Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 132 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fetnayeti
Abstrak :
ABSTRAK
Memperahankan nilai tukar ini BI sering melakukan operasi pasar sehingga dikhawatirkan cadangan devisa akan terkuras untuk operasi pasar tsb. Akhirnya BI menetapkan sistem nilal tukar mengambang terkendali dengan memberikan toleransi devaluasi rupiah terhadap US$ sebesar 3-5%.

Tujuan dari tulisan ini adalah untuk mengetahui kinerja nilai tukar rupiah terbadap mata uang negara mitra dagang utama. Negara mitra dagang utama yang diambil adalah lima negara yaitu Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Singapura dan China yang diambil dari laporan Litbang Depperindag.

Secara umum kinerja nilai tukar rupiah terhadap lima negara mitra dagang utama cenderung melemah, kecuali untuk nilai tukar rupiah terbadap Rmb China dimana nilai tukar rupiah cenderung menguat Kondisi ini terliliat dari perbandingan hasil ramalan nilai tukar yang diperoleh dari perhitungan melalui Purchasing power Parity (PPP) dan Interest Rate Parity (IRP) dengan nilai tukar rupiah yang sesungguhnya terjadi di pasar. Keadaan membalik terjadi sejak tahun 1995 dimana nilai tukar rupiah terlihat cenderung menguat terhadap US$, Yen, DM maupun dolar Singapura.

Namun apa yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 adalah rupiah mengalami goncangan di pasar sehingga menyebabkan kepanikan pelaku ekonomi dan otoritas moneter di Indonesia. Karena tidak bisa dipungkiri bahwa kondisi ini telah menimbulkan rentetan penistiwa yang menimbulkan kerugian ekonomi baik mikro maupun makro. Kondisi ini yang pada akhirnya otoritas moneter menetapkan sistem nillai tukar mengambang dimana nilai tukar sepenuhnya diserahkan pada kekuatan pasar.

lmplikasi dengan melemahnya rupiah terhadap mata uang asing terutama US$ seharusnya memberikan momen yang tepat untuk meningkatkan ekspor Indonesia. Karena salah satu permasalahan yang memperparah krisis mata uang sekarang adalah buruknya kinerja neraca perdagangan, sedangkan cadangan devisa merupakan kunci utama untuk mencegah kemelut mata uang.
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panji nurfirman
Abstrak :
ABSTRAK
Pertukaran mata uang dan pergerakan nilai tukar mata uang asing, khususnya US Dollar, sangat mempengaruhi hampir semua sisi kegiatan bisnis. Sehingga sangat penting bagi pelaku bisnis untuk melakukan analisa dan proyeksi atas pergerakan nilai tukar dalam setiap perencanaan dan pengambilan keputusan bisnis.

Analisis pergerakan nilai tukar dilakukan dengan menganalisa pola pergerakan nilai tukar dan volatilitasnya dan hubungan nilai tukar dengan variabel ekonomi domestik dan suku bunga US Dollar di pasar uang internasional. Sebagai alat analisa digunakan model ekonometrik seperti: Regresi, ARIMA dan ARCH dan GARCH. Periode waktu yang dianalisa dalam karya akhir ¡ni adalah Januari 1994 ? Desember 1999, khusus untuk data mingguan adalah Minggu ke-1 Januari 1996 hingga Minggu ke-4 Desember 1999.

Dalam analisa pergerakan nilai tukar rupiah terhadap US Dollar ditemukan adanya perubahan struktur (structure break) sejak Agustus 1997, saat Bank Indonesia mencabut band intervensi, karena fluktuasi gerakan nilai tukar yang sangat tinggi dibandingkan gerakan normal sebelumnya. Volatilitas yang tinggi terlihat terutama pada gerakan mingguan sehingga harus digunakan model ARCH dan GARCH untuk mengakomodasi volatilitas tersebut. Volatilitas yang tinggi ini menunjukkan tingginya resiko dalam transaksi pertukaran rupiah dan US Dollar. Analisa atas model ARIMA dan ARCH dan GARCH menunjukkan bahwa suatu model peramalan yang handal tidak dapat dicapai dengan hanya menggunakan variabel nilai tukar ¡tu sendiri saja, dibutuhkan variabel lain sebagai regressor.

Berdasarkan kajian teori diidentifikasi empat variabel ekonomi yang mempengaruhi perubahan nilai tukar rupiah terhadap US Dollar: Perubahan jumlah uang beredar, inflasi, suku bunga dan neraca pembayaran. Perubahan jumlah uang beredar merupakan variabel ekonomi yang memiliki korelasi paling besar dengan perubahan nilni tukar. Sebagai mata uang lunak (soft Currencies), setiap penambahan jumlah rupiah yang beredar hamp?r seluruhnya akarm diserap olch perekonomian dalam negeri, karena Rupiah bukan rnerupakan cadangan internasional (international reserves) bagi negara lain. Oleh karena itu setiap penambahan jurnlab rupiab yang heredar, yang berarti peningkatan penawaran rupiah, akan langsung mendororig melemahnya nilai tukar rupiah. Perubahan jumlah uang beredar sebagai variabel bebas dapat menjelaskan lebih dari 85 persen variasi perubahan nilai tukar bulanan sehingga bandai untuk dipakai sebagai model perarnalari perubahan nilai tukar bulanan.

Analisis regresi menunjukkan tidak ada korelasi yang cukup besar antara inflasi dan perubahan niiai tukar pada bulan yang sama. Gerakan inflasi justru lebih cenderung mengikuti gerakan perubahan nilai tukar bulan sebelumnya. Dalam hal ini inflasi terjadì karena meiemahnya nilai tukar rupiah yang menyebabkan meningkatnya semua unsur biaya dalam mata uang asing sehingga inendorong terjadinya inflasi di balan berikutnya. Dalam jangka waktu yang lebih panjang, triwulanan, terdapat korelasi yang cukup kuat antara inflasi dan perubahan nilai tukar, Sementara suku bunga dan neraca pembayaran tidak memiliki korelasi yang cukup kuat dengan perubahan nilai tukar rupiah. Model peramalan perubahan nilai tukar triwulanan yang signifikan dan handal didapat dengan menggabungkan tiga variabel bebas: Perubahan jumlah uang beredar, inflasi dan neraca pembayaran.

Nilai tukar rupiah juga akan dipengaruhi oleh perbandingan antara tingkat pengembalian (rate of return) rupiah dengan tingkat pengembalian US Dollar. Sebelum Juli 1997 pada saat faktor resiko memegang rupiah belum menjadi sangat tinggi, selisih suku bunga rupiah dan US Dollar mendekati perubahan nilai tukar rupiah terhadap US Dollar sebagaimana yang dinyatakan dalam teori International Fisher Effect (IFE). Namun sejak akhir 1997, tingginya voiatilitas nilai tukar dan krisis ekonomi dan politik yang berkepanjangan telah meningkatkan resiko memegang rupiah menjadi sangat tinggi. Tingginya resiko ini menyebabkan selisih suku bunga tidak mampu lagi mendekati perubahan nilai tukar, perbedaan selisih suku bunga dan perubahan nilai tukar menjadi sangat besar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa IFE dapat dipakai sebagai alat peramalan nilai tukar jika faktor resiko dan kondisi ekonomi dan politik normal, namun jika resiko menjadi sangat tinggi maka IFE tidak dapat dipakal sebagai alat peramalan.
2001
T4983
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Sulistyowati
Abstrak :
Tesis ini membahas dampak IHSG, nilai tukar rupiah terhadap USD (Kurs USD) dan harga komoditi dunia yang diwakilkan dengan harga emas dunia dan harga CPO dunia terhadap return reksadana syariah campuran. Dengan menggunakan data sekunder mingguan dalam periode penelitian sejak tanggal 13 Januari 2006 sampai dengan tanggal 07 Desember 2007. Penelitian ini kuantitatif dengan menggunakan uji regresi linier dan model distributed lag terhadap obyek penelitian yaitu empat reksadana syariah campuran yang eksis pada periode penelitian. Hasil penelitian menyarankan agar Investor dalam mengantisipasi pergerakan return reksadana syariah khususnya yang berbasis campuran agar memperhatikan pergerakan harga komoditi dunia yang diwakili oleh emas dan CPO disamping pergerakan IHSG dan Kurs USD. Karena sampai saat ini sektor perkebunan dan pertambangan merupakan kapitalisasi terbesar dalam reksadana di Indonesia termasuk reksadana syariah.
The focus of this study is about the impact of Jakarta Composite Index, Exchange Rate and Commodities Price in the International Market that are represented by Gold and Crued Palm Oil (CPO) to the Return of Mixture Shariah Mutual Fund. By using weekly secondary data during the research period from the 13th January 2006 until 07th December 2007. This research is quantitave by using linear regression test and distributed lag model to the research objects namely from Mixture Shariah Mutual Fund which exist in the research period. The research result suggested the investor in anticipating the movement of the return shariah mutual fund, especially which is based on mixture type, to pay attention the movement of commodities price in the international market, represented by Gold and Crued Palm Oil (CPO) beside the movement of Jakarta Composite Index and Exchange Rate.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T25345
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rika Triana
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui besarnya risiko nilai tukar yang ditimbulkan dalam penggunaan mata uang dollar AS, euro dan dinar dalam denominasi rupiah jika digunakan sebagai investasi dan alat tukar dalam perdagangan dunia; (2) Membuktikan mata uang yang lebih stabil diantara dollar AS, euro dan dinar dalam denominasi rupiah; (3)Menemukan solusi mata uang yang baik digunakan untuk investasi dan alat tukar perdagangan dunia (alat lindung nilai). Data yang digunakan pada penelitian ini berupa data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari sumber lain. Data nilai tukar dolar AS dan euro dalam rupiah diperoleh dari Bank Indonesia yang diakses melaui situs www.bi.go.id. Sedangkan data perkembangan harga emas diperoleh dari situs internet www.kitco.com yang melaporkan perkembangan harga emas di Bursa London (The London Fix Gold). Sementara data Indeks Harga Konsumen (IHK) diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) melalui situs www.bps.go.id. Rentang waktu pengamatan adalah 84 bulan (Januari 2002 ? Desember 2008). Metodologi penelitian yang digunakan untuk mengukur besarnya risiko yang ditimbulkan dari mata uang dolar AS, euro dan dinar emas adalah pendekatan Value at Risk (VaR) dengan menggunakan metode risk metric. Untuk mengetahui stabilitas dolar AS, euro dan dinar emas diukur dengan standar deviasi dan pembuktiannya dengan Uji Kesamaan Variansi. Beradasarkan hasil penelitian yang diperoleh, disimpulkan bahwa pertama, perusahaan menanggung risiko paling kecil jika menggunakan euro sebagai alat tukar perdagangannya. Kedua, dari rata-rata ketiga nilai tukar tersebut terhadap rupiah, dinar emas paling tidak stabil, sementara yang paling stabil adalah euro. Ketiga, penggunaan euro sebagi alat tukar perdagangan internasional dan investasi perlu dipertimbangkan karena penggunaan euro dalam perdagangan internasional masih membutuhkan hedging yang sesuai prinsip syariah untuk melindungi nilai tukar. Hal ini disebabkan euro merupakan uang kertas yang nilai intrinsiknya tidak sesuai dengan nilai nominalnya.
This research aims to (1) Know the exchange value risk which appear in using US dollar, euro and dinar in rupiah denomination if it is used as investment and exchange rate in the world trade; (2) Prove which the most stabil currency among US dollar, euro and dinar in rupiah denomination; (3) Find the good currency for investment and exchange rate in the world trade (hedgeing). The data used in this research is secondary data taken from other source. The data of US dollar and euro in rupiah are taken from Bank Indonesia which accessed by www.bi.go.id. And the data of fluctuate of gold price is taken from www.kitco.com which report fluctuate of gold price in The London Fix Gold. And the data of Consumer Price Index (CPI) is taken from Badan Pusat Statistik (BPS) by www.bps.go.id. The time period of observation is 84 months (January 2002 ? December 2008). Research methodology used to measure the value risk which appeared from US dollar, euro and gold dinar is the Value at Risk (VaR) approach with using risk metric method. To know the stability of US dollar, euro and gold dinar is by measuring deviation standard and to prove it is by Variance Similar Test. Base on the result of the research, it is concluded that first, the company will have the lowest risk if it uses euro as exchange rate in its trade. Second, from the average of those three currencies to rupiah, gold dinar is the most instable, but the most stable is euro. Third, the using of euro as exchange rate in international trade and investment still need to be considered since the using of euro need hedging which comply to sharia principles to protect the exchange value. It is because euro is paper money, which the intrinsic is value not same with its nominal value.
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Amelia Nurunnisa
Abstrak :
Penelitian ini mengangkat isu terkini di Indonesia yang mengaitkan permasalahan ketidakstabilan nilai tukar dan fenomena deindustrialisasi. Keterkaitan ini belum pernah diteliti secara langsung dalam penelitian - penelitian terdahulu. Menggunakan metode 2SLS, penelitian ini menemukan bahwa kedua permasalahan tersebut saling terkait dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Permasalahan deindustrialisasi di Indonesia, yang dijelaskan dengan penurunan ekspor manufaktur, penurunan produktivitas tenaga kerja manufaktur, defisit neraca perdagangan dan perpindahan investasi keluar dari sektor tradabel (manufaktur), secara langsung dan tidak langsung mempengaruhi nilai tukar. Implikasi dari penelitian ini adalah pemerintah juga sebaiknya memperhatikan sektor manufaktur Indonesia dalam menyelesaikan permasalahan nilai tukar. ......This study raised the current issues in Indonesia that linked the instability of exchange rates and deindustrialization phenomenon. This association has not been studied directly in previous researches. Using 2SLS method, the study found that these problems are interrelated and cannot be separated each other. Deindustrialization problems in Indonesia, which are explained by the decline of manufacturing exports, decline in manufacturing labor productivity, trade balance deficit and investment displacement from the tradable sector (manufacturing), are directly and indirectly affect exchange rate. The implication of this study is government should pay attention to Indonesian manufacturing sector in solving exchange rate problem.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S60769
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cindy Arita Halim
Abstrak :
[Penelitian ini menguji validitas teori Purchasing Power Parity di Indonesia dengan lima mitra dagang terpilih dengan menggunakan data berfrekuensi bulanan. Pengujian dilakukan dengan metode kointegrasi Engle-Granger kemudian apabila terbukti terdapat hubungan kointegrasi antara nilai tukar dan tingkat harga antara Indonesia dan mitra dagangnya maka selanjutnya dibentuk model koreksi kesalahan untuk melihat dinamika jangka pendeknya. Hasil peneltian menunjukkan bahwa terdapat hubungan kointegrasi pada kasus Indonesia-AS, Indonesia-Inggris dan Indonesia-Jepang pada periode Januari 2000-Januari 2015. Sedangkan pada jangka pendek kondisi PPP tidak berlaku, karena banyak faktor lain yang menjelaskan perubahan pada nilai tukar selain tingkat harga, dan karena tingkat harga pada jangka pendek cenderung bergerak lebih lambat dibandingkan nilai tukar. ;This research aims to test the validity of the Purchasing Power Parity theory in Indonesia with five selected trading partners, using monthly data. Engle-Granger cointegration test is used to know whether there is a cointegrating relation between Indonesia and its trade partner?s exchange rate and price level, and if cointegration relation existed then the error correction model will be formed in order to observe the short-run dynamics of the variables. The result shows that there is a cointegrating relation between Indonesia-US and Indonesia-UK and Indonesia-Japan in the long-run but no PPP relation in the short-run. This result explains that there are other factors that define the movement of exchange rate in the short run other than the price level, and the price level moves slower than the exchange rate. ;This research aims to test the validity of the Purchasing Power Parity theory in Indonesia with five selected trading partners, using monthly data. Engle-Granger cointegration test is used to know whether there is a cointegrating relation between Indonesia and its trade partner?s exchange rate and price level, and if cointegration relation existed then the error correction model will be formed in order to observe the short-run dynamics of the variables. The result shows that there is a cointegrating relation between Indonesia-US and Indonesia-UK and Indonesia-Japan in the long-run but no PPP relation in the short-run. This result explains that there are other factors that define the movement of exchange rate in the short run other than the price level, and the price level moves slower than the exchange rate. , This research aims to test the validity of the Purchasing Power Parity theory in Indonesia with five selected trading partners, using monthly data. Engle-Granger cointegration test is used to know whether there is a cointegrating relation between Indonesia and its trade partner’s exchange rate and price level, and if cointegration relation existed then the error correction model will be formed in order to observe the short-run dynamics of the variables. The result shows that there is a cointegrating relation between Indonesia-US and Indonesia-UK and Indonesia-Japan in the long-run but no PPP relation in the short-run. This result explains that there are other factors that define the movement of exchange rate in the short run other than the price level, and the price level moves slower than the exchange rate. ]
2015
S61083
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tubagus Edwin Suchranudin
Abstrak :
Tesis ini membahas persepsi pelaku pasar valuta asing yang merupakan aktor bukan negara dalam pasar keuangan global atas peristiwa internasional dan dampaknya terhadap fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (Amerika Serikat) selama bulan Juli 1997 sampai dengan Juni 1998.

Bahwa persepsi pelaku pasar valuta asing atas peristiwa internasional berdampak pada fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS didasarkan pada teori struktur finansial dari Susan Strange dan pendekatan sentimen pasar yang dikemukakan oleh George P. Hopper.

Metode yang dipergunakan untuk membahas tesis ini adalah deskriptif yang bertujuan membuat gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta, sifat serta menganalisis hubungan antarfenomena yang diselidiki. Objek penelitiannya adalah persepsi pelaku pasar valuta asing dan peristiwa internasional dalam kurun waktu antara Juli 1997 sampai dengan Juni 1998.

Pembahasan dibagi ke dalam tiga kajian: kajian pertama yang menekankan hubungan antara persepsi pelaku pasar valuta asing dengan peristiwa yang berasal dari dalam negeri; kajian kedua membahas hubungan antara persepsi pelaku pasar valuta asing dengan peristiwa luar negeri; dan kajian ketiga yang berdasarkan pengujian statistik.

Analisis hubungan antara peristiwa dalam negeri dengan persepsi pelaku pasar valas memperlihatkan terdapat hubungan yang cukup nyata antara keduanya. Naik turunnya kurs rupiah terhadap dolar AS bisa dijelaskan oleh positif atau negatifnya persepsi pelaku pasar valuta asing atas peristiwa yang terjadi di dalam negeri.

Analisis hubungan antara peristiwa luar negeri dan persepsi pelaku pasar valas juga menunjukkan bahwa antara keduanya terdapat keterkaitan yang cukup nyata yang bisa menjelaskan terjadinya fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Hasil pengujian statistik selama periode yang diamati menunjukkan bahwa walaupun korelasi antara peristiwa internasional baik itu yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri dengan persepsi pelaku pasar valuta asing kurang signifikan, dampak persepsi pelaku pasar valuta asing terhadap perubahan rupiah/dolar AS cukup signifikan yaitu sebesar 56,545%. Hasil ini membuktikan bahwa dampak persepsi pelaku pasar terhadap fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS cukup nyata.

Ini membuktikan bahwa dalam struktur keuangan dunia yang merupakan gabungan antara sistem global dan sistem nasional, pelaku pasar yang memiliki dana dan beroperasi secara internasional dalam jual beli valuta asing memiliki power yang bisa menghambat dan mengurangi kewenangan pemerintah suatu negara dalam menjaga stabilitas nilai tukar mata uangnya.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T7355
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herlin Zen
Abstrak :
Nilai tukar menjadi sangat penting karena menghubungkan sistem moneter antara dua negara. Ketika nilai tukar suatu negara berubah, semua harga luar negeri akan berubah secara relatif terhadap harga dalam negeri, sehingga dalam dua negara yang perekonomiannya berbeda akan terjadi saling ketergantungan. Dengan kata lain nilai tukar diartikan juga sebagai sebuah kunci keterikatan antar sebuah negara terhadap negara lain didunia, baik itu hubungannya terhadap barang-barang dan asset-asset pasar. Nilai tukar yang fluktuatif dapat mengganggu tatanan perkonomian, oleh karena itu perlu diketahui deterrninan fundamental nilai tukar rill yang diharapkan dapat membantu memperbaiki perekonomian melalui kebijakan yang akan dibuat. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi determinan fundamental pergerakan dari nilai tukar rill rupiah baik dalam jangka panjang, jangka menengah maupun jangka pendek dengan menggunakan model Behavioral exchange rate (BEER). Selain itu, penelitian ini juga melihat perbandingan pengaruh nilai tukar yang berbeda terhadap dua negara partner dagang utama Indonesia yaitu Amerika dan Jepang. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai tukar rupiah terhadap US dollar, nilai tukar rupiah terhadap yen Jepang, Gross Domestic Pruduct (GDP) riil, term of trade, interest diferensial antara Indonesia dan partner dagang utama, Fiscal balance, Monetary Shocks, Net foreign asset, dan tingkat Openess perekonomian. Berdasarkan hasil estimasi nilai tukar equilibrium rupiah perdollar pada periode sebelum krisis, faktor fundamental yang signifikan mempengaruhi equilibrium nilai tukar riil dalam jangka pendek adalah perubahan net foreign asset (lag 1) dan variabel perubahan kontroI kebijakan perdagangan (lag 1). Sedangkan pada periode recovery variabel fundamental yang signifikan mempengaruhi dalam jangka pendek adalah variabel perubahan net foreign asset (lag 4), variabel perubahan kontrol kebijakan perdagangan (lag 1) dan variabel perubahan perbe0an selisih tingkat suku bunga (lag 4). Hasil estimasi nilai tukar riil equilibrium rupiah per-yen pada periode sebelum krisis, selain variabel perubahan kebijakan kontrol perdagangan semua variabel faktor fundamental signifikan mempengaruhi equilibrium nilai tukar riil dalam jangka pendek diantaranya adalah variabel perubahan selisih tingkat suku bunga (lag 6), variabel perubahan term of trade (lag 4), perubahan net foreign asset (lag 4), perubahan produktivitas (lag 4), perubahan kebijakan moneter (lag 4) dan variabel perubahan kebijakan fiskal (lag 3). Sedangkan pada periode recovery variabel fundamental yang signifikan mempengaruhi dalam jangka pendek adalah variabel perubahan selisih tingkat suku bunga (lag 2), variabel perubahan net foreign asset (lag 3), perubahan produktivitas, perubahan kebijakan moneter (lag 3) dan variabel perubahan kebijakan fiskal (lag 3). Variabel yang mempunyai pengaruh signifikan pada kedua negara yaitu Amerika Serikat dan Jepang terhadap nilai tukar rill Indonesia dan juga signifikan pada semua periode baik itu periode sebelum krisis, periode recovery dan periode setelah krisis adalah variabel net foreign asset, yang menunjukan bahwa besarnya ketersediaan net foreign asset sangat berpengaruh terhadap nilai tukar rill equilibrium di Indonesia.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T17286
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Albaet Pikri
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh faktor-faktor ekonomi yakni penawaran uang Rupiah (diwakili oleh jumlah uang beredar), permintaan Dolar Amerika (diwakili oleh neraca modal swasta), dan premi risiko (diwakili oleh Premi Swap 3 Bulan) terhadap nilai tukar Rupiah (per satu dolar Amerika). Model yang diajukan adalah regresi linear berganda dengan satu variabel terikat dan tiga variabel bebas. Metode yang digunakan adalah Ordinary Leasr Square (OLS) yang taksiran parameter-parameter modelnya diverifikasi dengan uji staristik. Data triwulanan yang digunakan bersifat runtun waktu sejak pertengahan tahun 1997 hingga kuartal pertama tahun 2002. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah uang beredar dan premi risiko memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai tukar Rupiah, dimana meningkatnya penawaran Rupiah dan premi risiko mengakibatkan nilai rukar Rupiah terdepresiasi/ melemah, sedangkan pengaruh pergerakan neraca modal terhadap nilai tukar Rupiah tidak signifikan secara statisrik Namun demikian, ketiga variabel bebas secara bersama-sama memberikan pengaruh yang signifikan terhadap nilai tukar dengan arah pengaruh sesuai yang diharapkan, yakni meningkatnya permintaan Rupiah, defisit neraca modal, dan meningkatnya premi risiko menyebabkan Rupiah terdepresiasi.
The purpose of this research is seeing the effect of economic factors; supply of Rupiah, demand of US Dollar (represented by non-government capital account), and risk premium (represented by Swap Premium quarterly) to exchange rate of Rupiah (per US 1$). The proposed model is multivariate regression with one dependent variable and three independent variables. This research uses Ordinary Least Square with the estimated model parameters which is verified by statistical test. The quarterly data used is taken from mid of 1997 to first quarter of 2002. The results showed that the Rupiah supply and risk premium had significant effect to exchange rate of Rupiah; where the increase of Rupiah supply and risk premium made a depreciation in the Rupiah, however effect of capital account fluctuation was not statistically significant. All three independent variables gave together a significant effect to exchange rate with the expected direction. That was increasing of Rupiah supply, risk premium and deficit of capital account caused depreciation in the Rupiah.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T15783
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>