Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 682 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
Dewi Suryani
2008
T27102
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rakhmania Anindhita Pithaloka
Abstrak :
Brand Love merupakan salah satu konstruk baru dalam komunikasi pemasaran untuk mengukur hubungan emosional antara brand dan konsumen. Brand Love didasarkan pada dugaan bahwa brand memiliki karakter manusia dan konsumen memiliki perasaan emosional terhadap brand. Penelitian mengenai Brand Love umumnya mengunakan pendekatan hubungan interpersonal dimana peranan identitas dan identifikasi menjadi penting. Sementara itu, adanya media baru membuat praktisi komunikasi pemasaran menciptakan komunitas brand online dengan dua aktivitas utama terkait interaktivitas adalah adalah kemampuan brand untuk menciptakan dan menanamakan nilai dalam komunitas penciptaan nilai dan bagaimana konsumen secara aktif berinteraksi di komunitas online tersebut Social Interactive Engagement. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan model bahwa komunikasi pemasaran dalam komunitas online brand melalui variable Social Interactive Engagement dan Penciptaan Nilai berpengaruh terhadap Brand Love, yang termediasi oleh social identity dan di moderasi oleh sifat self expressive dari brand. Penelitian dilakukan melalui metode survey terhadap sample yang dikumpulkan secara purposive terhadap anggota komunitas online brand berusia 20-44 tahun dan bekerja di area Sudirman-SCBD Jakarta. Hipotesis kemudian diuji menggunakan Partial Least Square Structural Equation Modeling. Penelitian ini menemukan adanya hubungan positif antara interaktivitas user melalui variabel Social Interactive Engagement dan penciptaan nilai terhadap Brand Love yang termediasi variabel identitas sosial dan termoderasi variabel self expressive brand. Penelitian ini memberikan sumbangsih bagi perkembangan teori Brand Love terutama pada indikator-indikatornya dan saran bagi praktisi komunikasi pemasaran untuk memanfaatkan komunitas online seabagai bagian strategi integrated marketing communication. Rekomendasi penelitian ini adalah untuk melihat jugakonteks sosio-kultural, dan menggunakan pendekatan sampling probabilita agar hasil penelitian bisa ditarik ke populasi. ...... Brand Love is a new construct in marketing communications to measure emotional relationship between brand and consumer. Brand Love term was based on an allegation that brand has human characters and consumers develop an emotional feeling toward brand. Researches about Brand Love generally use interpersonal relationship approach, where the role of identity and identification matters. While the rise of new media makes marketers create virtual brand community with two of the main activity that happened with this interactivity is the ability of brand to create and seed value within the community, and how the consumer actively interact in the virtual community. Objective of this research was to prove marketing communication model in virtual brand community with variable Social Interactive Engagement and Value Creation have effect on Brand Love that was mediated by social identity and moderated by self expressive character of the brand. Research used survey as a method toward sample that was collected by using purposive method. Samples are virtual brand community member age 20 44, working in Sudirman SCBD Jakarta. Hypothesis was tested by using Partial Least Square Structural Equation Modeling. This research found positive correlation among user interactivity in virtual brand community through variabel Social Interactive Engagement and Value Creation toward Brand Love, mediated by Social Identity and moderated by Self Expressive Brand. This research has significance for theoretical development of Brand Love and suggestion for praktisi komunikasi pemasaran to utilize brand online community as a part of integrated pemasaran communication strategy. The recommendation from this research is to also look at socio cultural context and using probability sampling approach, so the finding able to be applied in population.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
T48836
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitti Rumaisyah Hannan Syafura
Abstrak :
Kopi adalah salah satu komoditas ekspor utama Indonesia, dan memiliki banyak varietas di setiap wilayah. Salah satu kopi spesial Indonesia yaitu kopi luwak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kesadaran Usaha Mikro Kecil Menengah Indonesia: Kopi Luwak Cikole. Asal-usul luwak berasal dari Indonesia, kopi yang diproduksi oleh luwak sendiri menjadi salah satu warisan kami yang perlu dilindungi. Penelitian ini juga bermaksud untuk meningkatkan kesadaran wirausaha sosial (sociopreneur) terhadap masyarakat, yang berkontribusi terhadap sosial dan melestarikan kode kesejahteraan hewan adalah inti dari bisnis ini. Penelitian ini menggunakan metode wawancara mendalam, observasi dan kuesioner kepada pemilik, karyawan dan pelanggan Kopi Luwak Cikole untuk menyediakan data yang dibutuhkan. Untuk meningkatkan kesadaran merek dan sociopreneur, rekomendasinya adalah untuk mengembangkan program pariwisata pendidikan dan menggunakan media sosial untuk mempromosikannya, yang terbukti efektif di era digital ini. ...... Coffee is one of the main export commodities of Indonesia, and it has a lot of varieties in every region. One of Indonesia specialty coffee which is coffee luwak. The purpose of this research is to enhance the awareness of the Indonesia’s Micro Small Medium Enterprises: Kopi Luwak Cikole brand. The origins of luwak is from Indonesia, the coffee that produced by luwak itself are becoming one of our heritage which needs to be protected. This research also intends to improving social entrepreneur (sociopreneur) awareness towards society, which is contributing to social and preserving the animal welfare codes are the core of this business. This research using in-depth interview, observations and questionnaires method to the owner, employees and the customers of Kopi Luwak Cikole to provide the data that are needed. To increase the awareness of the brand and the sociopreneur, the recommendation is to develop the education tourism program and using social media for promoting it, which is proven to be effective in this digital era.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ilhaminingsih
Abstrak :
Nama : Ilhaminingsih Program studi : Profesi Psikologi Referensi : 12 jurnal, 16 buku, 2 tugas akhir, 1 skripsi Merek dapat dikatakan sebagai sebuah nama, logo, simbol, design atau kombinasi dari kesemuanya yang dapat membedakan sebuah produk atau jasa dari kompetitornya. Kunci untuk menciptakan merek adalah pemilihan nama, logo, simbol, design atau atribut-atribut yang dapat mengidentifikasi produk atau jasa lainnya. Demikian halnya bagi perusahaan Konsultan X. Memilih nama lembaga yang tepat adalah faktor yang penting. Perusahaan X ini dibangun atas dasar mimpi dan do'a. Mereka ingin nama lembaga ini mencerminkan mimpi dan doa tersebut. Suatu nama yang dapat memberikan pesan dan semangat yang positif, baik bagi mereka maupun orang lain. Nama itu haruslah sesuatu yang menunjukkan suatu visi, mimpi ke depan, harapan, keinginan yang tinggi, angan-angan. Sesuatu yang merupakan cita-cita, bayangan tentang sesuatu yang ingin dicapai di masa depan. Menurut Kohli dan LaBahn (1997) pemilihan sebuah nama merupakan hal yang penting, hal tersebut berkaitan dengan sebuah nama haruslah dapat menarik bagi pengguna jasa dan hasil akhirnya tentu saja keuntungan bagi perusahaan. Bagi organisasi, seperti yang sudah disebutkan oleh Kohli dan LaBahn (1997) bahwa struktur nama merek bisa memberikan keuntungan yang besar, termasuk didalamnya keuntungan yang meningkatkan sisi kompetitif dari perusahaan. Lebih lanjut lagi, mereka menyusun tahap-tahap proses penamaan merek. Melalui langkah tersebut, penulis menyusun proses pemilihan nama merek korporat bagi perusahaan Konsultan X. Kata kunci: strategi pemasaran, branding, brand name & corporate brand name. ......Name: Ilhaminingsih Study Program: Psychology References: 12 journals, 16 books, 2 graduate final paper, 1 undergraduate thesis Brand can be phrased as a name, logo, symbol, design or a combination of all which differentiates a product or service form its competitors. The key of creating a brand is the selection of a name, logo, symbol, designs or attributes that can identify the product or service that differentiates it from others of its kind. This also applies to X Consultans. Selecting the right name is an important factor. This X Company was built based on dreams and prayers. They want the name of this organization to reflect these dreams and prayers, a name that can give a positive message and spirit, for themselves and other people. A name that should show a vision, a dream of the future, high hopes, thought, aspiration and notion for a future goal. According to Kohli and LaBahn (1997), name selection is an important matter, because it is associated with a name that should be attractive for service users and the company's benefit as the end result. For an organization, as mentioned by Kohli and LaBahn (1997), the structure of a brand-name can bring great benefits, including benefits that increase the company's competitive side. Kohli and LaBahn also constructed steps for the process of naming a brand. Using those steps, I construct the process of a corporate brand name selection for X Consultans Company. Key words: marketing strategy, branding, brand name & corporate brand name
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
T34027
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nuri Wulandari
Abstrak :
[ABSTRAK
Pemasaran adalah tentang menawarkan proposisi nilai yang superior. Fenomena akhir akhir ini megindikasikan bahwa produk ataupun service sebagai proposisi nilai tidak lagi mencukupi untuk berperan sebagai nilai ataupun alat diferensiasi dan nilai tersebut telah berpindah ke penciptaan pengalaman pelanggan. Mengadaptasi teori merek pengalaman dari ranah pemasaran dan teori pengalaman dari ranah pariwisata, disertasi ini berusaha menyusun sebuah model komprehensif pengalaman merek destinasi. Penelitian mengambil kasus Bali sebagai destinasi wisata dan dilakukan melalui tiga tahap, wawancara pendek dengan metode SPACE matrix, Focus Group Discussion dan survey kuisioner. Hasil penelitian berhasil mengidentifikasi anteseden dan konsekuensi dari model pengalaman merek destinasi dan membuktikan bahwa pengalaman merek destinasi dan keaslian merek destinasi mempunyai pengaruh penting dalam kesetiaan merek pelanggan dalam konteks destinasi pariwisata;
ABSTRACT
This dissertation is driven from the notion that marketing is all about offering superior value. It is suggested that the traditional product and service value proposition is no longer adequate and the meaning of value is rapidly shifting to experiences. Adapting branding theory from marketing and experience from tourism, this dissertation developed a comprehensive and holistic model of destination brand experience. This includes investigating its antecedents, consequences and relationships within the model with loyalty. The research consisted of three phases with combination of methodologies: Strategic Position and Competitive Evaluation (SPACE), Focus Group Discussion and a questionnaire survey, and took Bali as the destination case. The result has provided a context background, identified and validated antecedent and consequences of destination brand experience. Moreover, it proved that destination brand experience has significant relationship to destination brand loyalty. It also showed that destination brand authenticity has a mediation role in the relationship between destination brand experience and destination brand loyalty;This dissertation is driven from the notion that marketing is all about offering superior value. It is suggested that the traditional product and service value proposition is no longer adequate and the meaning of value is rapidly shifting to experiences. Adapting branding theory from marketing and experience from tourism, this dissertation developed a comprehensive and holistic model of destination brand experience. This includes investigating its antecedents, consequences and relationships within the model with loyalty. The research consisted of three phases with combination of methodologies: Strategic Position and Competitive Evaluation (SPACE), Focus Group Discussion and a questionnaire survey, and took Bali as the destination case. The result has provided a context background, identified and validated antecedent and consequences of destination brand experience. Moreover, it proved that destination brand experience has significant relationship to destination brand loyalty. It also showed that destination brand authenticity has a mediation role in the relationship between destination brand experience and destination brand loyalty, This dissertation is driven from the notion that marketing is all about offering superior value. It is suggested that the traditional product and service value proposition is no longer adequate and the meaning of value is rapidly shifting to experiences. Adapting branding theory from marketing and experience from tourism, this dissertation developed a comprehensive and holistic model of destination brand experience. This includes investigating its antecedents, consequences and relationships within the model with loyalty. The research consisted of three phases with combination of methodologies: Strategic Position and Competitive Evaluation (SPACE), Focus Group Discussion and a questionnaire survey, and took Bali as the destination case. The result has provided a context background, identified and validated antecedent and consequences of destination brand experience. Moreover, it proved that destination brand experience has significant relationship to destination brand loyalty. It also showed that destination brand authenticity has a mediation role in the relationship between destination brand experience and destination brand loyalty]
2015
D2085
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdullah Loefti
Abstrak :
I. Masalah Pokok. Hak khusus untuk memakai suatu merek menurut Undang-Undang Merek 1961 didasarkan pada pemakaian yang pertama kali, suatu merek di Indonesia. Sebagai pemakai pertama suatu merek, oleh undang-undang dianggap mereka yang mendaftarkan merek itu, kecuali jika dibuktikan bahwa orang lain yang menjadi pemakai pertama sesungguhnya dari merek itu. Dengan demikian dalam suatu perselisihan tentang hak atas merek, maka yang berhak atas merek sengketa adalah mereka yang berhasil membuktikan telah memakai merek sengketa untuk pertama kalinya. Suatu merek mempunyai hubungan yang erat dengan pengesahaan yang menghasilkan atau mengedarkan barang-barang dengan memakai merek itu. Oleh karena itu suatu merek tidak dapat berlaku tanpa ada perusahaannya dan merek itu hapus dengan hapusnya perusahaan yang bersangkutan. dengan demikian kita saksikan apabila seseorang hendak mengoperkan mereknya kepada orang lain, maka harus juga dia mengoperkan segala goodwill yang berkenaan dengan merek itu. Jika telah terjadi peralihan hak suatu merek secara sah, maka pada pemakaian ini dapat pula dihitung pemakaian oleh orang-orang yang berhak atas merek itu terlebih dahulu dan telah kemudian mengalihkan haknya itu. Menurut sistem ini akan sukar untuk memberikan suatu lisensi kepada orang lain, yaitu yang merupakan izin untuk memakai merek itu Perikatan secara umum adalah hubungan hukum antara dua· pihak atau lebih yang dapat lahir baik karena undang-undang maupun perjanjian. Perikatan hak atas merek yang lahir karena undang-undang misalnya pewarisan, namun bagian terbesar adalah lahir karena perjanjian. Hak atas merek menurut Undang-Undang Merek 1961 bukan merupakan obyek perikatan yang dapat berdiri sendiri, karena hakekatnya hak atas merek merupakan goodwill daripada perusahaan yang memproduksi atau memperdagangkan barang-barang. Karena itu perikatan hak atas merek merupakan perikatan sekunder yang selalu bergantung pada adanya perikatan primer, antara lain jual-beli perusahaan, pendirian perserikatan atau badan hukum. 2. Metode Peneletian. Skripsi ini disusun dengan mengumpulkan data baik yang berupa data primer maupun sekunder. Sifat penelitian yang dilakukan adalah deskriptif analitis yaitu kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui gambaran yang lebih jelas tentang suatu peristiwa/obyek. Untuk melengkapinya dipergunakan metode wawancara. 3. Hal Yang Diketemukan a. Hak atas merek adalah merupakan hak kebendaan immateriil yang dapat dimiliki seseorang baik karena pendaftarannya maupun karena pemakaian yang sesungguhnya. b. Lisensi hak atas merek tidak dikenal dalam Undang-Undang merek 1961 karena ketentuan tersebut bertentangan dengan pasal 20 mengenai pemindahan hak. Dengan lisensi dimaksudkan pemberian izin untuk memakai merek kepada orang lain dengan persyaratan tertentu. Pemakaian oleh licensee penerima izin dianggap sebagai pemakaian oleh Licensor pemberi izin dan karena itu hak atas merek pendaftaran merek tetap ada pada Licensor. Walaupun Undang-Undang tidak mengatur, praktek pemberian lisensi menggunakan merek dagang ini hidup dan berkembang dalam masyarakat dan dituangkan dalam bentuk perjanjian I lisensi. Peranan penanaman modal asing dalam proses alih tehnologi sangat penting dalam pembangunanan ini sudah tentu memerlukan sarana hukum untuk melindungi kepentingan para pihak yang terlibat, antara lain perlindungan lisensi merek dagang dalam undang-undang nasional. 4. KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN Kesimpulan Lisensi merupakan segi perikatan berdasarkan perjanjian yang tidak dikenal dalam Undang-Undang Merek 1961, tetapi karena tidak dilarang oleh undang-undang, ketentuan tersebut sah dan mengikat para pihak berdasarkan asas kebebasan berkontrak. Saran-Saran Seyogyanya pemerintah segara mrnengajukan perubahan atas Undang-Undang Merek 1961, dalam mana ketentuan-ketentuan mengenai lisensi diatur didalamnya.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1983
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi Attika Karinaputri
Abstrak :
Dengan citra yang positif yang dimiliki oleh suatu merek lebih memungkinkan konsumen untuk memilih merek tersebut dalam melakukan pembelian. Citra merek yang positif merupakan salah satu faktor dalam pembentukan loyalitas merek. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh citra merek terhadap loyalitas merek Scotch-Brite?. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain eksplanatif. Penelitian ini menggunakan metode regresi sederhana. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Scotch-Brite? memiliki citra merek yang baik; loyalitas merek Scotch-Brite? adalah baik; dan citra merek Scotch-Brite? memiliki hubungan yang positif terhadap loyalitas mereknya dan memiliki pengaruh yang kuat.
With a positive image that is owned by a brand allows more consumers to choose the brand in the purchase. Positive brand image is one of the factors in the formation of brand loyalty. This study aims to determine the influence of brand image on brand loyalty of Scotch-Brite? scourer. This research is a quantitative research with explanative design. This study uses simple regression. The results of this study indicate that the Scotch-Brite? has a good brand image and a good brand loyalty; and brand image of Scotch - Brite ? has a positive and strong influence on brand loyalty.
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2015
S59462
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arum Mardikawanti
Abstrak :
ABSTRAK
Experiential Marketing adalah kemampuan dari suatu produk dalam menawarkan pengalaman holistik hingga menyentuh hati dan perasaan konsumen. Dengan mendapatkan pengalaman yang baik melalui Experiential Marketing dapat mempengaruhi konsumen untuk melakukan Brand Advocacy dan menjadi relawan sebuah perusahaan atau dapat disebut sebagai brand advocates suatu produk untuk menyebarkan informasi positif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh yang dapat ditimbulkan dari Experiential Marketing terhadap Brand Advocacy (studi pada Kamera GoPro). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menyebarkan kuesioner kepada 100 responden pengguna Kamera GoPro di Jakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Experiential Marketing memiliki pengaruh yang lemah terhadap Brand Advocacy.
ABSTRACT
Experiential Marketing is an product ability to offering holistic experience until touching customer?s heart and feeling. Getting a good experience through Experiential Marketing could influencing customer to do Brand Advocacy and become volunteer of a company or we can call it as brand advocates of a product to share positive information. The purpose of this research is trying to find the influence that would be appear from Experiential Marketing toward Brand Advocacy (case study of GoPro Camera). This research uses a quantitative approach by distributing questionnaires to 100 GoPro Camera?s user in Jakarta. The result of this research showed that Experiential Marketing has a weak influence on Brand Advocacy.
2015
S59351
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>