Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Randika Sulistyo
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk meneliti gambaran sikap pemilih muda terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden serta internet sebagai sumber informasi utama dengan menggunakan teori social judgment (Sherif & Hovland, 1961 dalam Petty & Cacioppo, 1981). Pengukuran dilakukan dengan menggunakan kuesioner Sikap Terhadap Pemilu (STP) dan Sikap Terhadap Sumber Informasi dari Internet (STSI) yang disusun oleh peneliti dengan menggunakan teori yang sama. Penelitian ini dilakukan kepada 96 partisipan. Pengambilan data dengan menggunakan kuesioner yang disebarkan melalui email dan media sosial kepada para partisipan. Hasil dari penelitian ini memberikan gambaran bahwa sebagian besar dari pemilih muda (76%) memiliki sikap yang favorable terhadap Pilpres 2009 dan semakin menguat pada 2014 (82%). Selain itu, mereka mendapatkan pengaruh dari orang-orang di lingkungan sosialnya dalam membentuk sikap terhadap Pilpres. Separuh dari responden (55,2%) menyatakan internet sebagai sumber utama dari informasi terkait Pilpres yang mereka dapatkan. Informasi dari internet terkait kinerja presiden dan wakilnya serta informasi terkait pilpres pada tahun 2009 dan 2014 banyak membantu mereka dalam membentuk sikapnya terhadap Pilpres. ...... This research was conducted to describe the attitude on young voters towards Indonesia’s Presidential Election and internet as the main source of information using the social judgment theory (Sherif & Hovland, 1961 in Petty & Cacioppo, 1981). The questionnaire used in this study, Sikap Terhadap Pemilu (STP) and Sikap Terhadap Sumber Informasi dari Internet (STSI), was constructed by the researcher based on the same theory that being used in the study. Using accidental sampling method, there was 96 participants acquired. Online Questionnaire was being used in the study and delivered to the responden via email and social media. The result of the study has given us description that the majority of young voters have a favorable attitude towards Indonesia’s Presidential Election in 2009 (76%). The attitude was getting stronger in 2014 (82%). They were influenced by people in their social environtment in forming attitude towards the election. Half of the participant (55,2%) were using the internet as their main source of informations about the election. Information about the election in 2009 and 2014 also the government’s previous performance from the internet have the main role in forming their attitude towards the election itself.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S55320
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firdha Yuni Gustia
Abstrak :
Demografi pemilih Indonesia pada Pemilu 2024 akan didominasi oleh pemilih muda. Selain menjadi kelompok usia yang akan mendominasi pemilu, kelompok usia ini juga menjadi kelompok yang rentan terpapar disinformasi dan misinformasi terkait pemilu yang disebarkan melalui internet, khususnya media sosial. Di Indonesia telah dikembangkan sebuah strategi untuk memerangi dampak informasi palsu. Koalisi Cekfakta.com yang terdiri dari Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), Aliansi Jurnalis Independen (AJI), dan Mafindo tengah mengadaptasi strategi prebunking dalam kampanye memerangi informasi palsu di Indonesia. Namun, masalah yang umumnya terjadi dalam menyelenggarakan suatu strategi adalah kurangnya perencanaan yang baik. Padahal, dalam merencanakan suatu kampanye, strategi merupakan faktor keberhasilan utama. Untuk memastikan perencanaan kampanye telah dilakukan dengan baik, maka dibutuhkan penelitian evaluasi pada tahap formatif. Menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian studi kasus, penelitian ini menghasilkan temuan bahwa strategi prebunking yang dilakukan oleh koalisi Cekfakta.com untuk meliterasi pemilih muda dalam melawan informasi palsu menuju Pemilu 2024 belum sepenuhnya sesuai dengan tahapan perencanaan yang dikemukakan pada indikator penelitian. Secara umum, hampir semua syarat dalam perencanaan strategi prebunking yang dilakukan oleh koalisi Cekfakta.com dalam kampanye melawan informasi palsu menuju Pemilu 2024 telah dipenuhi. Namun dalam perencanaannya, strategi prebunking ini tidak secara khusus diperuntukan kepada pemilih muda. Syarat yang dipenuhi hanya pada perencanaan saluran. ......The demographics of Indonesian voters in the 2024 election will be dominated by young voters. Apart from being the age group that will dominate elections, this age group is also a group that is vulnerable to exposure to election-related disinformation and misinformation that is spread especially via social media. In Indonesia a strategy has been developed to fight the impact of false information. The Cekfakta.com coalition consisting of Asosiasi Media Siber Indoensia (AMSI), Aliansi Jurnalis Independen (AJI), and Mafindo is adapting the prebunking strategy in the campaign against false information in Indonesia. However, the problem that is generally faced in managing a strategy is the lack of good planning. In fact, in planning an activity, strategy is the main success factor. To ensure that the campaign has been carried out properly, it is necessary to evaluate research at the formative stage. Using a qualitative approach with a case study research method, this study found that the prebunking strategy carried out by the Cekfakta.com to literate young voters in campaign against false information towards the 2024 Election is not fully in accordance with the planning stages stated in the research indicators. In general, almost all the requirements in planning the prebunking strategy carried out by the Cekfakta.com have been fulfilled in fighting false information campaign towards the 2024 Election. However, the planning of this prebunking strategy is not specifically aimed to young voters. The conditions that are met are only in the channel planning.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library