Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Manurung-Samosir, Anar Tiur
Abstrak :
ABSTRAK
Tujuan studi ini adalah untuk mengetahui sejauhmana peranan kegiatan PKK melalui program-programnya dalam meningkatkan peranan wanita baik dalam lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat, khususnya di desa transmigrasi Sungai Bahar XVI Jambi. Kaum wanita di daerah transmigrasi menghadapi banyak masalah terutama dalam menghadapi lingkungan barunya yang berbeda secara fisik maupun budaya, sementara mereka dituntut untuk. berperan aktif dalam kegiatan pembangunan di tempat mereka yang baru. Untuk membantu wanita memperingan permasalahan yang mereka hadapi, Departemen Transmigrasi mengadakan pembinaan kegiatan PKK di daerah transmigrasi. Pelaksanaan pembinaan kegiatan PKK di lokasi transmigrasi ini juga dimaksudkan sebagai upaya untuk meningkatkan peran wanita, sehingga keberhasilan gerakan PKK adalah juga keberhasilan peningkatan peran wanita.

Penelitian ini dilaksanakan di desa Sungai Bahar XVI yang dipilih secara purposif dari kawasan transmigrasi Sungai Bahar di Kecamatan Mestong. Yang dijadikan sampel penelitian adalah ibu rumah tangga yang tinggal menetap di lokasi tersebut, yang dipilih secara acak, sebesar 10% yaitu sebanyak 50 sampel. Setelah itu dipilih empat orang ibu yang dijadikan sebagai contoh kasus: dua orang ibu yang aktif dalam kegiatan PKK dan dua orang ibu yang tidak aktif. Selain itu ditambah dengan Kepala Unit Pemukiman beserta stafnya dan Kepala Desa juga beserta stafnya sebagai informan pangkal.

Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif dimana data dikumpulkan melalui pengamatan dan wawancara. Disamping itu digunakan juga pengumpulan data yang bersifat kuantitatif dengan kuesioner. Data kuantitatif ini dipakai sebagai data dasar untuk mendukung data yang bersifat kualitatif.
Hasil studi ini menunjukkan bahwa dengan adanya kegiatan PKK, wanita juga mulai berkiprah di sektor publik dan semakin mantap dalam peran domestik mereka. Bagi sebagian besar responden (S60), PKK tidaklah menjadi beban, bahkan bisa memperingan beban psikologis dalam menghadapi permasalahan dan kesulitan di lokasi yang serba baru.

Disarankan agar para ibu anggota PKK dimotivasi untuk memikirkan aktivitas atau keterampilan yang mereka sukai dan ingin kuasai, kemudian mempelajari bagaimana mencari bahan-bahannya dan orang yang bisa mengajar mereka. Dengan inisiatif sendiri diharapkan mereka akan lebih cepat mandiri dan bisa lebih berperan baik di sektor domestik maupun public.
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Wuryaningtyas
Abstrak :
ABSTRAK
Keadaan masyarakat di Kampung Kauman, khususnya kaum perempuan, pada saat menjelang lahirnya `Aisyiyah menjadi latar belakang perjuangan Nyai Ahmad Dahlan untuk memperbaiki kaumnya yang saat itu masih terbelakang karena faktor sosial budaya, pendidikan, dan agama. Meskipun ia tidak berpendidikan formal, tetapi sanggup melakukan perjuangan itu. Hal itu, karena tidak terlepas dari latar belakang keluarga dan kepribadian dirinya yang sangat membantu sehingga dapat menjadi pemimpin bagi kaumnya untuk bergerak maju. Perjuangannya itu dilakukan setahap demi setahap. Gerak langkah perjuangannya dimulai dengan memberikan pendidikan bagi anak-anak perempuan melalui sekolah darurat, pengajian-pengajian dan kursus-kursus kepandaian putri. Semua kegiatan itu menjadi amal usaha Sopo Tresno, yang didirikannya pada tahun 1914. Akhimya Sopo Tresno berkembang menjadi suatu organisasi pergerakan perempuan yang memiliki banyak kegiatan di bidang ekonomi, pendidikan, agama dan sosial. Organisasi itu adalah `Aisyiyah yang diresmikan pada tahun 1917. Terbentuknya organisasi `Aisyiyah ini merupakan puncak bagi perjuangan Nyai Ahmad Dahlan dalam memajukan kaumnya, khususnya di Kampung Kauman, agar bisa sederajat dengan laki-laki. Penelitian mengenai perjuangan Nyai Ahmad Dahlan ini telah dilakukan di Kantor PP `Aisyiayh Yogyakarta, Perpustakaan Gedung Dakwah `Aisyiyah Yogyakarta, Perpustakaan Gedung Dakwah Pusat Muhammadiyah Jakarta, Perpustakaan UI Pusat Depok, Perpustakaan Fakultas Sastra UI Depok, dan Perpustakaan Wilayah Jakarta Timur Rawa Bunga. Tujuannya ialah untuk mengetahui tentang Kampung Kauman : letak dan sejarahnya, keadaan masyarakatnya dan khususnya keadaan kaum perempuannya; bagaimana latar belakang kehidupan dan kepribadian Nyai Ahmad Dahlan; dan usaha-usaha yang telah dilakukan Nyai Ahmad Dahlan bagi kemajuan kaumnya di Kauman sampai akhir hayatnya. Pengumpulan data dilakukan melalui metode kepustakaan dan metode lapangan. Metode kepustakaan dilakuka dengan mengumpulkan tulisan-tulisan yang berhubungan dengan pembahasan dalam skripsi ini, baik tulisan-tulisan yang bersifat primer maupun sekunder. Sedangkan metode lapangan dilakukan dengan mewawancarai orang-orang yang mengetahui permasalahan dalam skripsi ini.
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1999
S12425
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bintang Oktavia Ciptosunu
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas Perjalanan dari Organisasi Perikatan Perkumpulan Perempuan Indonesia PPPI yang berkembang menjadi Kongres Wanita Indonesia Kowani 1928-1950. Perjuangan yang dilakukan Kowani berfokus pada meningkatkan peran wanita didalam masyarakat dan usahanya dalam menyatukan organisasi-organisasi wanita Indonesia dalam mencapai kemerdekaan. Metode yang digunakan dalam penulisan ini menggunakan metode sejarah yang terdiri dari heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Untuk hasil yang dicapai dari tulisan ini menunjukan peran organsasi PPPI sebelum tahun 1945 adalah memperbaiki kedudukan kaumnya seperti Pemberantasan Buta Huruf, mengupayakan tercapainya Undang-undang tentang perkawinan, serta Hak pilih Wanita. Untuk tahun 1945 sampai tahun 1949, peran organisasi Kowani adalah mengisi Kemerdekaan Indonesia seperti menyatukan seluruh organisasi wanita Indonesia, membuka hubungan dengan organisasi wanita internasional, dan mengirimkan delegasi-delegasi wanita kedalam setiap pertemuan wanita Internasional. Kata Kunci: PPPI, Kongres Perempuan, Kowani, Sejarah Perempuan Indonesia.
ABSTRACT
This thesis discusses the Journey of the Indonesian Women 39 s Society Engagement Organization PPPI which developed into the Indonesian Women 39 s Congress Kowani 1928 1950. Kowani 39 s struggle focuses on enhancing the role of women in society and its efforts in bringing together Indonesian women 39 s organizations in achieving independence. The method used in this paper uses historical methods consisting of heuristics, criticism, interpretation and historiography. For the results of this paper, the role of the PPPI organization prior to 1945 is to improve the status of its people, such as the Eradication of Illiteracy, to strive for the Law on Marriage, and Women 39 s Suffrage. From 1945 to 1949, the role of Kowani 39 s organization was to fill Indonesian Independence such as bringing together all Indonesian women 39 s organizations, opening relationships with international women 39 s organizations, and sending women 39 s delegations into every international women 39 s meetings.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desi Susanti
Abstrak :
Tesis ini membahas dinamika perjuangan Kongres Wanita Indonesia dalam memperjuangkan hak pilih perempuan Indonesia tahun 1928–1955. Hak pilih merupakan salah satu wacana yang menjadi bagian dari perjuangan perempuan Indonesia melalui Kongres Perempuan Indonesia (setelah kemerdekaan: Kongres Wanita Indonesia) sebagai wadah persatuan pergerakan perempuan Indonesia. Keterwakilan perempuan dalam badan-badan perwakilan di masa Hindia Belanda terhambat oleh praktik diskriminasi berbasis gender, ras, dan kelas yang diterapkan pemerintah kolonial terkait hak politik perempuan. Adapun di masa kemerdekaan, pemerintah Republik menjamin kesetaraan hak seluruh warga negara, termasuk hak pilih perempuan dalam pemilihan umum. Hal ini kemudian turut memengaruhi perubahan arah dan corak gerakan Kongres Wanita Indonesia dalam upaya menjamin hak suara perempuan dan keterwakilan perempuan dalam badan-badan representatif. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri dari 4 langkah, yaitu: (1) heuristik; (2) kritik/verifikasi; (3) interpretasi; (4) historiografi. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan sumber arsip dan surat kabar sezaman menunjukkan bahwa hak pilih perempuan Indonesia yang diperjuangkan melalui Kongres Perempuan Indonesia diperoleh setelah melalui perjuangan panjang serta diberikan bertahap oleh pemerintah kolonial. Adapun di masa kemerdekaan, upaya Kongres Wanita Indonesia terkait hak pilih perempuan diarahkan pada pengawalan langkah pemerintah terkait kesetaraan hak politik perempuan dan keterwakilan perempuan dalam proses politik, termasuk pemilihan umum. ......This thesis discusses the dynamics of the struggle of the Indonesian Women's Congress in fighting for Indonesian women's suffrage rights in 1928–1955. The right to vote is one of the discourses that became part of the Indonesian women's struggle through the Indonesian Women's Congress (after independence: the Indonesian Women's Congress) as a forum for the unity of the Indonesian women's movement. The representation of women in representative bodies during the Dutch East Indies era was hampered by the practice of discrimination based on gender, race, and class applied by the colonial government regarding women's political rights. During the independence period, the government of the Republic guaranteed equal rights for all citizens, including women's right to vote in general elections. This then contributed to changes in the direction and pattern of the Indonesian Women's Congress movement in the effort to guarantee women's voting rights and women's representation in representative bodies. This study uses historical research methods which consist of 4 steps, namely: (1) heuristics; (2) criticism/verification; (3) interpretation; (4) historiography. The results of research conducted using contemporary archival sources and newspapers show that the right to vote for Indonesian women, which was fought for through the Indonesian Women's Congress, was obtained after going through a long struggle and was granted gradually by the colonial government. As for the independence period, the efforts of the Indonesian Women's Congress regarding women's suffrage were directed at escorting government steps related to equality of women's political rights and representation of women in the political process, including general elections.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia;, 2022
T-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Rita
Abstrak :
Dalam jaman pendudukan Jepang semua perkumpulan di_larang kecuali kelompok-kelompok yang membantu Jepang da_lam memenangkan peperangan untuk membentuk Asia Timur Raya. Diantara kelompok-kelompok itu yang didirikan oleh pe_merintah pendudukan Jepang ialah Fujinkai (Perkumpulan Wa_nita). Tugas pokok dari Fujinkai ialah membantu garis depan dan memperkuat garis belakang. Sifat dari Fujinkai ialah diharuskan, terutama di-kalangan istri pamongpraja, berbeda dengan keanggotaan organisasi wanita sebelumnya yang bersifat sukarela. Sedangkan struktur Fujinkai disesuaikan dengan struktur pemerintahan. Meskipun demikian kegiatan Fujinkai ini umumnya tidak dipandang termasuk pergerakan wanita Indonesia, disebabkan karena tidak menunjukkan tujuan yang jelas yang bersifat usaha memajukan wanita atau meninggikan derajat wanita dengan menghilangkan diskriminasi. Namun tanpa di_sengaja Fujinkai berguna untuk membantu usaha menegakkan kemerdekaan negara dalam tahun-tahun pertama setelah proklamasi.
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahra Nuha Afifah Jouhari
Abstrak :
In 19th century, the condition of subordinate women in America triggered them to fight for their equality. This movement has expanded to become an international movement along with the development of transportation and telecommunications in America-Europe. Starting from this, the Women International Non-Governmental Organization (WINGO) was formed as an association of the international women's movement. The International Council of Women (ICW) is the first WINGO in the world formed in 1888, Washington D.C. Throughout its history, ICW has worked for women`s equality in the international scope through League of Nations and the United Nations. One of them was in the making of the first women's international conference, which is International Women`s Year (IWY) Conference 1975 with `Equality, Development and Peace` as the theme of conference. Through a series of historical methods, this research aims to explain the progress of ICW in the terms of fighting for equality through the process of making the IWY agenda that was adopted in 1972 until the IWY Conference in 1975, also the impact of IWY Conference on the interests of ICW and international women's movement. There has been some research on the IWY Conference, but there is no research that has been made specifically discussing about the role of ICW in the conference. The results of this research indicate that ICW has an important role in shaping the equality agenda at the IWY Conference which was apparently supported by the Cold War political interests behind it.
In 19th century, the condition of subordinate women in America triggered them to fight for their equality. This movement has expanded to become an international movement along with the development of transportation and telecommunications in America-Europe. Starting from this, the Women International Non-Governmental Organization (WINGO) was formed as an association of the international women`s movement. The International Council of Women (ICW) is the first WINGO in the world formed in 1888, Washington D.C. Throughout its history, ICW has worked for women`s equality in the international scope through League of Nations and the United Nations. One of them was in the making of the first women`s international conference, which is International Women`s Year (IWY) Conference 1975 with `Equality, Development and Peace` as the theme of conference. Through a series of historical methods, this research aims to explain the progress of ICW in the terms of fighting for equality through the process of making the IWY agenda that was adopted in 1972 until the IWY Conference in 1975, also the impact of IWY Conference on the interests of ICW and international women`s movement. There has been some research on the IWY Conference, but there is no research that has been made specifically discussing about the role of ICW in the conference. The results of this research indicate that ICW has an important role in shaping the equality agenda at the IWY Conference which was apparently supported by the Cold War political interests behind it.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Mulyadi Wicaksono
Abstrak :
Andil wanita Indonesia dalam berperan serta memajukan kaumnya di republik ini sering kali terlupa atau bahkan diabaikan begitu saja. Demikianlah yang terjadi dengan Poetri Mardika, organisasi wanita pertama di Indonesia yang terbentuk tahun 1912. Bias masa 1912 - 1919 yang dilalui perkumpulan ini untuk tumbuh dan berkembang, ternyata telah mencuatkan beberapa terobosan baru, seperti: pemberian beasiswa bagi murid-murid wanita bumiputra yang tidak mampu, pengadaan semacam panti rehabilitasi bagi para wanita tuna susila, penggalakan penggunaan barang dan kerajinan buatan sendiri, membantu pembangunan beberapa sekolah khusus untuk wanita-wanita bumiputra. Hal ini bisa terjadi karena pengaruh pemikiran R.A. Kartini yang berkembang pesat pada waktu itu dikalangan wanita-wanita bumiputra yang berpendidikan. Seberkas warna nasionalisme yang digoreskan perkumpulan ini timbal akibat pantulan Boedi Oetomo, organisasi panutan mereka. Warna inilah yang mampu mengikis citra Poetri Mardi_ka dan cabang-cabangnya yang berbau feudal dalam gelanggang sejarah Indonesia. Kenyataan tersebut di atas membuktikan bahwa kita memang layak mengetahui dan mengenal lebih menda-lam perkumpulan Poetri Mardika, organisasi wanita pertama yang pernah terbentuk di tanah air kita yang cuma satu ini.
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library