Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 192 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fizzy Andriani
Abstrak :
Dalam beberapa tahun belakangan ini perfilman Indonesia mengalami penurunan, terlebih lagi film Indonesia tidak rnampu bersaing dengan film-film Hollywood. Sisi promosi seringkali diabaikan oleh sineas Indonesia dalam memasarkan film mereka. Untuk itulah Komunikasi Pemasaran memiliki arti penting walaupun bukan satu-satunya faktor. Berdasarkan hal tersebut, thesis ini akan membahas strategi yang penting dilakukan dalam promosi film, bagaimana alat-alat komunikasi pemasaran diterapkan dan mengapa. Dan untuk penelitian tersebut penulis mengambil obyek sebagai studi kasus, yaitu Film Petualangan Sherina. Alat-alat yang biasa digunakan atau yang biasa disebut dengan Bauran Komunikasi antara lain personal selling, advertising sales promotion, direct marketing, sponsorship marketing, exhibitions, corporate identity, packaging, point of sale and merchandising, dan yang terakhir adalah word of mouth. Namun sebelum menentukanstrategi pemasarannya, perlu diperhatikan segmentasi, targeting, positioning, SWOT, dan juga marketing mix-nya. Metode penelitian yang dignakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui penelitian kepustakaan, penelitian lapangan, dan wawancara, dimana data-data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Dari basil penelitian terhadap obyek studi kasus, tampak bahwa komunikasi pemasaran yang dilakukan dalam film anak-anak Petualangan Sherina ini dilakukan sesuai dengan teori-teori yang sudah ada. Alat-alat yang digunakan adalah advertising, direct marketing (publisitas), merchandising dan dibantu oleh kekuatan word of mouth. Walau tidak menggunakan semua alat-alat komunikasi pemasaran, namun pelaksanaannya digarap cukup serius. Terakhir dapat diambil sebuah kesimpulan, yaitu didalam menjalankan promosinya, film Petualangan Sherina ini sangat disesuaikan dengan segmen dan target pasarnya. Alat komunikasi pemasaran yang paling banyak dilakukan adalah publisitas, karena dinilai mampu memberikan citra positif terhadap film ini. Namun penggunaan merchandising dalam promosinya kurang efektif, mengingat penjualannya hanya dilakukan melalui sites www.petualangansherina.com. Untuk itu perlu diperhatikan bagaimana agar penggunaan merchandising sebagai salah satu alat komunikasi pemasarannya dapat dilakukan secara maksimal.
2001
T708
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ellis Gamalia
Abstrak :
Kajian terhadap peran unit Corporate Communications PT. Garuda Indonesia dalam membangun kembali image, berangkat dari pemikiran bahwa di tengah kondisi kompetisi dunia usaha baik di tingkat nasional, regional, dan internasional yang semakin ketat dewasa ini, maka image perusahaan merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan perusahaan tersebut dalam memenangkan persaingan. Apalagi bagi bidang usaha yang terkait dengan masalah 'pelayanan' jasa penerbangan seperti halnya Garuda Indonesia. Pada masa lalu, Garuda memiliki citra yang cenderung buruk dan memiliki atribut-atribut yang negatif bagi pengguna jasa maupun masyarakat pada umumnya. Ditengah upayanya melakukan berbagai perbaikan yang dikenal sebagai restrukturisasi perusahaan, dimana secara makro tujuan yang ingin dicapai adalah membangun kembali image Garuda menjadi perusahaan yang kini lebih baik dan diterima oleh masyarakat pengguna jasa. Mengingat arti penting dari peran dan fungsi strategis dari unit Corporate Communications dalam membantu perusahaan membangun image, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana unit berhasil dalam melakukan langkah-langkah untuk membangun image selama masa restrukturisasi perusahaan. Salah satu teori yang mendasari adalah Persuasi yang menurut Cutlip & Center adalah suatu upaya menyampaikan informasi dengan cara tertentu untuk merubah pemikiran lama atau membentuk pemikiran baru pada masyarakat, sehingga berubah perilakunya. Tujuan akhir yang ingin dicapai adalah merubah atau menetralisir opini yang berlawanan, membentuk opini yang belum maupun yang sudah tampak, atau mempertahankan opini yang favourable dengan cara memperkuatnya. Untuk memperoleh data-data yang akurat maka dilakukan studi lapangan. Selain itu, untuk mengukur kinerja yang telah dihasilkan penulis melakukan wawancara mendalam dengan berbagai nara sumber atau key informan baik dari kalangan internal maupun eksternal. Sementara, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan teknik analisis data deskriptif dan studi yang dilakukan adalah bersifat kualitatif. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa image yang diberikan terhadap Garuda dan penilaian kinerja unit Corporate Communications secara umum cukup positif walaupun masih perlu adanya beberapa program yang harus lebih diberdayakan oleh unit Corporate Communications.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T1967
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kussusanti
Abstrak :
Dalam pemasaran modern, perusahaan harus melakukan komunikasi dengan pelanggan maupun calon pelanggannya. Salah satu cara berkomunikasi sehubungan dengan fungsi pemasaran ini adalah melalui pemasaran langsung, yaitu e-mail marketing. Bisnis melalui media elektronik (e-business) ini telah melonjak drastis sejak akhir tahun 90-an hingga saat ini. Jenis e-business yang paling menonjol adalah business to business (b2b). Salah satu bidang usaha yang banyak melakukan komunikasi pemasaran melalui e-mail adalah bisnis jasa training (pelatihan). Dalam tesis ini, penulis meninjau topik komunikasi e-mail marketing dengan melakukan studi kasus pada sebuah perusahaan penyelenggara training, C&G Training Network. Kerangka pemikiran yang digunakan, adalah strategi komunikasi pemasaran yang dikemukakan oleh Philip Kotler, yalitu (1) identifikasi audiens yang dituju, (2) penentuan tujuan komunikasi, (3) perancangan pesan, (4) pemilihan saluran komunikasi, (5) penentuan anggaran, (6) penentuan bauran promosi, (7) pengukuran hasil, serta (8) pengelolaan dan pengkoordinasian komunikasi pemasaran terintegrasi. Penelitian deskriptif ini bersifat kualitatif dan kuantitatif dengan metode interrelationship studies dan metode survei. Teknik pengumpulan data yang dipakai adalah studi literatur, wawancara mendalam serta wawancara terstruktur. Sampel yang diambil sebanyak 50 orang khalayak penerima e-mail marketing C&G Training Network, yang diambil dengan teknik probability sampling secara simple random sampling (acak sederhana). Hasil penelitian yang didapat menunjukkan bahwa strategi komunikasi e-mail marketing C&G Training Network telah dilakukan dengan baik. Identifikasi audiens dilakukan dengan memperhatikan konsep segmentasi dan targeting, dengan tujuan komunikasi pemasaran untuk memperkenalkan jasa yang ditawarkan, menjawab pertanyaan, memberi informasi lanjutan guna mengarahkan pada transaksi serta menjaga citra baik. Perancangan pesan dilakukan dengan memperhalikan faktor isi pesan, personalisasi, netiket dan visualisasi. Pemilihan e-mail sebagai saluran komunikasi pemasaran C&G Training Network disebabkan karena kemudahan dan biaya yang jauh lebih rendah dibanding cara lain, yaitu hanya sekitar 1 % dari revenue (total penjualan). Pemilihan saluran ini didukung dengan adanya data base yang baik. Pengelolaan dan pengkoordinasian komunikasi pemasaran terintegrasi juga telah dilakukan oleh C&G Training Network. Penulis mencoba membahas hasil penelitian ini dengan konsep (1) Segmentasi, Targeting, Positioning, (2) Active Push Strategy dan B2B E-mail Marketing, (3) Selective Exposure dan Efek Kehadiran Media, (4) Selective Attention dan Faktor Budaya, (5) Integrated Marketing Communications, serta (6) Integrated Direct Marketing. Paduan antara Integrated Marketing Communications (IMC) dengan Integrated Direct Marketing (IDM) untuk e-mail marketing ini menghasilkan rumusan bare yang dikemukakan aleh penulis, yaitu Integrated Direct E-mail Marketing Communications (IDEMC) yang mengandung unsur (1) Identifikasi target audience, (2) Pengelolaan data base, (3) Bauran media, (4) Perancangan pesan dan pelaksanaan netiket, serta (5) Pengkuran hasil. Beberapa hal yang diduga menjadi penghambat kesuksesan IDEMC ini adalah (1) Tidak adanya integrasi yang tepat, antara penggunaan suatu media dengan media lain dalam direct e-mail marketing, (2) Tidak ada dukungan yang memadai dari sales force, (3) Database yang tidak up-to date, serta (4) Tidak ada pengukuran hasil.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T3663
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nunuk Prihatiningsih
Abstrak :
Pada kegiatan pemasaran produk, komunikasi memiliki peranan yang sangat penting. Dimulai dari kemasan produk, periklanan, promosi penjualan, penjualan langsung, marketing public relations atau publisitas, pemasaran melalui ajang kusus (special marketing), komunikasi getok tular, layanan konsumen, hingga materi promosi di titik akhir penjualan (point of sales/ purchase). Seluruh elemen tersebut disebut bauran komunikasi pemasaran (marketing communications mix), lebih luas dari bauran promosi (promotion mix) tetapi terkait dengan bauran pemasaran (marketing mix).

Pokok bahasan dalam tesis ini adalah analisa efektivitas implementasi bauran komunikasi pemasaran diimplementasikan secara terpadu. Penulis melakukan analisa dengan model komunikasi pemasaran terpadu (integrated marketing communications strategy model) dari George E. Belch & Michael A. Belch . Metode penelitian yang digunakan adalah evaluatif kualitatif.

Hasil analisa terhadap strategi komunikasi pemasaran dalam kampanye Indosat SLI 001 menunjukkan model dan format dari Belch ini diterapkan meskipun belum secara menyeluruh. Sistematika perencanaan kampanye Indosat SLI 001 bertolak dari persaingan jasa SLI , temuan hasil riset, karakteristik pelanggan, rancangan dan pengembangan konsep kampanye Indosat SLI 001, tujuan pemasaran, tujuan komunikasi, strategi media, hingga pemilihan teknik atau taktik komunikasi pemasaran yang digunakan, integrasi dan implementasi program dan evaluasi, monitoring dan system kontrol.

Karena jasa yang dijual berupa jasa layanan fasilitas telekomunikasi bukan consumer good, maka program komunikasi pemasaran tidak dapat memeperlihatkan dampak lansung pada penggunaan jasa tersebut oleh khlayak yang menerima terpaan komunikasi pemasaran. Salah satu dampak yang dapat diukur melalui studi adalah tingkat TOP of Mind khalayak terahadap kode Akses Indosat SLI yaitu 001.

Berbagai teknik dan taktik yang digunakan dalam kampanye jasa Indosat SLI 001 ini meliputi program-program penjualan langsung kepada pelanggan-pelanggan utama khususnya dibidang properti, perhotelan dan pengelola wartel. Sedangkan pemasaran langsung dilakukan melalui Indosat Info 102 dan nomor bebas pulsa 0.800.182, 120 , kunjungan ke perusahaan , fokus group dan materi pont of sales/purchase (POSIPOP), promosi penjualan seperti pemberian diskon pada waktu-waktu tertentu, Kegiatan MPR (Marketing Public Relations) dilaksanakan antara lain dalam bentuk pameran, event-event promosi, penulisan advetorial, talk show dan perusahaan Lomba " 001 Versi saya ", partisipasi/ sponsorship. Kegiatan periklanan dilaksanakan dengan menggunakan semua media yang ada cetak maupun eletronik termasuk menyediaan situs www.indosat.com.

Keterpaduan kampanye Indosat SLI 001 dengan teknik tersebut diatas menunjukkan hasil yang cukup signifikan terhadap TOP of Mind konsumen dan upaya mempertahankan pangsa pasar.

Agar dampak kampanye dapat ditingkatkan, penulis menyarankan agar kampanye dapat dilaksanakan secara lebih taktis dengan sasaran pelanggan yang lebih tajam sesuai segmen yang ada, melakukan " bundling" dengan jasa non SLI yang lain khususnya untuk pelanggan pada sektor bisnis, memanfaatkan News Letter @kses 001 untuk menjangkau segmen residensial, menggunakan forum komunikasi pemasaran untuk memadukan seluruh program pemasaran dengan wilayah operasional di seluruh Indonesia, mengoptimalisasikan homepage www.Indosat.com, meningkatkan kerjasama dengan card issuer, pengelola gedung dan wartel dan melakukan standarisasi tampilan fisik POS/POP untuk memperkuat citra korporat.;Marketing Communication Strategy Affectivity Indosat IDD 001
In product marketing activity, communication has an important role. It starts from product packaging, advertising, sales promotion, direct sales, marketing public relations, special marketing, consumer service, to promotion materials at the point of sales/purchase. All elements are called marketing communication mix, broader than promotion mix but still related with marketing mix.

The main subject in this thesis is an integrated marketing communications strategy model by George E. Belch & Michael A. Belch. This research uses qualitative evaluative methodology.

The result of this research finds that in conducting Indosat IDD 001 campaign, Belch's model and form of marketing communication strategy is used partially. Indosat IDD 001's planning system is based on international direct calling competition, research results, customer characteristics, campaign concepts and design, marketing objectives, communication objectives, media strategy, and choosing technique or marketing communication tactic that is used, program integration and implementation and evaluation, monitoring and control system.

Since the Indosat provides telecommunication facility services, not consumer goods, hence marketing communication program does not show direct impact to services utilities by audiences. One of the measured impacts of this study is audience's top of mind level to use 001 as access Indosat code for International Direct Dialing (IDD).

Variety of campaign technique and tactic are direct selling programs to main customer especially in property, hotels, and telecommunication public booths; direct marketing through Indosat Info 102 and free access number: 0-800-182-120, company visiting, focus groups, and point of sales/purchase materials (POSIPOP), sales promotion i.e. discount opportunity in particular time, marketing public relations activities (exhibition, promotion events, advertisement article, talk show and any creativity competition e.g. "my version: 001", sponsorship. Advertising activities use all printed and electronic media including web site: www.indosat.com.

This integrated campaign technique shows significant result in increasing consumer top of mind level and effort to keep the market segment. To increase the impact of this campaign, the writer's suggestions are: to deliver this campaign in more tactical action with sharper and right customer targets, utilizes the bundling technique with other Indosat services especially for customer in business sector, utilizes the newsletter@,kses 001 to reach residents segment, utilizes marketing communication forum to integrate all marketing programs within operational areas, optimally website : www.indosat.com, increases cooperation with card issuers, building and telecommunication public booth owners and standardize PUS/POP features to increase a corporate image.
2001
T5692
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Samudro Putranto
Abstrak :
Meskipun bukan maskapai penerbangan nasional (yakni: Garuda Indonesia Airlines), Merpati Nusantara menjadi "market leader" untuk rule penerbangan domestik. Salah satu faktor dari keunggulan Merpati untuk pasar domestik adalah dengan banyaknya pesawat yang dimiliki terutama untuk jenis pesawat kecil dan baling-baling (propheller) serta banyaknya akses yang menjadi daerah tujuan Merpati yang tersebar hingga ke pelosok. Jaman yang semakin global memungkinkan para pesaing memfasilitasi ekspansi usahanya yang berarti ancaman bagi Merpati. Posisi konsumen menjadi semakin penting, sehingga organisasi harus mengetahui secara pasti siapa atau bagaimana karakter dari konsumennya, apa saja yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumennya serta bagaimana melakukan penetrasi pasar serta menjadi pilihan utama bagi konsumen, untuk itu perlu strategi komunikasi pemasaran yang baik terutama dalam menciptakan "repositioning".

Dilatari oleh kondisi tersebut, penulis coba mengkaji aspek hubungan antara profit konsumen, kebutuhan konsumen, keinginan konsumen dan penciptaan citra atau reposisi citra PT. Merpati Nusantara Airlines sebagai salah satu bentuk komunikasi pemasaran dengan kajian yang lebih mendalam mengingat para pesaing seperti Garuda, Mandala, Bouraq dan Awair sedang bersiap untuk "melahap" porsi domestik yang selama ini dikuasai Merpati. Disamping itu dalam upaya memenangkan persaingan dalam bisnis penerbangan domestik yang semakin ketat, diperlukan suatu pendekatan lain yang mampu memberikan nilai tambah (value added service) yang berbasis pada adanya kepuasan pelanggan (total consumer's satisfactions).

Hasil penggalian data melalui penelitian kuantitatif dengan menyebar kuesioner dilakukan di 5 (lima) rute penerbangan yang dimiliki oleh PT. Merpati Nusantara Airlines lebih diarahkan pada upaya menggali berbagai informasi mengenai profit atau karakteristik penumpang/konsumen, tujuan dan motivasi penerbangan, penilaian dan tingkat kepuasan, serta perbandingan pelayanan dengan kompetitor.

Pertimbangan penumpang memilih suatu maskapai penerbangan bagi responden kalangan bisnis adalah: ketepatan waktu penerbangan, jenis pesawat, harga tiket dan jadwal penerbangan. Sedangkan bagi responden yang mengikuti perjalanan dinas adalah: faktor pelayanan secara keseluruhan, harga tiket, ketepatan waktu penerbangan dan jenis pesawat. Dan, bagi responden yang melakukan perjalanan pribadi atau liburan adalah: harga tiket, pelayanan secara keseluruhan, ketepatan waktu penerbangan dan jenis pesawat.

Reposisi citra yang baru nampaknya perlu segera diberlakukan, namun perlu dibuat lagi suatu studi Analysis Behaviour sebagai kompilasi dari -penelitian ini. Sebagai gambaran sementara, reposisi citra hendaknya hendaknya tidak jauh bergeser dari aspek harga, pelayanan secara keseluruhan dan ketepatan waktu penerbangan. Namun mengingat kebijakan pemerintah mengenai harga tiket yang "published rate" maka sebaiknya reposisi citra lebih diarahkan pada pelayanan secara keseluruhan.

Analysis of Consumers' Needs and Wants, and Image Repositioning of PT. Merpati Nusantara AirlinesAlthough PT. Merpati Nusantara Airlines (MNA or MZ) is not a national airline/ air flag, MNA has become one of "market leader" in domestic routes. One advantage of Merpati in the domestic market is the big number of aircraft it has, particularly in terms of small propeller aircraft and the many accesses it offers through its flights to remote areas. In this increasingly globalize era, the competitors may be facilitating the expansion of their business and this means a potential threat to Merpati. The position of consumers is growing in importance that the organization should have good knowledge of their customers - who they are and what characters they have, what they want and wish to have - and how to conduct a market penetration and make themselves the first choice of the consumers. This will all require an appropriate market communication strategy, particularly in creating repositioning.

Based on these conditions, the writer attempts to analyze the aspects of relations between the consumers' profiles, consumers' requirements/ needs, consumers' wishes/ wants, and creation or repositioning of the image of PT. Merpati Nusantara Airlines. These should be conducted in a more thorough analysis as the compete with Merpati which has since then been taking the lion's share of the domestic pie of airline services. Besides, in the efforts to win the competition amid the presently closer competition in domestic airline services, it is necessary to adopt an approach that can assure the attainment of value added service based on total consumer's satisfaction.

The data collection through quantitative survey by distributing questionnaires in five routes served by PT. Merpati Nusantara Airlines gives more emphasis to getting more information on the passengers/consumers' profiles or characteristics, flight aims and motivations, valuation and levels of satisfaction, and comparison with competitors in services.

The passengers' considerations in choosing an airline are, for respondents of business community: flight punctuality, types of aircraft, ticket price and flight schedule. The respondents traveling on official duties base their choice on service factors as a whole, ticket price, flight punctuality and types of aircraft. The respondents traveling on private or tour purposes will consider the ticket price, service as a whole, flight punctuality and types of aircraft.

The reposition of the new image seems critical for now. However, this requires conducting an Analysis Behavior study as a compilation of this study. A tentative picture suggests that the image reposition should not diverge too far from the aspects of prices, services as a whole and flight punctuality. However, as the government has adopted a published-rate policy on the ticketing, it should be right to reposition the image on the service as a whole.
2001
T5697
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Sari
Abstrak :
Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keinginan remaja dalam membeli produk kosmetika "PUTERI". Penelitian dilakukan di wilayah Jakarta Timur. Penelitian tentang sikap dan keinginan dalam konteks perilaku membeli produk ini didasarkan pada teori-teori penerimaan dan pemrosesan pesan, teori Komunikasi Pemasaran, dan teori Perilaku Konsumen: proses pembelian. Penelitian dilakukan dengan memakai pendekatan kuantitatif dan dilaksanakan dengan metode survey. Populasi penelitian adalah remaja putri usia 15-21 tahun, sampling dilakukan secara sistematik random yang didahului pengklasteran berdasarkan wilayah. Data digali menggunakan kuesioner yang disusun berdasarkan Skala keinginan membeli. Kemudian uji statistik menggunakan faktor analisis dan regresi. Hasil uji statistik faktor analisis menunjukkan bahwa dari sepuluh variabel, tereduksi menjadi 4 faktor yang dominan (surrogate variable). Pada uji kekuatan hubungan antara variabel independent (Harga, tempat, jenis dan uang), dengan variabel dependen (keinginan membeli) didapatkan r pearson's sebesar 0,964. Uji regresi menunjukkan diantara variabel independen, yang paling besar pengaruhnya terhadap variabel dependent, adalah variabel harga produk. Kesimpulannya, faktor yang mempengaruhi keinginan membeli adalah faktor harga. Kegiatan komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Mustika Ratu antara lain, melalui media massa, kerjasama dan sponsorship, serta mengadakan event-event khusus. Strategi komunikasi pemasaran yang sebaiknya diterapkan oleh Mustika Ratu, sesuai dengan kondisi obyektif yang ada, dengan menggunakan bauran pemasaran (marketing mix), dengan mengaplikasikan beberapa atau seluruh elemen strategi komunikasi pemasaran, yang meliputi pemilihan pasar, perencanaan produk, penetapan harga, sistem distribusi, dan promosi.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T8018
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suprawito
Abstrak :
Kondisi perkembangan kesenian utamanya seni pertunjukan tradisional Indonesia sekarang ini masih dirasakan belum mendapatkan perhatian yang cukup dari para pihak terkait baik dari pihak penentu kebijakan (dalam hal ini Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata RI), para pelaku seni dan para pemasar seni maupun penggemarnya. Hal tesebut dapat dilihat dengan adanya persepsi/ anggapan dari berbagai kelompok masyarakat mengenai seni itu sendiri. Anggapan-anggapan tersebut antara lain: mereka yang menganggap bahwa kesenian (seni pertunjukan tradisional) lahir karena suatu kebutuhan untuk mengagungkan asma Tuhan YME atau membuat suatu tradisi bagi masyarakatnya, mereka yang menganggap bahwa seni adalah suatu karya yang dapat dinikmati baik bagi dirinya sendiri maupun orang lahir dan tidak pernah memikirkan untuk mendapatkan nilai ekonomi/ penghasilan dari hasil karyanya tersebut, kelompok masyarakat seni yang menyadari bahwa kesenian dapat dinikmati oleh masyarakat, bersama-sama dengan kegiatan pariwisata. Pagelaran-pagelaran semi tradisional ini biasa dilaksanakan sebagai pelengkap kehadiran wisatawan di daerah tujuan wisata, kelompok masyarakat utamanya para pelaku seni pertunjukan tradisional yang melihat peluang adanya penggemar seni tradisional Indonesia di luar negeri mencoba dengan caranya sendiri sehingga mereka mampu mengadakan pagelaran di luar negeri. Para penentu kebijakan pada umumnya masih menganggap bahwa kebudayaan termasuk kesenian khususnya seni pertunjukan tradisional di dalam negeri dapat digunakan sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa sedangkan untuk di luar negeri dipergunakaa sebagai salah satu alat diplomasi untuk meningkatkan persahabatan antar bangsa. Pokok bahasan dalam tesis ini adalah mengenai strategi komunikasi pemasaran untuk mengembangkan seni pertunjukan tradisional. Penulis melakukan analisa dengan metode penelitian kualitatif. Adapun metode pengumpulan data menggunakan analisis data sekunder dan indepth interview untuk memperoleh data primer. Dalam tesis ini, model perencanaan komunikasi pemasaran dari Smith (1996) dan bentuk-bentuk komunikasi pemasaran menurut Kotler (2000) merupakan model yang sangat relevan dalam kaitannya dengan model Strategi Komunikasi Pemasaran Seni Pertunjukan Tradisional. Dengan dukungan komunikasi pemasaran yang tepat, sebuah kesenian tradisional khususnya seni pertunjukan tradisional pun dapat dijadikan industri yang memberikan manfaat dan keuntungan seluas-luasnya bagi Para pendukung seni di dalamnya. Tak jarang sebuah seni pertunjukan tradisional yang sebelumnya dilupakan dan dipandang tidak memiliki potensi bisnis (komersial), dengan pendekatan komunikasi pemasaran ternyata hasilnya menjadi tak terduga bahkan luar biasa. Dengan memasarkan seni pertunjukan tradisional khususnya ke mancanegara, Indonesia juga dapat memperbaiki citra bangsa di mata bangsa-bangsa lain. Pada saatnya nanti seni pertunjukan tradisional Indonesia diharapkan dapat sejajar kedudukannya dengan pariwisata sehingga seni pertunjukan tradisional dapat memberikan kontribusi terhadap bangsa, yaitu dapat memberikan perolehan devisa negara.
Marketing Communication Strategy for Traditional Art Performance (Study: Strategy Marketing Communications for Traditional Art Performance The Indonesian Excellency of Culture and Tourism)Art development, especially traditional art performance in Indonesia is revealed as yet to have a sufficient attention by the decision-maker (government - Department of Tourism & Cultural), the artist and business sectors. This situation can be seen from some perceptions to the meaning of `traditional art' by some groups of people. Some people thought art was born from the need of religions (i.e. praise to the God) then create a `tradition' to those own people. Some other thought art is an activity that can be enjoyable by everyone but not for business purposes. These people thought that traditional art can not be commercialized (i.e. benefit purposes). They thought their traditional art was meant for their own group, not to be exposed for different purposes. They even don't think of getting economic value (revenue) from their art creation. However, there are specific groups of people who are aware that traditional art is economically potential and it is enjoyable/consumable by lot of people. These groups thought traditional art performances can be explored for a business purposes, especially in conjunction with `tourism'. Indonesian traditional art is used to be as a complementary to the tourism in some favorite tourism destinations. Recently, groups of people (especially the traditional artist) have seen the opportunity for traditional art performances to be more recognized by domestic or foreign tourists. They are aware of potential around the world fans for Indonesian traditional art. Given to this opportunity, Indonesian traditional artist try with their own way to be able to perform overseas. On the other hand, in general the decision maker (Government or investors) may still thinking that traditional art as part of culture is mainly good to be used for uniting the country, and in overseas, this can be used as a diplomatic tool for foreign relationship. The main discussion of this thesis is about the marketing communication strategy in developing traditional art show business (commercial traditional art performances). Qualitative methods were used to support the analysis. In-depth interview and support data gathering were also used to get the primary data.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T 8994
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Samosir, Emriati
Abstrak :
Era globalisasi dan intemasionalisasi menuntut sumber daya manusia yang profesional dan berkualitas internasional. Universitas Indonesia (UI) yang menyadari tuntutan untuk menghasilkan lulusan yang bertaraf internasional kemudian membuka program Spesial International Classes (SIC-UI) untuk jenjang Sarjana pada tahun akademik 2000/2001 pada program studi psikologi, teknik dan kedokteran. Penulis mencoba menyusun suatu strategi komunikasi pemasaran SIC-Ul. Menurut John Burnett dan Sandra Moriarty (1999), komunikasi pemasaran adalah proses dimana informasi atau ide-ide dikomunikasikan secara efektif kepada khalayak sasaran yaitu sekelompok orang yang menerima pesan-pesan pemasaran dan potensial dalam menanggapi pesan-pesan yang dikomunikasikan tersebut. Bentuk-bentuk komunikasi pemasaran meliputi periklanan, promosi penjualan, pemasaran langsung, penjualan pribadi, dan hubungan masyarakat. Sebagai dasar penyusunan strategi komunikasi pemasaran SIC-UI, penulis memperoleh tiga sumber data yaitu melalui survei terhadap sikap khalayak sasaran SIC-UI (khalayak primer dan sekunder), hasil wawancara dengan masing-masing ketua program serta wawancara dengan seorang ahli strategi pemasaran. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan kombinasi pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Teknik pengukuran pada survei menggunakan skala semantic differentials dan metode Fishbein untuk mengukur sikap responden terhadap atribut atribut SIC-UI. Penulis juga mengetahui terpaan media responden yang dapat membantu dalam menentukan media komunikasi bagi pemasangan iklan SIC-UI. Selain itu, penulis memperoleh pendapat responden terhadap iklan dan brosur yang disusun oleh SIC-UI serta saran-saran mereka terhadap kegiatan komunikasi pemasaran SIC-UI. Hasil penelitian survei memperlihatkan bahwa dari empat atribut SIC-UI (nania, merek, kualitas, double degree dan biaya) hanya atribut biaya yang disikapi negatif oleh responden. Responden juga berpendapat bahwa iklan dan brosur SIC-UI sudah cukup baik. Berdasarkan hasil survei dan wawancara, maka tujuan komunikasi pemasaran yang perlu ditetapkan adalah meningkatkan awareness khalayak sasaran SIC-UI dan menciptakan sikap yang positif terhadap biaya kuliah SIC-UI. Khalayak sasaran SIC-UI difokuskan kembali berdasarkan segmentasi, targeting dan positioning. Strategi komunikasi pemasaran yang perlu ditetapkan adalah pull strategy dengan penekanan pada bentuk komunikasi pemasaran periklanan dan penjualan pribadi.
2001
T8652
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dani Vardiansyah
Abstrak :
Tesis ini mengkaji e-commerce via internet, yakni yang menggunakan world wide web, sehingga disebut web-commerce, khususnya dari sisi yang menjadi kajian ilmu komunikasi, khususnya komunikasi pemasaran, yakni penyajian pesan persuasif agar tujuan menjual barang dan jasa berhasil. Tujuan utama penelitian adalah mendapatkan rumusan atau acuan dalam menulis pesan situs web-commerce atau web-copywriting serta berupaya mendapatkan pemaknaan terhadapnya dan karenanya secara purposive memilih sejumlah situs-situs web-commerce yang berhasil sebagai sampel penelitian. Dalam mencapai tujuannya, penelitian menggunakan paradigma interpretatif dengan menggunakan metode penelitian analisis isi yang karenanya bersifat kualitatif. Subyek penelitian adalah situs-situs web-commerce B2C, obyek penelitian adalah: elemen pesan, organisasi pesan, dan struktur pesan. Unit analysis penelitian adalah: (1) Pesan atau informasi dalam situs, berupa fitur yang tersaji pada halaman situs-situs web. (2) Jenis muatan informasi, berupa kandungan fungsi manfat dari setiap fitur berikut informasi yang melekat dalam proses penjualan. (3) Alur informasi, yakni bagaimana situs yang diteliti menggiring pengunjungnya dalam seluruh proses transaksi yang terjadi. Berdasarkan paradigma yang dianutnya, penelitian tidak secara ketat menetapkan kategorisasi di awal, bekerja dalam pola pikir reflektif, mencoba melihat obyek dalam konteks naturalnya, dengan tata fikir logik lebih dari sekedar liner kausal. Penelitian ini menemukan bahwa penulisan pesan situs web terpolakan berdasarkan tujuh kategori utama muatan pesan: (1) fasilitas pembelian dan fasilitas tambahan guna kenyamanan proses pembelian, (2) jenis produk dan rekomendasi produk, (3) persyaratan penjaminan serta informasi tambahan penunjang pembelian, (4) forum komunikasi serta pembinaan hubungan dengan dan antar pelanggan, (5) pembinaan hubungan dengan stakeholders non pelanggan, (6) promosi produk atau penjualan langsung atau terkait dengan event tertentu, serta (7) pesan-pesan pelengkap dan penunjang lainnya. Selain itu, penulisan pesan situs-situs web-commerce B2C juga terpolakan berdasarkan alur belanja. Dalam alur belanja, terdapat tiga pentahapan utama, yaitu (1) tahap tiba di situs, (2) tahap pencarian dan pemilihan produk, serta (3) tahap transaksi pembelian. Masing-masing pentahapan dapat dibedakan atas sejumlah aktivitas belanja. Pada tahap pertama, aktivitas yang terjadi ialah tibanya pengunjung di situs yang dituju, tahap kedua terjadi pencarian produk dan pemilihan produk, dan tahap ketiga melibatkan sekaligus empat aktivitas: pencatatan data pembeli, pemilihan metode pengiriman, pemilihan metode pembayaran, dan review serta rekonfirmasi atas seluruh transaksi. Untuk struktur pesan, yakni bagaimana elemen pesan dan organisasi pesan terangkai satu dengan lainnya, terbagi dalam empat fase: (1) fase attention yang bermula sejak pengunjung tiba di situs dan ditarik perhatiannya dengan menyajikan elemen pesan mulai dari logo & slogan, tanggal last updated dan sejenisnya; (2) fase interest, terjadi sepanjang tahap pencarian dan pemilihan produk; (3) fase decission, terjadi di tahap pencarian dan pemilihan produk; (4) fase conviction, terjadi sepanjang tahap transaksi pembelian, dimulai dari aktivitas pencatatan data pembeli, pemilihan metode pengiriman, dan pemilihan metode pembayaran; serta (5) fase action, tindakan pembelian, terjadi pada akiivitas review dan rekonfirmasi atas transaksi. Apabila mencoba melihat struktur penulisan pesan situs web-commerce B2C dari unit terkecil elemen pesannya menunjukkan bahwa sebelum memasuki tahap transaksi pembelian, struktur pesan bersifat jejaring, segala kemungkinan terbuka, fitur yang satu terhubung ke fitur yang lain. Namun, memasuki tahap transaksi pembelian, pola struktur relatif linier walau sewaktu-waktu pembeli dapat melompat ke bagian fitur atau fase lainnya. Penelitian juga menemukan interaktivitas dan personalisasi. Interaktivitas dimanfaatkan pengelola situs untuk membuat pengunjung seolah berhadapan langsung dengan petugas wiraniaga: menjawab pertanyaan serta memberi saran dan anjuran. Dengan personalisasi, penyusunan pesan yang semula one-to-many (dari satu pengelola situs kepada siapa pun pengunjung situsnya), menjadi one-to-one (dari pengelola situs kepada satu individu pelanggannya).
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T9599
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djaka Winarso
Abstrak :
PT. Indosat adalah perusahaan operator telekomunikasi internasional pertama di Indonesia yang menyelenggarakan Sambungan Langsung Internasional (SLI) dengan kode akses 001. Sejak tahun 1996 monopoli penyelenggaraan kode akses SLI berakhir dengan adanya pemberian ijin baru kepada PT. Satelindo sebagal operator SLI dengan kode akses 008. Sejak saat itu persaingan memperebutkan pelanggan pengguna jasa telepon internasional terjadi, perang komunikasi terlihat di beberapa media-media yang memiliki pembaca yang diincar sebagai segmen pelanggannya. Berbagai strategi komunikasi pemasaran dilakukan oleh kedua operator tersebut untuk mengincar pangsa pasar gemuk pengguna telekomunikasi internasional sebesar 1,5 triliun rupiah. Sebagai pendahulu wajarlah jika Indosat tetap menjadi nomor satu untuk berebut pelanggan, karena pengalaman dan persiapan-persiapan serius telah dilakukan pada saat monopoli. Pembangunan infrastruktur dan teknologi yang handal, pengembangan citra perusahaan, penyiapan data base pelanggan, penyediaan fasilitas-fasilitas fisik lain, dan penyiapan Sumber Daya Manusia yang memiliki kompetensi tinggi untuk menyajikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan telah dilakukan jauh-jauh hari. Indosat telah mengenal betul pelanggannya terlihat dari strategi pemilahan pelanggan yang telah dikelompokkan menjadi 16 segmen yang mencakup seluruh target potensial pengguna SLI berdasarkan jenis kegiatan usaha kelompok pelanggan tersebut. Pemilahan segmen ini dijadikan dasar sebagai penyiapan strategi komunikasi pemasaran dan pembagian tugas tenaga penjualan. Amatlah rumit memikirkan 16 strategi atau taktik komunikasi untuk mendekati kelompok-kelompok pelanggan tersebut. Penulis berasumsi diantara keenambelas segmen tersebut ada yang memiliki kebutuhan atau karakter yang sama dalam memenuhi kebutuhan telepon internasional. Oleh karena itu tesis ini mencoba meneliti kemungkinan-kemungkinan kesamaan kebutuhan tersebut dengan memetakan kembali kebutuhan pelanggan SLI menggunakan SERVQUAL GAP METHOD yang mencakup lima dimensi yaitu Tangibility, Reliability, Responsiveness, Assurance, dan Empathy. Kebutuhan pelanggan dapat diekspresikan oleh Ekspektasi atau harapan pelanggan tersebut terhadap atas jasa yang ditawarkan. Dengan membandingkan Ekspektasi tersebut dengan Persepsi pelanggan pada saat menggunakan jasa SLI 001, akan diperoleh nilai Gap yang menunjukkan indeks kebutuhan masing-masing pelanggan di dalam kelompoknya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ternyata 16 segmen tersebut dapat diresegmentasi menjadi 3 segmen saja, sehingga akan memudahkan dalam menyusun strategi komunikasi pemasaran dan mengefisiensikan biaya.
The Depiction of Need into Subscribers of SLI 001 as the Basic Re - Segmentation (Servqual Gap Network at PT. Indosat)PT. Indosat is the first company of International Telecommunication Operator in Indonesia which running the system International Direct Connection with Access Code 001. In 1996 the monopolist of using IDD with access code 001 were ended up since the Government issued the similar license to PT. Satelindo with access code' 008 as the new IDD operator. Hence, the competition was started in attracting the more of subscribers who were using IDD, the "war communication" much were appeared on Medias which have purposed segmentation subscribers. Several kind of communication strategy were accomplished by the both of Telecommunication Operator Companies to drilled the thick market of International Telecommunication User in amounting 1,5 billion rupiahs. As the former in telecommunication business, PT. Indosat still become the 1st in attracting the market share, due the experiencing and serious preparations was accomplished since the monopolist. The Infrastructure development & reliable technology, prosperity of company image, keeping the subscribers data base system, providing the others physic facilities, and establishment of human resources which have high competency to provide the best service to subscribers had been accomplished prior the competition were started. PT. Indosat well known their subscribers seen by the splitting up strategy of subscriber which grouped into 16 (sixteen) segment snatching the whole potency targets of IDD user based from the activities type of those business groups. The separation of segments are becoming the based of preparation marketing communication strategy and classification of marketing duties. It is hard complicated to think about the 16 (sixteen) strategies or communication tactics to get closer those subscriber groups. I assume in amongst the 16 (sixteen) segments there have similar needs & characters in fulfilling the International Connection need as well. Therefore, this thesis is writing to examine the possibilities of similar needs by depicting the IDD need of subscriber by using SERYQUAL GAP METHOD snatching specifically 5 (five) dimensions, these are Tangibility, Reliability, Responsiveness, Assurance, and Empathy. Subscribers? needs are able to express by Expectation from them towards the offering of services. The expectation are competed with subscriber perception when using IDD 00l will be resulted the Gap value which shown the each need index of subscribers in the group. The result of examination shown that the 16 (sixteen) segments are basically able to be re-segmented into 3 (three) only, therefore will simplify in composing the marketing communication strategy and to efficient the cost.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T 10051
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>