Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 270 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
This article explain that mainstrem econommists explain the current crisis as the bursting of the hpusing buble that had inflated to unprecedented levels since 2001....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Mangkunagaran is a Javanese traditional rule that was established in 1757 under the leadership of Raden Mas Said, who styled Mangkunagara I. In development, Praja mangkunagara have experiencrd progress and glory under the leadership of Mangkunagara IV (1853 - 1881)....
PATRA 10 (3-4) 2009
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bimo Aji
Abstrak :
ABSTRAK
Tesis ini membahas mengenai pinjaman IMF terhadap Indonesia serta peran Amerika Serikat sebagai salah satu anggota pemegang hak suara terbesar di IMF. IMF sebagai lembaga keuangan internasional bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kerja sama moneter internasional, menjaga stabilitas nilai tukar, dan memperluas perdagangan internasional. Terjadinya krisis yang melanda Indonesia yang memperburuk perekonomian dimana Indonesia adalah juga sebagai anggota IMF turut menjadi sorotan dunia internasional. Hubungan antara Indonesia dengan IMF yang selama ini identik dengan kepentingan ekonomi politik Amerika Serikat yang dikarenakan Amerika Serikat mendominasi keputusan yang diambil IMF menjadikan hubungan Indonesia dengan IMF lebih banyak ditangani oleh Amerika Serikat.

Permasalahan yang diangkat adalah sejauh mana Amerika Serikat mempengaruhi kebijakan IMF, khususnya terhadap pinjaman IMF kepada Indonesia dalam mengatasi krisis finansial dan ekonomi. Yang diteliti adalah sejauh mana pengaruh dan peran Amerika Serikat sebagai anggota IMF terhadap pengambilan keputusan pinjaman IMF dan juga faktor-faktornya.

IMF disini adalah sebagai organisasi internasional yang merupakan non-state actor. Menurut Cardoso, peranan faktor intern dan kekuatan ekstern merupakan faktor yang saling berkait.

Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitis yang menggunakan sumber-sumber dari studi kepustakaan untuk pengumpulan data. Hasil penelitian ini menggambarkan sejarah perkembangan dan hubungan Indonesia - Amerika Serikat sejak Orde Baru hingga krisis yang melanda Indonesia dimana IMF sebagai pihak pemberi pinjaman.

Krisis moneter ini juga menyebabkan timbulnya ledakan pengangguran, kesenjangan sosial, naiknya harga-harga jauh di atas rata-rata, dan sebagainya. Munculnya uluran tangan IMF tentu saja merupakan hal yang sangat menolong untuk mengatasi krisis di Indonesia, namun kritik-kritik tajam banyak pula berdatangan karena IMF pasti memberikan pinjaman tersebut dengan syarat-syarat yang harus dipatuhi oleh Indonesia.
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ignatius Anindya Wirawan Nugrohadi
Abstrak :
Penulisan tesis ini bertujuan menjawab berbagai kegagalan program pemberdayaan masyarakat yang bertujuan mengatasi kemiskinan dalam masa krisis ekonomi dengan meninjau implementasi kebijakan PDM-DKE ( Pemberdayaan Daerah daiam Mengatasi Krisis Ekonomi ) Dan PZKP ( Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan ) di Jakarta dengan kasus pelaksanaan di Kelurahan Kapuk di Jakarta Barat. Seiain itu dari acuan kegagalan tersebut, penuiis berusana menyusun konseo pemberdayaan bagi pengentasan kemiskinan meiaiui kebijakan oemberciayaan masyarakat yang optimal dalam mengatasi kemiskinan oerkotaan di Jakarta. Peralatan AHP ( Ana/yor Hierarchy Process ) digunakan untuk menyusuri konsep penyempurnaan program pemberdayaan dengan basis dari be-rbagai elemen yang diambii dari konsep dan peiaksanaan P2KP dan PDM-DKE di Jakarta dengan kasus kelurahan Kapuk.

Adapun aiasan Kelurahan Kapuk dijadikan sebagai tempat atau Studi kasus dilaksanakannya kedua program tersebut disebabkan kelurahan tersebut menerima alokasl dana terbanyak ( 1997-1998/1999 ) di Jakarta melalui dua program yang bercirikan pemberdayaan masyarakat ( P2KP dan PDM-DKE ) juga dikarenakan mewakili kawasan miskin dan kumuh Serta padat Jakarta dilihat jumlah penduduk, tingkat kemiskinan dan kondisi permukimannya.

Penelitian ini adalah juga studi kasus kebijakan yang melihat proses pelaiwanaan hasil kebijakan atas penanggulangan kemiskinan di Jakarta khususnya masa krisis ekonoml tahun 1996 akhir -1998 lalu. Adapun kedua kebljakan P2KP dan PDM-DKE dianalisis sebagai suatu program pemberdayaan masyarakat yang tidak tepat untuk masyarakat Jakarta berdasarkan studi literatur dan berbagai hasil survey serta dengan bantuan informasi para expert yang mewakili setiap stakeholder atas tujuan kebljakan pemberdayaan masyarakat.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T4935
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hananto Wibowo
Abstrak :
Penelitian mengenai krisis keuangan yang berujung kepada krisis ekonomi merupakan suatu area yang tidak ada habis-habisnya untuk digali. Berkaitan dengan hal ini, tesis ini ditulis untuk melihat 3 variabel keuangan yang diyakini memilki keterkaitan yang kuat, rnasing-masing adalah indeks harga saham gabungan (IHSG) JSX, nilai tukar ER rupiah IDR terhadap dollar USD dan suku bunga 1 bulan SBII M. Secara berurutan variabel itu mewakili pasar saham, pasar valuta asing dan pasar uang. Pada saat yang sama, tesis ini bermaksud menguji teori yang diajukan oleh Jeff Madura (2003) mengenai keterkaitan 3 variabel tersebut. Penelitian dibuat dalam 3 periode dengan tujuan untuk bisa diperbandingkan. Periode yang diamati adalah untuk sebelum krisis (Model 1) 1993:1 - 1997:7; saat krisis (Model II) 1997:8 - 2001:12 dan secara keseluruhan (Model III) 1993:1 - 2001:12. Pemisahan periode sebelum dan saat krisis didasarkan pada awal terjadinya depresiasi IDR yang lebih besar dan biasanya di bulan Juli 1997 dan bulan Agustus 1997 saat nilai IDR di lepaskan ke pasar untuk ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran. Metode yang digunakan untuk melakukan analisa adalah dengan menerapkan uji unit root, panjang lag, kointegrasi, model VAR, impulse response dan variance decomposition. Hasil uji unit root menyatakan bahwa dalam Model 1, dari ke-3 variabel yang diuji hanya nilai tukar ER yang tidak bisa mencapai stationary. Namun dalam Model 2, ke-3 variabel mencapai stationer sesudah di difference 1 periode. Sedangkan dalam Model 3 yang paling tampak mengalami structural break hanya nilai tukar ER, sehingga uji unit root dilakukan secara berbeda sesuai prosedur sederhana yang disusun oleh Perron. Hasil uji unit root menyatakan bahwa nilai tukar ER justru stationary pada level-nya. Dengan mendapatkan panjang lag untuk masing-masing periode, dilakukan uji kointegrasi berdasarkan prosedur Johansen dan kemudian dibentuk model VAR. Ketiga model menunjukkan adanya kointegrasi, dimana Model I dan II menunjukkan terdapatnya 3 cointegrating rank, sedangkan Model III hanya ada 1 cointegrating rank. Secara keseluruhan yang ditunjukkan dalam Model III, ER dan SBIIM memiliki korelasi negatif dengan JSX. Analisa dengan impulse response menunjukkan bahwa volatilitas JSX ditentukan secara negatif oleh ER dan SBI1M, sementara antara ER dan SBIIM terdapat korelasi positif. Hasil ini selaras dengan persamaan kointegrasi yang ditunjukkan bahwa ER dan SBIIM memiliki kointegrasi negatif terhadap JSX. Dengan menggunakan variance decomposition, nilai JSX dan ER lebih banyak ditentukan oleh nilai pergerakannya sendiri, sedangkan nilai SBIIM lebih banyak ditentukan oleh nilai pergerakan ER.
Research regarding financial crisis ended to an economic crisis is always a never exhaustive subject to explore. In regards to such matter, this thesis is focusing on 3 financial variables which are believed to have strong correlation, namely JSX composite index, exchange rate of IDR to USD and 1 month interest rate SBIIM_ Each of the respective variables represents stock market, foreign currency market and money market. At the same time, this thesis aims to verify the theory proposed by Jeff Madura (2003) regarding the correlation of the 3 variables. The thesis is conducted in 3 periods for the sake of comparison purpose. The observed periods are before the crisis (Model I) 1993:1 - 1997:7; during crisis (Model II) 1997:8 - 2001:12 and for the whole period (Model III) 1993:1 - 2001:12. The separation of prior and during crisis is when the depreciation of IDR was larger than ever before occurred in July 1997 and when the IDR was released freely to be determined by the forces of demand and supply occurred in August 1997. The tools applied to do the analyses are the unit root test, lag length, cointegration, VAR model, impulse response, and variance decomposition. Unit root test indicates that in Model I, out of the 3 tested variables, only ER fails to achieve stationary. However, in Model II, all 3 variables are stationary in 1 period difference. Model III shows differently than the other models as it exhibits a structural break of ER, consequently a different unit root test needs to be followed as specified by Perron. The result shows that ER is stationary at level. Obtaining the lag length for each period, Johansen's procedure for cointegration test is done and models of VAR are constructed accordingly. The 3 models show the presence of cointegration, where Model I and II indicate the existence of cointegrating rank by 3, while Model III shows only 1. In the overall view given in Model III, ER and SBIIM has negative correlation with JSX. An analysis through impulse response demonstrates that the JSX volatility is negatively determined by ER and SBIIM, while between ER and SBI1M show positive correlation. This is actually confirming the results specified in the cointegration equation that ER and SBIIM had negative correlation against JSX. Applying variance decomposition method, the values of JSX and ER are more determined by their own volatility, while the value of SBIIM was more determined by the movements of ER.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T20535
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedy Afianto
Abstrak :
Lion Air sebagai low cost carrier airline menguasai pasar domestik atau sebagai market leader di industri penerbangan di Indonesia. Hal ini tentu memiliki pengaruh yang besar dalam sektor transportasi di Indonesia. Terkait beberapa kecelakaan yang dialami oleh airline ini yang diikuti oleh tindakan manajemen dalam menangani krisis dan kaitannya dengan kepuasaan dan loyalitas pelanggan, menarik peneliti untuk mendalami permasalahan ini. Penelitian ini membahas tentang pola penanganan manajemen krisis yang dilaksanakan perusahaan penerbangan Lion Air yang akan dirasakan oleh para pelanggan Lion Air apalagi oleh pihak yang secara langsung terlibat dalam krisis yang dialami oleh Lion Air. Karena manajemen krisis itu dirasakan oleh pelanggan maka manajemen krisis tersebut pada gilirannya akan menjadi faktor yang menentukan terhadap kepuasan pelanggan Lion Air. Dalam pada itu, manajemen krisis yang dilakukan Lion Air yang dirasakan oleh pelanggan akan menjadi faktor yang menentukan pula terhadap loyalitas pelanggan Lion Air. Fokus dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh dari efektivitas komunikasi terhadap manajemen krisis serta dampaknya terhadap kepuasan dan kesetiaan pelanggan. Total sampling digunakan dalam penelitian ini, populasi adalah penumpang pesawat Lion Air dengan tujuan Kuala Lumpur dengan pesawat Boeing 737-900ER dengan kapasitas penumpang 215 orang, dengan nomor penerbangan JT 280 CGK-KUL tujuan (Kuala Lumpur) sebanyak 204 orang. Data diperoleh secara langsung melalui penyebaran kuesioner kepada responden. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 162 responden. Adapun model yang digunakan untuk menganalisis data adalah structural equation modeling (SEM) Selain itu juga dilakukan uji reliabilitas dan validitas. Hasil dari penelitian ini dengan uji SEM menunjukkan bahwa (1) efektivitas komunikasi terbukti tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen krisis PT Lion Air, (2) manajemen krisis terbukti memiliki pengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan PT Lion Air, (3) manajemen krisis terbukti memiliki pengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan PT Lion Air, kepuasan pelanggan terbukti berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan PT Lion Air. ......Lion Air as a low cost carrier airline controlled domestic market or as a market leader in the aviation industry in Indonesia. This certainly has great influence in the sector of transportation in Indonesia. Some related accidents experienced by the airline was followed by management actions in dealing with the crisis and its relation to customer satisfaction and customer loyalty, has attracted researcher to explore this issue. This study focuses on the patterns of crisis management handling held airline Lion Air which will be perceived by the customers of Lion Air especially by parties directly involved in the crisis experienced by Lion Air. Since that crisis management is perceived by the customers of the crisis management and in turn will be the determining factor of the Lion Air customer satisfaction. In the meantime, the crisis management of Lion Air experienced by customers will be a determining factor to the Lion Air customer loyalty. The focus of this research is to analyze the effect of the communication effectiveness of crisis management as well as its impact on customer satisfaction and customer loyalty. Total sampling used in this study, the population is a passenger aircraft of Lion Air, destination Kuala Lumpur with Boeing 737-900ER aircraft with seating capacity 215 persons, with flight number JT 280 CGK-KUL destination (Kuala Lumpur) as many as 204 people. Data retrieved directly through the distribution of questionnaires to respondents. The sample in this study as many as 162 respondents. As for the models used to analyze data is a structural equation modeling (SEM) also conducted a test reliability and validity. The results of this research with the SEM test shows that (1) communication efficacy is proven to have no effect significantly to crisis management PT Lion Air, (2) crisis management proved to have significant influence towards customer satisfaction PT Lion Air, (3) crisis management proved to have significant influence on PT Lion Air customer loyalty, customer satisfaction is proven to influence significantly to PT Lion Air customer loyalty.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ciwi Paino
Abstrak :
ABSTRAK
Perbankan Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat semenjak djkeluarkannya Pakto 88. Berbagai pihak, terutama investor dalam negeri, membuka bank baru untuk menyerap dana masyarakat. Kantor-kantor cabang bank baru bermunculan dimana mana.

Berbagai usaha dilakukan dengan tujuan untuk memperbesar aset usaha perbankannya, antara lain dengan pengucuran kredit, pembukaan kantor-kantor cabang, penaWaran berbagai produk simpanan yang disertai iming-iming berbagal hadiah dan bonus.

Sedangkan untuk manajemen pengelolaannya, dilakukan usaha antara lain, membajak tenaga kerja dan pesaingnya, menggunalcan tenaga kerja yang ada walaupun terkadang tidak memenuhi persyaratan

Semua ini memberikan dampaknya niasing-masing ketika krisis moneter mulai melanda Asia Pasifik, dan Indonesia path khususnya. Satu persatu bank-bank nasional kita turnbang. Berbagai kasus perbankan berrnunculan, dan pelanggaran ketentuan BMPK maupun kredit macet.

Permasalahan kredit macet memberikan dampak yang paling berat dan runut. Hampir semua bank mengalami hal demikian, banya saja berbeda dalam bai kuantitas. Bank-bank asing tidak ketinggalan dalam bal ini, sejumlah kredit yang dikucurkan sebelumnya ternyata nngalami kenmcetari. Namun demilkian, permasalahan ini tidak sebesar yang dihadapi oleh bank-bank nasional.

Bank-bank nasional papan atas merniliki kredit macet yang tidak kecil jumlahnya, bahkan ada yang mencapai jumlah ieblh dan setengah total kredit yang dikucurkan. Beban penvusutan yang besar dan turunnya pendapatan bunga atas kredit menyebabkan kinerja bank bank nasional babak belur.

Selain itu, kenaikan suku bunga simpanan yang lebih tinggi dan kenaikan suku kredit menyebabkan terjadinya negative spread. Fenomena ini menghantui di tiap bank nasionaL kerugian yang sangat besar diderita oleh perbankan kita. Tìngkat kesehatan menurun tajam, modal yang dimiliki tidak mampu menutupi kerugian yang dideritanya. Pemerintah terpaksa turun tangan untuk menyelamatkan industri perbankan ini. Melalui program rekapitalisasi, suntilcan modal dengan penyetoran obilgasi pernerintab, serta pengailban kredit macct ke BPPN (Badan Penyehatan Perbankan Nasional) dilakukan. Selain itu, penutupan sejumlah bank terpaksa dilakukan akibat tidak adanya harapan bagi bank-bank tersebut untuk mempertahankan usahanya.

Dilain pihak, bank-bank asing yang tidak terlalu terpengaruh oleh fenomena negative spread, melihat peluang untuk menarik nasabah. Berbagai strategi dan tindakan dilakukan dengan gencar. Promo si sebagai predikat bank internasional, permudah persyaratan pembukaan rekening dan peluncuran berbagal produk dilakukan oleh bank-bank ini. Dlbarapkan dengan adanya usaha penyelamatan ¡ni yang menghabiskan dana yang sangat tinggi, perbankan Indonesia mampu kembali beroperasi dengan bersaing dengan sehat. lintuk 1w, berbagai tindakan dan peluang haruslah diperbatikan agar tidak sia-sia tindakan yang telah dilakukan bersama ini.

Perbaikan kualitas SDM, kontrol dan pengawasan yang leblh ketat, penggalakan upaya merger merupakan beberapa tindakan yang banus dilakukan agar dapat mempertabanican dan bersaing ntnghadapi persaingan global. Selain itu, peluang pasar barn (new marker), yaìtu inasyarakat muslim Indonesia, patut diperhitungkan dengan adanya ijin pembukaan bank dengan prinsip syariah.

Jadi sesungguhnya perbankan na.sional Indonesia masih mampu bcrtaban, bahkan untuk bersaing dengan bank-bank asing. Semua ini sangat tergantung dari komitmen pemerintah untuk menciptakan situasi yang kondusif bagi perbaikan sektor ekonomi rill. Karena walau bagaimanapun, sektor perbankan saling tergantung dengan sektor usaha lainnya.
Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T5509
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herlin Devianti
Abstrak :
Selama periode 2008 2013 kondisi ekonomi dunia tidak stabil tercermin dari harga komoditas serta indeks saham yang cenderung fluktuatif. Kebijakan QE Quantitative Easing yang dilakukan oleh The Fed dengan tujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi AS sejak terjadinya krisis global menimbulkan spillovers effect ke negara negara lain yakni aliran modal yang seharusnya berputar di ekonomi AS untuk masyarakat dan perusahaan malah beralih ke Asset Fund managers Bank Komersil. Dimana likuiditas lebih ini kemudian diinvestasikan ke berbagai Negara di dunia dan ke berbagai kelas asset saham obligasi emas komoditas untuk mencari return yang lebih tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis interaksi dinamis antara indeks saham dan indeks harga komoditas di tingkat internasional dengan menggunakan 5 lima indeks harga komoditas yaitu indeks harga Minyak Mentah, indeks harga Gas Bumi, indeks harga Emas, indeks harga Minyak Sawit dan indeks harga Kopi serta 1 satu indeks saham yaitu Indeks Dow Jones Amerika Serikat melalui data bulanan periode 2008 I 2013 XII. Metode analisis yang digunakan adalah Vector Error Correction Model VECM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diantara pergerakan keenam variabel tersebut memiliki hubungan stabilitas keseimbangan dan kesamaan pergerakan dalam jangka panjang. Sementara dari hasil uji kausalitas Granger menunjukkan ada 2 dua kausalitas antara indeks saham dengan indeks harga komoditas di tingkat internasional. Selain itu pula dapat disimpulkan bahwa tidak ada variabel yang secara signifikan mempengaruhi indeks saham Dow Jones dalam jangka pendek, hal tersebut terjadi karena suatu variabel bereaksi terhadap variabel lainnya membutuhkan waktu lag dan pada umumnya reaksi suatu variabel terhadap variabel lainnya terjadi dalam jangka panjang.
Around 2008 2013 period global economic condition was unstable described by the prices of commodities and stock indicies tend to fluctuative Quantitave Easing policy was built by The Fed encourage the growth of the economy US since the global crisis create spillovers effect to another countries which is the capital flow that should be spin on around US economy for its people and companies instead switch to the Assets Fund Managers and Commercial Bank. Where this liquidity then invested in various countries to the world and many various assets to get the higher return. This study aims to analyze the dinamic interactions of global stock indices and international commodity prices indices use 5 five commodity prices indices which is Gold, Crude Oil, Natural Gas, Crude Palm Oil and Coffee also 1 one stock indices which is Dow Jones Indices USA which monthly data period 2008 I 2013 XII. The analysis tool that used in this research is Vector Error Correction Model VECM. The result showed that there rsquo s a long term relationship around the variables of the model. While the other result from Granger causality test show that there are 2 two causality between global stock indices and international commodity prices. Beside that it can be concluded there are no variables significantly affect the Dow Jones Indices on the short term it rsquo s because the variable need to take time lag for reacts the other variables and in the reaction generally happens on the long term.
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T44828
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moch. Alie Naviekhar
Abstrak :
ABSTRAK
Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia pada awal pertengahan 1997 telah memporak porandakan kondisi ekonomi Indonesia. Berdasarkan kondisi tersebut, ingin diketahui a) investasi yang paling menguntungkan antara investasi pada instrumen investasi saham, mata uang dan komoditi emas yang dilakukan pada periode Januari sampai Juni 1998, b) tingkat pengembalian per minggu, serta C) adanya interaksi antara return masing-masing instrumen dengan return per minggu. Ke tiga hal yang ingin diketahui tersebut dituangkan dalam bentuk hipotesis.

Langkah yang dilakukan adalah dengan membentuk portofolio saham, portofolio mata uang dan mengambil satu harga emas di pasar emas dunia. Portofolio saham akan diambil dan 45 saham yang masuk dalam Indeks LQ-45, portofolio mata uang akan diambil dari 5 mata uang kertas utama (major currency) yang diperdagangkan Bank Indonesia, dan harga emas akan diambil dari quotation harga emas di pasar Hongkong. Selain itu juga akan digunakan deposito bank sebagai salah satu indikator kebijakan moneter pemerintah dalam masa krisìs.

Hasil penelitian dihitung dengan menggunakan perhitungan portofolio dan dibuktikan dengan pengujian statistik dengan menggunakan analysis of variance (Anova). Karena penelitian ini menggunakan dua variabel, yaltu variabel return masing masing instrumen investasi dan variabel return per minggu dari masing-masing instrumen investasi, maka Anova yang dipakai adalah two way anova.

1. Untuk Hipotesis I, bahwa dengan nilal a sebesar 5% menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat pengembalian masing-masing instrumen investasi. Hal ini berarti bahwa tingkat pengembalian dari ke tiga instrumen investasi tersebut adalah sama.

2. Untuk Hipotesis II, bahwa dengan nilai a sebesar 5% menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat pengembalian per miriggu dari masing masing instrumen investasi Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat kondisi transaksi yang bersifat seasonal yang dapat mempengaruhi investor dalam berinvestasi.

3. Untuk Hipotesis Ill, bahwa dengan nilai a sebesar 5% menunjukkan tidak terdapat interaksi antara tingkat pengembalian masing-masing instrumen dengan tingkat pengembalian per minggu. Hal ini menunjukkan bahwa investor dapat melakukan investasi dengan bebas di ke tiga instrumen tersebut, karena ke tiganya mempunyai return yang sama, serta investasi di minggu manapun juga akan memberikan return yang sama.

Berdasarkan hasil tersebut disarankan bagi investor untuk memilih risiko yang terkecil yang bisa dilihat dari instrumen investasi yang memiliki coefficient of variation yang terkecil, yaltu instrumen investasi saham.
Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T4985
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aris Pranata
Abstrak :
ABSTRAK
Kondisi perbankan di Indonesia sejak tahun 1997 atau ketika krisís ekonomi menimpa negeri ini, mengalami masa-masa yang paling sulit dibandingkan dengan tahun-tahun sebeIumnya. Kinerja keuangan PT. Bank ABC (Persero) dan PT. Bank Negara Indonesia persero) Tbk. mengalami kerugian karena spread negatif pada pendapatan bunga netto yaitu beban bunga Lebih besar dari pada pendapatan bunga, sehingga kedua bank tersebut mengalami kerugian yang sangat besar terlebih dengan pembebanan atau jumlah kredit yang bermasalah ?Non Performing Loan) dalam jumlah sangat besar. Kegagalan ini hampir semua dialami oleh bank-bank di indonesia.

Kegagalan industri perbankan di Indonesia rnembuat kawatir para deposan institutional maupun deposan indivisual, apabila sewaktu-waktu bank mereka tempat menyimpan dana mengalami pencabutan ijin operasionalnya. Meskipun dana mereka dijamin oleh pemerintah sampai dengan tahun 2000, tetapi proses pembayaran kembali oleh bank pembayar yang ditunjuk oleh pemerintah memerlukan waktu yang cukup lama, khususnya bagi deposan dalam jumlah besar. Oleh sebab itu, para deposan mau tidak mau dituntut untuk mengetahui bank yang akan dipiih sehat atau tidak. Apabila nantinya setelah tahun 2000 pemerintah tidak akan menjamin lagi, sedangkan di Indonesia sendiri belum ada lembaga asuransi untuk menjamin hal tersebut seperti Federal Deposit Insurance Company (FDIC) di Amerika Serikat.

Lingkup pembahasan karya akhir ini lebih banyak dikonsentrasikan pada kebijakan manajemen bank dalam mengelola asset dan kewajibannya (Liability), untuk menghasilkan tingkat return yang dikehendaki berdasarkan tingkat resiko yang diambil. Hasil dari penelitian atau karya akhir ini pernilis harapkan dapat memberikan salah satu pedoman untuk menilai kesehatan suatu bank melalui pendekatan Risk dan Return Measurement. Disamping itu, penulis juga melakukan analisa arus kas antara lain untuk melihat apakali ada penaikan (penurunan) kas bersih dan setara kas.

Untuk menentukan strategi bersaing pada masa yang akan datang, maka penulis menganalisa terlebih dahulu mengenai lingkungan bisnis PT. Bank ABC (Persero) baik lingkungan eksternal dan lingkungan internal serta menganalisa kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman (Analisa SWOT) yang dihadapi oleh PT. Bank ABC (Persero).

Terakhir seteLah menganaiisa hal-hal tersebut di atas, maka dilanjutkan dengan strategi bersaing yang akan di ambil oleh bank dalam menghadapi persaingan perbankan di Indonesia yaitu

? Strategi Penetrasi Pasar. Strategi ini dilakukan antara lain melalui usaha pemasaran dan promosi besar-besaran. Strategi ini dilakukan antara lain untuk memperoleh nasabah baru ataupun meningkatkan penggunaan dan nasabak melalui kantor-kantor bank yang ada.

? Strategi Pengembangan Produk, yaitu strategi pengembangan produk yang selalu mengikuti atau mengantisipasi kebutuban keuangan nasabah dalam bentuk produk baru, misalnya Electronik Banking, Phone Banking, dan jasa-jasa perbankan lainnya.

Kedua strategi tersebut akan dapat berjalan dengan baik, apabila bank melakukan antara lain hal- hal sebagai berikut:

? Meningkatkan Ketrampilan Pegawai. Dalam era globalisasi dimana tingkat persaingan usaha yang sangat kompetitif, sumber daya manusia yang handal menjadi salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan.

? Meningkatkan Teknologi dan Kualitas Pelayanan Perbankan. Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan kemudahan kepada masyarakat/nasabah, maka upaya penyempurnaan sistem dan teknologi terus dilakukan, sistem operasi terus diperbaiki dan ditingkatkan secara berkesinambungan agar proses efisiensi bisa terjadi.

? Manajemen Informasi. Bank harus memiliki informasi yang memadai dan inovasi yang mampu memanfaatkan informasi tersebut menjadi ide-ide yang diaplikasikan.

Dalam mencapai tujuan tersebut, penulis melakukan penelitian di dua bank yaitu bank pemerintah yang telah go publik (Bank BNI) dibandingkan dengan salah satu bank pemerintah yang belum go publik yaitu PT. Bank ABC (Persero). Selanjutnya metodologi penelitian yang kami lakukan membandingkan data kedua bank tersebut dañ tahun 1995 s/d 1999 (Juni) antara lain atas dasar data Annual Report. Kemudian data tersebut di olah dengan menggunakan analisa rasio keuangan bank (Risk and Return Measurement), analisa arus kas, dan analisa SWOT untuk menentukan strategi bersaing bank pada masa yang akan datang.

Dari hasil penelitian dapat diperoleh hasil yang penting bahwa pada masa sebelum krisis.. bahwa bank pemerintah yang sudah go publik mempunyai kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan bank pemerintah PT. Bank ABC (Persero) yang belum go publik. Sedangkan pada masa krisis, justru sebaliknya yaitu bank pemerintah yang sudah go publik mempunyai kinerja yang lebih buruk dibandingkan dengan bank pemerintah PT. Bank ABC (Persero) yang belum go publik, hal itu disebabkan antara lain jumlah kredit yang diberikan (termasuk konversi kredit valas) oleh Bank BM jauh Iebih besar dengat Bank ABC. Namun tidak menghasilkan interest income yang maksimal, Dilain pihak jumlah dana masyarakat yang dapat dihimpun pada masa krisis jauh lebih besar dibandingkan Bank ABC, sehiugga harus membayar biaya bunga yang sangat mahal.

Penulis menyadari bahwa karya akhii- ini masih jauh dari sempuma, untuk itu kami mohon saran, kritik, masukan dan apapun namanya yang bersifat membangun, demi perba kan karya aktir yang telah penulis susun ini.
Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T5513
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>