Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

"ABSTRAKJurnal ini membahas seorang sastrawan terkenal yang bernama Al-Bushiri dan maha karyanya yaitu Qasidat Al-Burdah. Karya Al-Bushiri tersebut diciptakan ketika Islam berjaya pada masa Mamluk. Karya Al-Bushiri ini banyak dinikmati di berbagai belahan dunia pada perayaan Islam seperti maulid Nabi. Penciptaan syair yang bernilai tinggi dan indah karya Al-Bushiri tersebut tidak lepas dari latar belakang Al-Bushiri sendiri. Banyak lika-liku kehidupan yang dijalaninya sebelum menjadi penyair terhebat pada masanya, bahkan sebelum menjadi penyair yang hebat Al-Bushiri juga pernah dibenci oleh penyair lainnya. Namun justru lika-liku kehidupannya itu yang menginspirasi penciptaan syair Qasidat Al-Burdah. Banyak sejarawan yang mencatat rekam jejak kehidupannya dengan versi yang berbeda sehingga informasi mengenai sosok Al-Bushiri sendiri terkaburkan. Penulisan jurnal ini bertujuan untuk memberikan informasi yang akurat mengenai penyair dan karya Qasidat Al-Burdah nya yang didengungkan di berbagai belahan dunia sekaligus mengetahui latarbelakang syair tersebut. Penulisan ini menggunakan metodologi penelitian kualitatif-deskriptif dengan teknik penelitian kajian pustaka.

---

ABSTRACTThis journal discusses about a famous poet called Al-Bushiri and his poem Qasidat Al-Burdah. Al-Bushiri‟s poem was made when Islam at the top of glory in Mamluk age. Al-Bushiri‟s poem were enjoyed over many countries in the world when Islam ceremonial, such as maulid. The creation of Al-Bushiri‟s beautiful poem was related to his background. Many hard times in his life before he was a great poet. In fact, Al-Bushiri had ever been hated by another poems. But, his hard times life inspired him to create a poem called Qasidat Al-Burdah. Many historians recorded track of his life with different version that make Al-Bushiri‟s biography blurred. The purpose of this journal is to giving information accurately about Al-Bushiri and his poem which heard and enjoyed over many countries in the world. This journal uses a qualitative-descriptive method with the textual analysis technic."

"Beberapa tahun belakangan ini, bangkitnya industri perfilman nasional dapat dilihat dari semakin bertambahnya jumlah judul film yang diproduksi dari tahun ke tahun. Namun pada kenyataannya, meningkatnya jumlah judul film tersebut berbanding terbalik dengan jumlah penonton film nasional. Untuk menilai apakah sebuah film dapat dikatakan berkualitas atau tidak, dapat dilihat dari 3 (tiga) aspek utama yaitu, penulisan skenario, pesan, dan sutradara. Dari hasil pengamatan penulis terhadap film berjudul “Soekarno: Indonesia Merdeka”, kelemahan yang terdapat dalam film terletak dalam ketiga aspek tersebut, sehingga menyebabkan film menjadi kurang berkualitas.

---

In the past few years, the rise of the national film industry can be seen from the increasing number of movie titles produced year by year. But in reality, the growing number of movie titles is inversely proportional to the number of national cinema goers. In order to assess whether a film can be said has a good quality or not, can be seen from three (3) main aspects; scriptwriting, messages, and the directors. From my observation on the film titled "Soekarno: Indonesia Merdeka", the weaknesses found in the film lie in those three aspects, so that makes the film becomes less in its quality."