Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bionolla Shandiana
Abstrak :
ABSTRAK
Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam pengecoran adalah penggunaan foundry coating, yang akan berperan sebagai penghalang antara logam cair dan cetakan atau inti selama proses pengecoran sehingga dapat mengurangi kejutan termal. Zirkon digunakan secara luas sebagai foundry coating, tetapi zirkon memiliki harga yang relatif mahal, sementara fungsi dari foundry coating sendiri adalah untuk menghasilkan produk pengecoran yang lebih baik agar biaya pemrosesan sekunder dapat dikurangi. Sehingga, pada penelitian ini akan dibahas pengaruh substitusi parsial talc terhadap zirkon untuk menghasilkan foundry coating yang berkualitas tinggi. Pada penelitian ini akan dibahas mengenai komposisi pencampuran yang ideal sehingga menghasilkan foundry coating yang baik. Kemudian pengaruh ukuran dan distribusi partikel yang digunakan terhadap hasil foundry coating yang dihasilkan melalui pengujian Particle Size Analyser (PSA) dan ketahanan termal dari foundry coating yang dibuat dengan Simultaneos Thermal Analysis (STA). Terdapat dua tipe sampel foundry coating yang dihasilkan, yaitu tipe sack dan ball mill, dimana masing-masing tipe akan divariasikan komposisinya menjadi talc 16 wt%, 18 wt%, dan 20 wt%. Terakhir, masing-masing sampel akan diberikan variasi perlakuan yaitu pengeringan pada temperatur ruang dan temperatur 100 oC.
ABSTRACT
One of important things that needs to be considered in casting is the use of foundry coating, which will act as a barrier between molten metal and mold or core during the casting process to reduce thermal shock. Zircon is widely used as a foundry coating, but zircon has a relatively expensive price, while the function of the foundry coating itself is to produce better casting products so that secondary processing costs can be reduced. In this study we will discuss the effect of partial substitution of talc on zircon to produce high-quality foundry coatings. In this study we will discuss about the ideal mixing composition to produce a good foundry coating. The effect of particle size and distribution by Particle Size Analyzer (PSA) and thermal resistance of the foundry coating by Simultaneos Thermal Analysis (STA). There are two types of foundry coating samples produced, sack and ball mill, where each type will be varied in composition of talc 16 wt%, 18 wt%, and 20 wt%. Each sample will be given a variation of treatment, drying at room temperature and 100 oC.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara Rizky Octavia
Abstrak :
ABSTRAK
Foundry atau refractory coating adalah campuran dari refractory mineral yang sangat halus dan tahan terhadap suhu tinggi dalam suspensi dengan pembawa cairan yang menunjukkan dapat meningkatkan stabilitas suhu dari bahan cetakan, dan mencegah reaksi cetakan logam. Pada umumnya, zirkon silikat banyak digunakan dalam industri pengecoran, dan refraktori dikarenakan memiliki konduktivitas termal rendah, resistensi tinggi terhadap thermal shock, dan ketahanan korosi yang baik. Namun, penggunaan zirkon silikat dalam jumlah besar memakan biaya yang cukup tinggi. Dalam penelitian ini, kaolin digunakan sebagai substitusi parsial filler kaolin pada foundry coating berbahan dasar zirkon silikat. Hal tersebut, dikarenakan kaolin memiliki stabilitas dimensi, titik fusi tinggi, dan kandungan air rendah. Selanjutnya, dalam aspek biaya kaolin memiliki harga yang lebih murah jika dibandingkan dengan zirkon silikat. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kaolin memiliki kualitas yang hampir sama dengan zirkon silikat sebagai filler pada foundry coating setelah dilakukan pengujian dengan menggunakan PSA, EDS, XRF, SEM, STA, XRD, dan Viskositas.
ABSTRACT
Refractory foundries are mixtures of refractory minerals that are very fine and resistant to high suspension with liquid carriers that exhibit special characteristics, namely, increasing strip casting, increasing the temperature efficiency of molded materials, and repairing metal molds. In general, it is used for foundry and refractory industries related to low thermal conductivity, high resistance to thermal shock, and good corrosion resistance. However, the use of zircon in large quantities for a fairly high cost. In this study, kaolin was used as a kaolin substitution partial filler in zircon silicate-based casting layers. This is because kaolin has high dimensions, fusion points, and low water composition. Furthermore, in the contribution of the cost of kaolin it has a cheaper price compared to zircon silicate. In this study it can be concluded that kaolin has almost the same quality as zircon silicate as a filler in the foundry coating after testing by using PSA, EDS, XRF, SEM, STA, XRD, and Viscosity.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Hanifa
Abstrak :
Geopolimer pada aplikasinya sebagai material alternatif memerlukan kemampuan ketahanan panas yang baik sebagai bahan bangunan apabila terjadi kebakaran atau bahkan dapat dijadikan sebagai bahan refraktori. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui  ketahanan panas geopolimer berbasis metakaolin (GM) yang ditambahkan filler zirkon terhadap ketahanan panas yang dibandingkan dengan semen tahan api yaitu calcium aluminate cements (CAC). Sampel yang diteliti merupakan mortar geopolimer berbasis metakaolin dengan larutan NaOH + Na2SiO3 dengan ditambahkan sebanyak 20% pasir zirkon dan pasir ottawa sebagai pembanding. Kemudian setelah curing 28 hari sampel dilakukan variasi perlakuan panas yaitu yang tidak dipanaskan dan yang dipanaskan pada suhu 200°C selama 2 jam. Hasil pengujian kuat tekan pada suhu ruang sampel GM-zirkon memiliki kuat tekan lebih tinggi dibandingkan sampel GM-ottawa, hal ini dapat disebabkan karena pasir zirkon berperan sebagai filler yang dapat masuk di antara jaringan polisialat dan mengisi ruang kosong sehingga sifat mekanis GM dapat meningkat. Namun pada penelitian ini, kuat tekan sampel GM-zirkon lebih rendah dibandingkan dengan sampel CAC-zirkon sehingga dibutuhkan formula larutan aktivator yang lebih baik. Hasil pengujian TG-DTA terlihat sampel GM memiliki 3 peak dan sampel CAC memiliki 2 peak yang menggambarkan reaksi eksoterm dan endoterm. Selain itu, sampel GM mengalami penurunan berat dalam % lebih signifikan diakibatkan karena air yang menguap dibandingkan dengan sampel CAC. Hasil XRD juga menunjukkan sampel GM dan CAC dengan tambahan pasir zirkon tidak membentuk fasa baru baik yang di suhu ruang maupun di suhu 400°C. Dengan demikian, pasir zirkon yang ditambahkan tidak terlalu memberikan efek yang signifikan terhadap ketahanan panas geopolimer berbasis metakaolin, tetapi suhu 200°C merupakan pemanasan yang baik untuk mendapatkan nilai kuat tekan yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak dipanaskan setelah curing. ......Geopolymers in its application as an alternative material requires good heat resistance ability as a building material in the event of a fire or even as a refractory material. This research was conducted to determine the heat resistance of metakaolin-based geopolymer (GM) with the addition of zircon filler compared to fire-resistant cement, namely calcium aluminate cements (CAC). The samples studied were metakaolin-based geopolymer mortars with NaOH + Na2SiO3 solution, with the addition of 20% zircon sand and Ottawa sand as a comparison. After 28 days of curing, the samples underwent heat treatment variations, namely those not heated and those heated at a temperature of 200°C for 2 hours. The compressive strength test results at room temperature showed that the GM-zircon samples had higher compressive strength compared to the GM-Ottawa samples. This could be due to zircon sand acting as a filler that can enter the polysialate network and fill the voids, thereby improving the mechanical properties of the GM. However, in this study, the compressive strength of the GM-zircon samples was lower compared to the CAC-zircon samples, indicating the need for a better activator solution formula. The TG-DTA test results showed that the GM samples had 3 peaks, while the CAC samples had 2 peaks, indicating exothermic and endothermic reactions. In addition, the GM samples experienced a more significant decrease %weight due to evaporation of water compared to the CAC samples. The XRD results also showed that both the GM and CAC samples with the addition of zircon sand did not form new phases, both at room temperature and at 400°C. Thus, the addition of zircon sand did not have a significant effect on the heat resistance of metakaolin-based geopolymers. However, heating at 200°C was found to be beneficial in achieving higher compressive strength compared to samples that were not heated after curing.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titiek Kartika
Abstrak :
Social movement of rural women in Penago, Bengkulu, Indonesia against zircon mining project in the area. Notes
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2014
305.402 TIT p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library