Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 22 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sunsun Suryati
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini menguji pengaruh struktur kepemilikan dan keahlian dewan komisaris terhadap konservatisme akuntansi. Struktur kepemilikan dan keahlian dewan komisaris yang diteliti adalah kepemilikan keluarga, kepemilikan institusi, kepemilikan asing, kepemilikan manajerial, financial expertise, masa jabatan dan multiple directorship. Penelitian ini menggunakan pengukuran konservatisme berbasis akrual yang digunakan Givoly dan Hayn (2000). Berdasarkan sampel perusahaan non keuangan yang terdaftar di BEI tahun 2011-2013, menunjukan bahwa hanya kepemilikan asing yang berpengaruh signifikan terhadap konservatisme akuntansi, sedangkan kepemilikan keluarga, kepemilikan institusi, kepemilikan manajerial dan keahlian dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi
ABSTRACT
This research is to examine the influence of ownership structure and board of commissioners’ skills on the accounting conservatism. Ownership structure and board of commissioners’ skill in this research are family ownership, institutional ownership, foreign ownership, managerial ownership, financial expertise, tenure and multiple directorship. This research uses accrual-based conservatism by Givoly and Hayn (2000). Based on the samples of non financial companies listed on BEI in 2011-2013, shows that only foreign ownership significantly influence accounting conservatism, while the family ownership, institutional ownership, managerial ownership and board of commissioners’ skill does not influence the accounting conservatism
2014
S60532
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardian Wicaksono
Abstrak :
ABSTRAK Tesis ini berusaha menunjukkan bahwa nilai-nilai konservatif Presiden George W. Bush mengaktifkan kekuatan di antara pranata politik (pemerintah) dan pranata agama (gereja). Pengaktifan pranata politik dan pranata gereja diperlukan Presiden Bush untuk menjalankan kebijakan keamanan guna melawan ancanian terorisine. Tesis ini menggunakan teori-teori dan konsep-konsep antara lain dari Parsudi Suparlan mengenai nilai-nilai yang sakral dan konsep mengenai konservatif dari Mickletwait dan Woodridge. Pada bab pendahuluan diuraikan latar belakang, hipotesis, permasalahan penelitian dan kerangka teori. Pada intinya, tesis ini mencoba melihat dari dekat hubungan antara nilai-nilai budaya yang sakral yang terdapat pada : individu, masyarakat dan negara. Ketiga unsur tersebut membentuk hubungan hirarki yang disesuaikan dengan konteks permasalahan dan tujuan yang hendak dicapai. Ancaman terorisme yang menjadi agenda politik Presiden Bush memperkuat kedudukan negara dalam hubungan ketiga unsur tersebut. Bab-bab selanjutnya menjelaskan diantaranya mengenai peran agama dalam politik di Amerika, sejarah konservatif Amerika dan keyakinan keagamaan Presiden Bush.
ABSTRAK This thesis is trying to show that the conservative values of President George W. Bush could activate the powers between the political institution (state) and the religion institution (church) for the War against Terrorism post 11 September 2001. The Activation of both institutions is urgently needed by President Bush in order to implement his security policy and the doctrine of "Either you are with us or against us". The concepts being used are among others those of Parsudi Suparlan regarding the sacred values and those of Mickletwait dan Woodridge concerning the moral and conservative perspectives. The Introductory Chapter will define and explain the subject matter of this thesis and gives the theoretical framework, namely the theories or concepts of the American conservative and of the religious faith of President Bush. This chapter is also trying to analyze the relations among the sacred values: state, community and person with regard to the certain condition dependent on the context and the purpose will be achieved. The terrorist threat as a main political agenda of President Bush will be strengthening the state at the context of hierarchical sacred values. The following chapters will define and explore more on the role of religion in the political arena of the LIS, the history of American Conservative and the religious faith of President Bush.
2007
T 17550
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andika Rakhmat Putra
Abstrak :
Skripsi ini bermaksud untuk menjelaskan kebangkitan ideologi yang menyelubungi latar sosial di balik kemenangan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat pada tahun 2016. Fenomena yang disertai oleh kebangkitan populisme hampir di seluruh penjuru dunia ini telah dinamakan oleh para pengamat sebagai Trumpisme. Menurut beberapa studi, fenomena ini jamak disorot media arus utama sebagai manifestasi isu personalitas dan identitas sosial partisan yang memikat perhatian massa terhadap gelagat maupun retorika vulgar Donald Trump atas kehendaknya untuk merengut kursi kepresidenan. Akan tetapi, penulis mendapati bahwa temuan studi-studi itu mengabaikan preseden historis pemicu rentetan masalah sosial yang memantik kebangkitan fenomena tersebut. Dengan memakai metode Analisis Tematik dan teori ideologi Karl Mannheim untuk menelaah watak ideologis sistem politik dan ekonomi Amerika Serikat yang termuat dalam film The Big Short (2015) dan Vice (2018), peneliti mengajukan ‘narasi tandingan’ untuk menyanggah wacana populer rekaan media arus utama yang membingkai kebangkitan Trumpisme sebagai fenomena personalitas dan balas dendam gerakan politis reaksioner yang tipikal. Dengan demikian, peneliti berargumen bahwa Trumpisme adalah kulminasi mutakhir rentetan masalah sosial yang dipicu oleh kejayaan neokonservatisme dalam tubuh politik Amerika Serikat ketika Perang Teror Global dikumandangkan dan simtom krisis neoliberalisme pada Resesi Besar 2008 yang menuai berbagai perlawanan massal terhadap hegemoni globalisme. ......This thesis intends to explain the emergence of ideology that undergird the social background behind Donald Trump's victory as President of the United States in 2016. This phenomenon, accompanied by the rise of populism in almost all corners of the world, has been referred to by pundits as Trumpism. According to several studies, the phenomenon is often highlighted by the mainstream media as a manifestation of personality and partisan social identity issues that attract mass attention towards Donald Trump's vulgar attitude and rhetoric on his own accord in order to won over the presidency. However, I find that the findings of these studies ignore the consequential historic precedents beneath the concatenation of social problems that ignited the rise of the phenomenon. By using Thematic Analysis and Karl Mannheim's theory of ideology to examine the ideological characters of United States political and economic systems contained within The Big Short (2015) and Vice (2018), I proposes a 'counter-narrative' to refute the popular discourse created by the mainstream media that frames the rise of Trumpism as a phenomenon of personality and typical reactionary retaliation. Thus, I argue that Trumpism is the latest culmination of a series of social problems that were triggered by the triumph of neoconservatism in the United States political body when the Global War on Terror was inaugurated and the symptoms of the crisis of neoliberalism in the Great Recession of 2008 which resulted in mass resistance to the hegemony of globalism.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Najwa Khairina
Abstrak :
Skripsi ini menguji eksistensi konservatisme pada industri manufaktur di Indonesia dengan melihat adanya perbedaan rentang waktu penga kuan bad news dan good news di dalam nilai laporan laba. Sejalan dengan penelitian (Basu, 1997) hasil uji metode acak data panel me nunjukkan bahwa nilai laporan laba lebih sensitif terhadap bad news dan dapat disimpulkan bahwa praktek konservatisme eksis di Indo nesia. Selanjutnya, skripsi ini menguji tingkat utang, biaya politis dan biaya litigasi sebagai faktor yang mendorong praktek konservatisme. Hasil uji regresi logistik konsisten dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa tingkat utang memiliki hubungan positif dengan konservatisme (Ahmed, et, al, 2000) dan biaya litigasi memiliki hubung an negatif dengan konservatisme (Juanda, 2007).
This study examines the existence of conservative reporting in Indonesia?s manufacturing industry by analyzing asymmetric timeliness of earning in reporting bad news and good news. In line with previous study (Basu, 1997), the result of random effect panel data shows that earning is more sensitive to bad news than good news. Thereby, it can be concluded that conservative reporting still exists in Indonesia?s manufacturing industry. Furthermore, this study uses political cost, litigation cost and leverage to explain conservative behavior in firm level. The results of logistic regression are consistent with previous study; leverage has a positive relationship with conse rvatism (Ahmed, et, al, 2000) and litigation cost has a negative rela tionship with conservatism (Juanda, 2007).
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
S6551
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Mulyadi Noto Soetardjo
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki keberadaan konservatisme pada negara-negara Asia Pasifik, ditinjau dari aspek determinan dan aspek dampak. Pada aspek determinan, penelitian ini menguji pengaruh faktor-faktor determinan atas unconditional conservatism dan conditional conservatism. Pada aspek dampak, penelitian ini menguji pengaruh unconditional conservatism dan conditional conservatism atas kualitas informasi akuntansi: relevansi dan reliabilitas. Sebagai sebuah studi antar negara, penelitian ini juga menguji pengaruh faktor-faktor tingkat negara dalam kedua aspek dari konservatisme tersebut. Berdasarkan hasil pengujian aspek determinan, contracting, litigation, regulation dan taxation terbukti memicu dan menekan keberadaan unconditional conservatism dan conditional conservatism. Hubungan negatif di antara kedua tipe konservatisme juga dapat dibuktikan. Dengan demikian, dari aspek determinan penelitian ini dapat memberikan justifikasi keberadaan konservatisme pada negara-negara Asia Pasifik. Sementara itu, dari aspek dampak penelitian ini kurang dapat memberikan bukti kebutuhan konservatisme. Hasil pengujian menunjukkan hanya unconditional conservatism yang memberikan dampak positif pada relevansi informasi akuntansi, sementara unconditional conservatism memberi dampak negatif pada reliabilitas informasi akuntansi dan conditional conservatism memberikan dampak negatif pada relevansi dan reliabilitas informasi akuntansi. Faktor-faktor tingkat negara (status adopsi IFRS, sistem judicial/legal, sistem hukum sekuritas dan sistem ekonomi politik) terbukti memiliki pengaruh langsung pada konservatisme dan kualitas informasi akuntansi. Penelitian ini juga menyodorkan bukti bahwa secara umum faktor-faktor tingkat negara memiliki pengaruh moderasi terhadap hubungan faktor determinan dan konservatisme (aspek determinan) dan hubungan konservatisme dan kualitas informasi akuntansi (aspek dampak).
The purpose of this study is to examine the existence of conservatism at Asia Pacific countries, viewed from its determinant aspect and its impact aspect. Regarding the determinant aspect, this study examines the influence of determining factors on unconditional conservatism and conditional conservatism. Meanwhile for the impact aspect, this study examines the influence of unconditional conservatism and conditional conservatism on accounting information quality: relevance and reliability. As a cross country study, this study also examines the influence of country level factors in the both aspects of conservatism. According to the test results for the determinant aspect, contracting, litigation, regulation and taxation are proved to trigger as well as to surpress the existence of unconditional conservatism and conditional conservatism. The negative relartionship between the two types of conservatism is also supported. Therefore, from the determinant aspect this study may provide justification for the existence of conservatism at Asia Pacific countries. Meanwhile, from the impact aspect this study tends to provide less evidence for the need of conservatism existence. The test results show that only unconditional conservatism provides a positive impact on relevance of accounting information, meanwhile unconditional conservatism provides a negative impact on reliability of accounting information and conditional conservatism provides negative impacts on both relevance and reliability of accounting information. Country level factors (IFRS adoption status, judicial/legal systems, secutiry laws systems and political economic systems) are proved to have direct influences on conservatism and accounting information quality. This study also provides evidences that, in general, country level factors have moderating influences on the relationship between determining factors and conservatism (determinant aspect) and the relationship between conservatism and accounting information quality (impact aspect).
Depok: Universitas Indonesia, 2018
D2570
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ketut Ariadi Kusuma
Abstrak :
Konservatisme merupakan suatu prinsip yang telah sekian banyak mendapat kritik namun masih tetap bertahan sampai saat ini. Di samping itu pula konservatisme merupakan salah satu elemen penting dalam membedakan standar-standar akuntansi di berbagai negara. Hal itu menyebabkan konservatisme menarik untuk diteliti. Penelitian mencakup studi pustaka sebagai upaya memperoleh pemahaman tentang dasar pemikiran konservatisme, kedudukannya dalam kerangka teori akuntansi, kritik-kritik terhadapnya, serta penerapannya di dalam Standar Akuntansi Keuangan Indonesia. Studi lapangan yang dilakukan bertujuan untuk memperoleh pemahaman atas persepsi akuntan publik terhadap konservatisme. Dengan menggunakan metode statistik tes tanda (sign test) survai yang dilakukan menyimpulkan bahwa secara umum para akuntan publik mengakui bahwa konservatisme diterapkan untuk menetralisir optimisme manajemen dan memenuhi kebutuhan pemakai laporan keuangan yang cenderung menginginkan laporan yang konservatif. Para akuntan publik juga secara umum mendukung standar-standar akuntansi yang mengandung unsur konservatif, meskipun terdapat perdebatan mengenai pertentangan antara konservatisme dengan prinsip-prinsip lain dalam akuntansi. Dengan perangkat tes U Mann-Whitney diperoleh pula kesimpulan bahwa pada umumnya tidak terdapat perbedaan persepsi di antara akuntan publik menurut jabatan maupun menurut berafiliasi tidaknya kantor akuntan publik (KAP) tempatnya bekerja dengan KAP asing. Penulis juga menyimpulkan bahwa konservatisme cenderung tumbuh dari praktek-praktek akuntansi (induktif). Penulis juga menemukan fakta bahwa sebagian akuntan publik menganggap konservatisme sebagai tuntutan profesional dan menganggap konservatisme sama dengan sikap skeptisme profesional (professional scepticism).
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
S19234
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kevin Febriano Bukit
Abstrak :

Riset-riset politik yang selama ini telah dilakukan menemukan adanya hubungan antara religiusitas dengan ideologi politik, di mana terdapat kecenderungan religiusitas berkorelasi tinggi dengan konservatisme. Salah satu pengaruh dari religiusitas yang sejak awal dianggap paling efektif digunakan untuk mengarahkan sikap dan tingkah laku manusia adalah narasi keagamaan. Penelitian ini ingin melihat apakah narasi keagamaan dapat memengaruhi sikap ideologi politik. Di sisi lain, kelompok pertemanan juga memiliki peran dalam menjelaskan sikap terhadap isu-isu politik, dimana salah satu mekanisme psikologis yang dapat menjelaskan pengaruh kelompok pertemanan terhadap ideologi politik ini adalah konsep realitas terbagikan. Kelompok konservatif dianggap lebih memiliki keinginan tinggi untuk membagi realitas mereka dibandingkan dengan kelompok liberal, sehingga realitas terbagikan diduga semakin meningkatkan kecenderungan konservatif pada individu yang terpapar narasi keagamaan. Penelitian ini dapat digolongkan sebagai penelitian eksplanatori, kuantitatif dan eksperimental. Terdapat total 165 partisipan (66 laki-laki dan 99 perempuan) yang dikelompokkan secara acak ke dalam dua kelompok manipulasi penelitian (between-subject design). Hasil penelitian menunjukkan bahwa paparan terhadap narasi keagamaan memengaruhi sikap ideologi politik kearah yang cenderung konservatif dan fundamentalis. Sementara, uji moderasi tidak menemukan adanya pengaruh dari realitas terbagikan terhadap kekuatan hubungan antara narasi keagamaan dengan sikap ideologi politik. Berdasarkan temuan ini, terbukti bahwa narasi keagamaan memengaruhi sikap ideologi politik individu, namun pengaruh ini tidak diperkuat oleh adanya realitas terbagikan pada diri individu.


Previous researches in politics found a relationship between religiosity and political ideology, in which there is a tendency of religiosity to highly correlated with conservatism. One main effect of religiosity that considered most effective to direct human's attitude and behavior is religious narrative. Current research would inspect if religious narrative could affect political ideology. On the other hand, peer groups also have roles on explaining attitudes towards political issues, which could be explained by a psychological mechanism called shared reality. Conservatives considered have higher motivation to share realities with liberals, so that shared reality increase the tendency of political conservatism on individual exposed to religious narrative. This study classified as explanatory, quantitative, and experimental research. A total of 165 participants (66 male and 99 female) randomly assigned to one of two manipulation groups (between-subject design). Results show that exposure of religious narrative affect political ideology attitudes toward conservatism and fundamentalism. Whilst, moderation test did not find any effect of shared reality towards the relationship between religious narrative and political ideology. These findings conclude that political ideology attitudes could be affected by religious narrative, but this effect did not enhanced by shared reality within individuals.

Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia , 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Regina Hapsari
Abstrak :
Banyaknya isu-isu politik yang menggunakan sentimen agama sudah menjadi keseharian masyarakat Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara religiusitas dengan konservatisme politik, dan peran need of closure sebagai moderator pada hubungan antar variabel-variabel tersebut. Penelitian ini termasuk penelitian korelasional dan cross-sectional serta menggunakan metode analisis korelasi Pearson dan analisis statistik regresi berganda dengan moderasi. Partisipan penelitian ini adalah 282 orang yang merupakan WNI berusia minimal 18 tahun dan menganut agama Islam, Kristen Protestan dan Katolik. Hasil penelitian dengan Pearson correlation menunjukkan adanya korelasi yang signifikan antara religiusitas dengan ideologi politik dan need for closure juga memiliki korelasi yang signifikan dengan konservatisme politik, tetapi hasil analisis moderasi menunjukkan bahwa need of closure ternyata tidak memiliki efek moderasi yang signifikan terhadap hubungan antara religiusitas dengan konservatisme politik. ......Many political issues that use religious sentiments have become the daily lives of the people of Indonesia. This study aims to see the relationship between religiosity and political conservatism, and the role needs to be closer as a moderator in the relationship between these variabels. This study included correlational and cross-sectional research and also used Pearson correlation analysis and multiple regression analysis with moderation as analysis method. This study involved 282 participants who represented Indonesian citizens at least 18 years of age and adhered to Islam, Protestantism and Catholicism. The results of the study show that there is a significant correlation between religiosity and political conservatism and need for closure also has significant correlation to political conservatism, but the moderating effect of need for closure turns out to be not significant on the relationship between religiosity and political conservatism.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Steinfels, Peter
New York: Simon and Schuster, 1980
320.5 STE n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>