Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 351 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Senam merupakan salah satu bentuk latihan fisik pada penatalaksanaan osteoporosis
yang dapat bersifat pencegahan dan pengobatan. Bagi seseorang yang menderita
osteoporosis tindakan senam bertujuan untuk rehabilitasi dan mencegah cedera. Gejala
osteoporosis cenderung lebih dirasakan pada lansia karena Iansia merupakan kelompok
yang beresiko tinggi terhadap adanya perubahan kesehatan seiring terjadinya proses
penuaan dan penurunan fungsi sistem tubuh. Senam osteoporosis merupakan upaya
untuk mempertahankan kesehatan lansia secara optimal dalam pemenuhan aktivitas
kehidupan sehari-hari (AKS) secara mandiri. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui
hubungan pelaksanaan senam osteoporosis di ruang rehabilitasi Rumah Sakit
Fatmawati dengan tingkat kemandirian lansia dalam pelaksanaan aktivitas kehidupan
sehari-hari (AKS). Responden pada penelitian ini berjumlah 32 orang."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5483
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Agnes Butet Hanis
"Angka obesitas masyarakat dewasa Kecamatan Cinere masih tergolong tinggi yaitu sebesar 38,10%. Salah satu penyebab obesitas adalah kurangnya aktivitas fisik. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan perilaku aktivitas fisik masyarakat dewasa Kecamatan Cinere. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. 196 masyarakat dewasa Kecamatan Cinere berpartisipasi dalam penelitian ini dengan mengisi kuesioner daring yang disebarkan lewat media sosial. Penelitian ini menunjukkan bahwa 75% masyarakat dewasa Kecamatan Cinere masih kurang beraktivitas fisik. Persepsi manfaat dan hambatan aktivitas fisik, jenis kelamin, IMT, dukungan keluarga dan teman merupakan faktor yang berhubungan dengan perilaku aktivitas fisik. Intervensi yang disarankan untuk dilaksanakan adalah dengan memberikan edukasi dan promosi mengenai pentingnya beraktivitas fisik agar dapat mengurangi persepsi hambatan aktivitas fisik, menyediakan fasilitas aktivitas fisik bagi segala umur, dan mengadakan kegiatan aktivitas fisik bersama untuk meningkatkan semangat dan partisipasi masyarakat dewasa dalam beraktivitas fisik. Intervensi secara khusus untuk meningkatkan perilaku aktivitas fisik bagi masyarakat wanita dan masyarakat berumur dewasa menengah (41-65 tahun) juga disarankan.

The obesity rate of adults in Cinere District is still relatively high, at 38,10%. One of the causes of obesity is lack of physical activity. This study aims to determine the factors that are related to adults’ physical activity in Cinere District. This study used the quantitative method. 196 adults in Cinere District participated in this research by filling out the online questionnaire which was distributed through social media. This study shows that 75% of adults in Cinere District were still lacking physical activity. Perceived benefits and barriers to physical activity, gender, BMI, family and friends’ support are factors related to adults’ physical activity. Suggested interventions are giving education and promotion about the importance and benefits of physical activity to reduce the perceived barriers to physical activity; providing physical activity facilities for all ages; and holding physical activities events together to increase the public enthusiasm and participation. Specifically, intervention to women and middle-aged adults (41 – 65 years old) is also recommended. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Page, R.L.
Oxford : Pergamon Press, 1975
612.044 PAG m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nawanto A. Prastowo
"Waktu latihan mempengaruhi peningkatan kadar antigen t-PA (ant t-PA). Waktu latihan sore meningkatkan kadar ant t-PA lebih tinggi dibanding waktu latihan pagi pada intensitas latihan yang sama. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh waktu latihan aerobik intensitas 60-70% laju jantung maksimal (LJM, 220-umur) selama 15 menit terhadap peningkatan kadar dnt t-PA. Subyek terdiri dari 16 laki-laki sehat, tidak terlatih berumur 25-35 tahun yang menjalani uji sepeda pagi (06.30-08.30 wib) dan sore (15.00-17.00) pada selang waktu 2 hari. Uji Wilcoxon sign ranked menunjukkan peningkatan kadar ant t-PA yang bermakna setelah latihan pagi dan sore sebesar 43,5% (P=0,03) dan 35% (P=0,03). Uji Wilcoxon U menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna antara peningkatan kadar ant t-PA setelah latihan pagi dan sore. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa waktu latihan pagi atau sore tidak berpengaruh terhadap peningkatan kadar ant t-PA pada intensitas latihan sedang.

Increased t-PA antigen (t-PA ant) level during exercise is affected by diurnal variation. Exercise in the afternoon increases t-PA ant higher than exercise in the morning. Purpose of this study was to examine the effect of time of day aerobic exercise on t-PA ant level. Subjects were 16 sedentary, healthy untrained male, performed 2 session ergo cycle at 60-70 maximal heart rate (MHR, 220-age) both Morning (06.30-08.30) and afternoon (15.00-17.00) by 2 days separated. Wilcoxon sign ranked test show t-PA ant increased significantly after exercise in the morning (43.5%, P=0,03) and afternoon (38%, P=0,03) but not significant different between morning and afternoon (P=0,97). It was concluded that time of day exercise did not affect t-PA ant level in moderate aerobic exercise intensity."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2004
T55780
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indrawati
"ABSTRAK
Kanker payudara adalah kanker pada jaringan payudara. Kanker ini merupakan kanker
yang paling umum diderita wanita. Pengalaman dan pengobatan kanker tersebut
mempunyai pengaruh yang besar dalam kualitas hidup pasien, seperti kelemahan,
nausea dan nyeri. Efek samping atau keluhan dari kanker dan pengobatannya cenderung
meningkat selama perawatan dan dapat menetap selama berbulan-bulan atau bertahuntahun.
Untuk mencapai proses penyembuhan dan pemulihan yang baik pada pasien
kanker payudara pasca mastektomi perlu adanya manajemen nyeri yang tepat. Penelitian
ini bertujuan mengidentifikasi pengaruh latihan fisik terhadap nyeri pada pasien kanker
payudara pasca mastektomi di RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi. Desain
penelitian ini adalah quasi eksperiment, khususnya non-equivalent control group dengan
pre dan post test. Sampel berjumlah 30 orang (15 orang kelompok intervensi yang
diberikan 7 hari latihan fisik ditambah analgesik dan 15 orang kelompok kontrol yang
diberikan terapi standar analgesik), yang diambil dengan metode non probability
sampling jenis consecutive sampling. Evaluasi tingkat nyeri dilakukan setiap hari baik
pada kelompok intervensi maupun kelompok kontrol. Hasil penelitian diperoleh adanya
penurunan tingkat nyeri setiap harinya, baik pada kelompok intervensi maupun kelompok
kontrol. Penurunan yang lebih besar terjadi pada kelompok intervensi (p=0,000), artinya
latihan fisik pada pasien kanker payudara pasca mastektomi dapat berpengaruh terhadap
penurunan tingkat nyeri. Rekomendasi hasil penelitian ini perlu adanya penelitian lanjut
dengan jumlah sampel yang lebih besar dan dilanjutkan dengan perawatan di rumah serta
dapat di jadikan salah satu intervensi keperawatan dalam menangani manajemen nyeri
pasca mastektomi.

ABSTRACT
Breast cancer is one of the common types of cancer among women. The trajectory of the
experience for having the disease and its trestment are believed to produce a big effect on
the quality of life of the patients. The experiences such as weaknesses, nauseated, and
pain have to be through by the patients on the daily bases. This side effects and
complaints created form the cancer and its therapy tend to increase during hospitalization
and can be pertinent for months or ever years. Therefore, to achieve a better healing and
recovery processes for the breast cancer patients especially post mastectomy requires the
right pain management.
The purpose of this study is to identify the effect of physical exercise on pain perceived
by the breast cancer patient after mastectomy at Dr Achmad Mochtar General Hospital,
Bukittinggi. The design was a quasi experimental using a non-equivalent control group
with pre and post test approach. There was 30 subjects participated in the study divided
two groups (the intervention group was provided with analgesic and seven days physical
exercise; and, the control group was provided with analgesic only); 15 subjects for each
grup. A non probability sampling method-consecutive type was utilized to gather the
subjects. The pain was evaluated each day to both groups.
The findings of the study demonstrated that there is a daily pain reduction between both
groups. Further, the comparison of the pain reduction between these two group leads to
the bigger pain reduction in the intervention group compared to the control group
(p=0.000). This finding showed that the physical exercise provided to the post
mastectomy-breast cancer patients has a significant effect to reduce the pain level. This
with home care; also this finding can be used as a foundation to involve physical
exercise as on of the nursing intervention in managing post mastectomy pain commonly
experienced by breast cancer patients."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Pada kehamilan trimester ketiga, kehamilan semakin membesar sehingga menimbulkan keluhan tidur yang kurang nyaman. Untuk mengurangi keluhan itu disarankan para ibu hamil melakukan olah raga untuk kebugaran fisiknya dan proses persalinan. Penelitian ini dilakukan di RS Pelni pada Mei 2008 yang bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan senam hamil pada ibu hamil trimester ketiga dengan rasa nyaman pada saat tidur. Desain penelitian deskriptif korelasi dengan cross sectional, menggunakan sampling jenuh. Sampel yang dilibatkan sebanyak 20 responden dengan proporsi 10 ibu hamil trimester ketiga yang mengikuti senarn hamil dan 10 ibu harnil trimester ketiga yang tidak mengikuti senam hamil. Hasil perhitungan sampel dengan populasi terbatas. Analisa data menggunakan uji Chi-square. Jenis instrument yang digunakan berupa angket buatan sendiri. Hasil penelitian N hitung = 0,20, N tabel = 3,841, α = 0,05 yang bermakna bahwa tidak ada hubungan senam hamil pada ibu hamil trimester ketiga dengan rasa nyaman pada saat tidur."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5665
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Tujuan: Untuk membuktikan bahwa olahraga yang sesuai dan minum obat dapat menurunkan tekanan darah diastolik (TDD) ≥ 5 mmHg. Metode Penelitian eksperimen kuasi selama 8 minggu di antara karyawan suatu instansi di Jakarta bulan Maret?Agustus 2008. Semua pengidap prahipertensi dan hipertensi yang ditemukan saat survei diundang mengikuti penelitian eksperimen kuasi. Ceramah diberikan pada awal penelitian, dan konseling sekali seminggu tentang olah raga, minum obat antihipertensi, serta hal terkait upaya penurunan TDD. Analisis memakai regresi Cox. Hasil: Sebanyak 1016 dari 1300 karyawan mengikuti survei tekanan darah, 318 subjek mempunyai TDD 80 mmHg atau lebih. Dari 120 subjek yang sukarela mengikuti eksperimen kuasi sebanyak 104 subjek yang menyelesaikannya. Dibandingkan dengan subjek yang tidak berolahraga dan juga tidak minum obat antihipertensi, subjek yang berolahraga sesuai dan minum obat antihipertensi teratur mempunyai kemungkinan penurunan TDD ≥ 5 mmHg lebih 12 kali [risiko relatif suaian (RRa) = 12,32; 95% interval kepercayaan (CI) = 0,65-234,54; P = 0,095], sedangkan subyek yang berolahraga sesuai atau minum obat antihipertensi namun tidak teratur mempunyai kemungkinan penurunan TDD ≥ 5 mmHg hampir 11 kali (RRa = 10,94; 95% CI = 2,04-58,74; P = 0,05. Subjek dengan TDD = 90-99 mmHg dibandingkan dengan yang TDD = 80-89 mmHg mempunyai kemungkinan penurunan TDD ≥ 5 mmHg 4,8 kali (RRa = 4,75; 95% CI = 1,19-18,65). Subjek yang obes, dengan denyut nadi istirahat bradikardia, serta tekanan nadi rata-rata tinggi tidak terjadi penurunan TDD ≥ 5 mmHg dengan olahraga dan minum obat antihipertensi. Kesimpulan: Kombinasi olahraga sesuai dan minum obat antihipertensi menurunkan TDD ≥ 5 mmHg di antara pengidap (pra-)hipertensi diastolik. Namun pada subjek yang obes, dengan denyut nadi istirahat bradikardi atau tekanan nadi rata-rata tinggi TDD tidak dapat diturunkan dengan olahraga dan minum obat antihipertensi.

Abstract
Aim: To prove that proper exercise and taking antihypertensive medicine may reduce diastolic blood pressure (DBP) by ≥ 5 mmHg. Method: A quasi-experimentation study was done on employees of a government bureau in Jakarta, for 8 weeks from March to August 2008. All prehypertensive and hypertensive subjects were detected through a survey prior to the quasi-experimentation study. A talk was given at the beginning of the quasi-experimentation study, and weekly counseling sessions on exercise, taking medications, and other related topics continued for 8 weeks. Cox regression was used for calculating relative risk. Results: A total 1,016 employees out of 1,300 were involved in this blood pressure survey. Of these, 318 subjects had a DBP of 80 mmHg or more. Out of 120 subjects who voluntarily participated, 104 subjects completed the quasi-experimentation study. Compared to those who did not exercise properly and did not take antihypertensive medicines, subjects who did exercise properly and took medicines regularly had a lower diastolic blood pressure DBP ≥ 5 mmHg by more than 12-fold [adjusted relative risk (RRa) = 12.32; 95% confidence interval (CI) = 0,65-234,54; P = 0.095. However subjects who exercised properly or took antyhypertensive medicines irregularly were found to lower their DBP ≥ 5 mmHg by almost 11 fold [adjusted relative risk (RRa) = 10.94; 95% confidence interval (CI) = 2.04-58.74]; P = 0.005. Subjects with DBP = 90-99mmHg had a decrease of DBP ≥ 5 mmHg 4.8 fold (RRa = 4.75; 95% CI = 1.19-18.65) compared to those with DBP = 80-89mmHg. Compared to the normal subjects, the obese, resting pulse rate bradycardia, and high average pulse pressure subjects had less probability of lowering DBP ≥ 5mmHg, by 87%, 90%, and 65%, respectively. Conclusion: Combine proper exercise and taking antihypertensive medicine was reduce DBP by ≥5 mmHg among DBP (pre-) hypertensive subjects. The obese, bradycardia, or high pulse pressure subjects failed to lowering their DBP ≥5 mmHg by proper exercise and taking antihypertensive medicine."
[Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia], 2010
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Exercise-induced bronchospasm (EIB) sering dijumpai pada atlet remaja. Penelitian untuk mengetahui prevalensi EIB pada atlet remaja di Indonesia belum pernah dilakukan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui prevalensi EIB pada atlet Sekolah Olahraga Ragunan dengan menggunakan tes latihan di laboratorium. Setiap atlet melakukan latihan sepeda statis (Monark, Swedia) hingga mencapai intensitas latihan minimal pada 90% laju jantung maksimal. ?Force expiratory ventilation? (FEV) diperiksa dengan menggunakan spirometri (Minato AS-PAL, Jepang) pada menit ke 0, 5, 10 dan 20 pasca latihan. Diagnosis EIB ditentukan bila terdapat penurunan FEV1 10% atau lebih dibanding nilai basal. Suhu dan kelembaban ruangan selama penelitian berkisar 28°C-31°C dan 74%-82%. Sebanyak 168 atlet mengikuti penelitian ini. Terdapat 23 atlet yang terbukti positif EIB. Persentase penderita EIB terbanyak adalah di cabang taekwondo (54,5%). Jumlah atlet yang terbukti EIB yang berasal dari cabang yang kurang asmogenik sebanyak 16 orang (70%). Terdapat 17 atlet wanita (17,5%) dan 6 atlet laki-laki (8,4%) yang menderita EIB. Ternyata, prevalensi EIB pada atlet remaja cukup besar, dan terjadi lebih banyak pada atlet wanita. Selain itu, tes latihan yang dilakukan di laboratorium dapat mendiagnosis EIB pada atlet dari cabang olahraga yang kurang mencetuskan EIB.

Abstract
Exercise-induced bronchospasm (EIB) is a common condition among adolescent athletes. There has been no study examining the prevalence of EIB among adolescent athletes in Indonesia. This study aimed to get the prevalence of EIB among Ragunan Sport School athletes by laboratory exercise challenge. Subjects performed static cycle ergometer exercise (Monark, Sweden) to reach minimal workload of 90% maximal heart rate. Force expiratory ventilation (FEV1) was examined by spirometry (Minato AS-PAL, Japan) at minute 0, 5, 10 and 20 post exercise. The EIB was defined as a decline of FEV1 as much as 10% or more from baseline value. Room temperature and humidity were 28°C-31°C and 74%-82% respectively. There were 168 athletes from 12 sport types who participated in this study. Among them, 23 athletes (13.7%) were EIB positive. The highest percentage of EIB was in taekwondo (54.5%). Sixteen athletes with EIB (70%) were from less asthmogenic sports. Athletes with EIB consisted of 17 (17.5%) females and 6 (8.4%) males. In conclusion, the prevalence of EIB among adolescent athletes was moderately high, and was more prevalent in female. More over, laboratory exercise challenge could elicit EIB in less asthmogenic sport. "
[Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Universitas Atma Jaya. Fakultas Kedokteran], 2008
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Sri Redjeki
"Kebugaran yang rendah berdampak pada penurunan produktivitas kerja dan daya tahan tubuh terhadap penyakit. Tesis ini bertujuan untuk menilai faktor dominan yang berhubungan dengan kebugaran kardiorespiratori melalui tes bangku 3 menit YMCA. Penelitian ini dilakukan pada guru di Yayasan Asih Putera Kota Cimahi pada bulan Maret 2013. Desain penelitian ini menggunakan metode Crosssectional dengan jumlah sampel 80 orang. IMT ditentukan berdasarkan pengukuran berat badan dan tinggi badan, PLT diukur dengan BIA, aktivitas fisik diketahui melalui pengisian kuesioner Baecke, dan asupan gizi dihitung dengan menggunakan Food record 3 hari.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan norma tes kebugaran bangku 3 menit YMCA sebanyak 66.2 persen guru tergolong tidak bugar. Uji Chi square menyatakan bahwa variabel umur, jenis kelamin, aktivitas fisik, IMT, PLT, asupan gizi berupa energi, karbohidrat, protein, lemak, vitamin B1, B2, B6, B12, Mg, Zn, dan Fe memiliki hubungan bermakna dengan kebugaran kardiorespiratori. Analisis Regresi Logistik Ganda menunjukkan variabel yang paling dominan berhubungan dengan kebugaran adalah aktivitas fisik (p<0.005, OR=48.34). Untuk meningkatkan kebugaran guru, disarankan untuk meningkatkan aktivitas fisik, pengendalian berat badan, pemberian suplemen, serta pembinaan terhadap pedagang makanan.

Phisical fitness has impact on the productivity and the body's resistance to disease. This study aims to assess the dominant factor related to fitness measured by cardiorespiratory endurance using YMCA 3-minute step test method. The subjects study was 80 teachers at Yayasan Asih Putera Cimahi in March 2013. This study using Cross-sectional design. BMI is determined by measuring weight and height, percent body fat measured by BIA, physical activity is known through the Baecke questionnaire, and nutrient intake was calculated by using 3 day Food record. The statistical test used was a Chi Square test and Multiple Logistic Regression for multivariate analysis.
The results showed that 66.2 percent of the teachers classified as unfit group. Chi square test states that the variables age, sex, physical activity, BMI, PLT, a nutritional intake of energy, carbohydrate, protein, fat, vitamins B1, B2, B6, B12, Mg, Zn, and Fe had a significant association with cardiorespiratory fitness. Multivariate analysis showed that the dominant variable is associated with physical fitness is activity (p<0.005, OR= 48.34). It is suggested that sporting activities to have be done in order to increase the physical activity level, weight control, food supplements, as well as guidance to the food vendors.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35729
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Primigravida yang telah mengikuti latihan senam hamil selama kehamilan akan mempengaruhi persepsi terhadap proses persalinan. Pegawai tetap perlu memberikan perhatian dalam memberikan asuhan keperawatan pada ibu yang akan melahirkan pertama kali. Bimbingan yang tepat dan dimengerti oleh ibu yang akan melahirkan dapat membantu proses persalinan berjalan lancar. Tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi ibu primipara terhadap faktor-faktor yang menghambat penerapan latihan senam hamil pada saat persalinan kala I."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
TA5068
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>