Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 370 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta : Elex Media Komputindo , 1989
658.15 FIN ft
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Harmondsworth: Middlesex Penguin Books, 1971
658.15 MOD
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Higgins, Robert C.
[place of publication not identified]: Indira, 1996
658.15 Hig at
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Block, Stanley B.
Sydney : Irwin, 1994
658.15 BLO f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Block, Stanley B.
Boston : McGraw-Hill, 2002
658.15 BLO f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
New Jersey: Prentice-Hall, 2005
658.15 FIN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Doni Pinda Supriyanto
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas pengendalian intern pengelolaan keuangan Zakat, Infaq, Shadaqah, dan Wakaf Masjid Ar Raqiib Badan Pengawasan Keuangan Pembangunan (BPKP) dan memberikan saran untuk meningkatkan efektivitas pengendalian intern tersebut serta menganalisis akuntabilitas pelaporan keuangan dan memberi saran untuk meningkatkan akuntabilitasnya. Masjid Ar Raqiib BPKP merupakan salah satu masjid perkantoran yang terletak di Jl. Pramuka Nomor 33, Jakarta Timur. Pengendalian intern pengelolaan zakat, infaq, shadaqah, dan wakaf belum dilaksanakan secara efektif dan memadai serta pelaporan keuangan tidak dilakukan secara tertib dan transparan dan belum menerapkan PSAK 45 dan PSAK 109 serta hanya melaporkan keuangannya sebesar penerimaan dan pengeluaran dana. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Penelitian ini telah menghasilkan simpulan bahwa pengendalian intern belum efektif dan SOP untuk meningkatkan efektivitas pengendalian intern tersebut. Masjid Ar Raqiib BPKP belum sepenuhnya berakuntabilitas, amanah telah ditunaikan, namun pelaporan keuangan belum memadai.

The purpose of this study is to analyze the effectiveness of internal control of financial management Zakat, Infaq, Shadaqah, and wakaf and provide advice to improve the effectiveness and analyze financial statements accountability and provide advice to improve them. Ar Raqiib Mosque of The Financial and Development Supervisory Agency (BPKP) located on Jalan Pramuka Number 33, East Jakarta. Internal control over the management of zakat, infaq, shadaqah, and wakaf has not been implemented effectively and adequately. Financial statement has not been report in an orderly and transparently and has not based on PSAK 45 and PSAK 109. Its only reports its funds in the amount of funds received and disbursed. This research is a qualitative descriptive study with a case study approach. This research has concluded that internal control is not effective enough and Standard Operating Procedure is needed to improve the effectiveness of internal control. Trustworthy has been fulfilled, but financial reporting is inadequate and not fully accountable."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Krisno Aji
"Keberhasilan suatu perusahaan yang berinvestasi dalam bentuk valuta asing diantaranya ditentukan oleh keberhasilan perusahaan tersebut dalam mengetahui besarnya risiko dan memperkirakan return dari masing-masing mata uang. Dengan mengetahui besamya risiko dan return suatu mata uang akan membantu perasahaan dalam membuat rencana dan keputusan dalam berinvestasi dalam bentuk valuta asing tersebut.
Untuk mengetahui risiko suatu mata uang dapat dilakukan dengan mengetahui variance mata uang tersebut. Variance ini dibedakan menjadi unconditional variance dan conditional variance. Conditional variance ini dapat diformulasikan dengan menggunakan model ARCH/GARCH. Model Autoregresive Conditional Heteroscedasticity (ARCH) adalah model time series untuk kondisi heteroscedasticity yang didasarkan pada conditional variance dimana variance adalah fungsi dari variance sebelumnya. Generalized Autoregresive Conditional Heteroscedasticity (GARCH) yang merupakan pengembangan dari model ARCH adalah teknik permodelan time series yang menggunakan peramalan variance niasa lalu untuk meramalkan variance masa depan.
Penelitian ini selain bertujuan untuk mengetahui profil resiko dari mata uang di kawasan Asia khususnya pasca krisis moneter 1997, juga untuk mengetahui besamya pengaruh dari faktor-faktor ekonomi yang mempengaruhinya, yaitu tingkat bunga yang berlaku di negara tersebut, indeks harga saham gabungan masing-masing negara serta kurs mata uang Yen Jepang.
Penelitian ini menggunakan beberapa mata uang di Asia Tenggara yang menggunakan kurs mengambang, yaitu Rupiah, Peso Filipina, Baht Thailand, serta Dollar Singapura. Skala data yang digunakan adalah data harian mulai 1 Januari 1996 sampai dengan 31 Desember tahun 2001 sebagai sumber data.
Metodologi penelitian dilakukan dengan melakukan analisa pergerakan nilai mata uang regional terhadap dollar US dengan dua cara yaitu Time Series dengan melakukan analisis deret waktu atas pergerakan dan volatilitas nilai tukar masing-masing mata uang regional atas US$ harian dengan mencari besarnya conditional variance dengan menggunakan model GARCH, serta menganalisis hubungan antara nilai tukar mata uang regional dengan beberapa variabel yang mempengaruhinya yaitu tingkat suku bunga, indeks harga saham gabungan masing-masing negara, serta pergerakan nilai mata tukar mata uang regional utama yaitu nilai tukar mata uang Yen Japan terhadap USS.
Pengolahan data menggunakan alat bantu software Hviews version 3.0, serfangkan untuk pembuatan grafik menggunakan alat bantu Microsoft Excell 2000.
Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat diketahui bahwa volatilitas nilai tukar mata uang negara-negara Asia Tenggara yaitu Rupiah, Peso Philipina, Dolar Singapura, serta Baht Thailand sampai dengan bulan Juni 1997 cendcrung relatif stabil. Setelah bulan Juli 1997 nilai tukar mata uang keempat negara Asia tersebut sungat volatile. Volatilitas nilai tukar ini menunjukkan risiko untuk memegang mala uang tersebut.
Dari keempat mata uang yang diamati. Setelah terjadinya krisis moneter mata uang Rupiah mengalami depresiasi yang paling besar, disusul mata uang Baht Thailand, Peso Philipina dan Dollar Singapura. Volatilitas nilai tukar mata uang Rupiah juga paling tinggi dibandingkan mata uang lainnya, terulama pada tahun 1998, sedangkan volatilitas mata uang Singapura selama 1996 -2001 cenderung paling kecil dibandingkan mata uang lainnya.
Pergerakan nilai tukar mata uang Rupiah selama masa penelitian yaitu antara tahun 1996 sanipai dengan tahun 2001 kecuali tahun 1997 dipengaruhi oleh indeks harga saham gabungan Jakarta (JCI). Selain faktor tersebut nilai Rupiah pada tahun 1997 juga dipengaruhi oleh nilai tukar mata uang Yen Jepang dan pada tahun 2001 dipengaruhi oleh lag sebelumnya.
Pergerakan nilai tukar mata uang Peso Philipina pada tahun 1997 dan 1998 dipengaruhi oleh nilai tukar mata uang Yen Jepang dan lag sebelumnya. Faktor lain yang berpengaruh adalali indeks harga saham gabungan Philipina yang berpengaruh pada tahun 1998 dan 2000.
Pergerakan nilai tukar mata uang Dollar Singapura dalam periode penelitian yaitu antara tahun 1996 sanipai dengan tahun 2001 dipengaruhi oleh pergerakan nilai tukar mata uang Yen Jepang. Faktor lain yang berpengaruh terhadap nilai tukar mata uang Dollar singapura pada tahun 1998 adalah indeks harga saham gabungan Singapura (STI) dan pada tahun 1996 dan 1997 juga dipengaruhi oleh lag hari sebelumnya.
Pergerakan nilai tukar mata uang Baht Thailand selama masa penelitian yaitu antara tahun 1996 sanipai dengan tahun 2001 dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor lag sebelumnya berpengaruh pada tahun 1996 dan 1997. Faktor Yen Jepang berpengaruh pada tahun 1996 dan 2001, sedangkan indeks harga saham Thailand (SET) pada tahun 1998 berkorelasi negatif terhadap mata uang Baht Thailand.
Dari ketiga variabel tak bebas yang dipergunakan pada umumnya kurs mata uang Yen Jepang berkorelasi positif dengan mata uang Asia Tenggara, sedangkan indeks harga saham gabungan masing-masing negara berkorelasi negatif dengan kurs mata uang nagara-negara tersebut, dimana menguatnya indeks harga saham gabungan berkorelasi dengan menguatnya nilai mata uang masing-masing negara. Dari hasil penelitian juga menunjukkan bahwa tingkat bunga antar bank di masing-masing negara tidak berkorelasi dengan naik turunnya nilai mata uang di negara-negara Asia Tenggara tersebut.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T259
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Agusto W. Adikara
"Perekonomian yang sifatnya semakin global telah raeningkatkan saling ketericaitan dan ketergantungan antar negara Oleh karena itu perubahan di suafci negara akan berdampak pada negara lainnya. Sebagai upaya untuk memanfaatkan globalisasi tersebut khususnya dikaitkan dengan tujuan jangka panjang di bidang ekonomi, pemerintah Indoensia telah melakukan serangkaian deregulasi. Deregulasi diberbagal sektor tersebut diharapkan akan mendukung laju pertumbuhan ekonomi. Salah satu deregulasi yang dilakukan adalah di bidang investasi yang diharapkan akan msndarong foreign direct investment di Indonesia.
Salah satu sektor yang sedang berkembang dan diarahkan menjadi andalan ekspor Indonesia adalah komoditi kelapa sawit. Hal ini didukung oleh adanya comparative advantage bagi Indonesia pada komoditi ini. Dengan adanya deregulasi dan comparative advantage, beberapa investor Malaysia telah mulai menanamkan investasinya di Indonesia.
Malaysia telah lebih dahulu memiliki keunggulan bersaing di bidang kelapa sawit. Saat ini Malaysia merupakan produsen kelapa sawit terbesar di dunia Dengan pengalaman yang dimiliki, ditambah lagi dengan membaiknya harga komoditi kelapa sawit di pasar dunia, semakin banyak investor Malaysia yang mengarahkan investasinya ke Indonesia. Hal ini karena Indonesia memiliki lahan yang sesuai di samping banyaknya tenaga kerja yang tersedia Semakin tingginya minat investor Malaysia menanamkan investasinya pada komoditi kelapa sawtt di Indonesia, juga didorong oleh semakin sempimya lahan yang dimiliki Malaysia serta meningkatnya biaya produksi.
Dalam melakukan investasi, seorang investor akan mempertimbangkan berbagai faktor yang mungkin mempengaruhi modal yang ditaoamoya. Pertimbangan utama suatu investasi dilakukan adalah faktor risiko dan tingkat peogembalian modal. Semakin tinggi risiko atas suatu investasi, semakin tinggi pula tingkat pengembalian yang diminta.
Investasi yang dilakukan di luar negeri, apalagi jika penjualan produk untuk memenuhi permintaan di lebih dari satu negara dan bukan hanya untuk negara dimana investasi tersebut dilakukan, akan menghadapi berbagai risiko. Risiko tersebut akan mempenganihi ants kas perusahaan dan pada akhirnya tingkat pengembalian investasinya. Berbagai risiko yang muagkin dihadapi datam melakukan investasi di luar negeri antara lain risiko bisnis, risiko negara dan risiko nilai tukar mala uang.
Selanjutnya dalam melakukan investasi, investor akan dihadapkan pada darimana sumber pembiayaan untuk investasi tersebut Selain itu jugaperlu diperhitungkan komposisi modal dan pinjaman dalam struktur pembiayaannya. Hal ini akan merapengaruhi tingkat pengembalian dari modal yang diinvestasikan.
Memperhatikan berbagai risiko dalam investasi di luar negeri, investor dihadapkan pada alternatif apakah perusahaan selurubnya dimiliki oleh investor asing atau mengadakaan/otK/ venture dengan investor lokal. Pemilikan perusahaan seluruhnya oleh investor asing selain memiliki kelebihan antara lain lebih mudah dalam melaksanakan kebijakan rmdti sourcing, juga memiliki kelemahan antara lain kurangnya pengenalan perusahaan atas kondisi suatu negara dimana investasi dilakukan.
Didalam melakukan analisis atas investasi yang dilakukan oleh investor Malaysia di Indonesia, ditempuh beberapa langkah perhitungan antara lain penentuati proyeksi nilai tukar, konversi pembiayaan dan pendapatan dari mata uang Dollar Amerika dan Rupiah ke dalam
Ringgit Malaysia, perhitungan cash flow, perhitungan IRR dan perhitungan ERR berdasarkan komposisi pembiayaan.
Nilai tukar dihitung dengan menggunakan technical forecasting dan fundamental forecasting. Technical forecasting menggunakan metode regresi sederhana taopa tetmik penghalusao. Berdasarkan metode tersebut diperoleh basil proyeksi nilai tukar pada suatu waktu tertentu, Sedangkan fundamental forecasting dicari dengan menggunakan metode purchasing power parity dan international fisher effect.
Hasil proyeksi nilai tukar yang akan digunakan dalam perhitungan cash flow, diuji terlebih dahulu dengan menggunakan coefficient of determination (R2). Dari hasil uji tersebut diperoleh coefficient of determination masing-masing sebagai berikut:
RM/USD Rp/USD
Metode Regresi R2= 0,81537 dan 0,9453
PPP R2 = 0,3395 dan 0,8641
fofL. Fisher Effect R2= 0,04478 dan 0,82
Berdasarkan hasil uji tersebut, metode yang dipilih untuk proyeksi adalah technical forecasting dengan regresi sederhana. Hal ini karena proyeksi yang dilakukan dengan menggunakan metode tersebut lebih mendekati kondisi riilnya yang berarti proyeksi dengan menggunakan metode tersebut lebih dapat dipercaya.
Setelah diperoleh proyeksi nilai tukar dan berdasarkan perhitungan project cost, disusun cash flow proyek. Cash flow tersebut disusun dengan menggunakan 10 macam komposisi modal terhadap equity. Dari perhitungan tersebut diperoleh IRR proyek serta ERR dari equity. IRR bervariasi dari 18,89% sampai dengan 20,69%. Semakin besar komposisi equity yang digunakan, IRR semakin besar. Sebaliknya semakin besar pinjaman yang digunakan sebagai sumber pembiayaan, semakin besar ERR dari equity. Hal ini berarti apabila hanya memperhatikan IRR, proyek layak untuk dilaksanakan dengan catatan lebih baik menggunakan equily yang sebesar-besarnya. Apabila lebih mengutamakan ERR dari equity sebagai pertimbangan dari investasi, investasi layak untuk dilaksanakan dengan catatan; jika dimungkinkan; lebih balk menggunakan pinjaman yang sebesar-besarnya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Beti Sakawati Apriani
"RINGKASAN
Proses globalisasi yang terjadi di segala bidang terutama dalam bidang ekonomi dan telekomunikasi, mendorong negara-negara maju untuk lebih memperhatikan sumber daya yang dimiliki oleh negara berkembang. Relokasi industri negara maju ke negara berkembang terus berlangsung dan semakin gencar agar hasil produk mempunyai harga yang cukup bersaing.
Pertumbuhan ekonomi dan industri yang pesat ini mengakibatkan tuntutan pengadaan infrastruktur makin tinggi, termasuk kebutuhan listrik. Penyediaan listrik PLN mengalami pertumbuhan 15,5 % per tahun, tapi masih kurang cepat dibanding dengan pertumbuhan kebutuhan listrik sebesar 18,4 % dan menyebabkan daftar tunggu di PLN amat panjang. Kondisi ini merugikan dunia usaha.
Pemerintah berusaha mengatasi masalah ini dengan membuka industri pembangkit listrik bagi swasta. Walaupun kendala yang dihadapi untuk masuk ke industri ini cukup banyak, namun captive market yang ada cukup menarik bagi investor untuk mengusahakan pembangkitan listrik ini. Pihak pemerintah juga berupaya mengatasi kendala-kendala ini dengan dikeluarkannya UU No. 15 tahun 1985 tentang ketenagalistrikan.
Investasi besar yang harus disediakan pada awal pembangunan menyebabkan terbatasnya pengusaha yang
ii
dapat masuk ke bisnis ini. Pembiayaan bagi proyek semahal ini harus direncanakan dengan hati-hati. Pinjaman luar negeri dengan bunga rendah dapat membiayai proyek ini. Namun dengan kebutuhan dana sebesar USD 200.000.000, batas kredit luar negeri yang diperkenankan pemerintah akan terlewati sehingga kemungkinan untuk mendapatkan ijinnya lebih kecil. Oleh karena itu alternatif strategi pembiayaan yang dapat dipilih untuk penyediaan dana proyek ini adalah dengan pinjaman dalam negeri dan didukung oleh investasi dari para pemegang saham.
Pendanaan sendiri dapat berupa saham individu atau saham publik yang dijual di pasar modal. Saham individu dapat dimiliki oleh beberapa pemegang saham baik pemegang saham pribadi (swasta) maupun pihak bank yang bersindikasi menjadi pemegang saham.
Proyek pembangkitan listrik tenaga gas turbin yang menggunakan gas bum! sebagai bahan bakarnya mempunyai beberapa kelebihan. Harga bahan bakarnya lebih murah dibanding dengan minyak bumi, sisa bakarannya lebih bereih, panas sisa pembakaran dapat digxmakan untuk keperluan usaha lain dan keuntungan yang didapat bagi investor cukup baik bila dilihat dari hasil perhitungan Net Present Value-nya. Kelebihan-kelebihan ini merupakan perangsang bagi investor untuk menanamkan dananya dalam proyek ini."
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>