Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Leonardus Dimas Aditya
"Pada masa pandemi, pertumbuhan organisasi menjadi terhambat, karena adanya penurunan aktivitas ekonomi yang berdampak pada menurunnya pendapatan organisasi. Oleh karena itu, organisasi dan karyawan harus dapat berinovasi. Inovasi pada level karyawan yang selanjutnya disebut sebagai perilaku kerja inovatif. Dalam melakukan inovasi pada masa pandemi, karyawan diharuskan melakukan kerja jarak jauh, sebagai upaya perlindungan dari penularan virus. Hal ini diharapkan dapat dipersepsi oleh karyawan sebagai bentuk dukungan dari organisasi agar karyawan masih dapat melakukan inovasi. Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh kerja jarak jauh terhadap perilaku kerja inovatif melalui mediator persepsi dukungan organisasi. Penelitian dilaksanakan menggunakan 173 data karyawan yang menerapkan kerja jarak jauh di masa pandemi. Pengolahan data dilakukan menggunakan PROCESS Hayes model 4, dengan bootstrap 10000. Hasil menunjukan bahwa persepsi dukungan organisasi tidak memediasi pengaruh kerja jarak jauh terhadap perilaku kerja inovatif (B=0.00, SE=0.01, 95%CI,-0.01,0.03). Berdasarkan hasil tersebut, penelitian selanjutnya diharapkan dapat menelaah peran variabel mediator lain, untuk menjelaskan pengaruh kerja jarak jauh terhadap perilaku kerja inovatif.

During the pandemic, organizational growth is hampered, due to a decrease in economic activity which has an impact on decreasing organizational income. Therefore, organizations and employees must be able to innovate. Individual employee innovation refered to as innovative work behaviour. Inovation during the pandemic are a challenge on it’s own, because employees are required to work remotely, as an effort to protect them against virus transmission. This is expected to be perceived by employees as a form of support from the organization so that employees can still work and innovate during pandemic situation. This study aims to examine the effect of telework on innovative work behavior through a mediator of perceived organizational support . This study was conducted on 173 teleworking employees, using simple mediation PROCESS Hayes model 4 with 10000 bootstrap. The result shows that perceived organizational support does not mediated the effect of telework on innovative work behaviour (B=0.00, SE=0.01, 95%CI,-0.01,0.03). Further research is expected to examine the role of other mediator variables, to better explain the effect of telwwork on innovative work behaviour."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alma Putri Ramadhina
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis fleksibilitas dan pola kerja dengan sistem remote work dan dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari para pekerja. Pemetaan studi terdahulu dapat dibagi menjadi dua, yakni studi yang menerangkan bahwa remote work mendukung terciptanya work life balance (WLB) dan studi yang menerangkan bahwa remote work tidak mendukung terciptanya WLB. Dalam penelitian ini, peneliti setuju terhadap studi yang menunjukkan bahwa remote work tidak mendukung terciptanya WLB. Studi-studi tersebut menyebutkan bahwa faktor penyebab tidak tercapainya WLB pada sistem kerja remote work adalah jam kerja yang bertambah dan kurangnya interaksi sosial. Peneliti setuju pada faktor tersebut, namun terdapat faktor lain, yakni ketidakjelasan jam kerja yang dinilai fleksibel dan perubahan pola kerja sebagai penyebab tidak terwujudnya WLB para pekerja. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik wawancara mendalam kepada para pekerja di daerah Jabodetabek yang bekerja dengan sistem remote work. Hasil penelitian menunjukan bahwa sistem remote work saat ini menggambarkan teori birokrasi jaringan dengan karakteristik sistem kerja yang fleksibel dan adanya otonomi kerja yang diberikan kepada pekerja. Kondisi tersebut selanjutnya berdampak pada munculnya faktor-faktor pendukung terciptanya WLB, namun di sisi lain juga menghasilkan berbagai tantangan yang perlu dihadapi pekerja dalam mencapai kondisi WLB tersebut karena telah meleburnya waktu dan tempat dalam melakukan pekerjaan dan kehidupan pribadi.

This study aims to analyse the flexibility and work patterns with remote work systems and the impact on the daily lives of workers. Mapping of previous studies can be divided into two, studies which explain that remote work supports the creation of work life balance (WLB) and studies which explain that remote work does not support the creation of WLB. In this study, researchers agree with studies showing that remote work does not support the creation of WLB. These studies state that the factors that cause WLB in remote work systems are not achieved due to increased working hours and lack of social interaction. Researchers agree on these factors, but there are other factor, namely the ambiguity of working hours which are considered flexible and changes in work patterns as the cause of not realizing WLB for workers. The results of the study show that the remote work system describes the theory of network bureaucracy with the characteristics of a flexible work system and work autonomy given to workers. This condition has an impact on the emergence of supporting factors for the creation of WLB from saving time, but on the other hand it also generates various challenges that workers need to face in achieving these WLB conditions due to the unification of time and place in doing work and personal life."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library