Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
Mundurnya usia pernikahan, mengakibatkan kesenjangan yang panjang antara waktu dimulainya pubertas dengan usia pernikahan. Pria dewasa muda belum menikah, yang berada di dalam kesenjangan itu, memiliki kemungkinan yang tinggi untuk melakukan hubungan seks pra nikah. Namun dengan keadaan di Indonesia yang masih berpegang kuat pada norma dan ajaran agama, pria dewasa muda yang berada di dalam kesenjangan tersebut terbagi dalam dua kelompok, yaitu mereka yang tidak melakukan hubungan seks pra nikah demi mengikuti norma dan ajaran agama, dan mereka yang melanggar norma dan ajaran agama dan melakukan hubungan seks pra nikah.

Tingginya kemungkinan pria dewasa muda melakukan hubungan seks pra nikah perlu diwaspadai mengingat 90% penularan HIV/AIDS adalah melalui hubungan seksual. Daiam hal ini, penggunaan kondom merupakan cara yang sangat penting dan efektif dalam upaya pencegahan AIDS. Berbagai pendekatan telah dilakukan dalam mencari cara-cara pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS. Namun ternyata sejauh ini, teori planned behavior (TPB) merupakan teori yang paling baik dalam meramalkan penurunan resiko AIDS.

Dikembangkan dari teori reasoned action, TPB terpusat pada intensi seseorang untuk menampilkan suatu perilaku, yang ditentukan oleh tiga determinan, yaitu sikap terhadap peniaku, norma subyektif, dan perceived behavioral control (PBC). Dalam menentukan intensi, masing-masing determinan memiliki kekuatan yang berbeda-beda dan perbedaan kekuatan ini dapat menjelaskan latar belakang timbulnya intensi yang hendak diteliti.

Pengertian sikap daiam TPB tidak secara khusus membedakan antara aspek afektif dan evaluatif (kognitif). Namun Richard, van der Pligt, dan de Vries (1996) mengemukakan bahwa perbedaan tersebut dapat dibuktikan secara empiris dan reliabel. DI sisi Iain, Ajzen (1991) membuktikan bahwa pengukuran terpisah terhadap afek dan evaluasi tidak meningkatkan daya ramai terhadap intensi dan perilaku. Di dalam penelitian ini, aspek afektif akan dibedakan dari sikap, dan dikhususkan pada anticipated affective reactions karena penelitian ini berhubungan dengan perilaku yang akan datang, sehingga reaksi afektif yang diukur adalah reaksi afektif yang diantisipasikan (anticipated affective reaction/AAR). Pada penelitian ini, TPB dan teori tentang AAR juga diterapkan pada pria dewasa muda yang sudah pernah berhubungan seks dengan yang belum pernah berhubungan seks.

Pengambilan subyek dilakukan dengan teknik incidental sampling. Alat ukur sikap terhadap penggunaan kondom, norma subyektif, dan PBC disusun berdasarkan teori planned behavior, sedangkan alat ukur AAR dibuat berdasarkan teori tentang AAR. Penelitian ini merupakan penelitian eksplanasi yang bersifat menguji hipotesa penelitian. Untuk pengolahan data, ditakukan perhitungan korelasi Pearson, regresi berganda, t- test, ANOVA serta scheffe test, dan persentase.

Lebih dan setengah subyek penelitian memiliki intensi yang kuat untuk menggunakan kondom. Secara keseluruhan, hanya norma subyektif dan PBC yang memberikan sumbangan yang signifikan terhadap intensi, dengan sumbangan terbesar diberikan oleh PBC, dan penambahan AAR ke dalam TPB tidak secara signifikan meningkatkan daya ramal terhadap intensi. Hanya intensi dan PBC yang berbeda secara signifikan antara kelompok belum pernah berhubungan seks, dengan kelompok sudah pemah berhubungan seks. Pada kelompok belum pernah berhubungan seks, hanya norma subyektif yang memberi sumbangan yang signifikan terhadap peramalan intensi. Sedangkan pada kelompok sudah pernah berhubungan seks, PBC dan norma subyektif memberi sumbangan yang signifikan terhadap peramalan intensi, dimana porsi sumbangan terbesar ada pada PBC. Intensi, norma subyektif, dan PBC berbeda secara signifikan berdasarkan kekerapan subyek menggunakan kondom.

Beberapa saran yang dapat dikemukakan berdasarkan hasil penelitian ini adalah bahwa sebaiknya teori planned behavior diterapkan pada subyek yang sudah memiliki pengalaman tentang perilaku yang hendak diramalkan, dan teori reasoned action sebaiknya diterapkan pada subyek yang belum memiliki pengalaman tentang perilaku yang hendak diramalkan; strategi pencegahan HIV/AIDS sebaiknya difokuskan pada PBC melalui pelatihan assertiveness. dan pada norma subyektif. melalui promosi penggunaan kondom bagi mereka yang tidak dapat absen dari hubungan seks pra nikah; bagi subyek yang sudah pernah berhubungan seks pencegahan HIV/AIDS akan efektif bila difokuskan pada PBC dan norma subyektif, dan bagi subyek yang belum pernah berhubungan seks pencegahan akan efektif bila difokuskan pada norma subyektif; sebaiknya dilakukan penelitian mengenai intensi menggunakan kondom dengan penelusuran Iebih lanjut ke perilaku; perlu diekspos informasi yang Iebih mendalam tentang HIV/AIDS terutama mengenai adanya masa inkubasi dan window period.
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fromm, Jeff
Abstrak :
The numbers cannot be ignored: eighty million Millennials wielding $200 billion in buying power are entering their peak earning and spending years. Based on original market research, this book reveals the eight attitudes shared by most Millennials, and the new rules for engaging them successfully.
New York: [American Management Association, ], 2013
e20440489
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Fromm, Jeff
Abstrak :
The numbers cannot be ignored: eighty million Millennials wielding $200 billion in buying power are entering their peak earning and spending years. Based on original market research, this book reveals the eight attitudes shared by most Millennials, and the new rules for engaging them successfully.
New York: [American Management Association, ], 2012
e20437113
eBooks  Universitas Indonesia Library