Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Johanes Bion Harjono
Abstrak :
Jahe (Zingiber officinale) adalah tanaman obat yang terbukti memiliki banyak khasiat untuk kesehatan manusia. Dehidrozingeron (DZ) adalah salah satu senyawa minor di dalam ekstrak jahe yang diketahui memiliki aktivitas antioksidan yang baik. Isolasi DZ dari jahe diketahui tidak efisien sehingga penting untuk mengetahui metode sintesisnya yang efektif. Reaksi aldol silang antara vanillin dan aseton telah banyak digunakan, dan atas dasar itu maka seharusnya analog DZ pun dapat disintesis dari derivat benzaldehid yang sesuai. Dehidrozingeron (DZ-1), analog DZ-2 dan DZ-3 secara berurutan disintesis dari vanillin, 4-hidroksi benzaldehid dan benzaldehid. Produk dikarakterisasi dengan UV-Vis, FT-IR dan MS. Untuk mengetahui aktivitas antioksidan produk dilakukan uji dengan DPPH. Diketahui bahwa semua produk memiliki aktivitas antioksidan yang menurun dari DZ-1, DZ-2, dan DZ-3. ...... Ginger (Zingiber officinale) is a well known and proven medicinal plant that has been used by humans since ancient times. Dehydrozingerone (DZ) is one of the minor components in the ginger extract that is known to having good antioxidant properties. However its isolation from ginger is deemed inefficient, so it’s necessary to find a facile way to synthesize it. Crossed aldol reaction between vanillin and acetone is known to yield DZ, and then it should be possible to synthesize its analogs through the similar pathway. Dehydrozingerone (DZ-1), analog DZ-2 and DZ-3 were synthesized from vanillin, 4-hydroxy benzaldehyde and benzaldehyde respectively. Products then were characterized by UV-Vis, FT-IR and MS. DPPH test was conducted to examine the products’ antioxidant activity. It was observed that all products exhibited antioxidant activity with DZ-1 being the strongest, followed by DZ-2 and DZ-3 respectively.
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S55389
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Retno Apriani
Abstrak :
Akar kucing (Acalypha indica Linn.) maupun jahe merah (Zingiber officinale Rosc.) dapat digunakan untuk mengatasi gejala inflamasi akut pada penyakit asam urat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antiinflamasi kombinasi ekstrak air akar tanaman akar kucing dan ekstrak etanol 70% rimpang jahe merah ditinjau dari penurunan volume udem telapak kaki tikus yang diinduksi karaginan. Penelitian ini menggunakan modifikasi metode Winter, dilakukan pada 28 tikus putih jantan galur Sprague Dawley yang dibagi menjadi 7 kelompok. Kelompok I sebagai kontrol negatif diberikan CMC 0,5%, kelompok II, III, dan IV diberikan kombinasi akar kucing dan jahe merah, kelompok V diberikan akar kucing dosis tunggal, kelompok VI diberikan jahe merah dosis tunggal dan kelompok VII sebagai kontrol positif diberikan natrium diklofenak. Bahan uji diberikan secara oral 1 jam sebelum diinduksi dengan 0,4 ml karaginan 2%. Pengukuran volume telapak kaki dilakukan setiap jam selama enam jam setelah induksi karaginan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi 5,4 g/200 g bb ekstrak akar kucing dan 28 mg/200 g bb ekstrak jahe merah memiliki persentase penghambatan udem terbesar, setara dengan natrium diklofenak dosis 27 mg/200 g bb tikus.
Indian acalypha (Acalypha indica Linn.) and red ginger (Zingiber officinale Rosc.) can be used to overcome the symptom of acute inflammation in gout. The aim of this study was to determine the anti inflammatory effect of combination aqueous extract of indian acalypha roots and 70% ethanol extract of red ginger rhizome, viewed from the decrease paw edema volume of rats carrageenan induced. This study used Winter method that had modified at 28 Sprague Dawley male rats which had been divided into 7 groups. Group I as a negative control had been given with CMC 0.5%, group II, III, and IV had been given with combination of indian acalypha and red ginger, group V had been given a single dose of indian acalypha, group VI had been given a single dose of red ginger and group VII as a positive control had been given with sodium diclofenac. Each of them were given orally 1 h before carrageenan induced (0,4 ml 2% b/v). The paw volume was measured every hour for six hours after injection carrageenan. The results showed that the combination of aqueous extract of indian acalypha roots (5.4 g/200 g BW) and ethanol extract of red ginger rhizome (28 mg/200 g BW) have the largest percentage inhibition of paw edema and this effect was comparable to that standard drug, diclofenac sodium (27 mg/200 g BW).
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S52
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nanda Safira Rossana
Abstrak :
Aktivitas antropogenik merupakan salah satu penyebab akumulasi logam berat tembaga (Cu) pada tanah. Kadar tembaga berlebih dapat menyebabkan toksisitas pada tanaman, salah satunya adalah tanaman jahe merah (Zingiber officinale var. Rubrum) yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai bahan baku obat. Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari pengaruh pemberian logam berat tembaga pada pertumbuhan dan mengetahui profil senyawa metabolomik rimpang jahe merah di bawah paparan tembaga (CuCl2) dengan konsentrasi 0 ppm (kontrol), 50 ppm, 100 ppm, dan 150 ppm. Penelitian yang bersifat eksperimental ini dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), menggunakan 4 perlakuan berbeda dengan 6 sampel pengulangan pada setiap perlakuan. Parameter pertumbuhan yang diukur adalah laju pertumbuhan, kadar air rimpang, gejala toksisitas yang dialami tanaman, dan profil metabolomik yang dianalisis menggunakan HPLC dan dilakukan pengolahan data dengan Principal Component Analysis dan Hierarchical Component Analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju pertumbuhan dan gejala toksisitas pemberian logam tembaga mulai terlihat pada konsentrasi 100 ppm dan 150 ppm. Tanaman jahe merah mampu mentolerir hingga konsentrasi 50 ppm Cu dilihat dari pertumbuhan tanaman yang normal dan belum munculnya gejala toksisitas. Hasil pengolahan PCA dan HCA menunjukkan bahwa konsentrasi Cu 150 ppm memiliki profil metabolomik yang sangat berbeda dibanding perlakuan konsentrasi lainnya. ......Anthropogenic activity is one of the causes of copper accumulation in soil. Excess copper levels can cause toxicity to plants, one of which is red ginger (Zingiber officinale var. Rubrum) which is widely used by the community as a raw material for medicine. This research was conducted to study the effect of the administration of heavy metal copper on growth and to determine the red ginger profile of metabolites rhizomes under exposure of 0 ppm (control), 50 ppm, 100 ppm, and 150 ppm CuCl2. This experimental research was carried out using a completely randomized design (CRD), using 4 different treatments with 6 samples of repetition in each treatment. The growth parameters measured in this study were growth rate, rhizome water content, symptoms of toxicity experienced by plants, and metabolite profiles which were analysed using HPLC and processed with Principal Component Analysis (PCA) and Hierarchical Component Analysis (HCA). The results showed that the growth rate and toxicity symptoms caused by copper began to be seen at concentrations of 100 ppm and 150 ppm. Red ginger plant can be tolerate 50 ppm concentration of Cu seen from normal plant growth and no sign of toxicity. The results by the clustering pattern of PCA and HCA showed that concentration of 150 ppm Cu had a very different metabolite profiles compared to other concentrations.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nafa Febrianti Mutia Dewi
Abstrak :

Aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya akan berdampak terhadap lingkungan, termasuk dampak negatif seperti turunnya kualitas lingkungan karena pencemaran timbal. Timbal (Pb) merupakan unsur yang tidak esensial bagi tanaman, namun dapat terserap dan meracuni tanaman. Telah dilakukan penelitian mengenai dampak timbal terhadap profil metabolomik tanaman jahe merah (Zingiber officinale var Rubrum.). Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh timbal terhadap pertumbuhan dan profil metabolomik rimpang jahe merah. Perlakuan yang diberikan selama 1 bulan adalah PbCl2 50, 100, dan 150 ppm dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 6 ulangan. Analisis profil metabolomik dilakukan dengan metode HPLC. Analisis statistik menggunakan Principle Component Analysis (PCA) dan Hierarchical Cluster Analysis (HCA). Hasil penelitian menunjukkan pemberian PbCl2 100 ppm dan 150 ppm pada tanaman jahe merah menghasilkan perbedaan yang signifikan terhadap pertumbuhan tinggi tanaman dan gejala toksisitas. Sedangkan perlakuan 50 ppm tidak memberikan pengaruh. Hal tersebut menunjukkan bahwa jahe merah memiliki toleransi terhadap PbCl2 hingga konsentrasi 50 ppm. Hasil PCA dan HCA berupa scatter plot dan dendrogram telah berhasil mengelompokkan tanaman kontrol dengan tanaman perlakuan 50 ppm ke dalam satu klaster, sementara perlakuan 100 ppm membentuk klaster dengan perlakuan 150 ppm. Pemberian PbCl2 lebih dari 100 ppm menghasilkan perbedaan terhadap profil metabolit jahe merah jika dibandingkan dengan kontrol.


Human activities meeting their daily needs will impact the environment, including negative impacts such as the decline in the quality of the environment due to lead pollution. Lead is an element that is not essential for plants but can be absorbed and poison plants. Research has been conducted on the impact of lead on the metabolomics profile of red ginger (Zingiber officinale var Rubrum.). This study aimed to determine the effect of lead on the growth and metabolism of red ginger. The treatments were PbCl2 50, 100, and 150 ppm with a Completely Randomized Design with six replications. Metabolic profile analysis was performed using HPLC method. Statistic analysis using multivariate Principle Component Analysis (PCA) and Hierarchical Cluster Analysis (HCA). The research showed that the treatment of 100 and 150 ppm PbCl2 in the sample resulted significant differences in plant height growth and toxicity symptoms. These results show that ginger has a tolerance of PbCl2 at a concentration of 50 ppm. PCA and HCA result have separated control with 50 ppm treatment into one cluster, while 100 ppm treatment forms another cluster with 150 ppm treatment. PbCl2 treatment higher than 100 ppm showed a different metabolite profile compared to the control.

Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library