Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fitri Mutia
Abstrak :
Tesis ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang manfaat program pelayanan kesehatan (P2K) yang diperoleh pekerja wanita pada PT.Mandom Indonesia Tbk. Hal yang melatarbelakangi dilakukannya penelitian ini adalah semakin meningkatnya angkatan kerja wanita yang masuk dalam dunia kerja sehingga diperlukan perlindungan terhadap resiko terhentinya sementara penghasilan mereka misalnya yang disebabkan oleh keadaan sakit. Disamping itu, hanya program pelayanan kesehatan (P2K) atau jaminan pemeliharaan kesehatan (dari empat jenis program Jamsostek) yang dapat diselenggarakan sendiri oleh suatu perusahan sehingga perlu dikaji sejauhmana manfaatnya bagi tenaga kerja wanita. Jenis penelitian yang dipergunakan untuk dapat memperoleh gambaran yang berkaitan dengan tujuan penelitian ini adalah deskriptif dan pendekatannya kualitatif. Untuk teknik pemilihan informan, dipergunakan teknik purposive dengan informan sebanyak 13 orang. Sedangkan teknik pengumpulan datanya melalui studi kepustakaan, observasi dan in depth interview. Adapun pertanyaan dalam penelitian ini berkaitan dengan pemahaman tenaga kerja wanita tentang program pelayanan kesehatan (P2K), pelaksanaan program P2K bagi tenaga kerja wanita dan faktor-faktor yang menghambat pelaksanaan program P2K bagi tenaga kerja wanita. Dalam penelitian ini konsep yang dipergunakan untuk menambah wawasan peneliti adalah konsep tentang jaminan sosial. Selain itu, dikemukakan juga teori yang dipergunakan untuk menganalisa data, antara lain konsep tentang kebutuhan, jaminan sosial tenaga kerja, kesehatan kerja dan konsep tentang tenaga kerja wanita. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat digambarkan bahwa pemahaman karyawan tentang program P2K cukup baik karena disosialisasikan dengan berbagai cara yaitu melalui ketua regu, kepala bagian dan buku KKB. Meskipun ada karyawan yang mengatakan prosedur untuk mendapatkan pelayanan P2K ini cukup mudah namun ada pula yang mengatakan agak sulit. Namun demikian semua karyawan memahami bahwa kesehatan sangat penting untuk menciptakan produktivitas kerja yang optimal. Mengenai tanggapan karyawan terhadap pelaksanaan program P2K ada yang mengatakan cukup baik dan mudah diperoleh namun ada pula yang mengatakan agak sulit. Umumnya karyawan langsung berobat ke poliklinik meskipun hanya sakit influenza ringan, namun ada pula yang mencoba untuk berobat sendiri dengan obat flu biasa atau dengan menggunakan obat tradisional baru kemudian bila tidak kunjung sembuh ia akan berobat ke poliklinik. Adapun tindakan yang diambil karyawan wanita apabila perusahaan tidak mampu memberikan pelayanan yg dibutuhkan antara lain meminta resep obat lain dan dokter poliklinik atau berobat ke dokter luar. Meskipun terdapat kesulitan, karyawan merasa senang, bersyukur dan merasa terbantu, setelah mendapatkan pelayanan dad poliklinik perusahaan. Hambatan yang paling dirasakan oleh karyawan wanita adalah dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang bersifat spesifik berkaitan dengan kondisi fisik kewanitaannya serta permasalahan perbedaan santunan pelayanan kesehatan antara karyawan wanita dengan karyawan laki-laki yang berstatus menikah. Selain itu ada pula karyawan wanita yang merasakan hambatan untuk mendapatkan ijin bila sudah sakit dari rumah, proses rujukan dan obat yang diberikan dokter yg tidak cocok, dokter tidak datang tepat waktu, terbatasnya dana untuk pelayanan kesehatan dan terbatasnya fasilitas serta waktu yang tersedia bagi pelaksana pelayanan untuk memberikan pelayanan. Namun demikian, disamping ada karyawan yang mengalami hambatan untuk mendapatkan pelayanan poliklinik ini, ada pula karyawan lainnya yang merasa tidak mengalami hambatan yang berarti. Berkaitan dengan permasalahan diatas, ada beberapa saran yang disampaikan guna perbaikan program di masa mendatang. Bagi pihak pelaksana program P2K, perlu mensosialisasikan prosedur untuk mendapatkan pelayanan kesehatan secara optimal dan perlu mendiagnosis penyakit karyawan secara tepat sehingga proses rujukan dan obat yang diberikan juga sesuai dengan penyakit yang dirasakan oleh karyawan. Bagi pihak perusahaan, perlu mengupayakan agar tersedia dokter poliklinik perusahaan yang dapat bekerja secara tetap di PT.Mandom, meningkatkan dana yang dialokasikan ke bagian kesehatan serta perlu mengembangkan fasilitas pelayanan yang lengkap dan waktu pelayanan yang lebih intensif. Disamping itu perusahaan juga harus menyesuaikan beberapa program P2K dengan standar dari jamsostek sehingga pelayanan yang diperlukan karyawan wanita berkaitan dengan kondisi fisiknya yang khas, dapat dilaksanakan. Kemudian juga perlu mempertimbangkan agar pelayanan kesehatan dapat diberikan kepada anggota keluarga karyawan wanita yang berstatus menikah, sehingga ia memperoleh hak yang sama dengan karyawan laki-laki. Bagi SPSI unit kerja PT.Mandom sebaiknya dapat membantu perusahaan untuk mendata kondisi kehidupan karyawan wanita sehingga SPSI dapat menjadi social control yang baik bagi perusahaan. Begitu pula dengan pihak pemerintah perlu meningkatkan pengawasan terhadap perusahaan yang menyelenggarakan sendiri kegiatan pelayanan kesehatan, sehingga pekerja tidak dirugikan.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T10721
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arosmiati
Abstrak :
Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Wanita Tangerang merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Departemen Hukum dan Flak Asasi Manusia RI Col Direktorat Jenderal Pemasyarakatan. Salah satu fungsinya adalah melakukan pembinaan terhadap narapidana yang menjalani hukuman di Lembaga Pemasyarakatan. Permasalahan yang ada dapat dirumuskan : "Bagaimana tingkat kepuasan narapidana saat ini terhadap kualitas pelayanan kesehatan dan bagaimana tingkat kepuasan narapidana menurut dimensi tangible, reliability, responsiveness, assurance dan emphty serta upaya-upaya apa saja yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan". Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasikan dan menganalisa seberapa besar tingkat kepuasan narapidana saat ini terhadap kualitas pelayanan kesehatan menurut dimensi tangibility, reliability, responsiveness, assurance dan emphaty serta menjelaskan upaya-upaya apa saja yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan di Lembaga Pemasyarakatan Klas HA Wanita Tangerang. Model yang digunakan untuk menganalisa kualitas pelayanan menggunakan teori SERVQUAL yang terdiri dari lima dimensi yaitu Tangibility, Reliability, Responsiveness, Assurance dan Emphaty. Analisis data meliputi uji validitas, uji reliabilitas, pengukuran tingkat kepuasan dan analisa dimensi prioritas pelayanan. Tehnik pengambilan data yang digunakan adalah penyebaran kuesioner pada narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Wanita Tangerang sehingga didapatkan 150 responden sebagai sampel data penelitian. Hasil Penelitian menunjukan bahwa tingkat kepuasan narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Wanita Tangerang berdasarkan dimensi SERYQUAL adalah dimensi tangibility mempunyai tingkat kepuasan -0,62 (81,27%), Reliability mempunyai tingkat kepuasan rata-rata -1,14 (69,52%), Responsiveness mempunyai tingkat kepuasan rata-rata -0,69 (80,99 %), Assurance mempunyai tingkat kepuasan rata-rata -0,59 (84,22%), dan Emphaty mempunyai tingkat rata-rata -0,71 (81,46 %). Hal ini menunjukan bahwa dimensi Assurance mempunyai tingkat kepuasan yang paling rendah dan dimensi Tangible mempunyai tingkat kepuasan tertinggi. Alternatif prioritas perbaikan layanan yang disarankan dilihat dari tingkat kepentingan menurut narapidana adalah melakukan perbaikan mulai dari dimensi Assurance, Emphaty, Responsiveness, Reliability dan Tangibility. ......Lembaga Pemasyarakatan Klas HIA Wanita in Tangerang is the one of Divison from technical implementer in Department of Law and Human Rights Republic of Indonesia. The one of function is to execute pembinaan to the prison who have punishment in Lembaga Pemasyarakatan. The purpose of research is to ascertain the degree of customer's satisfaction in Lembaga Pemasyarakatan, if viewed from the following dimensions Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance, and Emphaty, as wel as efforts can be made in order to enhance the degree of customer satisfaction in Lembaga Pemasyarakatan, Department of Law and Human Rights, Republic of Indonesia. Results from the analysis indicates that the degree of customer's satisfaction in Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Wanita Tangerang, based on SERVQUAL dimension are: the dimension of Tangibility, which has an average degree of satisfaction of -0,62 (81,27%), Reliability has an average degree of satisfaction of -1,14 (69,52%), Responsiveness has an average degree of satisfaction of -0,69 (80.99%), Assurance has an average degree of satisfaction of -0,59 (84.22%), and Emphaty has an average degree of satisfaction of - 0,71 (81,46%). This indicates that the dimension of Assurance has the highest degree of satisfaction and dimension of Reliability has the lowest level of satisfaction. An alternative priority that is suggested for improvement of services, if viewed from the interest from the part of customer is making improvement, starting from the dimensions of: Assurance, Emphaty, Responsiveness, Reliability and there after Tangibility.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2007
T20839
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Septa Dewi Anggraeni
Abstrak :
Perlindungan terhadap pekerja di Indonesia masih jauh dari yang diharapkan terutama dalam hal peningkatan kesejahteraan buruh dalam bidang kesehatan reproduksi. Di dalam pasal 27 ayat 2 UUD 1945 menjelaskan bahwa tidak ada pembedaan dalam hal memperoleh kedudukan dan kesempatan dalam bidang pekerjaan, oleh karena itu dalam hal perlindungan pun antara perempuan dan laki-laki harus diberikan tanpa adanya perbedaan gender. Kesehatan reproduksi merupakan hak yang harus diberikan bagi perempuan tidak terkecuali bagi tenaga kerja perempuan. Seseorang yang bekerja harus diberikan suatu perlindungan yang baik bagi kesehatan reproduksinya, baik perlindungan pada saat haid, pada saat hamil dan pemberian waktu menyusui. Disinilah peranan dari Pemerintah, pengusaha dan pekerja untuk secara bersama-sama duduk dalam satu meja guna membahas pelaksanaan dari perlindungan terhadap kesehatan dan hak-hak reproduksi tenaga kerja perempuan. Peranan peraturan yang jelas dan penjatuhan sanksi yang tegas juga akan memberikan dampak terhadap pelaksanaan perlindungan kesehatan reproduksi sehingga peraturan yang ada saat ini sebaiknya harus dilakukan berbagal revisi yang dikondisikan dengan keadaan perburuhan saat ini.
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T19798
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Purnaningsih
Abstrak :
Masih tingginya AKI di Indonesia mencerminkan bahwa intervensi untuk menurunkan AKI masih belum berjalan maksimal. Intervensi tersebut melalui antenatal care. Sayangnya, masih terdapat perbedaan cakupan antenatal care K6 yang cukup besar antara perkotaan dan pedesaan Indonesia. Cakupan K6 ditemukan lebih tinggi pada wilayah perkotaan (56.1%) bila dibandingkan dengan wilayah pedesaan (41.9%). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi determinan kunjungan antenatal care (K6) pada ibu hamil di wilayah perkotaan dan pedesaan Indonesia. Sampel penelitian ini adalah seluruh wanita usia subur yang tinggal di Indonesia serta memenuhi kriteria inklusi dengan jumlah sampel 6790 responden untuk wilayah perkotaan dan 7013 responden untuk wilayah pedesaan. Penelitian ini menggunakan uji chi square dan regresi logistik ganda dalam analisisnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa determinan kunjungan antenatal care (K6) pada wilayah perkotaan dan pedesaan Indonesia tahun 2017, yaitu usia, paritas, tingkat pendidikan ibu, pengetahuan terkait komplikasi kehamilan, indeks kekayaan rumah tangga, dukungan suami/pasangan, dan pengambil keputusan terkait perawatan kesehatan ibu. Paparan dengan media massa hanya berhubungan dengan kunjungan antenatal care (K6) pada wilayah perkotaan saja. Sementara, tempat/fasilitas pelayanan kesehatan hanya berhubungan dengan kunjungan antenatal care (K6) pada wilayah pedesaan saja. Tingkat pendidikan ibu menjadi variabel yang berhubungan paling dominan dengan kunjungan antenatal care (K6) pada wanita hamil di wilayah perkotaan dan pedesaan Indonesia. ......The still high MMR in Indonesia reflects that interventions to reduce MMR have not run optimally. The intervention is through antenatal care. Unfortunately, there are still quite large differences in coverage of K6 antenatal care between urban and rural Indonesia. K6 coverage was found to be higher in urban areas (56.1%) when compared to rural areas (41.9%). This study aims to identify the determinants of antenatal care (K6) visits to pregnant women in urban and rural areas of Indonesia. The sample for this study were all women of childbearing age living in Indonesia and meeting the inclusion criteria with a sample size of 6790 respondents for urban areas and 7013 respondents for rural areas. This study uses the chi square test and multiple logistic regression in its analysis. The results of this study indicate that the determinants of antenatal care visits (K6) in urban and rural areas of Indonesia in 2017, namely age, parity, education level of the mother, knowledge related to pregnancy complications, household wealth index, husband/spousal support, and decision makers regarding care mother's health. Exposure to the mass media is only related to antenatal care (K6) visits in urban areas. Meanwhile, health service places/facilities are only related to antenatal care (K6) visits in rural areas. Maternal education level is the most dominant variable related to antenatal care (K6) visits to pregnant women in urban and rural areas of Indonesia.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Philadelpia : Open University Press, 1998
362.108 WOM
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Saltman, Deborah
Sydney: Harcourt Brace Jovanovich, 1991
613.042 4 SAL w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
St Louis: Elsevier Mosby, 2012
618.1 MAT
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Maryland: Elsevier Mosby, 2012
618.1 MAT
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Retno B.S. Pudjono
Abstrak :
Kematian ibu masih mengambil porsi yang besar di antara kematian seluruh kelompok penduduk. Menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga 1986, diperkirakan angka kematian ibu di Indonesia adalah 450 per 100.000 kelahiran hidup. Di samping itu lebih dari 50% kematian perinatal berasal dari bayi-bayi yang lahir dari ibu-ibu dengan kehamilan risiko tinggi, dan 75% sampai 85% dari kematian ibu di Indonesia berhubungan dengan perdarahan, infeksi dan eklamsi. Dalam GBHN 1988 disebutkan bahwa peningkatan kesehatan ibu dan anak merupakan prioritas pada Repelita V. Banyaknya kematian seperti tersebut merupakan sebagian dari masalah kesehatan ibu, yang umumnya berhubungan dengan masih rendahnya partisipasi masyarakat dalam menggunakan pelayanan kesehatan yang tersedia. Sedangkan penyebab kematian tersebut sebenarnya dapat dicegah dengan melakukan pemeliharaan dan pengawasan antenatal sedini mungkin dan secara teratur oleh tenaga kesehatan. Penelitian ini menggali lnformasi mengenai sejauh mana pengetahuan dan perilaku ibu-ibu pasangan usia subur (PUS) terhadap kebutuhan dan keinginan dalam penggunaan pelayanan antenatal di tempat pelayanan kesehatan yang tersedia. Penelitian ini ditujukan sebagai dasar untuk studi intervensi pada tahap selanjutnya, yaitu mobilisasi peran serta masyarakat dalam upaya penurunan angka kematian ibu khususnya ibu hamil. Penelitian dimulai pada bulan Juli 1993 dan berakhir bulan Oktober 1993, di Kecamatan Cimanggis dan Kecamatan Sawangan. Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Jumlah responden adalah 100 yang diambil secara purposif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara terstruktur terhadap ibu-ibu PUS dan wawancara mendalam (indepth interview) terhadap petugas pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA), kemudian dianalisis secara deskriptif. Hasil panelitian menunjukkan, bahwa secara umum pengetahuan responden terhadap kebutuhan ibu hamil dalam penggunaan pelayanan antenatal dan keinginan dalam penggunaan pelayanan antenatal cukup memadai hampir seluruh responden (83%) mengetahui bahwa pemeriksaan kehamilan bagi ibu hamil perlu dilakukan selama kehamilannya, walau untuk jenis pelayanan seperti timbang badan, pemeriksaan tekanan darah, pemberian tablet hasil vitamin dan imunisasi, persentasenya untuk masing-masing tersebut masih di bawah 50%. Sehingga program penyuluhan tentang KIA (Kesehatan Ibu & Anak) dan Imunisasi TT perlu dilakukan dalam upaya peningkatan pengetahuan masyarakat tentang pelayanan antenatal. Dengan demikian, pemeriksaan antenatal bagi ibu hamil sangat penting dalam menurunkan angka kematian ibu, yang mana hal ini sangat tergantung dari pelayanan kesehatan ibu hamil yang baik serta partisipasi masyarakat dalam penggunaan pelayanan antenatal yang tersedia.
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1993
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Springer Publishing Company, 2017
613.042 44 WOM
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>