Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rika Syam Miranti
Abstrak :
Aspal curah merupakan aspal yang berasal dari proses penyulingan residu minyak bumi, dan berada dalam keadaan cair dan panas serta diperdagangkan tanpa kemasan. Pertamina sebagai. produsen dalam memasarkan dan mendistribusikannya dengan menetapkan sistem dealer untuk menyampaikan aspal kekonsumen. Untuk itu perlu penanganan yang cukup serius mengenai penyimpanan, pengangkutan, dan pendistribusian fisik, seperti yang dilakukan oleh PT "X". Tujuan penelitian inelihat faktor yang mempengaruhi biaya distribusi fisik, serta bagaimana penanganan biaya yang efisien agar tercapai tingkat laba tertentu. Metodologi yang digunakan meliputi data sekunder yaitu telaah kepustakaan. Disamping juga menggunakan observasi di lapangan melalui wawancara langsung pihak perusahaan yang berkompeten dalam peridistribusian fisik aspal curah tersebut. Dari hasil penelitian didapatkan komponen biaya distribusi fisik berupa biaya penjualan, biaya promosi, biaya pengangkutan, biaya penimbunan, biaya adm & umum, biaya keuangan. Agar aspal sampai ke tangan konsumen dengan jumlah dan waktu yang tepat, pengaturan jadwal pengangkutan harus sedemikian rupa dan perhitungan biaya angkut berdasarkan jarak antara terminal penimbunan dengan lokasi konsumen Yang sangat mempengaruhi biaya distribusi fisik terutama biaya penyusutan karena adanya investasi alat angkut dan investasi terminal penimbunan. Untuk pengembalian investasi terminal yang diperkirakan 15 tahun, berdasarkan perhitungan cash flow, didapat pengembalian investasi dalam waktu 9 tahun, dan terdapat kelebihan dana. Untuk ini disarankan agar pihak perusahaan dapat mengatur kelebihan dana sedemikian rupa sehingga menghasilkan pendapatan lain berupa pendapatan bunga, Selain itu adanya transaksi bulanan yang cukup besar diatas Rp 100 juta per pembeli dengan pembayaran dua bulan berikutnya, maka transaksi sebaiknya dilakukan dengan pembukaan L/C dalam negeri dan pembukaan bank garansi.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S18761
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aprilya Safarini
Abstrak :
Tingginya kebutuhan akan sarana perumahan dan terbatasnya lahan yang tersedia serta gaya hidup masyarakat perkotaan yang sudah menyamai masyarakat di kota-kota besar lainnya di dunia menyebabkan bisnis apartemen/kondominium merupakan lahan bare dalam bisnis properti yang mempunyai pangsa pasar yang baik. Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk memberikan analisa terhadap harga pokok dan harga jual unit kondominium dari sudut pandang developer untuk mengetahui apakah harga jual yang ditetapkan dapat memberikan laba dan menciptakan insentif bagi para pembeli. Dalam melakukan pembahasan penulis menggunakan pendekatan studi kasus terhadap proyek kondominium Fr. XYZ, dan studi kepustakaan untuk mendapatkan dasar pemikiran dari topik yang dibahas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya harga jual unit apartemen/kondominium adalah antara lain: fasilitas yang ditawarkan, lokasi, capital gain yang diharapkaan dapat diraih dari investasi dalam bentuk unit apartemen/kondominium, dan status sosial yang melekat pada pemilik unit apartemen/kondominium. Dari hasil penelitian oleh suatu badan periset pasar dapat dilihat bahwa dalam kondisi pasar yang stabil tingkat pengembalian investasi (ROI) yang dapat diraih dari bisnis properti ini adalah cukup tinggi (sekitar 15-40 persen). Harga pokok apartemen/kondomimium PT XYZ ini terdiri dari biaya perizinan, biaya konstruksi gedung, biaya pembuatan fasilitas-fasilitas rekreasi, biaya tenaga ahli, pengeluaran pra konstruksi, biaya perolehan dan pematangan tanah, biaya pembuatan prasarana pendukung dan biaya pemasaran. Sedangkan sumber pendanaan proyek tersebut berasal dari beimacam sumber, yaitu : pinjaman dari bank, modal kerja dari penanam modal dan uang muka serta cicilannya dari para calon penghuni. ROI yang didapatkan dari proyek ini adalah sebesar 30,2 persen. Kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan topik ini adalah bahwa bisnis properti dalam bidang apartemen/kondominium ini berbeda dengan bisnis properti dalam bentuk perumahan (real estate) karena pangsa pasar untuk penjualan unit-unit apartemen ini masih terbatas pada kalangan-kalangan tertentu seperti tenaga kerja asing atau penduduk lokal yang ingin menjadikannya sebagai sarana investasi, sehingga para developer sebelumnya harus melakukan studi pasar dengan cermat mengenai lokasi, fasilitas dan harga yang memang sesuai dengan keinginan target market. Penetapan harga jual yang umumnya ditetapkan per meter persegi memudahkan pengalokasian biaya-biaya konstruksi yang merupakan gabungan dari biaya langsung dan biaya tidak langsung yang masing-masing terdiri dari upah langsung, bahan langsung dan subkontraktor untuk biaya langsung, dan untuk biaya tidak langsung mencakup bahan bakar, transportasi, personalia, umum dan lainnya. Sedangkan saran yang diajukan adalah melakukan penetapan harga jual unit apartemen/kondominium dengan berdasarkan pada tipe unit-unit yang ditawarkan, dimana biaya konstruksi bangunan apartemen dialokasikan berdasarkan luas unit-unit yang ada. Sedangkan untuk bagian-bagian apartemen yang dimiliki bersama, total biaya konstruksi dan biaya-biaya dikapitalisasikan atas bagian tersebut dibagi dengan jumlah unit yang ditawarkan. Dengan demikian pengalokasian biaya dapat lebih akurat dan dapat menghasilkan penghitungan biaya yang benar-benar mencerminkan harga pokok dari masing-masing tipe unit apartemen.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
S19006
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library