Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Danke Muhammad Iqbal
"Studi ini membahas interpretasi nilai-nilai penting cagar budaya pada Goedang Ransoem dan pemanfaatannya. Dalam manajemen sumber daya arkeologi/budaya, salah satu kriteria dalam mengelola cagar budaya adalah nilai-nilai penting yang terkandung dalam cagar budaya atau sumber daya arkeologi itu sendiri. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui nilai-nilai penting yang ada pada Goedang Ransoem
untuk dijadikan rujukan tambahan alasan dijadikannya Goedang Ransoem sebagai cagar budaya, dan menjadikan nilai-nilai penting tersebut sebagai acuan dalam
pemanfaatan Goedang Ransoem sebagai upaya pelestarian cagar budaya. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskriptif serta metode komparatif. Hasil penelitian menjelaskan bahwa Goedang Ransoem memiliki lima nilai-nilai penting
cagar budaya berupa nilai sejarah, nilai ilmu pengetahuan, nilai ekonomi, nilai pendidikan, dan nilai integritas. Pemanfaatan yang saat ini dilakukan sudah tepat dengan membuat Goedang Ransoem sebagai museum untuk dimanfaatkan dalam bidang pendidikan, kebudayaan dan pariwisata. Kemudian kedepannya Goedang Ransoem juga sudah terdapat beberapa rencana pemanfaatan lebih lanjut yang sudah disesuaikan dengan nilai-nilai penting Goedang Ransoem

This study discusses the interpretation of the important values of cultural heritage in
the Goedang Ransoem and their use. In archaeological/cultural resource management,
one of the criteria in managing cultural heritage is the important values contained in the cultural heritage or archaeological resources itself. The purpose of this research is to find out the important values that exist in Goedang Ransoem to be used as an
additional reference for the reasons for making Goedang Ransoem as cultural heritage and to make these important values a reference in the use of Goedang Ransoem as an effort to preserve cultural heritage. The method used in this research is descriptive analysis and comparative methods. The results of the study explain that Goedang
Ransoem has five important cultural heritage values in the form of historical values, scientific values, economic values education values, and integrity values. The use that is currently being carried out is appropriate by making the Goedang Ransoem a
museum to be used in the fields of education, culture, and tourism. Then in the future,
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Naufal Fahrisa
"Pulau Menjangan merupakan salah satu bagian dari Taman Nasional Bali Barat, dikukuhkan sebagai taman nasional sekaligus world heritage. Pulau menjangan memiliki kekayaan bawah laut yang sangat melimpah. dengan gugusan karang sekitar 45 jenis, 32 jenis ikan karang, serta 9 jenis moluska laut. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pemetaan morfologi dasar laut untuk melihat hubungannya dengan sebaran habitat bentik di perairan dangkal tersebut, yang nantinya dapat digunakan untuk kepentingan konservasi maupun pariswisata. Peta morfologi di deliniasi dari peta batimetri, yang mana sebelumnya peta batimetri dibuat dengan ekstraksi data kedalaman dari Citra WorldView-2 dengan resolusi spasial 2 meter, kemudian dilakukan pemodelan kedalaman dengan algoritma random forest. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model kedalaman efektif merepresentasikan 91,7% kondisi kedalaman sesungguhnya, namun sampel kedalaman kedalaman aktual yang digunakan pada penelitian ini hanya efektif merepresentasikan 56,2% data hasil model.
Pada wilayah penelitian ini ditemukan 5 unit morfologi karang di wilayah penelitian, yaitu reef flat (dominan), lagoon, back reef, reef crest, dan fore reef. Secara garis besar, terdapat 2 tipe terumbu karang di wilayah penelitian yaitu tipe barrier, dan fringing reef. Sedangkan untuk morfologi dasar laut, terdapat 5 unit morfologi dasar laut yaitu garis pantai, bench dangkal, jurang dangkal, shelf break dan gundukan, dengan unit morfologi shallow bench menjadi unit morfologi paling dominan. umum terdapat 5 habitat bentik di laut dangkal di sekitar Pulau Menjangan, yaitu rataan terumbu (reef flat), lereng terumbu (reef slope), terumbu depan (fore reef), mangrove, pasir dan teras, serta rubble. Secara spesifik, terdapat pula makroalga dan padang lamun di wilayah kajian. Penelitian ini menemukan bahwa morfologi karang dan dasar laut dapat digunakan sebagai parameter untuk melihat sebaran habitat bentik.

Menjangan Island is one part of West Bali National Park, confirmed as a national park as well as a world heritage. Menjangan Island has an abundant wealth of underwater. with a group of about 45 species of coral, 32 species of reef fish, and 9 types of marine mollusks. This study aims to map the seabed morphology to see how it relates to the distribution of benthic habitats in these shallow waters, which can later be used for conservation and tourism purposes. Seabed morphological maps are delineated from the bathymetric map, where previously the bathymetric map was made by extracting depth data from WorldView-2 imagery with a spatial resolution of 2 meters, then depth modeling was performed with random forest algorithm. The results showed that the depth model represented 91.7% of the actual depth condition, but actual depth samples is only represented about 56.2% of the model data results.
In this study area, 5 coral morphology units were found in the study area, namely reef flat (dominant), lagoon, back reef, reef crest, and fore reef. Broadly speaking, there are 2 types of coral reefs in the study area, namely the type of barrier, and fringing reef. While for the seabed morphology, there are 5 morphological units of the seabed, namely shoreline, shallow bench, shallow cliff, shelf break and pinnacles, with shallow bench morphological units being the most dominant morphological units. In general, there are 5 benthic habitats in shallow seas around Menjangan Island, namely reef flat, reef slope, fore reef, mangrove, sand and terrace, and rubble. Specifically, there are also macroalgae and seagrass beds in the study area. This study found that coral morphology and seabed can be used as parameters to see the distribution of benthic habitats.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khrisna Prasadya Farras Ahmad
"ABSTRAK
Situs Fort Carcassonne adalah situs Warisan Dunia yang terletak di Perancis yang memiliki sejarah panjang dari zaman Romawi. Situs ini menjadi terkenal dan kontroversial ketika dipulihkan oleh Viollet-le-Duc. Viollet-le-Duc, menggunakan wawasan ilmiah untuk memulihkan Situs Carcassonne, ingin menciptakan kembali keadaan penuh saat digunakan. Restorasi ini juga terjadi pada saat romantisme ketika nasionalisme Perancis sedang bangkit. Proses pendaftaran untuk menjadi Situs Warisan Dunia ditolak pada 1980-an. Namun karena berbagai hal, akhirnya situs tersebut bisa dikenali. Kota Tua Batavia saat ini juga memiliki permasalahan yang sama, yaitu belum mampu menjadi Situs Warisan Dunia. Ada masalah dengan restorasi dan revitalisasi di Kota Tua menurut UNESCO dan beberapa ahli. Dalam tulisan ini, penulis akan menjelaskan pelajaran yang dipetik dari Situs Carcassonne untuk Kota Tua dan memberikan saran agar Kota Tua diakui sebagai Situs Warisan Dunia.
ABSTRACT
The site of Fort Carcassonne is a World Heritage site located in France which has a long history dating back to Roman times. The site became famous and controversial when it was restored by Viollet-le-Duc. Viollet-le-Duc, using scientific insights to restore the Carcassonne Site, wants to recreate its full state when used. This restoration also took place at a time of romanticism when French nationalism was on the rise. The registration process to become a World Heritage Site was rejected in the 1980s. However, due to various reasons, the site was finally recognized. The Old City of Batavia currently also has the same problem, which is not being able to become a World Heritage Site. There are problems with restoration and revitalization in the Old Town according to UNESCO and some experts. In this paper, the authors will describe the lessons learned from the Carcassonne Site for the Old Town and make suggestions for the Old Town to be recognized as a World Heritage Site."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library