Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
Nadia Yuli Pertiwi
Abstrak :
ABSTRAK
Kualitas guru sangat mempengaruhi pendidikan pada setiap jenjangnya termasuk jenjang sekolah dasar. Profesi guru termasuk salah satu pekerjaan yang memiliki tingkat stres kerja yang tinggi. Salah satu penyebab stres adalah kurikulum pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat stres kerja dan strategi koping guru sekolah dasar negeri dalam implementasi kurikulum 2013 di Kecamatan Bogor Tengah Kota Bogor. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif kuantitatif sederhana dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini melibatkan 222 guru di sekolah dasar negeri Kecamatan Bogor Tengah yang dipilih menggunakan purposive sampling. Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa sebesar 81,5 guru mengalami stres sedang. Penjabaran dari dimensi stres kerja yaitu dimensi peran kerja individu ORQ , dimensi beban kerja individu PSQ , dan dimensi sumber daya yang dimiliki PRQ menunjukkan bahwa mayoritas guru mengalami stres sedang pada ketiga kategori tersebut. Adapun jenis strategi koping yang paling sering digunakan adalah problem focused coping 54,6 . Hasil penelitian ini diharapkan agar perawat dapat bekerja sama dengan pihak sekolah dasar negeri untuk memfasilitasi kegiatan yang dapat meminimalkan kejadian stres kerja dengan penggunaan strategi koping yang tepat.
ABSTRACT
Teachers quality is greatly influence education at the whole level of education including elementary school level. Teachers are one of the jobs with high levels of work stress. One of the causes of work stress is educational curriculum. This study aims to determine the level of stress and coping strategy of elementary school teachers in implementation of curriculum 2013 in Bogor Central District, Bogor. The design in this research used descriptive quantitative with cross sectional approach. This study involved 222 elementary schools teachers in Bogor Central District selected by purposive sampling. The results of this study illustrate the majority of elementary schools teachers in Bogor Central District 81,5 experience moderate stress. Each dimension of work stress, occupational role ORQ , personal strain PSQ and personal resources PRQ show that the majority of teachers experience moderate stress. The type of coping strategy that is most often used by elementary schools teachers in Bogor Central Districtis is problem focused coping 54,6 . The results of this study recommend nurses to be able for collaboration with school to facilitate activities that could reduce stress and use appropriate coping strategies.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Abstrak :
Prestasi di bidang akademik yang dicapai oleh siswa sekolah menengah yang
berada pada tahapan usia remaja, dinilai memegang peranan penting karena
dianggap sebagai batu loncatan bagi keberhasilan pendidikan dan pekerjaan di
masa yang akan datang. Sehubungan dengan meningkatnya perkembangan sosial
dan kecenderungan remaja untuk mengikuti kegiatan berkelompok, maka faktor
harapan kelompok yang turut mempengaruhi pembentukan aspirasi cukup penting
untuk diperhatikan. Remaja yang kebutuhan berafiliasinya cukup besar biasanya
condong kepada standar tingkah Iaku teman sebayanya, dan akan berusaha untuk
memebuhi standar yang ditetapkan kelompok agar mendapatkan penerimaan dari
para anggota kelompok. Hal tersebut membuat peneliti sampai pada suatu asumsi
bahwa remaja yang memiliki keterikatan dengan kelompok akan Iebih terpacu untuk
berprestasi serta meningkatkan aspirasi akademiknya bila kelompok dipersepsikan
cenderung berorientasi akademik atau Iebih menghargai keberhasilan di bidang
akademik. Sementara bila kelompok dipersepsikan Iebih menghargai hal-hal yang
sifatnya non-akademik, maka anggota kelompok akan cenderung mengikuti standar
kelompok atau hal-hal yang Iebih dihargai oleh kelompoknya itu. Namun pada
kenyataannya tidak selalu demikian. Suatu kelompok yang cenderung berorientasi
akademik ternyata juga memliki anggota yang tingkat aspirasi akademiknya rendah sehingga prestasi yang ditampilkan lebih rendah dibanding anggota kelompok yang
lain. Sementara ada kelompok yang tampaknya kurang berorientasi akademik, tapi
memiliki anggota yang tingkat aspirasi akademiknya tinggi sehingga prestasinya
lebih memuaskan dibanding anggota kelompok yang lain. Adanya kesenjangan
antara asumsi secara teoritis dengan kenyataan yang ditemui tersebut, mendorong
peneliti untuk mengetahui dan membuktikan apakah sebenarnya harapan kelompok
atau standar yang dianut oleh kelompok memang berperan atau berkaitan secara
langsung dengan tingkat aspirasi akademik remaja. Adanya pertentangan antara
beberapa hasil penelitian mengenai faktor jenis kelamin yang turut mempengaruhi
tingkat aspirasi, mendorong peneliti untuk mengetahui apakah sebenarnya memang
terdapat perbedaan antara tingkat aspirasi akademik pria dan wanita.
Metode penarikan sampel dalam penelitian ini adalah non-probability sampling
dengan teknik insidental. Sebagian siswa-siswi SMU Negeri IV Jakarta akan
mewakili populasi remaja di Jakarta yang berusia antara 15 tahun sampai 18 tahun
yang berada pada tingkat pendidikan Sekoiah Menengah Umum (SMU). Sebagai
alat pengumpul data digunakan kuesioner yang item-itemnya disusun sendiri oleh
peneliti. Kuesipner tersebut bertujuan untuk mengukur persepsi remaja tentang
harapan kelompoknya serta tingkat aspirasi akademik remaja tersebut.
Dalam penelitian ini ada beberapa hasil yang ditemukan oleh peneliti. Pertama,
diketahui bahwa ada hubungan yang signifikan antara persepsi tentang harapan1
kelompok dengan tingkat aspirasi akademik pada remaja. Masih berkaitan dengan
hal tersebut, dalam penelitian ini diketahui pula bahwa faktor kedekatan diantara
para kelompok ternyata juga dapat menjadi prediktor yang cukup baik.
untuk meramalkan tingkat aspirasi akademik remaja. Selanjutnya hasil yang kedua,
tidak ada perbedaan yang signifikan antara tingkat aspirasi akademik remaja pria
dengan tingkat aspirasi akademik remaja wanita. Namun ternyata dalam hal
persepsi tentang harapan kelompok, ditemukan bahwa antara subyek pria dan
wanita terdapat perbedaan dalam mempersepsikan hal-hal yang Iebih dihargai oleh
kelompoknya. Kelompok pria Iebih banyak yang mempersepsikan kelompoknya
cenderung berorientasi akademik atau lebih menghargai keberhasilan di bidang
akademik. SebaIiknya, kelompok wanita Iebih banyak yang mempersepsikan
kelompoknya cenderung berorientasi non-akademik.
Saran yang dapt diberikan pada pihak sekolah adalah untuk mencoba
membina serta mengarahkan kelompok-kelompok sebaya yang memang sudah ada
atau sudah terbentuk tanpa adanya paksaan, dalam suatu kelompok belajar yang
terkoordinir dan terarah. Pihak sekolah sebenarnya juga mulai dapat membentuk
beberapa kelompok belajar sejak awal tahun ajaran baru. Adanya kedekatan
diantara para anggota kelompok mungkin dapat dimanfaatkan untuk membantu
meningkatkan aspirasi akademik anggota kelompok yang masih rendah. Mungkin
saja cara ini dapat menjadi permulaan dari suatu sistem pembinaan prestasi
akademik siswa yang cukup efektif dan efisien. Sebagai saran bagi penelitian
selanjutnya, mungkin dapat dilihat secara lebih mendalam mengenai adanya
perbedaan antara pria dan wanita dalam mempersepsikan harapan kelompoknya.
Selain itu mungkin dapat dilihat pula kaitan antara tingkat pendidikan orang tua
dengan tingkat aspirasi akademik remaja.
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1996
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Zastrow, Charles
Australia: Thomson Brooks/Cole, 2006
361.3 ZAS s
Buku Teks Universitas Indonesia Library