Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 143 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nilam Suri
Abstrak :
Tesis ini membahas representasi identitas janda cerai yang ditampilkan sebagai tokoh utama dalam dua novel MetroPop, yaitu: Perang Bintang dan Janda-janda Kosmopolitan. Penelitian dalam tesis ini adalah penelitian kualitatif dengan rancangan deskriptif menggunakan teori posfeminisme dan konsep identitas Stuart Hall tentang ketidakajekan identitas. Teori posfeminisme yang digunakan untuk membahas kedua novel ini untuk menunjukkan apakah ada ruang yang diberikan dalam narasi kedua novel MetroPop ini terhadap janda terutama janda cerai di dalamnya, dan juga dalam masyarakat urban. Teori identitas digunakan untuk mengungkapkan apakah terjadi perubahan identitas para janda di dalam kedua novel ini, dari being menjadi becoming. Dalam kesimpulannya, terdapat ambivalensi di dalam kedua novel MetroPop Perang Bintang dan Janda-janda Kosmopolitan dalam merepresentasikan para janda di dalamnya dan juga dalam masyarakat urban. ......The thesis discusses the identity representation of divorced widows showed in two MetroPop novels which are: Perang Bintang and Janda-janda Kosmopolitan. The thesis applies qualitative research approach with descriptive design using feminism theories by Simone de Beauvoir, and Stuart Hall’s identity concept about how identity is fluid. Postfeminism theory in this novel is used to described these two novels and to show whether there are spaces given in thses two novels towards divorcee and also among the urban society. The identity theory is used to cover whether the identities of the divorcee in thsese novels are developing, from being into becoming. In conclusion, there are certain ambivalence in these two novels in giving the representation of the divorcee in the novels and also amon the urban society.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
T36095
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syafri K.,
Abstrak :
Tujuan tesis ini adalah untuk menunjukkan bagaimana kedua novel merespon secara kritis sistem patriarki dan kondisi poskolonial melalui sikap dingin tokoh-tokoh perempuan. Tesis ini menunjukkan bagaimana teks merespons hubungan kekuasaan antara kelompok dominan kulit putih terhadap pendatang dan Dunia Ketiga yakni Haiti dan Chicano; serta gambaran permasalahan perempuan oleh kedua pengarang tersebut dalam Lucy dan Delia's Song. Dengan prespektif feminis dan poskolonial, tesis menunjukkan bahwa keberadaan perempuan digambarkan dalam dua jenis penindasan yakni penindasan perempuan oleh kaum laki-laki dan penindasan perempuan kulit berwarna oleh kaum mayoritas kulit putih. Penindasan perempuan merupakan warisan sistem patriarki yang berasal dari negeri perempuan yang mengalami penindasan. Penindasan perempuan sebagai warisan patriarki sering digambarkan melalui hubungan ibu dan anak perempuan dalam proses yang unik. Penindasan kaum kulit berwarna yang berasal dari Dunia Ketiga digambarkan melalui hubungan antara kaum kulit putih dengan perempuan pendatang dad Chicano. Perempuan pendatang ini didiamkan oleh sistem patriarki dan kondisi poskolonial. Dalam hal ini posisi mereka sebagai objek. Akan tetapi, posisi itu berubah kemudian. Mereka mendiamkan diri sebagai wujud pemberontakan hati mereka dalam menentang sistem patriarki dan dominasi kekuasan kelompok masyarakat kulit putih. Jadi posisi mereka sebagai subjek. Sikap diam mereka sebagai resistensi terhadap "penjajahan" perempuan karena pada hakekatnya ada dua jenis "penjajahan" dalam kedua karya (Lucy dan Delia's Song) tersebut yakni penjajahan terhadap kaum perempuan oleh kaum laki-laki dan penjajahan oleh kelompok mayoritas kulit putih terhadap kaum pendatang dan Dunia Ketiga. Ketidakmauan kaum laki-laki dalam memahami perasaan kaum perempuan sebagai permasalahan yang dominan dalam kedua karya tersebut pada hakekatnya disebabkam oleh kecenderungan kaum laki-laki dalam menguasai kaum perempuan karena kaum laki-laki sering merasa kedudukan mereka lebih tinggi dari kedudukan perempuan.
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2001
T8997
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Leiliyanti
Abstrak :
Majalah Cosmopolitan sebagai industri media global membingkai target pembacanya ke dalam konstruksi identitas fun fearless female. Hal ini terlihat jelas dari teks visual (model sampul majalah Cosmopolitan) maupun teks verbal (judul judul artikel andalan) dalam sampul majalah (sebagai sebuah perwajahan sekaligus iklan) yang mengarah pada pengonstruksian identitas fun fearless female. Tujuan penelitian ini adalah untuk membongkar mekanisme pengonstruksian identitas perempuan dalam majalah Cosmopolitan dengan menggunakan pendekatan kajian budaya feminis. Tahapan analisis dilakukan pertama-tama dengan memakai teori semiotika Roland Barthes, kemudian dibongkar dengan metode dekonstruksi, dan teori simulasi Jean Baudrillard. Cara yang dipakai aktor majalah Cosmopolitan dalam menggiring target pembacanya ke dalam konstruksi identitas fun fearless female melalui sampul majalahnya adalah dengan menampilkan visualisasi sosok model sampul perempuan sebagai sosok yang merepresentasikan firm fearless female. Pembaca yang sebelumnya ditempatkan sebagai sosok belum fun fearless female dan ingin menjadi sosok tersebut, dirayu dengan visualisasi model sampul perempuan (yang seolah merepresentasikan sosok fun fearless female) dan judul dan isi artikel, rubrik maupun feature (sebagai teks verbal) yang sejalan dengan slogan fun fearless female. Namun, sosok fun fearless female itu sendiri merupakan sosok hyperreal (yang berada dalam simulakra) yang dibentuk aktor majalah Cosmopolitan. Sedangkan bagi pembaca setia yang sudah merasa seperti sosok fun fearless female, pembacaan atas majalah Cosmopolitan secara terus menerus akan mempertebal kepercayaan atas nilai ideologi fun fearless female.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T11612
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Imam Subarkah
Abstrak :
ABSTRAK Sejumlah bukti menunjukkan tingginya minat masyarakat Indonesia terhadap cerita pendek (cerpen). Pertama, sejumlah besar majalah dan koran mingguan memuat cerpen sebagai bagian yang penting pada setiap terbitannya. Suratkabar nasional seperti Kompas, Media Indonesia, Suara Karya Minggu, Pelita, Suara Pembaruan, Republika, Bisnis Indonesia dan sejumlah majalah seperti Ulumul Quran, Amanah, Pandji Masyarakat, Matra, Kartini, Pertiwi, Femina, serta koran-koran daerah seperti Bali Post (Bali), Jawa Post, Surabaya Post, (Surabaya), Berita Nasional, Minggu Pagi (Yogyakarta), Suara Merdeka (Semarang), Pikiran Rakyat (Bandung), Aceh Post (Aceh), Waspada (Medan), Sriwijaya Post (Palembang), Riau Post (Riau) menyediakan ruangan khusus untuk cerpen. Kedua, lomba penulisan cerpen sudah beberapa kali diselenggarakan oleh badan penerbitan atau lembaga. Lomba tersebut selalu mendapatkan tanggapan yang antusias dengan banyaknya karya yang ikut serta dalam lomba tersebut. Akhir-akhir ini banyak bermunculan kumpulan-kumpulan cerpen yang diterbitkan oleh beberapa penerbit, seperti Gramedia dan Pustaka Grafiti. Hal tersebut menepis anggapan bahwa kumpulan cerpen bukan barang dagangan. Salah satu daya tarik cerita pendek adalah bentuknya yang ringkas. Hal ini memungkinkan pembaca untuk membaca seluruh cerita sekali duduk. Sifatnya yang ringkas itu juga merupakan daya tarik tersendiri bagi pencipta cerpen karena waktu yang dibutuhkan untuk menulis cerpen relatif lebih pendek dibandingkan waktu yang dibutuhkan untuk menulis novel. Walaupun menulis cerpen tidak berarti lebih mudah daripada menulis novel, kenyataan menunjukkan bahwa jumlah penulis cerpen lebih besar daripada jumlah penulis novel. Sapardi Djoko Damono mengemukakan, bahwa banyak penulis novel yang pada mulanya memulai karier kepengarangannya sebagai penulis cerita pendek. Sebagai pencipta karya fiksi yang diproduksi secara massal dan dipasarkan dalam suatu jaringan bisnis, penulis cerpen pun tidak dapat lepas dari nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Demikian juga para redaktur sangat mempertimbangkan nilai-nilai tersebut dalam hubungannya dengan cerpen yang dimuat. Ini berarti bahwa nilai-nilai yang ada dalam masyarakat boleti jadi ikut menjadi bahan pertimbangan yang menentukan dimuat tidaknya sebuah cerpen dalam media massa tertentu. Hal ini berbeda dengan para pujangga istana (poet Laurette) yang menulis atas pesanan raja karena mereka hidup dari belas kasih raja yang menjadi patron mereka. Karya-karya pujangga tersebut dapat digunakan sebagai legitimasi kekuasaan raja.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Kartini Rustapa
Abstrak :
Dalam rentang waktu yang cukup panjang, sejak zaman Balai Pustaka sampai sekarang, telah banyak karya sastra modern yang dihasilkan, seperti puisi, drama, dan novel. Novel adalah salah satu ragam sastra yang banyak diminati masyarakat karena dalam novel orang dapat menemukan banyak informasi tentang kehidupan manusia dalam hubungannya dengan Pencipta, dengan alam, dengan masyarakat, dan dengan dirinya sendiri. Orang dapat membaca apa yang menjadi city-cites, harapan, keinginan, atau gagasan para tokoh di dalam novel itu. Dari novel-novel yang banyak itu ada dua buah, yaitu yang berjudul Layar Terkembang (1936) karya Sutan Takdir Alisyahbana dan Pada Sebuah Kapal (1985) karya penulis wanita N.H. Dini, yang menarik perhatian penulis untuk menelitinya. Menariknya kedua novel itu karena kedua-duanya memperlihatkan adanya gagasan tentang wanita yang berbeda dari novel-novel lainnya. Dalam novel Siti Nurbaya wanita masih diperlakukan seenaknya. Wanita diletakkan pada posisi yang lemah, tidak bebas menentukan sikap sendiri. Novel-novel tahun 20-an yang memperlihatkan wanita yang lemah adalah Azab dan Sengsara, Salah Asuhan. Salah Pilih, Kasih tak Terlarai (Rustapa, 1992:30-33). Pada novel tahun 30-an tampak ada gambaran yang memperlihatkan sikap orang tua yang memberi kesempatan memutuskan kepada anak perempuannya. Kaum pria tidak memandang rendah lagi karena wanita-wanita itu sudah bebas berpendidikan. Hal seperti itu dapat dilihat dalam novel Darah Muda, Narumalina, Kalau Tak Untung, Kehilangan Mestika, dan Layar Terkembang. Dalam Layar Terkembang gagasan tentang wanita diwakili oleh tokoh Tuti. Tuti mempunyai kedudukan yang sangat berbeda dari tokoh wanita dalam novel-novel yang telah disebutkan di atas. la berjuang bukan hanya untuk dirinya, melainkan untuk kaumnya. Pendidikan yang dituntutnya digunakan sebagai bekal untuk perjuangan itu. Dalam novel ini ada perubahan sikap wanita yang sangat berbeda dengan sikap wanita dalam novel-novel sebelumnya, yaitu sikap Tuti yang pada awalnya memperjuangkan kedudukan kaum wanita dengan prinsip yang keras karena hanya berdasarkan pikirannya, tanpa menghiraukan perasaannya sebagai wanita, akhirnya juga rasa kewanitaannya muncul ke permukaan.
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hilda Sutandyo
Abstrak :
Novel chicklit merupakan novel yang merepresentasikan kehidupan perempuan lajang. Melalui pendekatan Kajian Budaya ditemukan beberapa wacana mainstream dalam kehidupan para lajang yang ada dalam ketiga novel chicklit, yaitu Bridget Jones's Diary, Good In Beet dan Jemima J. Wacana-wacana mainstream yang terdapat dalam novel-novel tersebut berhubungan dengan beberapa isu yang menjadi perjuangan dari feminisme. Suatu representasi tidak dapat terlepas dari ideologi. Melalui wacana, ideologi patriarki berusaha untuk membangun dan mengukuhkan kekuasaannya. Pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa representasi perempuan lajang dalam ketiga novel chicklit ini bermakna sebagai resistensi terhadap berbagai wacana mainstream, meskipun masih terdapat ambivalensi dalam beberapa hal.
Chicklit novels are considered as the representation of single women. By using Cultural Study and The Discursive Approach to see how the single women are represented in three novels, namely: Bridget Jones's Diary, Good In Bed, and Jernima J, several mainstream discourses can be found. Those discourses are related to the issues that have been fought in feminisms. There is always an ideology that can be found in a representation. Through these discourses, the ideology of patriarchy is trying to establish or strengthen its power. In the end, it can be concluded that the representation of single women in the three chicklit novels is meant as a resistance towards the mainstream discourses, although there is still ambivalence in some parts of them.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2006
T17620
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inayatul Chusna
Abstrak :
Objek dari penelitian ini adalah bagaimana makanan dapat menampilkan kompleksitas pembentukan identitas perempuan dalam novel Fasting Feasting. Melalui analisis wacana diperoleh hasil pembentukan identitas yang direpresentasikan dalam hubungan tokoh-tokoh perempuan dengan makanan. Dari pilihan-pilihan kata yang menunjukkan kedekatan tokoh perempuan dengan makanan menghasilkan identitas yang mengukuhkan stereotip perempuan yang dibentuk oleh masyarakat patriarki. Namun, pembentukan identitas tersebut juga dilakukan oleh tokoh-tokoh perempuan. Dua tokoh ibu dalam novel tersebut melanggengkan identitas perempuan yang stereotipik pada anak-anak mereka dengan cara bercerita dan membiasakan mereka melakukan ritual-ritual tertentu yang berhubungan dengan makanan. Dari sini dapat ditarik kesimpulan bahwa pembentukan identitas yang stereotipik tidak semata-mata dilakukan oleh masyarakat patriarki. Perempuan, yang menjadi objek dalam pembentukan identitas, turut aktif dalam membentuk identitas perempuan selanjutnya. Anita Desai sebagai penulis, menggunakan novel tersebut untuk menampilkan ideologinya yang mempertanyakan kembali posisi perempuan dalam pembentukan identitas. Melalui hubungan makanan dengan perempuan, Desai menunjukkan bahwa perempuan mampu bermain dengan posisi mereka dalam pembentukan identitas perempuan yang stereotipik. ......The main objective of this research is how food can reflect the complexity of the forming of women identity in the novel Fasting Feasting by Anita Desai. The forming of women identity represented in the relationship of female characters with food is gained through discourse analysis. From the choice of words which shows the closeness relation of female characters with food, it exposes identities that support the stereotyped women identities which are formed by the patriarchal society. However, this forming is also done by the female characters. Two mother characters perpetuate the stereotyped of women identities to their children by telling stories and making them accustomed to rituals related with food in the family. It can be concluded that the forming of stereotyped identities is not only done by the patriarchal society, but also by the women. Women, who are objected in the forming of their identities, are also active in creating the same identities to the next female generation. Anita Desai as the author uses the novel to reveal her ideology which questioning women position in the creation of their identities. Through the women relation with food, Desai demonstrates that women are capable of playing with their position in the forming of the stereotyped women identities.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2006
T39663
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Merry Wahyuni
Abstrak :
Sedikitnya jumlah wanita Belanda di Hindia-Belanda sekitar abad XV111 secara langsung ataupun tidak langsung dipengaruhi oleh kehidupan yang mereka jalani selama mcnetap di Hindia-Belanda. Bagi beberapa wanita Belanda kehidupan di Hindia-Belanda memang sulit untuk dijalani. Iklim yang panas dan makanan yang sangat berbeda dapat mempengaruhi wanita Belanda yang akan memulai kehidupan baru di Hindia-Belanda, juga berbagai macam kebiasaan dan adat-istiadat daerah setempat. Di samping itu pcrgaulan dengan berbagai macam Suku bangsa dengan karakteristik yang berbeda-beda juga mempengaruhi kehidupan wanita Belanda. Pergaulan dengan berbagai rnacam suku bangsa tersebut dapat meinperluas pandangan wanita Belanda tentang kebudayaan masing-masing suku bangsa iklim yang panas dan makanan yang sangat berbeda dapat diatasi dengan baik oleh wanita Belanda. Pergaulan dengan berbagai macam suku bangsa juga dapat dijalani dengan baik waiaupun kadang kala terjadi kesalahpahaman, Sebagian wanita Belinda dapat menjalani hal-hal yang dapat mcmbantu kenyamanan mereka selama menetap di Hindia-Belanda. Tapi keputusan untuk menetap di Hindia-Belanda dapat mereka tentukan setelah mereka menjalani kchidupan mereka di Hindia-Bclanda dalam jangka waktu yang tidak: pendek.
2000
S15772
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haura Najmakamila
Abstrak :
Penelitian ini membahas dua novel berjudul Tangisan Kecemburuan karya Anna Berseneva dan Matahari di Batas Cakrawala karya Mira W. Di dalam penelitian ini, pembahasan difokuskan pada peran perempuan di dalam kehidupan masyarakat patriarki. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori gender untuk menunjukkan perbedaan peran kedua perempuan di dalam novel-novel tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran perempuan dalam novel Indonesia lebih dominan pada peran domestik dibanding peran perempuan dalam novel Rusia. ...... This research discusses two novels Cry of Jealousy by Anna Berseneva and Matahari di Batas Cakrawala by Mira W. The research focuses on womens role in patriarchal environment. Theory of gender is used in this research to highlight the differences in the roles of the two women in these novels. The result of this research shows that womens role in the Indonesian novel is more dominant in the domestic role, than the one in the Russian novel.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S69077
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syifaa Lathiifa
Abstrak :
Penelitian ini betujuan untuk mengungkap struktur cerita dan representasi perempuan yang digambarkan dalam cerita cekak: Ora Kena Prawane Ya Randhane. Metode yang digunakan dalam menganalisis penelitian ini adalah metode kualitatif yang digunakan dalam ilmu sastra, yaitu kepustakaan teks. Adapun objek penelitian ini adalah cerita cekak yang dimuat dalam majalah Panjebar Semangat No. 11-14 Maret 2009. Penelitian ini menghasilkan representasi perempuan yang digambarkan dalam cerita cekak: Ora Kena Prawane Ya Randhane yaitu perempuan dalam cerita ini merupakan representasi perempuan ideal menurut tokoh laki-laki dalam cerita. sehingga laki-laki itu sangat mencintainya dan rela menunggu hingga menjadi janda. ......This research aims to describe the structure of story and the representation of woman who is described in cerita cekak: Ora Kena Prawane Ya Randhane. The method used in analysis is a qualitative method that used in literature. The object of this analysis is a cerita cekak were be found in Panjebar Semangat magazine, edition No. 11-14 Maret 2009. The research has resulted in the representation of woman depicted in the story, which is woman in the story is a perfect woman for the man in the story. so, the man loved her so much and he is willing to wait to become a widow.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>