Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Buddi Wibowo
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
D1529
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yolla Miranda
"Bonggol jagung merupakan limbah dengan jumlah yang cukup banyak di Indonesia. Sejauh ini pemanfaatan utama untuk biomassa. Namun biomassa tersebut masih mengalami kendala karena tingginya senyawa oksigenat yang menyebabkan heating value-nya rendah. Plastik polipropilena diketahui memiliki rasio H/C yang lebih tinggi dan miskin akan oksigen sehingga slow co-pyrolysis biomassa dengan plastik dapat digunakan sebagai solusi upgrading bio-oil yang sederhana, efektif dan murah. Pencampuran biomassa dan plastik akan menghasilkan efek sinergetik dalam memperbaiki kuantitas dan kualitas bio-oil yang dihasilkan. Berbagai penelitian pada slow co-pyrolysis telah dilakukan terutama pada reaktor tubular dengan rasio tinggi terhadap diameter, lebih dari 4. Tetapi untuk skala besar, bentuk reaktor seperti ini sangat sulit dilakukan scale-up.
Pada penelitian ini reaktor dibuat dengan rasio kurang dari 2. Perpindahan panas khususnya pada plastik yang memiliki konduktivitas termal rendah dibantu dengan adanya pengaduk untuk memperbaiki persebaran perpindahan panas tersebut. Identifikasi pengaruh efek sinergetik dilakukan dengan menganalisis bio-oil menggunakan FTIR dan GC-MS. Efek sinergetik yield bio-oil terjadi pada komposisi PP terhadap bonggol jagung sebesar 50-87,5 dengan 87,5 sebagai yield tertinggi. Sementara efek sinergetik kualitas bio-oil yang berupa peningkatan senyawa non-oksigenat terjadi pada komposisi PP 37,5-87,5.

Corn cob is a waste which has considerable amount in Indonesia. So far, its utilization especially for biomass. However, biomass still having problems because the high oxygenate compound which causes low heating value. The pure polypropylene plastic has a H C ratio higher and poor in oxygen, so slow co pyrolysis of biomass with plastic can be used for bio oil upgrading solutions which is simple, effective and inexpensive. By mixing the two feedstocks, a synergetic effect would be created to improve the quantity and quality of the bio oil produced. Various studies on the slow co pyrolysis has been carried out mainly in the tubular reactor with a high ratio of the diameter, more than 4. But for large scale, that reactor design will be very difficult to scale up.
This research, reactor was made with a ratio less than 2. The heat transfer especially on the plastic that has a low thermal conductivity helped by stirrer to improve the distribution of heat transfer. Identification of the synergetic effect was done by analyzing bio oil using FTIR and GC MS. Synergetic effects of bio oil yield occurred in the composition of the PP towards corn cobs of 50 to 87.5 which 87.5 as the highest yield. While the synergetic effect of the quality in bio oil as an increase in the composition of the non oxygenate which exist in PP composition 37.5 to 87.5.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S62753
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Sutaryo
"Yied and agronomic characters performance of ten superior rice varieties in Sleman, Yogyakarta. Study on
yied and agronomic characters performance usin superior rice varieties was conducted at Blendangan,Tegaltirto,
Berbah, Sleman, Yogyakarta from June to September of 2015. Six superior rice varieties namely Sidenuk, Inpari
1, Inpari 10, Inpari 19, Inpari 23, and Inpari 30 were planted using seedling of 15 days with one seedling per hill
in jajar legowo 4:1 system, with plant spacing of 25 x 12,5 x 50 cm. Plot size per variety was 1000 m2.Meanwhile,
four populair varieties such as Sintanur, Pepe, Ciherang, and Situ Bagendit planted using the same population
by farmers were used as checks. Data were analyzed using t test. Inpari 19 and Inpari 30 gave the highest yield of
7.5 and 7.3 t/ha, respectively, compared with check varieties and the other varieties tested. The highest yield on
Inpari 19 and Inpari 30 were contributed by the highest of the number of filled grains, total grain number, and
the panicle number. Inpari 19 showed earliest maturity (104 days), meanwhile, the other varieties were medium
maturity (107-124 days). Inpari 19 gave the highest profit compared with the others superior varieties tested and
the most preferred by farmers because of more taste, more white color, more shiny, and more fragrant.
Penampilan hasil dan karakter agronomi sepuluh varietas unggul di Sleman, Yogyakarta. Pengkajian
terhadap penampilan hasil dan karakter agronomi menggunakan varietas unggul padi dilaksanakan di
Blendangan,Tegaltirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta dari Juni hingga September 2015. Enam varietas yaitu
Sidenuk, Inpari 1, Inpari 10, Inpari 19, Inpari 23, dan Inpari 30 ditanam dengan bibit berumur 15 hari dengan satu
bibit per lubang pada teknik jajar legowo 4:1, dengan jarak tanam 25 x 12,5 x 50 cm. Ukuran plot size per varietas
adalah 1000 m2. Sedangkan empat varietas yang sudah dikenal petani yaitu Sintanur, Pepe, Ciherang, dan Situ
Bagendit ditanam dengan cara yang sama oleh petani digunakan sebagai pembanding. Data dianalisis
menggunakan uji t. Inpari 19 dan Inpari 30 masing-masing memberi hasil tertinggi sebesar 7,5 dan 7,3 t/ha,
dibandinkan dengan varietas pembanding dan varietas lain yang dikaji. Hasil tertinggi pada Inpari 19 dan Inpari
30 dikontribusi oleh jumlah gabah isi, jumlah total gabah dan jumlah malai yang tinggi. Inpari 19 menunjukkan
umur paling cepat (genjah) yaitu 104 hari, sementara varietas lainnya berumur sedang (107-124 hari). Inpari 19
memberi keuntungan tertinggi dibandingkan dengan varietas unggul lainnya, dan paling disukai petani karena
lebih pulen, lebih putih, lebih berkilap, dan lebih wangi."
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta, 2016
630 AGRIN 20:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rike Adyartie Krisnawardhani
"Penelitian ini dilakukan pada perusahaan farmasi di Indonesia. Masalah yang dialami oleh perusahaan tersebut adalah rendahnya yield pada lini produksi effervescent selama tahun 2014. Penyelesaian masalah ini dilakukan dengan menggunakan metode Lean-DMAIC. Berdasarkan analisis yang dilakukan, dihasilkan beberapa perbaikan yang diimplementasikan pada mesin, operator, dan material. Hasil penerapan usulan perbaikan tersebut memberikan dampak yang positif bagi perusahaan, antara lain meningkatnya yield sebesar 3,59%, menurunnya waste cost komponen material sebesar 26,79%, dan menurunnya downtime mesin sebesar 74,30%.

This study is conducted in one of the most well-known pharmaceutical company in Indonesia. Problem starts when effervescent line production yield was too low throughout 2014 so that the targeted yield could not be reached. This study applies Lean-DMAIC method to solve the problem. Lean-DMAIC analysis results in several improvements on machine, operators, and material. Result shows that the implemented improvements give several benefits for company, such as increasing 3,59% yield, reducing 26,79% material waste cost, and reducing 74,30% machine downtime.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S58956
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Untung Susanto
"This research was aimed to initially test 40 rainfed lowland dedicated GSR lines along with 3 checks, i.e.
PSBRC68, Situbagendit, and Silugonggo. The trial was conducted in ICRR experimental station in Sukamandi
with irrigation only until 2 weeks after transplanting and during flowering. The trial was conducted during DS
2012 following Randomized Complete Block Design of three replication in 1 m x 1 m plot size and planting space
of 20 cm x 20 cm. Transplanting was conducted to 21 days old seedings. The results showed that identified five
line that have higher yields than the best check Silugonggo ( 4.22 t/ha ), which Luyin 46 ( 5.18 t/ha ), 926 ( 5.12
t/ha ), SACG - 7 ( 4.46 t/ha ), LH1 ( 4.36 t/ha ) and Weed Tolerant Rice ( 4.30 t/ha ). A total of three lines , namely
ZX788 ( 84 HSS ), 08FAN4 ( 89 HSS ) and D100 ( 91 HSS ) has a ripe age is significantly more early maturity of
the check is very early maturing Silugonggo ( 95 HSS ). GSR lines tested had similar agronomic characters with
existing varieties, among others, from 46.67 to 100.2 cm plant height, number of productive tiller 6-10 fruit,
flowering age 56-86 HSS, or physiological maturity round 84 -102 HSS, filled grain 47-185 grains per panicle,
1000 grain weight 17.94 to 32.34 g, and the results ranged from 0.95 to 5.18 t/ha.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji awal daya adaptasi 40 galur GSR untuk padi sawah tadah hujan
(GSR-Rainfed Lowland/GSR-RFLL) yang diintroduksi dari IRRI sebagai salah satu set pengujian dalam INGER
(International Network for Rice Genetic Evaluation) beserta 3 varietas cek, yaitu PSBRC68, Situbagendit, dan
Silugonggo. Pengujian dilakukan pada kondisi sawah irigasi di Kebun Percobaan BB Padi di Sukamandi, namun
dengan perlakuan kering fase vegetatif, yaitu pengairan diberikan hingga dua minggu setelah tanam dan pada saat
tanaman berbunga, sebagai simulasi kondisi kering di lahan tadah hujan. Penelitian dilakukan pada MK 2012
menggunakan rancangan acak kelompok tiga ulangan pada plot berukuran 1 m x 1 m dan jarak tanam 20 cm x 20
cm. Tanam pindah dilaksanakan pada saat bibit berumur 21 HSS. Hasil pengujian mengidentifikasi lima galur
yang memiliki daya hasil lebih tinggi daripada cek terbaik Silugonggo (4,22 t/ha), yaitu Luyin 46 (5,18 t/ha), 926
(5,12 t/ha), SACG-7 (4,46 t/ha), LH1 (4,36 t/ha) dan Weed Tolerant Rice (4,30 t/ha). Sebanyak tiga galur, yaitu
ZX788 (84 HSS), 08FAN4 (89 HSS) dan D100 (91 HSS) memiliki umur masak yang secara nyata lebih genjah
dari cek sangat genjah Silugonggo (95 HSS). Galur-galur GSR yang diuji memiliki karakter agronomi setara
dengan varietas unggul yang telah ada, antara lain tinggi tanaman 46,67-100,2 cm, jumlah anakan produktif 6-10
buah, umur berbunga 56-86 HSS, atau masak fisiologis sekitar 84-102 HSS, gabah isi per malai 47-185 butir,
bobot 1000 butir 17,94-32,34 g, dan hasil berkisar 0,95-5,18 t/ha."
Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2016
630 AGRIN 20:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library