Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Hanny Banowati Arimbi
Abstrak :
ABSTRACT
Suatu kegiatan industri tidak pernah terlepas dari potensi bahaya dan risiko yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja. Sebuah kecelakaan kecil bisa saja berdampak besar bagi suatu perusahaan. Industri manufaktur kayu merupakan industri dengan angka kecelakaan tertinggi pada sektor manufaktur. Penelitian ini difokuskan pada perusahaan bernama PT Masterindo Inti Graha yang bergerak di bidang furnitur dan komponen bangunan berbahan dasar kayu berkualitas. Dalam praktiknya, PT Masterindo Inti Graha belum pernah melakukan risk assessment di dalam perusahaannya sehingga perusahaan ini berisiko tinggi untuk terekspos berbagai macam potensi bahaya. Risk assessment adalah suatu langkah yang diperlukan untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman bagi perusahaan maupun orang-orang yang terlibat di dalamnya. Dengan melakukan risk assessment, maka potensi bahaya yang dapat terjadi pada perusahaan dapat direduksi atau bahkan dapat dihilangkan. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan identifikasi bahaya sebagai tahap awal. Selanjutnya dilakukan analisis risiko dengan menggunakan risk matrix untuk menentukan risk ranking dari bahaya dan risiko yang teridentifikasi. Setelah risk ranking dari setiap risiko diketahui, dilakukan penentuan prioritas terkait risiko yang akan ditangani di mana mesin-mesin produksi sebagian besar menjadi sumber risiko dengan severity rate tertinggi di perusahaan ini. Selanjutnya dilakukan Job Safety Analysis terhadap mesin produksi utama perusahaan agar nantinya dapat menghasilkan luaran yang sesuai. Penelitian ini menghasilkan rekomendasi bagi perusahaan untuk mereduksi potensi bahaya yang dapat terjadi.
ABSTRACT
An industrial activity is never separated from potential hazards and risks that can lead to workplace accidents. A small accident could bring a major impact on a company. Woodworking industry is the type of industry with the highest accident rate in manufacturing sector. This research is focused on a company named PT Masterindo Inti Graha which take roles in selling furniture and building components made of high quality wood. In its practical history, PT Masterindo Inti Graha has never conducted risk assessment within the company, which makes the company is probably at high risk and can be easily exposed to various potential hazards. Risk assessment is a necessary step to create a safe working environment for the company as well for the people involved in it. By conducting risk assessment, the potential hazards which possibly occur within the company can be reduced or even eliminated. This research is conducted by identifying the hazard as the initial stage. And then risk analysis is performed using risk matrix to determine the risk ranking of the identified hazards and risks. Once the risk ranking of each risk is determined, the risk is prioritized based on its urgency to be managed. According to risk ranking, production machines are mainly the source of risk within the company with the highest severity rate. Hence, Job Safety Analysis for company rsquo s production machines is organized so it can provide the most relevant output in the end. This research conduces recommendations for the company to reduce the potential hazards which possibly arise within the company.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Estriastuti Nur Aisyah
Abstrak :
Industri mebel Klender adalah salah satu sentra produksi mebel yang berada di Jakarta. Penelitian ini mengkaji pola keruangan klaster industri mebel Klender berdasarkan tiga klasifikasi industri mebel yaitu industri mebel besar, sedang dan kecil menggunakan variabel jumlah dan asal tenaga kerja, asal bahan baku industri mebel, lokasi usaha pendukung, dan modal usaha. Dalam penelitian ini, dengan menggunakan teknik Stratified Random Sampling menghasilkan 104 sampel.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pengklasteran industri mebel Klender belumlah sesuai dengan teori yang dikemukakan Porter. Asal tenaga kerja industri mebel Klender berasal berasal luar klaster Klender. Modal usaha hanya berasal dari masing masing pengusaha mebel. Hubungan yang terbentuk di dalam klaster mebel Klender adalah hubungan horizontal dan hubungan secara tidak langsung yang terjalin dalam penggunaan fasilitas maupun proses pemenuhan kebutuhan industri. Berdasarkan hal tersebut, maka klaster belum dapat memberikan dampak pada masing masing industri mebel besar, sedang dan kecil.
Klender furniture industry is one of the furniture production center was known in Jakarta. This study examines spatial patterns of industrial clusters based on three classification Klender furniture furniture industry furniture industry is large, medium and small using a variable amount and origin of labor, raw materials from the furniture industry, supporting the business locations and venture capital. In this study, using Stratified Random Sampling technique to produce 104 samples.
The results show that clustering is not yet appropriate Klender furniture industry. Originally Klender furniture industry workforce comes from outside the cluster Klender. Venture capital only from each employer furniture. Relationships formed within the furniture cluster Klender is horizontal linkages and indirect relationships that exists in the use of facilities and processes meet the needs of industry. Based on this, the cluster has not been able to affect the furniture industry each large, medium and small.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S851
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library