Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dina Nawangningrum
"ABSTRAK
Wanita masuk ke dunia militer, khususnya Angkatan Darat sudah lebih dari seperempat abad. Akan tetapi sampai sekarang belum juga ada wanita militer di ketiga angkatan perang berpangkat perwira tinggi. Pada umumnya wanita militer, khususnya di Angkatan Darat keadaannya tidak berbeda jauh dari tahun-tahun sebelumnya. Perbedaan keadaan wanita militer sekarang hanya terletak pada kesempatan mereka memasuki kecabangan-kecabangan yang ada di Angkatan Darat.
Hasil penelitian menunjukkan dari ketiga kecenderungan intensifying, decomposing, dan recomposing, dua diantaranya sangat menonnjol di Angkatan Darat, adalah intensifying dan recomposing. Hal tersebut tidal, terlepas dari sejarah pembentukan Korps Wanita Angkatan Darat itu sendiri. Prespektif jender belum dimiliki oleh wakil-wakil organisasi wanita yang tergabung dalam Kowani pada waktu itu. Akibatnya, saran-saran atau masukan-masukan yang diberikan kepada pimpinan Angkatan Darat tidak sensitif jender. Hal tersebut dapat dimaklumi mengingat kondisi masyarakat pada waktu itu. Recomposing tidak terlepas dari adanya intensifying. Akibatnya. Jabatan-jabatan kunci dalam sturktur organisasi Angkatan Darat dipegang oleh pria.
Kondisi-kandisi tersebut tidak jarang menyebabkan wanita bersikap ambigu dalam kerier mereka. Kadangkadang wanita militer mengharapkan adanya perubahan. Akan tetapi, begitu mereka menyadari bahwa sukar bagi mereka untuk mendapatkan kesempatan tersebut, akhirnya pasrah dan daya swing mereka melemah. "
Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1996
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Fitriana Sidikah Rachman
Jakarta: Partnership, 2006
355.348 Rac W
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Puspita Cirana
"Pemikiran bahwa perempuan merupakan bawahan dari laki-laki, merupakan sebuah faktor yang menghalangi masyarakat Jepang untuk menghormati perempuan. Perempuan memiliki stereotip sebagai makhluk yang lemah, berkepribadian buruk dan sebagainya. Stereotip inilah yang membuat perempuan Jepang mencoba untuk mematahkan konstruksi masyarakatnya. Perempuan dalam masyarakat Jepang, seperti yang tercatat dalam sejarah Jepang, hanya berada di dalam rumah atau di balik layar, peran mereka hanya sebagai ibu rumah tangga, janda, pelacur, ibu dan sebagai anak. Dikatakan bahwa perempuan telah dipisahkan dari perang, pemerintahan dan pendidikan. Di sisi lain, laki-laki selalu berada di barisan depan, memegang tanggung jawab yang besar dan mengatur sebuah negara.
Hasilnya, perempuan telah dijauhkan dari sejarah dan dianggap tidak penting. Meskipun demikian, studi belakangan menunjukan bahwa ada peran perempuan sebagai samurai. Kisah mereka telah disembunyikan dan telah lama terlupakan, tetapi eksploitasi dari beberapa samurai terkenal seperti Tomoe Gozen dan Myorin-ni, membuka beberapa perempuan yang telah melindungi istana maupun melawan pasukan kekaisaran menjadi samurai terkenal dalam sejarah Jepang, dan kecerdasan dan keberanian mereka dikenal di seluruh dunia.

The thought of Women were in all ways subordinate to men, is a factor which prevented Japanese society to respect women. Women was being stereotype as weak, ill-nature and more. These kind of stereotype makes Japanese women tried to break such construction. Women in Japanese Society as recorded in history of Japan, have been influential both on the household and behind the scenes, their roles are only as a house wives, widows, prostitute, mother, and daughter. It is said that women has been excluded from war, government, and education. On the other party, men has been always on the first line, doing a great deals of responsibility and being in charge of managing a country.
As a result, women has been isolated from history and being considered as unimportant things. Even so studies reveals there are female role in samurai warfare. Their story used to be hidden and long forgotten, but the exploits of famous female warriors such as Tomoe Gozen and Myorin-ni, uncovering several womens who defended castles and fighting the imperial forces became the most famous female samurai warriors in the whole of Japanese history and widely known all over the world for their bravery and intelligence.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Meihong Xu
London: Headline , 1999
951.050 92 MEI d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library