Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ayi Fatma Pratiwi
"Saat menjalani kehidupan pernikahan, dua individu tidak hanya dituntut untuk menyesuaikan diri dengan pasangannya tetapi juga menyesuaikan diri dengan berbagai macam situasi, sangat penting untuk individu memiliki kesiapan sebelum ia memutuskan untuk menikah. Ketidaksiapan dalam menghadapi pernikahan dapat memunculkan berbagai konflik, seperti keputusan penundaan pernikahan,  perceraian, kekerasan dalam rumah tangga, dan lain-lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kesiapan menikah perempuan usia dewasa awal yang bekerja. Desain penelitian cross sectional dengan sampel sebanyak 427 perempuan berusia 20-40 tahun yang dipilih berdasarkan teknik quota sampling. Alat ukur berupa kuesioner karakteristik responden, kuesioner kepribadian IPIP-BFM-25 (International Personality Item Pool-Big Five Factor Marker 25), serta kuesioner modifikasi inventori kesiapan menikah. Analisis data dilakukan secara univariat. Penelitian ini kemudian menghasilkan gambaran kesiapan menikah perempuan usia dewasa awal paling banyak berada pada kategori sedang yaitu 50.6%. Hasil penelitian ini merekomendasikan perlunya pendekatan dan bimbingan khususnya kepada para perempuan yang bekerja baik yang sudah memiliki rencana untuk menikah, ataupun belum memiliki rencana untuk menikah,  untuk dapat memenuhi setiap aspek kesiapan menikah yang dimiliki.

In marriage, two individuals are not only required to adjust to their partner but also to various situations. It is very important for individuals to be prepared before deciding to marry. Lack of readiness in facing marriage can lead to various conflicts, such as marriage postponement, divorce, domestic violence, and more. This study aims to explore the marital readiness of working women in early adulthood. A cross-sectional research design was used with a sample of 427 women aged 20-40, selected through quota sampling technique. The measurement tools included a respondent characteristic questionnaire, the IPIP-BFM-25. International Personality Item Pool-Big Five Factor Marker 25) personality questionnaire, and a modified version of the marital readiness inventory questionnaire. Data analysis was conducted univariately. The study found that the majority of early adulthood women were in the moderate marital readiness category, with 50.6%. The results recommend the need for specific guidance, especially for working women, whether they have plans to marry or not, to ensure they are prepared in every aspect of marital readiness. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amanda Rahma Puteri
"Konstruksi gender yang didasarkan pada pandangan yang dikotomi berimplikasi pada perbedaan peran dan penggunaan ruang khususnya dalam konteks pekerjaan. Keterlibatan perempuan dalam dunia kerja menyebabkan perempuan mendapatkan pengawasan yang didasarkan pada norma kodrat perempuan karena berada di luar lingkungannya seperti berupa pengaturan jam malam dan beban ganda. Pengawasan tersebut membuat perempuan pekerja mengawasi tindakannya agar tetap sesuai dengan norma kodrat perempuan yang ada di masyarakat sebagai bentuk praktik performative regulation. Penelitian ini menggunakan pendekatan etnografi dengan metode observasi dan wawancara mendalam serta teknik hybrid yang menggabungkan pengumpulan data secara online dan offline untuk menyesuaikan dengan situasi pandemi Covid-19 yang sedang terjadi. Informan penelitian dalam penelitian ini adalah perempuan pekerja di Gang Bebas, Kota Batu, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor juga masyarakat sekitar sebagai informan pendukung. Hasil dari penelitian ini adalah dikotomi domain domestik dan publik menjadi tidak relevan dalam konteks perempuan pekerja. Pengawasan pada perempuan pekerja justru membuat mereka melakukan negosiasi dengan memiliki persepsi tersendiri terhadap domain domestik dan publik melampaui pandangan yang dikotomi sebagai bentuk produksi kekuasaan sehingga dapat berperan di domain publik dengan berbagai cara.

Gender construction based on a dichotomous view has implications for different roles and use of space, especially in the context of work. The involvement of women in the world of work causes women to receive supervision based on women's natural norms because they are outside their environment, such as setting curfews and double burdens. This supervision makes women workers monitor their actions so that they remain following the natural norms of women in society as a form of performative regulation practice. This study uses an ethnographic approach with in-depth observation and interview methods as well as a hybrid technique that combines online and offline data collection to adapt to the current Covid-19 pandemic situation. Research informants in this study were female workers in Gang Bebas, Kota Batu, Ciomas District, Bogor Regency as well as the surrounding community as supporting informants. The result of this study is that the dichotomy of domestic and public domains becomes irrelevant in the context of working women. Supervision of women workers makes them negotiate by having their perceptions of the domestic and public domains beyond the dichotomy view as a form of power production so that they can play a role in the public domain in various ways."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library