Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ike Iswary Lawanda
"ABSTRAK
Kesimpulan penelitian ini, wanita Jepang khususnya wanita di zaman Meiji di dalam program industrialisasi pemerintah peran nya dianggap rendah dan tidak dihargai. Namun, tidak disangkal bahwa kondisi wanita menjadi lebih baik.
Pembagian kerja antara pria dan wanita serta patriarkat menjadi doktrin yang tidak dapat dihindari dalam masyarakat Jepang. Perubahan dalam lapangan pekerjaan memberikan akses kepada wanita untuk menerima upah sebagai tenaga kerja. Walaupun tekanan dalam pekerjaan terhadap wanita tidak dapat dihindari, upah sangat rendah yang diterima, dan pekerjaan wanita yang dianggap paruh waktu dengan waktu kerja yang panjang. Pendaya gunaan tenaga kerja wanita sangat tinggi dan perbedaan upah dibandingkan pria berada di tingkatan terbawah.
Jiyuminken menciptakan perundang undangan (Dainihon Teikokukenpo dan Meijiminpo) mengandung maksud memperbaiki status wanita, kenytaannya hanya pada hal tertentu dan terbatas. Penyebab dari rintangan bagi wanita perangkat hukum Meijiminpo mempertegas pembatasan kedudukan wanita dan sistem sebagai dasar dari Meijiminpo menekan pembagian kerja di dalam rumah tangga.
wanita dari shakaishugi (faham sosialis) menampilkan akibat dari sistem le dan kapitalisme yang membentuk kondisi tidak sama bagi wanita. Pria menerapkan sistem Ie pada pekerjaan di luar rumah tangga sehingga dapat menarik keuntungan dari kondisi tersebut. Wanita ditekankan memiliki sebagian besar tanggung jawab di lingkungan domestik dan pemeliharaan anak.
Usaha menempatkan wanita sama dengan pria dilakukan dengan pandangan sosialis, namun pada kenyataannya gender merupakan faktor penentu di dalam hubungan sosial masyarakat. Wanita terbagi menurut gender dan startifikasi masyarakat. Menjadi wanita ryosaikenbo sangat penting, semua wanita diperlakukan sebagai isteri yang baik dan ibu yang bijaksana di dalam rumah tangga, tempat kerja dan masyarakat. Dalam kenyataan kehidupan wanita Jepang direndahkan tidak dihargai.

"
1995
T3923
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Debora Justice Valentina
"[ABSTRAK
Feminisme dan hak perempuan merupakan isu yang masuk ke Jepang pada awal abad 20. Pada masa ini perempuan
hidup dibawah bayang-bayang laki-laki. Hal ini menjadi latar belakang kebangkitan gerakan feminisme di Jepang
pada tahun 1868. Status perempuan Jepang pada masa sekarang, tidak lepas dari perjuangan para feminis yang
menyuarakan perubahan pada Jaman Meiji. Salah satu feminis Jepang yang terkenal dan pelopor feminisme di
Jepang adalah Hiratsuka Raicho. Ia dikenal sebagai aktivis yang berani menantang norma yang berlaku di Jepang, tentang dominasi laki-laki. Salah satu pemikiran feminismenya adalah perempuan tidak terlahir untuk melayani lakilaki.
Ia juga berpendapat bahwa perempuan dan laki-laki seharusnya dipandang sebagai individu yang sama, dan
tidak saling mendominasi. Berdasarkan tulisan ini, diharapkan pembaca memahami kebangkitan gerakan feminisme
di Jepang yang dipelopori oleh Hiratsuka Raicho. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kepustakaan dengan pengumpulan data sekunder. Selanjutnya, kesimpulan ditarik berdasarkan data sekunder yang terkumpul.

ABSTRACT
Feminism and women's rights are issues which come to Japan in the early 20th century. In this period, women lived under the shadow of men. This is the background to the rise of the Japanese feminism movement in 1868. Japanese
women's status in the present cannot be separated from the struggle of feminists who voiced a change in the Meiji era. One of the famous Japanese feminists and feminist pioneer in Japan is Hiratsuka Raicho. She is known as an
activist who dared to challenge the norm in Japan, about men dominance. One of her feminism thought were women not born to serve men. She also argued that women and men should be regarded as the same individual, and not
dominate one to another. According to this article, the reader would understand the rise of the feminist movement in
Japan by Hiratsuka Raicho. The method of this research is the method of literature with secondary data collection. Moreover, the conclusions drawn based on secondary data collected.;Feminism and women's rights are issues which come to Japan in the early 20th century. In this period, women lived under the shadow of men. This is the background to the rise of the Japanese feminism movement in 1868. Japanese
women's status in the present cannot be separated from the struggle of feminists who voiced a change in the Meiji era. One of the famous Japanese feminists and feminist pioneer in Japan is Hiratsuka Raicho. She is known as an
activist who dared to challenge the norm in Japan, about men dominance. One of her feminism thought were women not born to serve men. She also argued that women and men should be regarded as the same individual, and not
dominate one to another. According to this article, the reader would understand the rise of the feminist movement in
Japan by Hiratsuka Raicho. The method of this research is the method of literature with secondary data collection. Moreover, the conclusions drawn based on secondary data collected., Feminism and women's rights are issues which come to Japan in the early 20th century. In this period, women lived under the shadow of men. This is the background to the rise of the Japanese feminism movement in 1868. Japanese
women's status in the present cannot be separated from the struggle of feminists who voiced a change in the Meiji era. One of the famous Japanese feminists and feminist pioneer in Japan is Hiratsuka Raicho. She is known as an
activist who dared to challenge the norm in Japan, about men dominance. One of her feminism thought were women not born to serve men. She also argued that women and men should be regarded as the same individual, and not
dominate one to another. According to this article, the reader would understand the rise of the feminist movement in
Japan by Hiratsuka Raicho. The method of this research is the method of literature with secondary data collection. Moreover, the conclusions drawn based on secondary data collected.]"
2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Okamura, Masu
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1983
305.4 OKA w
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library