Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 25 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siregar, Hasoloan
Abstrak :
ABSTRAK
Radiasi laser transversely excited atmospheric carbon dioxide (TEA CO2) difokuskan dengan bantuan lensa ZnSe ke permukaan target gelas Pb dengan titik lebur rendah. Terlihat jelas bahwa plasma yang terbentuk terdiri atas dua bagian yang berbeda, yaitu plasma primer, yang terletak tepat diatas permukaan target, berwarna putih terang dengan densitas dan suhu yang sangat tinggi dan plasma sekunder yang memancarkan spektrum garis atomik dengan sinyal latar belakang yang rendah. Dari hasil pengukuran terlihat bahwa intensitas total emisi plasma primer berbanding lures dengan energi laser dan intensitas total emisi plasma sekunder juga berbanding lurus dengan energi laser. Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang linier antara plasma primer dan plasma sekunder sehingga mendukung model bahwa plasma sekunder dibentuk dari atom-atom yang memancar keluar dare plasma primer dengan kecepatan tinggi. Selanjutnya pengukuran laju propagasi muka emisi plasma sekunder menunjukkan bahwa laju propagasi muka emisi plasma sekunder sebanding dengan waktu pangkat 0,4 yang mana sesuai dengan model gelombang kejut sferis yang diturunkan secara teoretis oleh Sedov. Karakteristik spektrokimia seperti pengukuran nisbah SIB dari gelas Pb bail( pada udara maupun gas helium menunjukkan bahwa nisbah SIB adalah hampir sama balk pada udara maupun gas helium. Hal ini membuktikan bahwa analisis spektrokimia dapat dilakukan di lingkungan udara bertekanan rendah sehingga akan sangat menghemat biaya analisa.
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Herlambang
Abstrak :
ABSTRAK
Dalam penelitian ini telah dilakukan pembuatan beam splitter untuk alat bidik senjata yang dibuat dari lapisan tipis aluminium (Al) dengan empat macam massa yaitu 13, 15, 20, 25, 30 dan 190 mg. Pembuatan lapisan tipis dilakukan dengan metoda evaporasi vakum pada tekanan 10-6 torr. Substrat yang digunakan adalah gelas BK7 yang telah dipoles. Lapisan tipis Al diuji durabilitasnya dengan cara menggosok lapisan tipis Al dengan karet penghapus standar sebanyak 20 kali. Untuk mengetahui sifat optik, maka dilakukan pengujian transmitansi substrat gelas BK7, transmitansi dan spektrum cahaya lapisan tipis Al menggunakan spektrofotometer terkalibrasi. Selain itu dilakukan pula pengujian kemampuan beam splitter dalam menerima cahaya pada berbagai posisi dengan mengukur dimensi beam profile pada posisi beam splitter 10, 20, 30 dan 40 cm dan jarak ukur 100, 200 dan 300 m menggunakan sumber cahaya laser hijau 1000 mW 532 nm.
ABSTRACT
Fabrication of beam splitter for weapon aiming device made from Al thin film with four different source masses 13, 15, 20, 25, 30 and 190 mg has been done. The thin film fabrication was made by using vacuum evaporation method at pressure 10-6 torr. The substrates used were polished Borosilicate glass (BK7). The films were tested its durability by rubbing the standard eraser on the films for 20 times. A calibrated spectrophotometer was used to obtain optical characteristic of Al films and the substrate including transmittance and spectrum transmittance in visible region (400 - 650 nm). A green laser 1000 mW 532 nm was used as light source to test ability of beam splitter 50/50 and the substrate in receiving light by measuring beam profile dimension at different position and distance.
2012
T31088
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rudi Himawan
Abstrak :
ABSTRAK
Ruang lingkup tugas akhir ini terbatas pada evaluasi pola grid yang effisien pada kasus spesifik, balok- balok grid beton yang amendukung beban merata dari bangunan gedung bertingkat sedang. Pala (bentuk dan posisi silang ) balok - balok grid beton yang akan dianalisa tersusun seem orthogonal dan diagonal. Program yang akan digunakan adalah STAAD III versi 20.1.

Berat sendiri dari pads balok grid turut diperhitungkan, sedangkan beban yang bekerja pada balok grid berasal dari pelat bujur sangkar. Luas pelat yang dihitung yaitu 6m x 6m, 8m x 8m, 10m x 10m dan 12m x 12m.

Dengan luas dan ketebalan pelat yang lama besar, beban yang sama, modulus elastisitas beton sama, akan ditinjau besarnya lendutan yang terjadi.

Harga satuan dari besi, beton dan bekisting adalah sama.

Balok - balok grid beton yang memenuhi syarat struktur berhasil, dihitung jumlah harga balok dan jumlah harga pelat beton, yang di5ebut dengan ""Harga Y"". Harga Y harus meme3nuhi ""Kriteria Harga"" yang telah ditetapkan. Dalam satu kelompok Kriteria Harga dapat berupa balok - balok grid yang tersusun secara orthogonal maupun diagonal, dimensi balok yang bervariasi maupun luas pelat yang bervariasi.

Balok grid tipe TB adalah balok grid yang memberikan basil yang relatif paling baik dibandingkan balok - balok grid tipe lainnya dalam menjawab tiga simulasi non dimensional yang diperlihatkan.
2001
S35646
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrian Dede Handika
Abstrak :
Tujuan dari penelitian ini untuk menentukan faktor keluaran dari berkas foton lapangan kecil pada medium homogen dan inhomogen dengan berbagai variasi pengukuran. Variasi pengukuran faktor keluaran yang dilakukan pada penelitian ini yaitu variasi medium (homogen dan inhomogen), detektor, kedalaman ekuivalen (5 g/cm2 dan 10 g/cm2), energi (6 MV dan 10 MV), teknik (SSD dan SAD), dan bentuk lapangan (square dan circular). Pengukuran faktor keluaran dilakukan dengan menggunakan detektor bilik ionisasi Exradin A16, bilik ionisasi Semiflex, dan Film Gafchromic EBT3 pada ukuran lapangan ekuivalen 0.8 cm. 2.4 cm, 4 cm, dan 10 cm. Dari hasil yang diperoleh terlihat bahwa pengaruh medium homogen menghasilkan deviasi kurang dari 6% ketika menggunakan detektor Exradin A16 dan kurang dari 4% ketika menggunakan Film Gafchromic EBT3. Pada medium inhomogen deviasi >10% ketika ukuran lapangan 0.8 cm dan 2.4 cm. Perbedaan kedalaman menghasilkan deviasi kurang dari 3% untuk medium homogen kurang dari 10% untuk medium inhomogen. Pengaruh teknik penyinaran terhadap faktor keluaran menghasilkan perbedaan deviasi kurang dari 4%. Pengaruh bentuk lapangan terhadap faktor keluaran menghasilkan deviasi sebesar -22.24% ketika menggunakan detektor bilik ionisasi Semiflex dengan ukuran lapangan ekuivalen 0.8 cm dan bentuk lapangan circular. ...... This study was aimed to determine output factors of small field for photon beams in homogeneous and inhomogeneous medium. The variations are consist of a variation of medium (homogeneous and inhomogeneous), detector, equivalent of depth (5 g/cm2 and 10 g/cm2), energy (6 MV and 10 MV), technique (SSD and SAD), and shape of field (square and circular). The output factor measurements are using Exradin A16 and Semiflex ionization chamber beside Gafchromic EBT3 Film and various equivalent field sizes of 0.8 cm, 2.4 cm, 4 cm, and 10 cm. Result shown that deviations of output factor for homogeneous medium being less than 6% when using Exradin A16 ionization chamber and less than 4% when using Gafchromic EBT3 Film. Deviation for inhomogeneous medium >10% in the field size of 0.8 cm and 2.4 cm. Difference of depth produce a deviation less than 3% for homogeneous medium and less than 10% for inhomogeneous medium. The influence of technique to output factor shown difference of deviation less than 4%. The influence of the shape of field to output factor shown that deviation -22.24% when using Semiflex ionization chamber with equivalent field size 0.8 cm and the shape of field is circular.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S64714
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Prasinda Putri
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengevaluasi dosis perifer pada berkas foton FFF dan WFF. Pada penelitian ini, berkas foton WFF dan FFF 6 MV dari pesawat LINAC Varian Trilogy® diukur menggunakan detektor bilik ionisasi IBA CC13 dan film radiokromik GAFChromicTM EBT3 pada fantom air. Pengukuran dilakukan pada variasi lapangan 0.8 0.8 cm2 hingga 10 10 cm2 variasi kedalaman dmax, 5 gr/cm2, dan 10 gr/cm2dan pada jarak 0.6 cm hingga 5 cm dari tepi lapangan radiasi. Dengan kondisi pengukuran yang identik pada geometri fantom yang sama, pengukuran dosis radiasi perifer juga dilakukan menggunakan pemodelan pada ECLIPSETM TPS dengan kalkulasi Analytic Anisotropic Algorithm (AAA). Dosis perifer ditentukan sebagai normalisasi dosis terhadap CAX. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa dosis perifer meningkat terhadap kedalaman dan luas lapangan, namun menurun hampir eksponensial terhadap jarak dari tepi lapangan. Dosis radiasi perifer dari berkas WFF lebih tinggi dari berkas FFF dengan diskrepansi terbesar bernilai 4.63% dari hasil pengukuran menggunakan detektor CC13, 12.09% dari hasil GAFChromicTM EBT3, dan 2.35% dari hasil kalkulasi TPS. Berkas foton FFF menghasilkan dosis radiasi perifer yang cenderung lebih rendah dibandingkan dengan berkas WFF pada setiap kedalaman dan lapangan, terutama pada titik yang relatif dekat dengan tepi lapangan. Namun, penggunaan berkas FFF pada lapangan kecil tidak mereduksi dosis radiasi perifer secara signifikan. ...... Research has been performed to evaluate the peripheral dose from the FFF and WFF photon beam. In this study, 6 MV WFF and FFF photon beams from Varian Trilogy® LINAC were measured by IBA CC13 ionization chamber detector and GAFChromicTM EBT3 film in the water phantom. Measurements were performed at varying field sizes (0.8x0.8 cm2 10x10 cm2), depths (dmax, 5 gr/cm2, and 10 gr/cm2), and distances from the field edge (0.6 cm-5 cm). With identical conditions on the same phantom geometry, peripheral dose measurements were also modeled in ECLIPSETM TPS by using Analytic Anisotropic Algorithm (AAA) dose calculation models. PD was determined as a normalized dose to the CAX dose. The PDs were found to tend to increase with increasing depth and field size, but decrease exponentially with increasing distance from the radiation field edge. The PD of WFF photon beams were found to be greater than FFF with the largest discrepancy valued at 4.63% from the measurement results using CC13, 12.089% using GAFChromicTM EBT3, and 2.35% using TPS calculation. FFF photon beams produce PDs that tend to be lower than WFF at each depth and field size, especially in areas relatively close to the field edge. However, the FFF photon beams did not significantly reduce PDs in the small field sizes.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chatarina Niken Dwsbu
Abstrak :
Penelitian lni berupa peroobaan di Iaboratorium dengan skala penuh untuk mengetahui perilaku sambungan pracetak dengan aistem takik. Sambungan diletakkan di sendi plastis balok yang diharapkan mengalami kenancuran teriebih dahulu seteiah mencapai kekuatan yang diinginkan. Sambungan ini dibuat dengan bentuk pracetak tertakik dan tulangan Ientur dimasukkan pada kedua bagiannya di Iubang yang disiapkan. Lubang kemudian diinjeksi. Bagian sambungan ditutup dengan bahan pengisi dari Janis iidak menyusut dan mempunyai kekuatan minimal sama dengan mutu baton pracetaknya. Terdapat tiga elemen dalam penelitian ini yaitu satu buah baiok sederhana untuk pengujian lantur dengan beban berulang, satu buah balok sederhana untuk pengujian geser dengan beban monotonik dan satu elemen koiom - balok untuk pengujian beban horizontal secara siklik dan beban vertikal konstan. Pengujian Ientur menuniukkan beban maximum 23.9 ton, beban retak pertama 6.64 ton. Hasil perhitungan beban monotonik maximum adalah 38.67 ton dengan demikian beban yang dicapai pada pengujian beban berulang 61.8 % nya. Lendutan maximum benda uji 61.09 mm dengan beban 51 % beban maximum. Beban Ieieh tidak berbeda pada bagian batas sambungan dan di tengah sambungan. Tulangan yang masuk ke Iubang dan yang tidak mempunyai perilaku disipasi energi sama baik. Letak lapis tulangan Ientur tidak mempengaruhi disipasi energi. Retak terkonsentrasi pada daerah dengan tulangan Iantur yang tidak rapat dan pada batas sambungan. Pengujian beban geser mempefiihatkan beban maximum 38.2 ton, beban retak 17.85 ton dan hasil perhitungan menunjukkan beban maximum 28.132 lon di luar sambungan dan 41.12 di sambungan. Beban ratak pertama 10.94 ton. Beban 80 % beban maximum yaitu 30.56 ton mempunyai lendutan 1.072 mm. Pengujian kolom-balok menunjukkan Iup histerisis cukup baik sampai Siklus 28. Kehandalan ditinjau dari penurunan beban kurang dari 20 % beban maximum, jumlah daktilitas kumulatif, penurunan kekakuan dan disipasi energi pada dua siklus berurutan, rasio disipasi energi relatif dan kekakuan sekan pada batas drifi -0.0035 dan +0.DO35. Berdasarkan hal tersebut maka dktilitas yang mampu dicapai adalah 6573. Kehancuran benda uji ini terletak di sendi plastis dan elemen ini mampu mengembangkan kekuatan dan kemampuan deformasi untuk zone 6 dengan jenis tanah Iembek. Pada percobaan dipakai untuk gedung berlantai 6. Tulangan silang di sendi plastis berperan mendisipasi energi secara bergantian. Tipe retak adalah retak lentur dilanjutkan retak geser pada siklus akhir. Tidak ditemukan keretakan di titik kumpul dan kolom. Perbandingan dengan hubungan monolit maka tipe ini Iebih aman. Sambungan ini menambah kasanah jenis sambungan praoetak yang telah ada dan memberlkan masukan bagi tersusunnya peraturan tentng beton pracetak untuk menahan gaya gempa.
Abstract
This detail examination is laboratory expenrnent with full scale to nnd out behavior precastconcrete connection with notch system. The dimention of beam and column based on building of six stories high. The location of this connection is at beam plactic hinge and this concept design is at this location the failure will be occur after the element .got the ideal force. This connection have a notch at two part of precast and the bending bar go into the hole that prepare at precast notch. Alter that the hole get an tiller liquid injection. This connection is pour unshrinkage cement that has same quality with precast concrete. There are three element in this experiment. One is simple beam to repeatly bending test, one is simple beam to monotonic shear test and the else is a beam ~ column element to horizontal cyclic test with constant vertical force. ~ The bending test shown the maximum force is 23.9 ton and first cracking force is 6.64 ton. The computation result with monotonic loading is 38.67 ton as maximum force this test only has 61.8 % monotonic maximum force. Maximum displacement of this test is 61.09 mm at 51 % maximum force. Yielding force at the border and the middle of the connection has same value. Behavior of bar that go into the hole as good as the regular bar. Bending bar layer has not energy dissipation etfect. Crack concentration is at area that has smaller bending bar and at connection border The result of shear test are maximum force is 38.2 ton, the first cracking force is 17.85 ton. The result of it's computation are the maximum force is 28.132 at out of connection and in connection is 41.12 ton ton and the first cracking force is 8.926 ton. The 80 % maximum force that is 30.56 ton has 1.072 mm deflection. _ The failure mode is bending at the beam and than shear failure at last cycle without craking at joint and column. Comparative with monolit the failure mode is more safe. Beam - column test produce good histerisis loop until 28th cycle. The performance trade on force degradation not more than 20 % maximum force, cumulative ductility, degradation of stilfness and energy dissipation from two cycle in a series/elative energy dissipation ratio,secant stiffness between drift limits of -0.0035 and +0.0035. Based of that the element ductility is 6. 673. The location of failure at the connection or at the beam plastic hinge and the element is capable to develop it's strength and deformation after yielding. The system can applied at 6th seismic zone with soft soil. The connection crossing bar is capable to dissipate the energy by tum. This system enrich the kind of precast connection and give any input for concrete structure seismic regulation for precast.
2001
T5279
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cahya Wulandari
Abstrak :
Berkas elektron memiliki distribusi dosis yang uniform di permukaan sehingga sering digunakan sebagai terapi kanker di permukaan. Kanker yang lokasinya dekat dengan organ sehat memerlukan terapi menggunakan lapangan yang kecil, sehingga dosimetri yang akurat untuk berkas elektron lapangan kecil menjadi suatu tantangan tersendiri. Pengukuran persentase dosis kedalaman PDD dilakukan dengan menggunakan radiochromic film Gafchromic EBT-3, sedangkan pengukuran keluaran berkas elektron dilakukan dengan menggunakan detektor Exradin A11 plan-parallel ion chamber, Exradin A16 micro ion chamber, PTW Freiburg T60010M-4 silicon diode, and Gafchromic EBT-3 film yang diletakkan pada slab fantom pada kedalaman maksimum lapangan referensi dan kedalaman maksimum lapangan kecil. Keempat detektor diradiasi dengan berkas elektron energi 6, 8, 10, 12, dan 15 MeV pada ekuivalen lapangan berukuran 1 x 1, 2 x 2, 3 x 3, 5 x 5, 8 x 8, dan 10 x10 cm2 yang terbuat dari cerrobend. Faktor keluaran ditentukan dengan rasio perbandingan antara hasil pengukuran pada kedalaman maksimum di lapangan kecil dan hasil pengukuran pada kedalaman maksimum di lapangan referensi. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa dosis kedalaman maksimum dan faktor keluaran bergerak mendekati permukaan dan menurun seiring dengan penurunan energi dan ukuran lapangan. Terdapat juga perbedaan nilai hasil keluaran keempat detektor tersebut diantaranya maksimum sebesar 49.5 - 87.6 pada lapangan 1 x 1 cm2 di energi 6 MeV, dan minimum sebesar 0.49 - 1.21 pada 8 x 8 cm2 di energi 15 MeV. Berdasarkan hasil pada penelitian ini, detektor PTW Freiburg T60010M-4 silicon diode dan film Gafchromic EBT-3 sanngat baik digunakan untuk pengukuran berkas elektron lapangan kecil. ...... The electron beam has a uniform dose distribution on the surface so that it is often used in superficial cancer treatment. Cancers located close to organs at risk require treatment using small fields, where dosimetry accuracy becomes a challenge. Measurement of the Percentage Depth Dose PDD was performed using radiochromic film Gafchromic EBT 3, while the output measurement of electron beam were performed using Exradin A11 plan parallel ion chamber, Exradin A16 micro ion chamber, PTW Freiburg T60010M 4 silicon diode, and Gafchromic EBT 3 film positioned on solid water phantom slabs at the maximum depth of the reference field and maximum depth of small field. The four detectors were irradiated with an electron beam energy of 6, 8, 10, 12, and 15 MeV at an equivalent field cerrobend blocked measuring 1 x 1, 2 x 2, 3 x 3, 5 x 5, 8 x 8 and 10 x 10 cm2. Output factor was determined by the ratio of the maximum dose output on the central axis of the field of interest to that of the reference field size. Maximum depth dose and output factor shifted toward to the surface and decrease with decreasing field size and energy. There are also differences in the values of the output factor of the four detectors with a maximum value of 49.5 87.6 on field 1 x 1 cm2 in energy 6 MeV, and a minimum value of 0.49 1.21 in 8 x 8 cm2 at energy 15 MeV. As a result of this study, measurement using PTW Freiburg T60010M 4 silicon diode detector and Gafchromic EBT 3 yielded on best results for small field electron beam.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
T46883
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vivienne Wahab
Abstrak :

ABSTRAK
Topik yang dibahas pada tugas akhir ini adalah mengenai analisa statik maupun dinamik terhadap tiga elemen balok geser transversal, yaitu elemen Discrete Kirchhoff Mindlin for Beams (DSB); Poutre Mixed Linear (MLB) dan Poutre Mixed Quadrilateral (MQB). Elemen ini digunakan pada kasus portal bidang (2 nodal 6 dof) dan pada kasus portal ruang (2 nodal 12 dot). Ketiga elemen ini diuji ketangguhannya baik pada analisa statik maupun dinamik.

Dari ketiga elemen diatas, elemen MQB merupakan elemen yang mempunyai perfonnance yang paling baik baik untuk balok tipis maupun balok tabal. Keunggulan elemen ini dikarenakan adanya faktor pengaruh geser φ yang merupakan rasio antara tinggi balok dan panjang elemen, dan juga dikarenakan oleh formulasi model hibrida pada elemen ini.

Pada karya tulis ini, juga diturunkan perumusan gaya nodal ekivalen untuk berbagai macam pembebanan, yang setelah diujikan kebenarannya memberikan hasil yang baik.

Untuk analisa dinamik problem getaran bebas, selain formulasi matriks kekakuan untuk setiap elemen yang merupakan standart untuk problem statik, ditambahkan formulasi matriks massa elemen yang menggunakan metode matriks massa terkumpul (Lump mass). Sedang untuk solusi nilai eigermya digunakan metode subspace ileralion.

Pengujian elemen untuk problem statik dilakukan dengan melakukan test-test standart untuk statik seperti test nilai eigen, patch test dan lain-lain. Sedang untuk analisa dinamik, dipergunakan standart NAFEMS dengan memperhatikan konvergensi nilai-nilai frekuensi naturalnya Selain itu digunakan pula elemen balok dari program SAP90 sebagai pembandingnya.
1997
S34680
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bagus Nur Rendra
Abstrak :
Dalam tulisan ini dibahas studi eksperimen mengenai perilaku rangkaian balok kolom dengan sambungan pracetak pada balok yang menggunakan sambungan las pada tulangan longitudinal balok. Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui perilaku rangkaian balok-kolom beton apabila dibebani dengan pembebanan semi siklik. Rangkaian balok-kolom beton yang digunakan yaitu rangkaian pracetak, dengan daerah penyambungan di balok. Keruntuhan struktur seringkali disebabkan kegagalan sambungan dalam menahan beban yang bekerja. Kondisi beton yang tidak monolit membuat kemungkinan hal ini terjadi bertambah besar, oleh karena itu pendetailan, terutama tulangannya sangat diperlukan. Sistem portal pracetak yang ditelili pada skripsi ini adalah rangkaian komponen balok-kolom pracetak dan elemen balok pracetak. Pada sistem ini elemen balok-kolom pracetak dirangkai pada lokasi setengah tinggi lantai. Sedangkan untuk pracetak balok dirangkai di dekat muka kolom. Tulangan dari bagian sambungan balok-kolom pracetak disambung dengan tulangan dari balok pracetak dengan bantuan las lislrik. Setelah penvambungan tulangan dari dua bagian beton pracetak ini, barulah dilakukan pengecoran pada daerah sambungan. Percobaan dilaboratorium dilakukan dengan memberi beban pada model struktur. Pembebanan dilakukan pada bagian spesimen sehingga perilaku spesimen sama dengan jika diberikan beban gempa siatis Pemhanding dari rangkaian mi adalah rangkaian monolit yang telah diuji sebelum ini dan memiliki spesifikasi mendekati dari rangkaian pracetak. Dilihat dari hasil yang didapat dari pengujian, rangkaian balok-kolom beton pracetak memiliki perilaku yang mendekati rangkaian monolit. Keruntuhan yang terjadi melalui pembentukan sendi plastis pada balok, sehingga dapat dikatakan sambungan pada balok dapat mendukung terbentuknya mekanisme keruntuhan balok. Dari kurva P-? yang diperoleh, dapat disimpulkan rangkaian memiliki rasio daktilitas, kekuatan struktur, kekakuan yang baik dan sesuai dengan yang diharapkan. Pola retak adalah satu hal yang menjadi catatan, karena keberadaannya diluar perhitungan, terjadinya bounding failure membuat penulis menyimpulkan penggunaan bounding agent pada sambungan pracetak mutlak diperlukan.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S35520
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syamsul Hadi Zakaria
Abstrak :
Penggunaan beton bertulang pada berbagai jenis konstruksi merupakan hal yang umum dewasa Ini. Namun pada kenyataannya di lapangan, tak sedikit kerusakan yang terjadi pada stuktur beton bertulang. Kerusakan tersebut dapat disebabkan oleh banyak hal, yang secara garis besar berdasarkan faktor penyebab kerusakan dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu 1 pengaruh fisika, mekanika, dan kimia. Kerusakan berat struktur beton yang terjadi di Dermaga D, Pelabuhan Panjang, Propinsi Lampung merupakan Salah satu kerusakan struktur beton akibat pengaruh kimia, tepatnya diakibatkan Oleh kondisi lingkungan air asin (unsur kimia) dari air laut yang mengakibatkan korosi pada struktur beton dermaga tersebut. Perbaikan struktur beton dengan bahan perbaikan Grout LN322M dengan metode pengerjaan Prepack, menjadi salah satu alternatif perbaikan yang bisa dikerjakan pada kasus dermaga tersebut. Untuk menunjang hal itu perlu dilakukan penelitian terhadap kinerja dan kapasitas dari struktur beton yang mengalami perbaikan tersebut. Pembahasan pada skripsi ini mengambil fokus kerusakan balok sis/ bawah. Penelitian selain didasarkan pada studi literatur, juga dilakukan simulasi perbaikan struktur beton dengan pembuatan modul-modul balok diikuti pengujian terkait guna mengetahui kinerja dari balok perbaikan tersebut dan membandingkannya dengan balok normal.
Depok: Universitas Indonesia, 2006
S35182
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>