Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 103 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mujiati
Abstrak :
Kajian ini mempunyai latar belakang masalah pentingnya pangan sebagai kebutuhan azasi manusia, adanya pergeseran pembangunan ketahanan pangan dan ketergantungan Jakarta terhadap daerah produsen atau impor untuk memenuhi ketersediaan pangan. Pokok masalah penelitian ini adalah "apa rumusan strategi pengembangan ketahanan pangan dan apa prioritas strategi pengembangan ketahanan pangan di Propinsi DKI Jakarta". Penelitian bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif, menggunakan data sekunder dan primer dan kuisioner terhadap 16 responden yang memahami dan berkecimpung dalam pengembangan ketahanan pangan. Analisis data menggunakan Matrik Intemal-Ekstemal dan Proses Hirarki Analitik (PHA) dengan alat bantu software Expert Choice 2000. Peluang untuk pengembangan ketahanan pangan di Propinsi DKI Jakarta adalah: (1) kebijakan impor beras; (2) kebijakan OPK dan RASKIN; (3) kebijakan penetapan harga gabah/beras; (4) subsidi pupuk dan kredit; (5) perkembangan teknologi informasi, komputer dan transportasi; (6) otonomi daerah; (7) perkembangan teknologi pertanian; dan (8) komitmen pemerintah. Faktor ancaman meliputi: (1) perubahan iklim/alam; (2) globatisasi; (3) perubahan situasi politik; (4) laju inflasi; dan (5) fluktuasi nilai rupiah. Kekuatan untuk pengembangan ketahanan pangan di Propinsi DKI Jakarta adalah: (1) ketersediaan sarana dan prasarana perdagangan; (2) ketersediaan sarana dan prasarana transportasi; (3) keberadaan lembaga keungan; (4) keberadaan asosiasi dan kelembagaan pangan; (5) ketersediaan SDM; (6) partisipasi masyarakat; dan (7) kerjasama Mitra Praja Utama. Faktor kelemahan meliputi: (1) keterbatasan lahan pertanian; (2) ketergantungan pasokan pangan; (3) keterbatasan modal petani; (4) meningkatnya jumlah penduduk; (5) terbatasanya akses informasi ketahanan pangan; (6) kemiskinan; (7) pola konsumsi beras; dan (8) belum adanya institusi ketahanan pangan. Hasil analisis dengan Matrik Internal-Ekstemal diperoleh hasil total nilai faktor internal 2,576 dan nilai faktor eksternal 2,722 sehingga strategi yang sesuai adalah strategi growth. Rumusan strategi yang dikembangkan meliputi: (1) pengembangan dan peningkatan intensitas jaringan kerjasama; (2) peningkatan kapasitas distribusi pangan; (3) pembangunan sistem cadangan pangan; (4) peningkatan keberdayaan dan partisipasi masyarakat; dan (5) pengembangan diversifikasi dan konsumsi pangan. Hasil analisis dengan Proses Hirarki Analitik (PHA) diperoleh faktor untuk pengembangan ketahanan pangan di Propinsi DKI Jakarta adalah kepastian pasokan pangan (bobot 0,457), sistem distribusi pangan (bobot 0,289), diversifikasi konsumsi pangan (bobot 0,131), dan sistem penyimpanan pangan (bobot 0,122). Aktor yang berpengaruh meliputi Pemda DKI (bobot 0,365), BUMD/swasta (bobot 0,314), masyarakat (bobot 0,163) dan pemerintah pusat (bobot 0,158). Prioritas straegi adalah: (1) pengembangan dan peningkatan intensitas jaringan kerjasama (bobot 0,277); (2) peningkatan kapasitas distribusi pangan (bobot 0,247); (3) peningkatan keberdayaan dan partisipasi masyarakat (bobot 0,163); pembangunan sistem cadangan pangan (bobot 0,161); dan (5) pengembangan diversifikasi dan konsumsi pangan (bobot 0,152). Prioritas altematif kelembagaan berturut-turut:(1) pemerintah dan swasta (bobot 0,621); (2) pemerintah murni; dan (3) swasta murni/mekanisme pasar (bobot 0,179). Pelaksanaan alternatif strategi memerlukan koordinasi dengan pemerintah pusat, kerjasama dengan pihak lain yang terkait, dan dukungan kebijakan sektor lain seperti ekonomi, kesehatan, sosial, politik dan lain-lain. Hal lain yang perlu dilakukan adalah peningkatan daya beli masyarakat untuk mencapai Pola Pangan Harapan (PPH) dan pemetaan ketahanan pangan tingkat wilayah dan rumah tangga.
Strategy of Development Food Security in DKI Jakarta ProvinceDKI Jakarta doesn't have enough land to food production. in order to adequate the needed of food, DKI Jakarta Province must supply them from others region or import. The research objectives are to (1) formulated of strategy development food security in DKI Jakarta Province with identified strengths, weaknesses, opportunities and threats and (2) formulated priority of strategy development food security in DKI Jakarta Province. Data analysis with Matrix Internal Factor Evaluation (IFE), External Factor Evaluation (EFE), Matrix Internal-External and Analytical Hierarchy Process (AHP). The opportunities of developing food security in DKI Jakarta Province are (1) import rice policy; (2) targeted price subsidy policy; (3) floor price policy; (4) fertilizer and food security subsidies; (5) information, computer and transportation technologies; (6) local autonomy; (7) development agriculture technology; and (8) government commitment. The threats are (1) climate alteration; (2) globalization; (3) national politic situation; (4) inflation rate; and (5) Rupiahs kurs. The strengths are: (1) trade infrastructure; (2) transportation infrastructure; (3) finance institution; (4) food association and institution; (5) human resource; (6) community participation; and (7) cooperate with other provinces. The weaknesses are: (1) land agriculture limited; (2) dependences to other region or import; (3) capital farmer limited; (4) increasing population; (5) limited information of food security; (6) poverty; (7) consumption model; and (8) there is not special food security institution yet. Results Internal - External analysis are 2,576 for internal score and 2,722 for external score. The formulation and priority strategies are: (1) developing and improving of network cooperation intensity (0,277); (2) improving distribution of food capacity (0,247); (4) developing of food stock system (0,161); (3) improving community empowerment and participation (0,163); (5) diversification of food production and consumption (0,152). DKI Jakarta Province should coordinate with central government and mapping food security in local and household level for implementing strategies.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T14017
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Trisnawati
Abstrak :
Biaya untuk makanan mempakan salah satu bagian terbesar dari biaya pengelolaan rumah sakit. Untuk itu perencanaan yang baik sangat diperlukan untuk mengontrol biaya dan menyesuaikannya dengan tingkat pelayanan yang diperlukan. Kepala instalasi gizi harus mampu melihat kondisi ekonomi dan perubahan tingkat pelayanan akan berpengaruh terhadap jumlah anggaran biaya yang diperlukan. Instalasi gizi RSUD Tangerang setiap tahun telah membuat anggaran untuk biaya makanan namun pada lima tahun anggaran terakhir yaitu tahun 1994/1995 - 1998/1999 anggaran yang diajukan selalu berbeda dengan realisasinya. Penelitian ini bertujuan merumuskan model perencanaan anggaran makan pasien rawat inap pada RSUD Tangerang sehingga diperoleh nilai anggaran yang tepat untuk meningkatkan efisiensi penggunaan sumber dana. Metode penelitian ini menggunakan analisis kecenderungan secara serial waktu dan uji korelasional. Data statistik diolah secara komputerisasi dengan menggunakan program minitab refease 11. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tahun 1994/1995 - 1998/1999 antara usulan anggaran biaya makanan yang dibuat oleh instalasi gizi dengan realisasi biaya belanja makanan adalah berbeda. Selisih antara usulan anggaran dengan realisasi biaya belanja makanan berkisar antara 2% hingga 24%. Hasil analisis korelasi regresi didapatkan hubungan antara biaya belanja makanan dengan BOR dan rata-rata harga makanan tiap pasien per hari , yang dapat digunakan sebagai model perencanaan anggaran, sebagai berikut: Realisasi biaya belanja (ribu) = 28.840 + 5,8 (rata-rata harga makanan tiap pasien per hari) - 17.000 (BOR). Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kecenderungan perbedaan antara usulan anggaran dan realisasi belanja makanan tersebut adalah meningkat. Besarnya biaya belanja makanan dipengaruhi oleh BOR dan rata-rata harga makanan tiap pasien per hari. Untuk mendapatkan anggaran yang tepat maka perlu observasi dan analisis lebih lanjut terhadap pedoman pemberian makanan pasien rawat inap RSUD Tangerang dan realisasinya untuk mengetahui apakah anggaran yang diberikan oleh rumah sakit dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan pedoman pemberian makanan pasien rawat inap yang telah ditetapkan. ......Food cost is one of the biggest operating expenses for a hospital. Therefore, a comprehensive plan is necessary in order to control the expenses and to adjust the level of services. The head of the Nutrition Unit has to be able to determine how far the economic condition and the alteration of level of services might influence the total budget for food. The Nutrition Unit at RSUD Tangerang commits to develop budget plan for food cost annually. However, during the last tive year-budget (1994/1995 to 1998/1999), the budget for food cost was never the same with the actual expenses. The purpose of the research is to formulate a method of budgeting food cost for inpatient, in order to acquire the most accurate budget to increase the efticiency of using the budget. The method of the research is based on time series analysis and regression correlation test. Statistical data is analysed with computer using Minitab release 11 programme. The report shows that the budget was different with actual food cost The difference about 2% - 24 %. The result Regression Correlation analysis determines that total food cost is affected by Bed Occupancy Rate (BOR) and Average food cost per patient per day. Therefore the author concludes that food cost can be predicted through this formula; food cost budget (thousand) = 28.840 + 5,8 (Average food cost per inpatient per day) - 17.000 (Bed Occupancy Rate). In conclusion, The differences between the budget and actual food cost seems to increase from year to year. lt is also noted that other factors that affect budget for food cost are BOR and Average food cost per inpatient per day. To acquire the most accurate budget, the author Ends that the management needs to conduct observation and further analysis for the existing standard of providing food for inpatient at RSUD Tangerang towards the actual practice. This is aiming to learn whether the approved budget is able to meet the requirements of the standard or not.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Sundari
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ketahanan pangan rumah tangga menurut karakteristik rumah tangga di Indonesia dengan analisis deskriptif dan analisis multinomial logit, serta menentukan karakteristik rumah tangga yang perlu intervensi Raskin di Indonesia Tahun 2011. Hasil analisis deskriptif dan analisis multinomial logit menemukan bahwa rumah tangga lebih tahan pangan bila pendidikan kepala rumah tangga semakin tinggi, jumlah anggota rumah tangga kecil, pekerjaan kepala rumah tangga di non pertanian, pendapatan per kapita besar, dan daerah tempat tinggal di perkotaan. Raskin relatif tepat sasaran. Raskin sebaiknya diprioritaskan pada rumah tangga yang dikepalai perempuan, berpendidikan dasar, dan bekerja di pertanian maupun non pertanian. Rumah tangga di perdesaan memiliki probabilitas rawan pangan terbesar, sedangkan rumah tangga di perkotaan memiliki probabilitas tahan pangan terkecil. Karakteristik rumah tangga yang tidak berhak menerima Raskin adalah rumah tangga yang dikepalai laki-laki, berpendidikan tinggi, dan bekerja di pertanian maupun non pertanian.
This study aims to analyze the food security of households by household characteristics in Indonesia with descriptive analysis and multinomial logit analysis, and determine the characteristics of households that need intervention of Raskin in Indonesia in 2011. Descriptive analysis and multinomial logit analysis found that households more food secure if the education of household head is higher, number of household members is smaller, the household head work in the non-agricultural, income per capita is larger, and the area where household live in urban areas. Raskin relatively on target. Raskin should be prioritized on womenheaded households, basic education, and and work in agriculture and nonagriculture. Households in rural areas have the largest probability of food insecurity, while urban households had the smallest probability of food security. Characteristics of households that are not eligible to receive Raskin are households headed by men, highly educated, and work in agriculture and nonagriculture.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T42576
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendy Endarwan
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S36489
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Garst, Jonathan
New York: Random House, 1963
338.19 GAR n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Kementrian Kelautan dan Perikanan, 2014
915.95 IND y
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Washington D.C.: The Commission 1980, 1980
363.8 PRE o
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Y. Wahyu Widiasmoro
Abstrak :
Tesis ini membahas Strategi Peningkatan Ketahanan Pangan Masyarakat Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, dimana masih terdapat 38 desa yang termasuk dalam kategori rawan pangan. Tesis ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kerawanan pangan desa yang termasuk dalam kategori rawan pangan dan merumuskan sebuah strategi untuk meningkatkan ketahanan pangan masyarakat Kabupaten Gunungkidul. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan analisis data menggunakan metode SWOT (Strenght Weakness Opportunities Threats). Strategi yang tepat untuk peningkatan ketahanan pangan adalah Strategi ST (Strenght Threats), yaitu strategi yang menggunakan seluruh kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi segala macam ancaman. Hasil analisis SWOT tersebut memperlihatkan bahwa perlu merumuskan strategi baru.
The focus of this study is the improvement Food Security Strategy at Gunungkidul Society, Yogyakarta Province, where there are 38 villages which is categorized of food insecurity. The purpose of this study is to determine the level of food insecurity among villages included in the category of food insecurity and to formulate a strategy to improve food security at Gunungkidul society. This study uses descriptive quantitative data analysis using the SWOT (Strength Weakness Opportunities Threats). The best strategy to increase food security is ST strategy (Strength Threats), ST strategy uses all the strength to overcome all kinds of threats. SWOT analysis shows that it is necessary to formulate a new strategy,
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Wahyuni
Abstrak :
Mendapatkan makanan yang aman adalah hak azasi setiap orang (ICN, Roma, 1992). Pangan merupakan kebutuhan manusia yang sangat mendasar karena berpengaruh terhadap eksistensi dan ketuhanan hidup manusia, baik dipandang dari segi kuantitas maupun kualitas. Untuk itu diperlukan suatu standar yang dapat menghasilkan makanan yang aman dan bermutu. Cara Produksi Makanan yang Baik (CPMB) bagi IRTP merupakan standar yang ditetapkan oleh pemerintah untuk menghasilkan makanan yang aman dan bennutu. Namun, IRTP sebagai usaha sektor informal dimana memiliki banyak kendala dan kelemahan dalam mengembangkan usaha temyata berdampak terhadap penerapan CPMB. Kelemahan dan kendala yang dihadapi oleh usaha sektor informal yang berdampak pada penerapan CPMB pada IRTP adalah : a. Pendidikan pengusaha IRTP yang relatifrendah b. Pendidikan PekeijaiR:rP yang relatif rendah dan kurang trampil c. Kurangnya pembinaan dari pemerintah, terutarna pembinaan berupa pemberian pendidikan dan pelatihan dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan baik pengusaha maupun pekerja di bidang teknologi, menejemen dan pemasaran produk. d. Kurangnya dukungan dalam bentuk modal kerja
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2007
T11528
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>