Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rudi Hartono
Abstrak :
ABSTRAK
Tujuan dari Penelitian ini adalah menentukan kondisi operasi optimum untuk sintesi biodiesel dari minyak jelantah dengan menggunakan katalis resin penukar ion zeolit Bayah Banten yang telah dilakukan perlakuan basa. Perlakuan basa diawali dengan pemanasan pada 100 0C selama 24 jam; dilanjutkan dengan impegnasi pada suhu 60 0C selam 2 jam dengan variasi persen berat KOH 20 hingga 50%(b/b); serta kalsinasi pada suhu 450 0C selama 4 jam.
ABSTARCT
The research was aimed to determined the optimum operating conditions for biodiesel synthesis of waste cooking oil by using Bayah zeolit Banten ion exchange resin catalyst which has been carried out the base treatment. The base treatment was initiated by heating at 100 0Cfor 24  hours; followed by impregnation at 60 0C for 2 hours with variations in weight percen KOH 20-50% (b/B); and Calcination.

[, ]: 2020
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anna
Abstrak :
Zeoiit merupakan mineral alumina silikat yang mempunyai struktur berongga dengan dinding berupa jaringan polihedral dari atom Si dan Al. Rongga ini dapat saling berhubungan membentuk terowongan yang biasanya diisi oleh air dan kation yang dapat saling dipertukarkan. Molekul atau ion yang mempunyai ukuran lebih kecil atau sama dengan ukuran rongga dapat masuk ke dalamnya sehingga menyebabkan zeoiit bersifat sebagai penapis molekul. Pada penelitian ini dilakukan sintesis zeoiit dari kaolin secara tiidrotermal. Zeoiit yang disintesis meliputi dua jenis yakni zeoiit A dan X. Modifikasi pada proses hidrotermal dilakukan dengan menggunakan variasi basa, waktu pengadukan dan temperatur pemanasan. Zeoiit yang diperoleh pada proses zeolitisasi kaolin mengalami perubahan dibandingkan kaolin asalnya. Perubahan tersebut dapat dilihat pada basil pengukuran menggunakan XRD. IV Selanjutnya zeolit hasil sintesis ini digunakan sebagai penapis molekul saturat yang merupakan hasil frakslonasi minyak bumi. Zeolit A digunakan sebagai penapis molekul normal alkana sedangkan zeolit X sebagai penapis molekul hidrokarbon dalam bentuk siklik. Untuk zeolit A dilakukan variasi waktu tinggal dalam kolom yakni selama 1, 5. 10, 20 dan 30 menit dan dilakukan desorpsi fraksi alkana dari zeolit A hasil perlakuan molekular sieve. Penelitian ini merupakan preparasi awal untuk memudahkan kegiatan analisis komponen biomarker. Kemampuan zeolit dalam menyerap normal alkana dapat dilihat dari hasil pengukuran menggunakan kromatografi gas dimana rasip C-20 - C-34/ Pristan sebelum dan sesudah perlakuan molekular sieve dapat dibandingkan. Melalui pengukuran ini ternyata diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa semakin besar atom karbon semakin besar pula prosentase penyerapannya. Bila dibandingkan antara variasi waktu tinggal ternyata waktu tinggal selama 10 menit memiliki kapasitas maksimum. Ada 2 kelas molekul yang ingin dilihat dalam penyaringan hidrokarbon dalam bentuk siklik ini, yakni molekul triterpana (m/z = 191) dan molekul sterana (m/z = 217). Pengukuran ini dilakukan menggunakan kromatografi gasspektroskopi massa. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa zeolit X hasil sintesis cukup efektif dalam memisahkan komponen-komponen dalam kedua kelas molekul tadi.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Mulyani
Abstrak :
Zeolit ZSM-5 merupakan zeolit yang sangat penting dalam industri karena struktur pori dan susunan kristal zeolit in! memungkinkannya dapat digunakan sebagal katalis, ad^orben, penukar ion dan penyaring molekul. Zeolit ZSM-5 telah disintesis dari larutan hidrogel dengan komposisi mol 18 Na20 : 20 R : AI2O3: 60 Si02: 1500 H2O, dimana R adalah zat pengarah 1,2-diaminoetana sebagai pengganti TPA-Br. Sintesis dilakukan pada suhu 180° C selama 290 jam. Analisis dilakukan dengan menggunakan difraktometer sinar-X dan spektrofotometer FT-IR. Zeolit digunakan sebagai katalis, dengan mengubah Na-ZSM-5 menjadi H-ZSM-5, pada reaksi konversi metanol menjadi komponen bensin dengan variasi suhu 350°, 400°, 450° C. Dari analisis kromatografi gas, senyawa-senyawa yang dapat diidentifikasi dari produk yang dihasilkan antara lain: isopentan, benzen, sikloheksan, dan toluen. Diperoleh % konversi berturut-turut sebesar 40,71%, 57,34%, dan 27,67% pada reaksi yang dilakukan dengan suhu 350°, 400°, dan 450° C.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Swandani Sayuningtyas
Abstrak :
Bahan utama yang sangat panting dalam pembentukan zeolit adalah sifika dan alumina. Komposisi kimia ini dapat diperoleh salah satunya dari sumber alam seperti bentonit. Telah dipelajari, secara teknis dapat dilakukan sintesis zeolit A dari bentonit ( Li, 2000; Lu,1991: Wang, 2002). Pada penelitian ini bentonit yang digunakan berasal dari daerah Medan, dan pengubahan bentonit menjadi zeolit A dapat dilakukan secara hidrotermal melalui proses pengasaman, pembasaan, gelasi, dan kristalisasi. Kunci keberhasilan membuat zeolit A dari bentonit adalah dengan memperhatikan parameter proses seperti dosis zat kimia yang akan direaksikan, suhu, dan waktu. Hal ini dapat mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan. Karakterisasi zeolit A yang dihasilkan dilakukan dengan pengukuran menggunakan XRD. Seianjutnya membandingkan kemampuan bentonit dan zeolit A hasi! sintesis dalam mengadsorpsi ion Cu^"" dan ion NP"" yang biasa terdapat di alam sebagai zat pencemar air yang dapat menimbuikan kerugian lingkungan sekitar. Waktu adsorpsi optimum bentonit dan zeolit A terhadap ion Cu^"" dan ion NP"" adalah 100 menit. Konse.ntrasi optimum ion Cu^"" dan ion Np"" yang dapat diserap oleh bentonit dan zeolit A adalah 300 ppm. Daya serap zeolit A terhadap ion logam lebih besar daripada bentonit. Misalnya pada waktu 100 menit, adsorpsi Ion Cu^"" dengan konsentrasi awal 40 ppm (0.0315 mek) pH larutan 5 oleh zeolit A sebesar76.751% dan oleh bentonit sebesar 75.838%. Kapasitas adsorpsi tergantung pada pK larutan, adsorpsi optimum ion Cu^"" dan ion Np^ terjadi pada pH 5
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A`Isyah Fadhillah
Abstrak :
Co-pirolisis termal antara bonggol jagung dan PP pada laju pemanasan rendah telah berhasil memisahkan bio-oil fasa oksigenat dan non-oksigenat secara spontan. Pada co-pirolisis, PP dapat mengambil oksigen dari bio-oil untuk mengkonversi sebagian bio-oil menjadi fasa non-oksigenat sehingga dapat berkontribusi dalam perengkahan PP. Namun, kemampuan PP untuk mengubah oksigen sangat lemah. Pada penelitian ini, zeolit digunakan sebagai katalis pada co-pirolisis bonggol jagung dan PP pada laju pemanasan rendah guna mengurangi energy aktivasi dari pirolisis PP, sehingga akan mengurangi suhu dekomposisi massa PP hingga kurang dari 400 oC. pada penelitian sebelumnya, belum pernah ada katalitik pirolisis menggunakan laju pemanasan rendah untuk meningkatkan yield fase non-oksigenat pada co-pirolisis biomass dan PP. Penelitian ini dilakukan di reaktor berpengaduk dengan laju pemanasan 5 oC/menit dan suhu pirolisis 500 oC. komposisi umpan yang digunakan adalah 0; 50 dan 100%PP. Katalis yang digunakan adalah katalis zeolit alam dan zeolit sintetik ZSM-5 dengan dua rasio Si/Al yang berbeda yaitu 38 dan 70. Penggunaan katalis menghasilkan produk senyawa alifatik seperti metil, metilen dan methin yang tingggi. Dengan penambahan tipe katalis zeolit ZSM-5 produksi dari alilik yang merupaan rantai yang berhubungan dengan alkena berkurang. Apabila dilhat dari kualitas bio-oil, sebagian besar fraksi bio-oil non-polar memiliki nilai HHV yang hampir sama atau sedikit lebih tinggi dari bahan bakar komersial yaitu diesel dan gasoline. Selain itu apabila dilihat dari nilai BI (Branching Index) bio-oil fraksi non-polar menghasilkan rantai karbon lurus dengan cabang yang lebih banyak apabila dibandingkan dengan bahan bakar komersial. Dari perbandingan HHV dan BI, nilai HHV dan BI bio-oil fraksi non-polar lebih mendekati nilai HHV dan BI dari gasoline komersial. ......Thermal co-pyrolysis of corn cobs and polypropylene (PP) at low heating rate has succeeded in separating bio-oil produced between oxygenated and non-oxygenated phases spontaneously. In co-pyrolysis, PP can sequester oxygen from bio-oil to convert part of bio-oil to non-oxygenated phase and can contribute partly non-oxygenated phase by PP carbon chain cracking. However, the capability of PP pyrolates to sequester oxygen is still low. In present work, zeolite catalyst was introduced in co-pyrolysis of corn cobs and PP at low heating rate, in order to reduce activation energy of PP pyrolysis and therefore reducing the lowest temperature of PP mass decomposition to less than 400oC. There has been no research previously conducted to employ catalytic co-pyrolysis at low heating rate to improve non-oxygenated phase yield in co-pyrolysis of biomass-plastic. The present co-pyrolysis work was carried out in a stirred tank reactor at heating rate of 5oC/min and maximum temperature of 500oC. The composition of feed was varied at 0, 50 and 100%PP in the mixture of corn cob particles and PP granules. There were two types of zeolite catalysts used in this experiment, natural zeolite and ZSM-5 with two different ratio, 38 and 70. Utilization of catalyst generated high amount of aliphatic moieties, i.e. methyl, methine and methylene. With ZSM-5 catalyst utilization, production of allyl decreased. Most of non-polar bio-oil fractions have similar or slightly higher higher heating values (HHVs) compared to those of commercial fuels. Branching index (BI) values of non-polar phase of bio-oil generated traight carbon chain with higher branches compared to those commercial fuels. From the comparison of HHV and BI value, non-polar phase of bio-oil generate HHV and BI value closer to commercial gasoline.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farid Mifthahul Rozaq
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh temperatur kalsinasi terhadap morfologi dan karakteristik adsorpsi fisik dari Kaolin Belitung. Kaolin ini dipersiapkan sebagai bahan baku Zeolit. Pada penelitian digunakan Kaolin yang berasal dari Badau, Pulau Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Kaolin tersebut kemudian diaktivasi menggunakan NH4Cl dengan variasi konsentrasi 0,5, 1, dan 2 M selama 24 jam menggunakan magnetic stirrer. Setelah itu sampel dinetralkan dan dikeringkan. Sampel yang kering kemudian digerus, diayak, dan dikalsinasi pada variasi temperatur 300, 400, 500, 600, 700, dan 800°C selama 3 jam. Hasil percobaan menunjukkan tidak ada pengaruh dari variasi konsentrasi NH4Cl yang digunakan. Sedangkan pengaruh temperatur kalsinasi terhadap morfologi Kaolin dapat teramati secara signifikan pada temperatur ≥600°C. ......The goal of this study is to understand the effects of calcination temperature on morphology and physical adsorption characteristics of Belitung Kaolin. This kaolin is prepared for Zeolite raw materials. In this work, Kaolin was from Badau, Belitung, Islands of Bangka Belitung Province. Kaolin was activated using NH4Cl with concentration variation of 0,5, 1, and 2 M for 24 h using magnetic stirrer. After that, the samples were neutralized and dried. The dried samples then hammered, shieved, and calcined at 300, 400, 500, 600, 700, and 800°C for 3 hours. The results of this study show that there is no optimum concentration of NH4Cl found. The effects of calcination temperature on Kaolin’s morphology is starting to be significantly noticeable at calcination temperature of ≥600°C.

 

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Nur Syamsiah
Abstrak :
Saringan pasir lambat merupakan salah satu jenis filtrasi yang sangat efektif dalam meningkatkan kualitas air serta relatif mudah dalam pengoperasian dan perawatannya. Filtrasi ini akan bekerja lebih efektif apabila beban pencemar yang masuk tidak terlalu tinggi, dimana salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu dengan pengolahan awal berupa sedimentasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas dari proses sedimentasi dan SPL dalam menurunkan kekeruhan dan zat organik air Danau Mahoni UI, serta menganalisis pemenuhan kualitas efluennya terhadap standar baku mutu air minum (Permenkes No. 492 tahun 2010). Penelitian ini berskala laboratorium, dimana alat yang digunakan berupa drum air berkapasitas ±150 liter dengan media zeolit (ES = 1 mm), pasir silika (ES = 0,2 mm; UC = 3), dan kerikil 3/8 inch. Unit SPL ini dioperasikan dengan sistem intermittent dan alirannya yaitu downflow (gravitasi). Pengujian kualitas efluen SPL dilakukan pada waktu tinggal jam ke-2 ,4, 22, dan 24. Proses sedimentasi selama 1 jam menghasilkan efisiensi penyisihan kekeruhan dan zat organik masing-masing sebesar 6,85% - 12,01% dan 4,39% - 10,98%. Sedangkan unit SPL dapat menyisihkan kekeruhan dan zat organik dengan efisiensi masing-masing sebesar 38,22% - 49,88% dan 1,68% - 18,51%, dimana waktu detensi paling optimal yaitu 24 jam. Secara keseluruhan, nilai kekeruhan hasil SPL telah memenuhi standar baku mutu air minum, sedangkan konsentrasi zat organiknya masih belum memenuhi standar baku mutu air minum (Permenkes No. 492 tahun 2010). Dapat disimpulkan bahwa unit SPL aliran gravitasi dengan media pasir silika dan zeolit cukup efektif dalam menyisihkan kekeruhan, namun tidak efektif dalam menyisihkan zat organik. ......Slow sand filter is a type of filtration that is very effective in improving water quality and is relatively easy to operate and maintain. This filtration will work more effectively if the incoming pollutant load is not too high, therefore one way that can be done is by pretreatment in the form of sedimentation. This study aims to analyze the effectiveness of the sedimentation process and SSF in reducing turbidity and organic matter of Mahoni Lake water, as well as to analyze the fulfillment of the effluent quality against drinking water quality standards (Permenkes No. 492 of 2010). This research is on a laboratory scale, where the tools used are water drums with a capacity of ±150 liters with zeolite (ES = 1 mm), silica sand (ES = 0.2 mm; UC = 3), and 3/8 inch gravel. This SSF unit is operated with an intermittent system and downflow (gravity). SSF effluent quality testing was carried out at detention time of 2, 4, 22, and 24 hours. The sedimentation process for 1 hour resulted in an efficiency of removing turbidity and organic matter of 6.85% - 12.01% and 4.39% - 10.98%. While the SSF unit can remove turbidity and organic matter with the respective efficiency of 38.22% - 49.88% and 1.68% - 18.51%, where the most optimal detention time is 24 hours. Overall, the turbidity value of the SPL results has met the drinking water quality standards, while the concentration of organic substances still does not meet the drinking water quality standards (Permenkes No. 492 of 2010). It can be concluded that the downflow SSF unit with silica sand and zeolite is quite effective in removing turbidity, but not effective in removing organic substances.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library