok.

Hasil perhitungan elastisitas harga silang, menunjukkan bahwa hubungan antara kelompok beras dengan kelompok ikan, daging, telur, susu; sayur, kacang, buah; dan konsumsi lain merupakan barang komplementer. Sedangkan hubungan antara kelompok beras dengan kelompok umbi-umbian; minyak, bumbu; dan minuman menunjukkan hubungan substitusi. Kondisi demikian terjadi di daerah pedesaan, perkotaan maupun di kedua tingkat pendidikan istri. Dilihat secara keseluruhan (di perkotaan dan di pedesaan) bahwa dampak dari peningkatan harga kelompok beras akan menurunkan konsumsi terhadap masing-masing kelompok barang komplementer secara lebih lambat dibandingkan dengan adanya peningkatan harga pada masing-masing kelompok barang komplementer pengaruhnya terhadap konsumsi kelompok beras menurun secara lebih cepat. Namun dengan kebijakan peningkatan harga kelompok beras dampaknya terhadap konsumsi barang-barang substitusi akan semakin meningkat secara lebih lambat dibandingkan dengan peningkatan harga kelompok barang-barang substitusi terhadap konsumsi kelompok beras yang meningkat secara lebih cepat.
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Houghton Miffiln, 1967
641 FOO
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Pasaribu, Pardomuan
Abstrak :
Dewasa ini pemberian jasa atau pelayanan kepada masyarakat semakin beragam dan kompleks serta tidak diberikan oleh unit pelayanan pemerintah saja, tetapi juga diberikan oleh unit swasta. Dengan demikian, maka sudah saatnya pemerintah untuk siap dan harus mampu bersaing dengan unit pelayanan jasa yang diberikan oleh swasta. Iklim persaingan tersebut merupakan peluang sekaligus tantangan bagi perusahaan untuk bertahan hidup, atau tetap menjalankan usahanya. PD Dharma Jaya sebagai salah satu bentuk Perusahaan Daerah menurut UU No. 5 Tahun 1962, bersifat suatu kesatuan produksi yang bersifat memberi jasa, menyelenggarakan pemanfaatan umum, dan memupuk pendapatan. Selanjutnya dalam SK Gubernur DKI Jakarta Nomor. 890 Tahun 1987, bertujuan membantu dan menunjang kebijakan umum Pemerintah Daerah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya konsumen daging dan petani ternak. Namun, pada saat terjadinya krisis moneter perusahaan mengalami kerugian usaha dari tahun 1997 sampai dengan tahun 2000. Jika hal ini berlangsung terus, misi perusahaan dalam memberikan pelayanan umum khususnya untuk konsumen daging dan petani ternak tidak akan berhasil. Oleh karena itu perusahaan memerlukan sebuah strategi yang tepat untuk mengatasi masalah yang terjadi. Langkah awal dalam merumuskan strategi, terlebih dahulu mengevaluasi situasi saat ini dan meninjau para pengambil keputusan strategis dalam hal ini badan pengawas dan dewan direksi PD. Dharma Jaya. Kemudian melakukan analisis situasi melalui pengamatan lingkungan eksternal dan lingkungan internal perusahaan untuk mengetahui peluang dan ancaman yang dihadapi dan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan, serta juga untuk mengetahui kapabilitas yang ada dan atau yang dapat dilakukan perusahaan untuk mencapai keunggulan bersaing. Metodologi penelitian yang dilakukan untuk memperoleh data primer dan data sekunder dengan menggunakan penelitian deskriptif. Data primer melalui kuesioner dan wawancara terhadap 7 (tujuh) responden yang dianggap mampu dalam menjelaskan faktorfaktor lingkungan strategis yang mempengaruhi kinerja perusahaan. Sedangkan data sekunder berupa laporan kegiatan, keuangan dan protil perusahaan, serta data statistik dan laporan lainnya dari instansi lain yang berhubungan dengan penulisan. Dan hasil penelitian diketahui posisi strategi bersaing untuk kegiatan usaha perdagangan daging dan ternak potong adalah strategi pertumbuhan konsentrasi melalui integrasi horizontal, dimana perusahaan dapat mengembangkan usahanya melalui penambahan volume penjualan untuk mencapai skala ekonomis yang lebih besar dalam produksi dan pemasarannya untuk meperoleh peningkatan laba. Dimana dalam melakukan strategi pertumbuhannya perusahaan sambil melakukan perbaikan atas kelemahankelemahan internal yang ada. Untuk menunjang keberhasilan strategi pertumbuhan konsestrasi yang dilakukan dalam peningkatan penjualannya, perusahaan dapat melakukan strategi penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk. Disamping itu perusahaan melakukan strategi untuk mengembangkan sumber dayanya melalui integrasi ke hulu untuk ketersediaan daging dan ternak potong; pemilikan armada angkutan daging secara bertahap; peningkatan SDM untuk ketersediaan pegawai baik jumlah maupun kualitas; penyediaan fasilitas penelitian dan pengembangan; peningkatan reputasi perusahaan dengan penyediaan produk dan jasa yang aman, sehat, utuh dan halal. Serta strategi generik dalam usaha perdagangan daging dan ternak potong, menerapkan strategi keunggulan biaya secara menyeluruh. Saran yang dapat diambil untuk Pemda DKI Jakarta dalam mendukung keberhasilan pelaksanaan strategi pertumbuhan konsentrasinya, yaitu: disarankan melakukan restrukturisasi organisasi perusahaan daerah menjadi perseroan terbatas. Restrukturisasi organisasi perusahaan selain untuk kemandirian dan konsistensi kinerja perusahaan, juga dimaksudkan untuk memperoleh dana segar dalam mendanai pengembangan usaha perdagangannya. Kemudian saran untuk peneliti lanjutan, dapat melakukan penelitian penyediaan jasa pemotongan hewan yang berguna bagi peningkatan kesejahteraan konsumen daging dan petani ternak. Daftar Pustaka : 42 Buku, 2 Artikel, 14 Lain-lain (1980 - 2003
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12211
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simorangkir, Victor
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Rachman Putra
Abstrak :
Penelitian ini berusaha untuk menganalisis faktor yang dapat menstimulasi pembelian makanan organik di Indonesia. Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa terdapat gap antara niatan dengan perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan terkait pembelian makanan organik atau yang biasa disebut dengan “green gap”. Kerangka Stimulus–Organism–Behavior–Consequence (SOBC) digunakan dalam penelitian ini untuk memberikan pemahaman berbeda terkait pembelian makanan organik konsumen. Sepengetahuan penulis, baru sedikit penelitian yang dilakukan dengan menggunakan kerangka SOBC dalam konteks pembelian makanan organik. 327 data cross-sectional dari pembeli makanan organik dikumpulkan menggunakan metode online self-administrated survey. Partial least squares – structural equation modeling (PLS-SEM) digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Hasilnya menunjukkan bahwa dalam kerangka SOBC, kesadaran akan kesehatan dan kepedulian lingkungan berperan sebagai stimulus bagi individu dalam pembelian makanan organik. Individu ini direpresentasikan oleh faktor internal yang meliputi keterbukaan terhadap perubahan, identitas diri dan identitas diri etis berhubungan secara positif dengan keinginan untuk melakukan pembelian, yang pada akhirnya menjadi perilaku pembelian makanan organik yang sesungguhnya sebagai konsekuensinya. Temuan ini menunjukkan bahwa produsen makanan organik perlu secara jelas menekankan nilai kesehatan dan lingkungan yang ditawarkan oleh produk mereka. Implikasi teoritis dan manajerial lainnya juga dibahas dalam penelitian ini. .......This research attempts to analyze factors that may stimulate the purchase of organic food in Indonesia. Previous research has shown that there is a gap between consumer intention and behavior in decision making regarding the purchase of organic food or what is known as the green gap. Stimulus–Organism–Behavior–Consequence (SOBC) framework was used in order to provide a different insight towards consumer organic food purchase. To the authors best knowledge, little research has utilized SOBC framework in the context of organic food purchase. Cross-sectional data of 327 organic food buyers were collected using online self-administered survey. Partial least squares – structural equation modeling (PLS-SEM) was used to test the proposed theoretical model. The findings suggest that within SOBC framework, health consciousness and environmental concern act as stimulus for individuals to purchase organic food. These individuals were represented by three internal factors of openness to change, self-identity, and ethical self-identity positively related to willingness to purchase, which ultimately become stated buying behavior of organic food as the consequence. These findings imply that the producers of organic foods should specifically emphasize the health and environmental value offered by their products. Other theoretical and managerial implications are discussed in this research.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel Christianto
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas dari faktor-faktor yang mempengaruhi model theory of planned behavior dalam konteks niat membeli makanan organik oleh Generasi Y / Milenial di Indonesia. Sebagai salah satu negara berkembang dengan penduduk yang didominasi oleh Milenial, Indonesia memiliki pasar makanan dan minuman organik yang potensial. Studi ini akan berkontribusi pada literatur dengan memberikan bukti tentang bagaimana peran health consciousness, environmental concern, perceived availability, perceived affordability, attitude, subjective norms, dan perceived behavioral control dalam mempengaruhi purchase intention makanan organik masyarakat Indonesia. Analisis dilakukan menggunakan Structural Equation Modeling dengan data yang dikumpulkan melalui survei elektronik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat kepedulian lingkungan, pengetahuan akan makanan organtik, dan keterjangkauan yang dirasakan konsumen, maka semakin tinggi juga sikap positif Milenial yang terbentuk terhadap produk makanan organik. Attitude memediasi hubungan antara environmental concern, knowledge of organic foods, serta perceived affordability terhadap purchase intention makanan organik ......This study aims to determine the effectiveness of the factors that influence the theory of planned behavior model in the context of intention to buy organic food by Generation Y / Millennials in Indonesia. As a developing country with its population dominated by Millennials, Indonesia has a potential organic food and beverage market. This study will contribute to the literature by providing evidence on how the role of health consciousness, environmental concern, perceived availability, perceived affordability, attitude, subjective norms, and perceived behavioral control in influencing the purchase intention of Indonesian people's organic food. The analysis was carried out using Structural Equation Modeling with data collected through an electronic survey. The results showed that the higher the level of environmental awareness, knowledge of organic food, and perceived affordability of consumers, the higher the positive attitude of Millennials formed towards organic food products. Attitude mediates the relationship between environmental concern, knowledge of organic foods, and perceived affordability on purchase intention of organic food.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wening Dharmastuti
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian mengenai aktivitas amilolitik kapang dan sakarolitik khamir penghasil alkohol dari ragi tapai telah dilakukan. Sebanyak 22 isolat kapang dan 10 isolat khamir berhasil diisolasi dari ragi tapai yang berasal dari 5 daerah berbeda, yaitu Aceh, Bengkulu, Medan, Pontianak, dan Sulawesi. Penapisan isolat kapang secara kualitatif dan semi-kuantitatif dilakukan dengan metode iodin. Aktivitas amilase kapang secara kualitatif ditentukan berdasarkan ukuran zona bening setelah diteteskan dengan pereaksi iodin. Penapisan aktivitas amilase secara semi-kuantitatif diukur dengan spektrofotometer pada 620 nm. Hasil penapisan secara kualitatif menunjukkan bahwa isolat ZMDN1, ZMDN2, dan ZRS1 masing-masing memiliki diameter zona bening yang sama sebesar 85 mm. Penapisan secara semi-kuantitatif menunjukkan bahwa isolat ZMDN1 dan ZRS1 memiliki nilai transmitan (T) sebesar 96%, sedangkan isolat ZMDN2 memiliki nilai transmitan (T) sebesar 45%. Aktivitas amilase tiga isolat kapang terpilih diukur lebih lanjut menggunakan metode Dinitrosalicyclic Acid (DNS). Hasil menunjukkan bahwa isolat ZMDN1 memiliki nilai aktivitas amilase tertinggi sebesar 8,53 U/mL sedangkan aktivitas terendah, 4,88 U/mL dihasilkan oleh isolat ZRS1. Berdasarkan pengamatan karakter morfologi makroskopis dan mikroskopis, ketiga isolat kapang terpilih diduga merupakan anggota genus Amylomyces. Hasil penapisan khamir berdasarkan pertumbuhan sel dan pembentukan gas CO2 di dalam tabung Durham menunjukkan bahwa ketiga isolat khamir YPN2, YBKL1, dan YPN1 mampu tumbuh baik pada medium PDB dengan penambahan 15% glukosa. Produksi alkohol berdasarkan pembentukan CO2 oleh YPN2 telah terlihat dalam 24 jam, sementara isolat khamir YBKL1 dan YPN1 terlihat dalam 48 jam. Ketiga isolat khamir terpilih diduga merupakan anggota filum Ascomycota berdasarkan karakter morfologi dan kemampuan memfermentasi glukosa untuk menghasilkan alkohol dan CO2.
ABSTRACT
A research on screening of amylolytic molds and saccharolytic yeasts from ragi tapai has been done. Twenty two isolates of mold and ten isolates of yeast were isolated from ragi tapai originating from five regions in Indonesia. The five regions are Aceh, Bengkulu, Medan, Pontianak, and Sulawesi. Qualitative and semi-quantitative screening of mold isolates were carried out by iodine method. The amylase activity of molds were qualitatively determined based on the formation of clear zones after flooding with iodine reagent. Semi-quantitative screening of amylase activity was measured by spectrophotometer based on the highest transmittance value at 620 nm. Qualitative screening results showed that ZMDN1, ZMDN2, and ZRS1 isolates have the same clear zone diameter of 85 mm. Semi-quantitative screening showed that ZMDN1 and ZRS1 isolates have 96% transmittance value, whereas ZMDN2 isolates has 45% transmittance value. Based on the screening results, the three mold isolates were thought to have the highest amylase activity. The amylase activity of the three selected molds was measured further using the Dinitrosalicyclic Acid (DNS) method. The highest amylase activity value was produced by ZMDN1 isolate (8.53 U/mL), while the lowest amylase activity value was produced by ZRS1 isolate (4.88 U/mL). Based on the macroscopic and microscopic morphological characteristics, the three selected isolates belong to the genus Amylomyces. Yeast screening results based on cell growth and formation of CO2 gas in Durham tubes showed that the three yeast isolates were able to grow well on the PDB medium with the addition of 15% glucose. Alcohol production based on CO2 formation by YPN2 was detected in 24 hours, while YBKL1 and YPN1 was detected in 48 hours. The three selected yeast isolates are members of the phylum Ascomycota, based on morphological characteristic and ability to ferment glucose to produce alcohol and CO2.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dellaneira
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan frekuensi konsumsi fast food pada siswa-siswi SMAN 35 Jakarta. Pada penelitian ini, frekuensi konsumsi fast food sebagai variabel dependen dan variabel independennya adalah Online Food Ordering, jenis kelamin, pengetahuan gizi dan fast food, preferensi fast food, uang jajan, perilaku emotional eating, pengaruh peer group dan pengaruh media sosial. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional. Pengambilan data dilakukan pada bulan April 2020 kepada 164 siswa-siswi kelas 10 dan 11 SMAN 35 Jakarta yang dipilih dengan stratified random sampling. Data dikumpulkan melalui pengisian kuesioner secara daring (online). Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara univariat, bivariat menggunakan chi-square, dan multivariat dengan uji regresi logistik ganda. Hasil menunjukkan bahwa sebanyak 73,8% responden memiliki tingkat konsumsi fast food yang tinggi yaitu mengonsumsi fast food > 3 kali per minggu. Hasil juga menunjukkan bahwa kebiasaan Online Food Ordering, pengetahuan gizi dan fast food, perilaku emotional eating, pengaruh peer group dan pengaruh media sosial berhubungan dengan konsumsi fast food pada remaja. Analisis multivariat menunjukkan pengetahuan gizi dan fast food sebagai faktor dominan yang berhubungan dengan konsumsi fast food pada remaja. Peneliti menyarankan kepada pihak sekolah untuk bekerja sama dengan Puskesmas atau Suku Dinas Kesehatan untuk dapat memberikan program edukasi kepada siswa terkait perilaku makan yang sehat dan sesuai dengan pedoman gizi seimbang


3 times per week. The results also showed that Online Food Ordering habits, knowledge of nutrition and fast food, emotional eating behavior, peer group influence and social media influence were related to adolescent fast food consumption. Multivariate analysis shows knowledge of nutrition and fast food as the dominant factors related to fast food consumption in adolescents. This study suggest the school to collaborate with Public Heath Center or Health Service Office to increase education to students regarding healthy eating behavior and in accordance with the guidelines for balanced nutrition

Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eureka Desanta
Abstrak :
Di era modern, perkembangan industrial dan meningkatnya populasi dunia menaruh tanah pertanian dalam tekanan yang membuat manusia melakukan apapun untuk memperbaiki produksi pertanian yang sedang dalam tekanan krisis pertanian, hama yang tak terkontrol dan kesuburan tanah yang buruk. Oleh karena itu Badan Pangan dan Pertanian (FAO) menyarankan untuk mengimplementasikan pertanian organik untuk melestarikan lingkungan dunia yang menghasilkan panen makanan organi untuk manusia. Di Indonesia, konsumsi makanan organik mulai berkembang dan menjadi konsumen potensial di masa depan. Saat pandemi COVID-19, dilaporkan makanan organik di Indonesia meningkat permintaan nya. Berdasarkan fenomena tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menganalisa intensi beli terhadap makanan organik dengan menggunakan variabel health consciousness, consumer knowledge, dan subjective norms sebagai faktor dalam sikap konsumen dan intensi beli terhadap makanan organik dan selain itu consumer attitude sebagai peranan mediasi untuk purchase intention. Penelitian ini dapat mengumpulkan 205 responden dari Indonesia yang pernah membeli makanan organic saat pandemic COVID- 19 untuk mengisi kuesioner secara online dan dianalisa menggunakan Structural Equation Modelling (SEM). Penemuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa consumer attitude, consumer knowledge dan subjective norms memiliki pengaruh signifikan pada purchase intention sedangkan environmental concern dan health consciousness terhadap hubungan pada purchase intention telah dimediasi penuh oleh consumer attitude. ...... In this modern era, industrial development and increasing population of the world put agricultural land under pressure which makes people do anything to improve the production of agriculture under the pressure of crisis in agriculture, uncontrolled pests, and bad fertility. Hence, Food and Agricultural Organization (FAO), suggest implementing organic agriculture to preserve the world environment which harvest the organic foods for the people. In Indonesia, the organic food consumption starts emerging and could become the potential consumer in coming years. During pandemic of COVID-19, it reported that organic foods in Indonesia is increased in terms of demand. Based on the phenomenon, this research aims to analyzed the intention to purchase towards organic foods by using the variables of health consciousness, environmental concern, consumer knowledge, and subjective norms as a factors of consumer attitude and purchase intention towards organic food while consumer attitude as mediating role to purchase intention towards organic foods. The research was gathered 205 respondents from Indonesia that bought organic foods during COVID-19 pandemic to fill the online questionnaire and then analyzed using Structural Equation Modelling (SEM). The findings showed that consumer attitude, consumer knowledge and subjective norms have a significant influence on purchase intention while environmental concern and health consciousness in its relationship on purchase intention has been fully mediated by consumer attitude.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>