Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 25 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Firdaus
Abstrak :
Hasil proses pengelasan Busur Rendam sangat tergantung dari pemakaian jenis elektroda dan fluks, arus, tegangan listrik, kecepatan pengelasan dan lain-lain. Pemilihan besar arus dan kecepatan pengelasan yang dipakai dalam pengelasan bahan baja adalah cukup penting, karena faktor tersebut akan menentukan masukan panas (heat input) yang terjadi dan struktur mikro pada daerah las. Pada penelitian ini dipelajari pengaruh besar arus dan kecepatan pengelasan terhadap sifat mekanik (sifat kuat tank, tekuk, ketangguhan, kekerasan) dan struktur mikro dari hasil pengelasan dengan menggunakan proses pengelasan Busur Rendam, elektroda dan fluks yang sama terhadap pengelasan dari masing-masing Baja API 5L-X52 dan Baja SS 400. Tegangan listrik konstan digunakan dalam proses pengelasan ini, sehingga perubahan masukan panas yang diberikan hanya tergantung pada besar arus dan kecepatan pengelasan yang divariasikan. Sesuai standar, arus pengelasan yang digunakan sebesar 300 A, 325 A dan 350 A serta kecepatan pengelasan sebesar 8'10 mm/ menit, 830 mm/menit dan 850 mm/menit. Dari penelitian ini diperoleh bahwa pengelasan terbaik untuk masing-masing pengelasan Baja API 5L-X52 dan Baja SS 400 tersebut, jika digunakan arus pengelasan 325 A dan kecepatan pengelasan 850 mm/menit.
The result of Submerged Arc Welding (SAW} process depends on the types of electrode and flux, current, voltage, the welding speed, etc. Choosing the welding current and speed which are used on welding of steel material is very important, because of that factors will define the heat input and the micro structure at the welding area. In this research, it is learned the influence of the welding current and speed at mechanical system (tensile strength, bending, toughness, hardness) and micro structure of the welded result using SAW process at the same electrode and flux on welding with API 5L-X52 steel and 5S 400 steel. The constant voltage is used on this welding process, so that the heat input movement is reached only depending on the various of the current and the welding speed. Based on classification, the welding current and speed are used namely: 300 A, 325 A, and 350 A. 810 mm/minute, 830 mm/minute, and 850 mm/minute. From this research, the best welding process for APL 5L-X52 steel and SS 400 steel, use welding current of 325 A and the welding speed of 850 mm/minute.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tuparjono
Abstrak :
Pengelasan Tungsten Inert Gas (TIG) adalah salah satu pengelasan yang memiliki kelebihan dari berbagai macam proses pengelasan yang membutuhkan kepresisian dan mutu yang baik. Pengelasan TIG banyak digunakan untuk pengelasan pelat tipis karena pembentukan busur yang kecil dan area yang dipanasi menjadi minimal sehingga mengurangi masalah penggunaan energi listrik dan distorsi pada pelat. Pada penelitian ini dilakukan percobaan dengan meletakkan solenoid magnetik di sekeliling obor las TIG. Pemanfaatan medan elektromagnetik ini dilakukan pada keadaan statis dan dinamis. Fenomena yang terbentuk akan diamati dengan menggunakan kamera sehingga diketahui pengaruhnya bagi efiensi pengelasan pada saat pencairan logam las oleh busur pada saat dipengaruhi medan elektromagnetik tersebut. Hasil dari penelitian dapat mempelajari pengaruh dari efek elektromagnetik yang memberikan dampak pada pembentukan busur yang lebih stabil dan mengecil dengan penetrasi las yang baik, menggunakan daya yang lebih rendah sehingga didapatkan efisiensi pemakaian energi listrik dan membatasi pemanasan yang lebih tinggi. ......Tungsten Inert Gas (TIG) welding is one of adventageous welding process to produce precision and good quality. It is usually used to weld thin materials because of the small arc and the heating area is minimal, so that can reduce the problem of energy consumption and distortion of the plate. In this research, the experiment was conducted by using selenoid magnetic that was placed around the torch of TIG welding. The use of the electromagnetic field of selenoids was performed in the static and dynamic condition. The arc fenomena will be observed by using the camera The effect of the arc welding efficiency can be determined when the melting of the metal by the arc is influenced by the electromagnetic field. The objective of this research is to learn the effect of electromagnetics to produce arc with more stable, smaller, good penetration, and the use of lower power so that the electric consumption more efficiency and limits the heating.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T29725
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Aziz Fauzan
Abstrak :
Dissimilar Metal Welding (DMW) merupakan salah satu metode yang menguntungkan untuk mendapatkan kualitas pengelesan baja yang diinginkan sesuai kebutuhannya dan lebih hemat dalam biaya. Penggabungan baja tahan karat 304L dan baja A335 P11 menjadi salah satu opsi yang biasanya digunakan dalam industri migas, pembangkit listrik nuklir dan pabrik petrokimia. Namun sifat mekanis penggabungan pengelasan logam berbeda dipengaruhi oleh konduktivitas termal berbeda saat proses pengelasan dan munculnya presipitat karbida krom (M23C6) pada batas butir baja tahan karat 304L. Hal tersebut dapat menyebabkan sensitisasi sehingga mudah terkena korosi batas butir. Pada penelitian kali ini menggabungkan pipa baja A335 P11 dengan pipa baja tahan karat 304L menggunakan metode GTAW beserta filler elektroda ER309L untuk menganalisa sifat mekanis. Pipa pengelasan dilakukan variasi temperatur solusi anil dengan pendinginan cepat menggunakan media air pada bagian pipa baja tahan karat 304L untuk menghilangkan sensitisasi yang terjadi di batas butir baja tahan karat 304L tersebut. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa penambahan temperatur solusi anil menghasilkan kekerasan dan kekuatan yang berbeda pada setiap sampel. Peningkatan kekuatan tarik dan kekerasan disebabkan pelarutan karbida dan kromium dalam matriks austenit. Penurunan kekuatan tarik dan kekerasan disebabkan oleh perbesaran butir pada sampel. Nilai kekerasan dan kekuatan tarik dipengaruhi oleh struktur mikro dan kandungan delta ferit. Perlakuan panas solution annealing dan penggunaan baja dengan karbon rendah dapat mengurangi pembentukan karbida krom pada baja tahan karat 304L. ......Dissimilar Metal Welding (DMW) is a profitable method for obtaining the desired quality of steel welding according to their needs and more cost-effective. The combination of 304L stainless steel and A335 P11 steel is an option that is usually used in the oil and gas industry, nuclear power plants and petrochemical plants. However, the mechanical properties of welding joints of different metals are affected by different thermal conductivities during the welding process and the appearance of chromium carbide (M23C6) precipitates at the grain boundaries of 304L stainless steel. This can cause sensitization so that it is easily exposed to grain boundary corrosion. In this study, combining A335 P11 steel pipes with 304L stainless steel pipes using the GTAW method along with ER309L filler electrodes to analyze mechanical properties. Pipe welding was carried out with variations in the temperature of the annealed solution by rapid cooling using water media on the 304L stainless steel pipe section to eliminate the sensitization that occurs at the grain boundaries of the 304L stainless steel. The results showed that the addition of annealing solution temperature resulted in different hardness and strength in each sample. The increase in tensile strength and hardness is due to dissolution of carbide and chromium in the austenitic matrix. The decrease in tensile strength and hardness is caused by the enlargement of the grains in the sample. The hardness and tensile strength values are affected by the microstructure and delta ferrite content. Solution annealing heat treatment and use of low carbon steel can reduce the formation of chromium carbide in 304L stainless steel.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Paton, E.O.
Kiev: Academy of Sciences, 1967
671.521 Pat i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sriati Djaprie
Abstrak :
ABSTRAK
Tembaga pengerasan terdispersi. Cu-Alumina termasuk ke lompok material komposit hasil rekayasa yang memiliki kekuatan, konduktivitas listrik dan termal yang tinggi, serta memiliki ketahanan terhadap pemakaian di lingkungan bertemperatur dan tekanan tinggi.

Dalam rangkaian penelitian ini telah berhasil dibuat material Cu-Alumina secara metalurgi serbuk dengan meman faatkan serbuk tembaga hasil proses elektrolisis buatan dalam negeri.

Guna evaluasi kinerja Cu-Alumina sebagai elektroda las titik telah dilakukan percobaan las titik terhadap lembaran baja karhon rendah SPCC dan lembaran baja tahan karat 304 L dengan memuaskan .Sebagai pembanding digunakan elektroda paduan tembaga komersial.

Percobaan las titik terhadap lembaran baja berlapis seng kurang memuaskan karena kapasitas alat las tidak dapat memenuhi persyaratan pengelasan yang dianjurkan.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Iwan Churniawan
Abstrak :
Pengelasan basah bawah air merupakan salah satu opsi yang dapat diaplikasikan dalam mengatasi kedaruratan di bawah air. Meskipun kualitas lasannya memadai tetapi masih cukup baik untuk digunakan. Pada penelitian ini digunakan jenis material KI-A36 dan dilaksanakan pengelasan basah bawah air dengan menggunakan elektroda E7016 dan E7018. Kedua jenis elektroda tersebut merupakan kelompok elektroda low hydrogen yang banyak beredar di pasaran. Metode pengelasan 1G dengan varibel pengelasan masukan panas HI 0,8 kJ/mm, 1,5 kJ/mm dan 2,5 kJ/mm dan pengelasan dilakukan di kedalaman 1 meter, 5 meter dan 10 meter yang dikomparasi pada hasil pengelasan atmosferik. Dari hasil pengujian lasan menunjukkan terjadinya penurunan sifat mekanis dan terlihat adanya cacat di lasan. Hal yang menarik dari hasil pengelasan baja KI-A36 dengan las basah bawah air dengan mengaplikasikan elektroda E7016 dan E7018 adalah minimnya tingkat cacat porositas las pada hasil lasan. Sehingga kedua elektroda ini dapat digunakan pada pengelasan baja KI-A36 dalam aplikasi pengelasan bawah air.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T49153
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Toni Yuhandri
Abstrak :
Dewasa ini penggunaan baja berkekuatan tinggi semakin meningkat terutama dalam sektor konstruksi dan infrastruktur. Baja berkekuatan tinggi yang diproduksi melalui thermo-mechanical control process memiliki kombinasi kekuatan dan ketangguhan yang sangat baik. Namun proses pengelasan yang dilakukan untuk menyambung baja mengakibatkan terjadinya perubahan sifat mekanik pada sambungan las. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh variasi komposisi nikel pada kawat las dan masukan panas terhadap struktur mikro dan sifat mekanik baja kekuatan tinggi yang dilas dengan metode pengelasan busur rendam (SAW). Material yang digunakan pada penelitian ini adalah pelat baja struktural berkekuatan tinggi, SM570-TMC, yang memiliki kekuatan luluh 460 MPa, kekuatan tarik 570 MPa dan ketebalan 12 mm. Disain sambungan dari pelat baja ini adalah butt joint dengan single v-groove sebesar 30 derajat, root gap sebesar 5 mm. Pelat baja ini dilas dengan variabel masukan panas berbeda (2,2 kJ dan 3 kJ), dengan menggunakan tiga jenis kawat las yang masing-masing memiliki kandungan nikel 0%, 1%, dan 2,1%. Pengamatan struktur mikro dilakukan menggunakan mikroskop optik dan scanning electron microcopy (SEM). Struktur mikro area kampuh las untuk semua sambungan terdiri dari polygonal ferrite (PF), side plate ferrite (SPF), grain boundary ferrite (GBF) dan acicular ferrite (AF). Area HAZ mengalami pertumbuhan butir yang ditandai dengan ukuran butir yang lebih besar dari kampuh las dan logam dasar. Pada pengelasan dengan masukan panas tinggi, ukuran butir HAZ lebih besar dari ukuran butir dengan masukan panas rendah. Uji tarik, ketangguhan impak dan kekerasan mikro dilakukan untuk menentukan sifat mekanik hasil pengelasan. Pengujian ketangguhan impak dilakukan pada temperatur 25oC, 0oC dan - 20oC. ......Nowadays the demand for high strength low alloy steel (HSLA) utilization is increasing. HSLA steel produced by thermo-mechanical controlled process (TMCP) has a good combination of strength and toughness. However, thermal cycles during welding lead to deterioration of mechanical properties of welded joint. This research aims to determine the effect of nickel content difference in welding wire and heat input on microstructure and mechanical properties of HSLA steel welded by submerged arc welding method (SAW). Material used in this research is HSLA steel plate SM570-TMC, which has yield strength 460 MPa, tensile strentgh 570 MPa and thickness 12 mm. Joint design is butt joint with 30-degree single v-groove and 5 mm root gap. The plates are welded with the heat input variable (2,2 kJ dan 3 kJ), using three different electrodes which have different nickel content (0%, 1%, dan 2.1%). Microstructures were observed using optical microscope and scanning electron microcopy (SEM). Microstructure in weld metal consist of polygonal ferrite (PF), side plate ferrite (SPF), grain boundary ferrite (GBF) and acicular ferrite (AF). HAZ microstructure is coarser than weld metal and base metal due to grain growth. In high heat input welding, HAZ grain size is higher than HAZ in low heat input joint. Tensile test, Impak test and hardness test were utilized to measure the mechanical properties of welded joint. Impact tests were done in weld metal and HAZ area at temperature of 25oC, 0oC and -20oC.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laksono Wahyu Aji
Abstrak :
Spatter adalah loncatan bunga api yang muncul sebagai bagian dari proses spot welding. Spatter yang terlalu besar akan memberikan dampak yang merugikan dalam performance proses produksi dan kualitas produk yang dihasilkan. Untuk itu sebagai bagian dari proyek kerja penulis, maka dirasa perlu untuk rnenurunkan level spatter yang muncul. Langkah awal penulis adalah melakukan penelitian proses produksi saat ini untuk melihat seberapa besar dampak yang ditimbulkan oleh spatter. Kemudian yang kedua melakukan pengamatan proses untuk mencari faktor-faktor penyebab spatter hingga menentukan faktor yang paling dominan untuk dilakukan analisa dan perubahan. Dengan melakukan analisa berdasarkan kondisi yang ada dan didasarkan pada teori proses spot welding, diharapkn dapat dilakukan perbaikan dengan memilih solusi dan mengimplementasikan agar kinerja proses spot welding bisa lebih baik dari saat ini. Sehingga munculnya spatter dan dampak yang ditimbulkannya dapat diminimalisasi atau bahkan dihilangkan. Selain sebagai bahan skripsi, tulisan ini diharapkan nantinya dapat dijadikan sebagai buku panduan di areal shop welding door assy PT. Astra Daihatsu Motor dalam kaitannya mengatasi problem spatter sebagai bagian dari peningkatan performance proses. Hasil yang didapat bermanfaat dari segi kualitas produk, peningkatan performance proses, produktivitas dan safety. Akhir kata sebagai usaha penyempurnaan yang berlandaskan pada mekanisme KAIZEN, maka perubahan yang dilakukan tetap berlandaskan pada kualitas yang berorientasi kepada kepuasan pelanggan.
Depok: Fakultas Teknik, 2004
S37611
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Tembaga penguafan terdispersi dengan alumina sebagai fasa terdispersinya merupakan salah satu paduan yang memiliki sifaf kesiabilan yang cukup baik pada temperaiur iinggi, clisamping kekuafan. konduktivitas Iisirrik dan panas yang baik. Paduan ini banyak digunakan sebagai elekfroda pengelasan Tiiik, yang beroperasi pada 'remperaiur iinggi.

Pada peneliiian ini. dilakukan proses pengeiasan Titik dengan 700 iitik (5,000 dari penggunaan elekiroda penguaian Terdispersi (Cu-A|203},»hOSi| proses metalurgi serbuk dan elektroda las fifik komersial (Cu-Te) sebagai pembanding. Kemudian pada sampel ke-50, 100, 200, 300. 400, 500, 600, dan 700 dilakukan penguian mekanis (uji Tarik geser dan uji tank silang), penguian kekerasan mikro, dan up metalografis untuk melihaf sejauhmana perbedaan kinerja kedua jenis eiektroda Tersebut pada proses las tifik baja karbon rendah SPCC.

Dari penelitian diperoleh hasil bahwa elektroda las iitik Cu- AIQOQ, hasil proses me-Talurgi serbuk, menunjukkan sifat l
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S41960
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silalahi, Elfrans Golkari
Depok: Universitas Indonesia, 1995
S41038
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>