Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 228 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zulkarnain
Abstrak :
Biodiesel merupakan salah satu energi alternatif yang dapat diperbaharui dan ramah terhadap lingkungan. Potensi sumber bahan bakar nabati di Indonesia yang cukup besar, memungkinkan pengembangan dan penggunaan biodiesel yang diolah dari sumber tersebut. Pengolahan biodiesel dilakukan dengan proses transesterifikasi. Biodiesel yang ditinjau diolah dari minyak goreng curah (sawit) dan minyak jagung. Pengujian prestasi dan emisi gas buang dilakukan pada Diesel Engine Research and Test Bed dengan mesin uji Nissan tipe SD 22 dan tidak dilakukan modifikasi (standar). Campuran bahan bakar antara solar dan biodiesel divariasikan pada kandungan masing-masing biodiesel 10 %, 20 %, dan 30 %. Perubahan putaran poros dari 1300, 1500, 1700 dan 1900 rpm. Pembebanan dikondisikan pada bukaan throttle 30%, 40%, 50% dan 60%. Hasil pengujian menunjukkan penambahan kandungan biodiesel dalam campuran bahan bakar dapat mengurangi emisi (opasitas) yang dihasilkan. Dan pada biodiesel minyak goreng curah dapat meningkatkan effisiensi thermal, Brake Horse Power dan menurunkan konsumsi bahan bakar spesifiknya pada pengujian dengan variasi putaran mesin. Secara umum diantara kedua jenis biodiesel tersebut yang memiliki hasil paling baik yaitu biodiesel minyak goreng curah dengan kandungan campuran bahan bakar sebesar 10 %.
Biodiesel is the one of the alternative energy which can be renewed and environmental friendly. Indonesia has a big potency to develop and use biodiesel as a diesel fuel because there are many kind of plantation resources in it. The Process of biodiesel can be conducted with process of transesterification. Biodiesel which was evaluated, was processed from corn oil and cooking oil. The performance test was conducted on Diesel Engine Research and Test Bed with Nissan tipe SD 22 engine without any modification. The fuel mixing between diesel fuel and biodiesel was variated at biodiesel contain 10%, 20% and 30%. The speed engine changing are 1300, 1500, 1700 and 1900 rpm while the throttle valve open in 30%, 40%, 50% and 60%. The testing result showed that the opacity value decrease when using these biodiesels. The result also showed that biodiesel from cooking oil can increase the thermal efficiency, brake horse power and decrease specific fuel consumption of diesel engine test especially in variaton of speed engine charge. Generally, from two kinds of biodiesel, cooking oil with contain 10% mix with diesel fuel has the best result.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
T23305
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Akhmad Fajar Khozali
Abstrak :
Dengan meningkatnya populasi di dunia maka kebutuhan energi akan meningkat pula. Energi yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari biasanya akan menyangkut dengan bahan bakar fosil. Jika hal ini dibiarkan secara terus menerus maka akan berdampak pada keberadaan bahan bakar tersebut. Diperlukan bahan bakar alternatif sebagai solusi dari masalah tersebut. Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 12/2015 untuk mendorong penggunaan biodiesel sebagai bahan bakar alternatif. Kebijakan ini dapat mengatur untuk penggunaan biofuel (bioetanol dan biodiesel) di Indonesia. Pada tahun 2020 telah ditetapkan bahwa penggunaan Biodiesel 30% (B30) menjadi mandat dari konsumsi energi nasional pada semua sektor. Namun, penggunaan Biodiesel tersebut masih memeiliki masalah pada ketahanannya terhadap degredasi oksidatif selama penyimpanan. Ikatan rangkap dalam molekul Biodiesel menghasilkan tingkat reaktivitas yang tinggi dengan oksigen, terutama pada saat ditempatkan dalam kontak dengan udara. Akibat dari penyimpanan tersebut dalam waktu lama dapat menyebabkan degradasi sifat bahan bakar yang mempengaruhi kualitas Biodiesel itu sendiri. Penelitian ini dilaksanakan selama 12 minggu dengan kondisi penyimpanan dalam tangki berbahan stainless steel seperti pada tangki penyimpanan bahan bakar yang umum digunakan. Variasi untuk kondisi penyimpanan adalah: (1) penyimpanan di dalam ruangan pada temperatur lingkungan (ambient), (2) tangki disimpan di kapal dengan kondisi udara pantai/laut dengan sirkulasi udara langsung ke dalam tangki, (3) tangki disimpan di kapal dengan kondisi udara pantai/laut dengan filter udara pada tangki. Parameter kritikal yang diamati adalah angka asam (TAN), viskositas kinematis, stabilitas oksidasi metode Rancimat, Densitas, FTIR, kadar air, serta kelembaban. Lalu, dilakukan pengujian deposit dengan menggunakan Hot Chamber Deposition Test Rig dengan Variasi suhu plat dan ruang chamber yang digunakan mendekati dengan kondisi aktual pada mesin untuk mengamati karakteristik pembentukan deposit bahan bakar Biodiesel B30 pada setiap komponen di ruang bakar. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa dalam periode 3 bulan terdapat peningkatan jumlah senyawa pendukung pertumbuhan deposit. Pada kondisi RH Rendah dan RH Sedang tren grafik cukup mirip dengan penurunan dari awal bulan sampai bulan ke 3 penyimpanan. Pada kondisi awal bulan terdapat peak di daerah gugus fungsi senyawa asam karboksilat dan asam aldehid dengan delta transmitansi 9,48% di awal bulan lalu menurun hingga ke 9,4% di bulan ketiga untuk RH Rendah, sedangkan untuk RH Tinggi terdapat peak dengan delta transmitansi 10,91% di awal bulan lalu menurun hingga ke 9,48% di bulan ketiga. Namun, pada kondisi RH Tinggi terdapat kenaikan delta transmitansi yang cukup signifikan. Terdapat peak pada gugus fungsi senyawa asam karboksilat dengan delta transmitansi sebesar 17,57% di awal bulan lalu meningkat hingga 31,3% di bulan ketiga. Begitu juga dengan pertumbuhan senyawa asam aldehid dimana pada awal bulan penyimpanan memiliki peak dengan delta transmitansi sebesar 9,37% dan meningkat pada bulan ketiga sebesar 17,48%. ...... With increasing population in the world, energy needs will also increase. The energy used in everyday life will usually be related to fossil fuels. If this is allowed to continue it will have an impact on the existence of these fuels. Alternative fuels are needed as a solution to the problem. The government has issued Minister of Energy and Mineral Resources Regulation No. 12/2015 to encourage the use of biodiesel as an alternative fuel. This policy can regulate the use of biofuels (bioethanol and biodiesel) in Indonesia. In 2020 it was determined that the use of Biodiesel 30% (B30) became the mandate of national energy consumption in all sectors. However, the use of Biodiesel still has problems in its resistance to oxidative degredation during storage. The double bonds in the Biodiesel molecule produce a high level of reactivity with oxygen, especially when placed in contact with air. As a result of long-term storage can cause degradation of fuel properties that affect the quality of Biodiesel itself. This research was carried out for 12 weeks with storage conditions in stainless steel tanks such as in fuel storage tanks that are commonly used. Variations for storage conditions are: (1) storage indoors at ambient temperature, (2) tanks stored in ships with coastal / marine air conditions with direct air circulation into the tank, (3) tanks stored on ships with conditions beach / sea air with air filters on the tank. Critical parameters observed were acid number (TAN), kinematic viscosity, oxidation stability of the Rancimat method, Density, FTIR, moisture content, and humidity. Then, a deposit test is carried out using a Hot Chamber Deposition Test Rig with variations in plate temperature and chamber chamber that are used close to the actual conditions on the engine to observe the characteristics of the formation of Biodiesel B30 fuel deposits on each component in the combustion chamber. The results obtained indicate that within a period of 3 months there was an increase in the number of deposit growth supporting compounds. In the Low RH and Medium RH conditions the graph trend is quite similar to the decline from the beginning of the month to the 3rd month of storage. At the beginning of the month there was a peak in the functional groups of carboxylic acid compounds and aldehyde acids with a delta transmittance of 9.48% at the beginning of last month, down to 9.4% in the third month for Low RH, whereas for High RH there was a peak with a delta transmittance 10.91% at the beginning of last month decreased to 9.48% in the third month. However, in the High RH condition there is a significant increase in the transmittance delta. There was a peak in the functional group of carboxylic acid compounds with a delta transmittance of 17.57% at the beginning of last month, increasing to 31.3% in the third month. Likewise with the growth of aldehyde acid compounds where at the beginning of the month of storage has a peak with a transmittance delta of 9.37% and an increase in the third month of 17.48%.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafdiaufar Hazman Hakim
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menghilangkan air, gliserol, dan asam lemak yang terdapat pada biodiesel menggunakan biodiesel dari minyak kelapa sawit yang diadsorpsi silica gel dengan variasi waktu 1 jam, 2 jam, dan 3 jam, kemudian variasi suhu 30°C, 50°C, dan 70°C,.serta variasi konsentrasi adsorben 5% dan 10% berat sampel. Hasil pengurangan kadar air cukup besar terjadi pada kondisi operasi 30°C, konsentrasi adsorben 5%, pada waktu 3 jam sebesar 473,7 ppm dengan kadar air yang memenuhi standar pada 491,5 ppm dibanding kadar maksimal standar SNI yaitu 500 ppm. Pengurangan asam lemak dalam bilangan asam berhasil dilakukan dan memenuhi standar SNI yaitu berada dibawah 0,5 mg-KOH/g dari 1 jam pertama adsorpsi dengan pengurangan terbesar pada kondisi operasi 30°C dan konsentrasi adsorben 10% pada 0,281 mg-KOH/g. Pengujian gliserol pada karakterisasi awal berada 0,018%-massa dan berada dibawah batas standar SNI yaitu 0,02%-massa. Hasil pengujian densitas dan viskositas mengalami peningkatan dari sebelum adsorpsi namun masih pada batas standar SNI secara berturut-turut yaitu pada rentang 0,85-0,89 g/cm3 dan 2,3-6,0 cSt. Peningkatan nilai tersebut diakibatkan adanya methanol sisa yang teradsorpsi oleh silica gel. ......This study was aimed to remove water, glycerol, and fatty acid in biodiesel from palm oil that was treated using adsorption with a varying time 1 hour, 2 hours and 3 hours, then varying temperature of 30°C, 50°C, and 70°C, and varying adsorbent concentration 5% and 10% sample weight. The results showed a considerable reduction in water content under operating conditions of 30°C, 5% adsorbent concentration, at 3 hours by 473.7 ppm with water content meeting SNI standards with maximum of 500 ppm at 491.5 ppm. The reduction of fatty acids in total acid numbers on biodiesel was successfully carried out and fulfilled the SNI standard at below 0,5 mg-KOH/g during the first 1 hour of adsorption with the greatest reduction in total acid number by reducing until 0,281 mg-KOH/g at operating conditions of 30°C and 10% adsorbent concentration. Glycerol test on initial characterization held an amount at 0,018%-mass and therefore below SNI standard at maximum 0,02%-mass. The results of density and viscosity test shows an increased of value in both after adsorption process although still within the SNI standard limits. The increase in value is due to presence of residual methanol in biodiesel adsorbed by silica gel.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bogor: Kementerian Riset dan Teknologi, RI, 2005
623.253 KAJ
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Serpong: Kementerian Riset dan Teknologi RI, 2004
629.253 BIO (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Giviani Puspita Dewi
Abstrak :
Biodiesel merupakan salah satu energi terbarukan yang memiliki kelemahan mudah teroksidasi. Ketidakstabilan oksidasi pada biodiesel dapat menurunkan kualitas biodiesel. Oksidasi biodiesel dapat dicegah dengan melakukan penambahan aditif antioksidan berupa senyawa fenolik seperti pyrogallol. Kelarutan pyrogallol di dalam biodiesel yang rendah dapat ditingkatkan dengan melakukan subtitusi atom hidrogen pada cincin benzena pyrogallol dengan senyawa hidrokarbon tidak jenuh seperti metil linoleat. Katalis 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH) dibutuhkan untuk mereaksikan pyrogallol dan metil linoleat karena dapat larut dalam keduanya. Pada penelitian sebelumnya digunakan metil linoleat murni yang tidak ekonomis jika diaplikasikan dalam skala industri. Pada penelitian ini, biodiesel minyak kanola dengan kandungan metil linoleat sebesar 11,23% digunakan untuk mensintesis turunan pyrogallol dengan rasio 10 ml biodiesel, 5 ml DPPH, dan 5 ml pyrogallol. Thin Layer Chromatography (TLC), Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR), dan Liquid Chromatography-Mass Spectrometry (LCMS/MS) digunakan untuk mengetahui keberadaan senyawa turunan pyrogallol. Reaksi menghasilkan spot baru pada uji TLC yang menunjukkan perbedaan polaritas antara pyrogallol dan senyawa turunan pyrogallol yang terbentuk. Uji FTIR menunjukkan terbentuknya senyawa turunan pyrogallol yang ditunjukkan dengan pergeseran peak sebesar 3,73 cm-1. LCMS/MS menunjukkan berat molekul senyawa turunan pyrogallol yang terbentuk yang terdiri atas pyrogallol dan metil linoleat. Hasil uji UV-Vis menunjukkan bahwa senyawa turunan pyrogallol memiliki kelarutan yang lebih baik dalam biodiesel dibandingkan dengan pyrogallol murni. Kinerja antioksidan dalam biodiesel diukur berdasarkan bilangan iodin dan periode induksi. Penambahan antioksidan senyawa turunan pyrogallol pada biodiesel dapat meningkatkan periode induksi sebesar 0,16 - 0,71 jam untuk konsentrasi 1000 - 2000 ppm serta menghambat penurunan bilangan iodin dengan slope sebesar -1,0 sampai dengan -0,8.
Biodiesel is renewable energy which has the disadvantage of being easily oxidized. Oxidation instability in biodiesel can reduce the quality of biodiesel. Biodiesel oxidation can be prevented by adding antioxidant additives in the form of phenolic compounds such as pyrogallol. The solubility of pyrogallol in biodiesel can be increased by substitution of hydrogen atoms in the benzene ring pyrogallol with unsaturated hydrocarbon compounds such as methyl linoleate. 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH) catalyst is needed to react pyrogallol and methyl linoleate because it can dissolve in both. In previous studies, pure methyl linoleate was used which was not economical if applied on an industrial scale. In this study, biodiesel of canola oil with a methyl linoleic content of 11.23% was used to synthesize pyrogallol derivatives with a ratio of 10 ml of biodiesel, 5 ml of DPPH, and 5 ml of pyrogallol. Thin Layer Chromatography (TLC), Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR), and Liquid Chromatography-Mass Spectrometry (LCMS / MS) are used to determine the presence of pyrogallol-derived compounds. The reaction produces a new spot in the TLC test which shows the difference in polarity between pyrogallol and pyrogallol derivative compounds formed. FTIR test shows the formation of pyrogallol derivatives which is indicated by a peak shift of 3.73 cm-1. LCMS / MS shows the molecular weight of pyrogallol derivative compounds formed consisting of pyrogallol and methyl linoleate. UV-Vis test results showed that pyrogallol derivative compounds had better solubility in biodiesel compared to pure pyrogallol. The performance of antioxidants in biodiesel is measured based on the iodine number and induction period. The addition of antioxidant pyrogallol derivatives to biodiesel can increase the induction period by 0.16 - 0.71 hours for a concentration of 1000 - 2000 ppm and inhibit the decline in iodine numbers with slopes of -1.0 to -0.8.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leli Yuli M.
Abstrak :
Biodiesel merupakan bahan bakar alternatif pengganti solar yang memiliki sifat fisik yang serupa dengan solar. Sebagai bahan bakar biodiesel memiliki beberapa kelebihan, yaitu ramah terhadap lingkungan dan suatu bahan bakar yang dapat diperbaharui juga tidak diperlukan modifikasi mesin. Penelitian ini biodiesel yang digunakan sebagai bahan bakar pengganti solar adalah hasil dari proses transesterifikasi dengan bahan dasar minyak jelantah dengan menggunakan mesin genset merk dong feng. Pengujian dilakukan di Test cell I BTMP-BPPT, Puspitek - Serpong, Tangerang dan PT. PSI (Prolab Sukses Industri). Studi kali ini untuk mempeiajari perubahan pada sifat-sifat minyak pelumas yang menggunakan bahan solar dan biodiesel dari minyak jelantah, maka diadakan penelitian terhadap minyak pelumas tersebut dengan perlakukan yang sama. Studi mesin beroperasi, biodiesel tersebut akan mengkontaminasi minyak pelumas yang disebabkan sebagian molekul methyl ester yang disemprotkan ke dalam ruang bakar akan menempel pada silinder dan piston, kemudian turun karma gerak piston dan masuk ke bak engkol. Dikarenakan biodiesel yang digunakan terbuat dari bahan dasar 100 % minyak jelantah yang umumnya dari minyak sawit, rnaka biodiesel ini akan menimbulkan pengenceran terhadap minyak pelumas, namun tidak menyebabkan reaksi polimerisasi. Untuk melihat perubahan pada sifat-sifat minyak pelumas tersebut, maka diadakan penelitian terhadap minyak pelumas tersebut. Dan sebagai pembandingnya adalah minyak pelumas dari mesin dengan bahan bakar solar dengan jenis mesin diesel dan perlakukan yang sama. Dari basil penelitian yang-dilakukan, maka di dapatkan bahwa pada mesin diesel dengan bahan bakar biodiesel yang dioperasikan selama 50 jam, terjadi pengenceran minyak petunias sebesar 3,5% dan kandungan soot sebanyak 10 abslcm. Dan kandungan logam yang terdapat pada minyak pelumas yaitu Al: 9 ppm, Cr: 11 ppm, Cu: 6 ppm, Fe: 151 ppm, Pt: 3 ppm, dan Si: 14 ppm. Hasil ini lebih rendah jika dibandingkan dengan minyak pelumas dari mesin berbahan bakar solar. Hal ini memperlihatkan bahwa pemakaian bahan bakar biodiesel mempunyai pengaruh terhadap minyak pelumas dari mesin diesel dan menambah kemampuannya dalam pelumasan terhadap komponen-komponen mesin.
Bio-diesel is an alternative fuel for diesel, which has a physical similarity with diesel. As a fuel, bio-diesel has some advantages, which are environment friendly, a renewable fuel and not need an engine modification for using this type of fuel. This bio-diesel an alternative fuel of diesel research is the result from transesterifikasi process of used cooking oil using dong feng generator The test is done at Test cell 1 BTMP-BPPT, Puspitek-Serpong, Tangerang and PT. PSI (Prolab Sukses lndustri). Purpose of study is to examine changes on lubricant characteristic that using diesel fuel and bio-diesel fuel that derive from used cooking oil.- Hence, there were researchs on that lubricant using same technique When the engine is operating, the bio-diesel will be contaminated the lubricant, which caused by part of methyl ester molecule that sprayed into combustion chamber, which adhered on the cylinder and piston, then move down because the piston movement and enter the crankshaft box. Since it using a bio-diesel fuel that derived from 100 % used cooking oil that made of palm oil, then this bio-diesel will be resulting watery on lubricant but not causing polymerizations reaction. There were some tests on the lubricant, which have to be done to see the changes on the lubricant characteristics As a comparison, the lubricant that taken out from the same type of diesel engine and applied the same test to it. From the research result, gathered some evidence that on an diesel engine, which used bio-diesel and operates for 50 hours, that must be watery effect on the lubricant as big as 3.5 % and soot contained as much as 10 abs/cm. The metal content in the lubricant are Al: 9 ppm, Cr: 1 I ppm, Cu: 6 ppm, Fe: 151 ppm, Pt: 3 ppm, dan Si: I4 ppm. This result will be lower if compare to the lubricant from diesel engine. This research shows that the use of bio-diesel fuel has effect an lubricant of diesel engine, and adding the capability of lubrication machine part.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T17650
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dadan Nugraha
Abstrak :
Indonesia memiliki potensi CPO yang sangat besar. Salah satu solusi menghadapi krisis BBM serta permasalahan kualitas udara akibat emisi adalah pemanfaatan CPO sebagai bahan baku biodiesel. Telah dilakukan analisis life cycle biodiesel berbahan baku CPO di Indonesia tahun 2010 dengan model di kota Medan, Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Analisis life cycle dibatasi pada proses transportasi CPO, produksi biodiesel, transportasi biodiesel, dan transportasi campuran biodiesel (B-5); sehingga diperoleh data efisiensi energi life cycle dan rasio energi fosil (REF). Untuk menghitung nilai REF dibuat tiga model: (1) transportasi CPO, produksi biodiesel, transportasi biodisel dan transportasi B-5 menggunakan bahan bakar 100% solar (B-0); (2) transportasi CPO, produksi biodiesel, transportasi biodisel dan transportasi B-5 menggunakan bahan bakar campuran 95% solar dan 5% biodiesel (B-5); dan (3) transportasi CPO, transportasi biodisel dan transportasi B-5 menggunakan bahan bakar B-5, sedangkan produksi biodiesel menggunakan 100% biodiesel (B-100). Hasil simulasi menunjukkan bahwa efisiensi energi life cycle paling tinggi diperoleh di Bandung (33%), diikuti oleh Jakarta (32%), Medan (26%), dan Surabaya (21%). Secara keseluruhan (nasional) energi efisiensi life cycle adalah 27%. Dari ketiga model yang digunakan pada umumnya nilai REF < 1. Hal ini menunjukkan bahwa biodiesel adalah bahan bakar non renewable . Nilai REF>1 yang berarti biodiesel renewable ditunjukkan pada model 3 di wilayah Jakarta dan Bandung, masingmasing 1,19 dan 1,89. ......Indonesia has very big potential of Palm Oil (CPO). Use the palm oil biodiesel as fuel is a solution for fosil fuel crisis and air pollution because of emission problem. Life cycle analysis (LCA) of palm oil biodiesel in Indonesia at 2010 was studied with models of Medan, Jakarta, Bandung, and Surabaya s case. Scope of LCA studies are CPO transportation, biodiesel production, biodiesel transportation, and biodiesel mix (B-5); to get the energy efficiency life cycle models and fosil energy ratio (FER). There are three models to count FER value: (1) CPO transportation, biodiesel production, biodiesel transportation and B-5 transportation process used 100% fosil fuel (B-0); (2) CPO transportation, biodiesel production, biodiesel transportation and B-5 transportation process used mixed fuel of 95% fosil diesel oil and 5% biodiesel (B-5); and (3) CPO transportation biodiesel transportation and B-5 transportation process used B-5, biodiesel production process used 100% biodiesel fuel (B-100). Result of simulation showed the highest energy efficiency life cycle was in Bandung (33%), followed by Jakarta (32%), Medan (26%), and Surabaya (21%). From the three models, usually FER value 1 mean palm oil biodiesel is renewable fuel showed by third model for Jakarta and Bandung, each 1,19 and 1,89.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
T41194
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pijar Religia
Abstrak :
ABSTRAK
Reaksi transesterifikasi langsung membutuhkan optimasi kondisi reaksi disebabkan proses ekstraksi lipid dan reaksi transesterifikasi terjadi di tempat dan waktu yang sama. Pemanfaatan co-solvent dianggap sebagai salah satu cara untuk meningkatkan yield dalam reaksi transesterifikasi langsung. Pada penelitian ini dilakukan transesterifikasi langsung pada mikroalga chlorophyta yaitu Nannochloropsis sp dan Chlorella vulgaris. Desain variasi yang dilakukan mencakup rasio volum metanol : n-heksana, rasio molar lipid : metanol, dan waktu reaksi. Yield biodiesel diukur secara gravimetri. Dari variasi ini, kondisi rasio volum metanol : n-heksana 1:1, rasio molar lipid : metanol 1:400, dan waktu reaksi 4 jam mampu meningkatkan yield biodiesel mencapai 94,93% untuk C.vulgaris dan 90,9% untuk Nannochloropsis sp. Biodiesel yang diperoleh dianalisis kandungan FAMEnya dengan Kromatografi Gas dan Spektroskopi Massa (GCMS). Kandungan asam lemak jenuh lebih dominan pada biodiesel dari Nannochloropsis sp. mencapai 52,72%.
ABSTRACT
Direct transesterification reaction requires optimization of reaction conditions due to lipid extraction and transesterification reactions that occur at the same place and time. Utilization of co-solvent is considered as one way to increase biodiesel yield in the direct transesterification reaction. In this research, the direct transesterification was done on Chlorophyta microalgae, those are Chlorella vulgaris and Nannochloropsis sp. Design variations are including the volume ratio of methanol: n-hexane, the molar ratio of lipid: methanol, and reaction time. Biodiesel yield was measured gravimetrically. From these variations, the volume ratio of methanol n-hexane 1:1, molar ratio of lipid:methanol 1:400, and reaction time 4 hours can increase biodiesel yield until 94.93% for C.vulgaris and 90.9% for Nannochloropsis sp. FAME contents in biodiesel were analyzed by Gas Chromatography and Mass Spectroscopy (GCMS). Saturated fatty acid content is more dominant on biodiesel from Nannochloropsis sp. reached 52.72%.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T42312
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>