Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
Universitas Indonesia memiliki rencana untuk mendirikan studio alam energi baru dan terbarukan di kampus UI Depok. Salah satu komponen studio alam yang akan dibangun adalah sistem konversi enegi angin, Agar Sistem Konversi Energi Angin tersebut dapat digunakan secara optimal, maka sistem tersebut hares sesuai dengan potensi energi angin yang ada di kampus UI Depok. Untuk mengetahui potensi energi angin tersebut maka diperlukan studi awal potensi energi angin di UI Depok.

Data-data yang digunakan untuk menganalisa potensi energi angin di UI Depok adalah data mengenai kecepatan angin, tekanan udara, dan temperatur udara yang dicatat oleh Laboratorium Fisika Atmosfir dan Energi Surya Parangtopo FNI PA Depok selama tahun 1994.

Perhitungan yang dilakukan meliputi perhitungan kecepatan angin rata-rata tiap jam, tiap bulan, kecepatan angin rata-rata setahun, distribusi frekuensi kecepatan angin dan distribusi frekuensi kumulatif kecepatan angin. Dari perhitungan tersebut dapat diketahui potensi energi angin di kampus UI Depok, peluang pemakaian energi angin selama setahun, dan klasifikasi energi angin di kampus UI Depok.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S39492
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hofman, Harm
Jakarta: Bina Cipta, 1987
621.45 HOF wt
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Akbar Rachman
Abstrak :
Sumber daya energi yang paling banyak digunakan adalah energi yang tidak dapat diperbarui. Memasuki akhir abad 20, tuntutan untuk semakin mengubah kebiasaan tersebut semakin besar. Energi angin muncul sebagai sumber energi alternatif sekaligus sumber energi terbarukan. Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki wilayah pesisir yang potensial untuk pengembangan listrik tenaga angin. Potensi energi yang siap dibangun lebih dari 9290 MW, dan kapasitas terpasang hingga tahun 2009 hanya mencapai 3 MW. Dilakukan studi analisis mengenai potensi energi angin secara lebih mendetil, serta pemetaan wilayah, dengan menggunakan metode distribusi probabilitas guna menghitung jumlah energi berdasarkan kecepatan rata-rata angin per provinsi di seluruh Indonesia dari tahun 2000 hingga tahun 2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah memiliki kecepatan angin rata-rata antara 2 m/s hingga 3 m/s, dan menghasilkan energi spesifik hingga mencapai 321 kW.hr/m2. ......The most common energy used up to now are unrenewable energy. As the 20th century coming to an end, the needs to change that habit are becoming bigger. Wind energy came up as one of the alternative energy, also as a renewable ones. Indonesia as a country with many islands has potentially coastal areas to produce wind-generated energy. The potential energy reached the value of 9290 MW, whereas only 3 MW that are already installed and running. An analysis study is needed to explore wind energy potential more thoroughly, also a mapping method, with probability distribution as a tool to calculate the wind mean speed based energy value from each provinces in Indonesia from 2000 until 2007. The results show that most of the areas have various wind mean speed between 2 m/s and 3 m/s, and also generating spesific energy at the utmost value of 321 kW.hr/m2.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42323
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Amsterdam : Engineering B.V.,, [19?-]
621.45 WIN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Solari, Giovanni
Abstrak :
This book provides an essential overview of wind science and engineering, taking readers on a journey through the origins, developments, fundamentals, recent advancements and latest trends in this broad field. Along the way, it addresses a diverse range of topics, including: atmospheric physics; meteorology; micrometeorology; climatology; the aerodynamics of buildings, aircraft, sailing boats, road vehicles and trains; wind energy; atmospheric pollution; soil erosion; snow drift, windbreaks and crops; bioclimatic city-planning and architecture; wind actions and effects on structures; and wind hazards, vulnerability and risk. In order to provide a comprehensive overview of wind and its manifold effects, the book combines scientific, descriptive and narrative chapters. The book is chiefly intended for students and lecturers, for those who want to learn about the genesis and evolution of this topic, and for the multitude of scholars whose work involves the wind.
Switzerland: Springer Cham, 2019
e20511004
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Makin langkanya energi fossil, menyebabkan peranannya di masa depan akan semakin kecil sehingga menyiapka pasokan energi lain merupakan suatu keharusan. Banyak pakar percaya bahwa Hidrogen, Angin dan pembangkit listrik Surya akan menjadi pemasok energi dunia terbesar dalam 50 tahun ke depan. Artinya era fosil akan segera meninggalkan kita dan digantikan era Hidrogen dengan segala permasalahannya. Perkembangan energi masa lalu, sekarang dan masa depan menjadi menarik untuk dikaji sebagai langkah awal menyambut era Hidrogen. Tulisan ini akan menguraikan tentang: potret energi masa lalu, sekarang, prediksi masa depan dan masa transisi serta manyambut era hidrogen. Di masa lalu, bahan bakar fosil mensuplai sebagian besar (90%) kebutuhan energi dunia, batubara: banyak dipakai pada pembangkit tenaga listrik, gas alam: dipakai sebagai bahan bakar rumah tangga dan industri, semen tar minyak: mensuplai energi untuk bahan bakar alat transportasi. Sekarang, harga minyak yang meroket menjadi pemicu konservasi energi. Bahan bakar baru sudah ditemukan, tapi belum siap mengganti minyak. Ladang kincir angin mulai menjadi sumber energi ; utama di sebagian belahan dunia. Sel surya diharapkan akan lebih murah dibandingkan bahan bakar minyak, sementara itu bahan bakar hidrogen mulai dipakai untuk energi penggerak mobil dan sepeda motor. (sekarang malahan pesawat terbang komersial 7 5 mach). Masa depan, energi fossil berakhir dan digantikan sumber energi yang lebih sesuai yaitu energi angin, surya d hidrogen untuk memenuhi kebutuha1 terbanyak energi dunia menggantikan posisi energi fosil. Masa transisi, adalah masa bertumbuhnya berbagaf inovasi untuk menjawab masalah pemenuhan kebutu energi tanpa pasokan fosil yang memadai, namun perlatan fosil yang ada harus tetap bermanfaat, paling tidak sampai umur pakai peralatan habis. Menyambut era hidrogen, dibutuhkan penguasaan sejumlah iptek yang menyangkut pembangunan, pengoperasi dan pemeliharaan peralatan era hidrogen.
537 JIEK 1:1 (2008)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sembiring, Sinalsal
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S38513
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhifan Kemal Akbar
Abstrak :
Permintaan energi dari sumber daya terbarukan terus mendorong kebutuhan pembangkit listrik tenaga angin di Indonesia. Tujuan studi adalah memaparkan pemodelan pengambilan keputusan lokasi turbin angin dan mendesain teknologi turbin angin yang baik digunakan di Indonesia. Studi ini, menggunakan metode Multi-Criteria Decision Making sebagai metode pengambilan keputusan yang diintegrasi dengan metode Geographic Information System sebagai metode penentuan lokasi dan teknologi yang cocok untuk membangun turbin angin. Selanjutnya hasil akan digunakan sebagai parameter desain awal teknologi turbin angin. Selama proses analisa, faktor berupa multivariat dipertimbangkan. Cakupan wilayah pada studi ini adalah negara Indonesia. Hasil studi berupa peta kecocokan wilayah dengan energi angin. Parameter kecocokan dibagi menjadi empat yaitu "sangat cocok", "cocok", "kurang cocok", dan "tidak cocok". Hasil menyimpulkan bahwa 40% area Indonesia masuk ke dalam kategori "cocok" dengan energi angin khususnya di Pulau Sulawesi dan Nusa Tenggara Timur. Sementara itu, 20% area Indonesia masuk ke dalam kategori "tidak cocok" berdasarkan kondisi geografi setempat, meskipun kecepatan angin yang tinggi, dan rentan terhadap bencana alam. Identifikasi area kecocokan ini akan menjadi pertimbangan awal untuk desain teknologi turbin angin yang optimal bagi Indonesia. Kerangka pemodelan ini dapat mendorong transisi energi terbarukan tanpa memandang daerah khusus yang diharapkan dapat berkontribusi sebanyak 8% dari total target pencapaian transisi energi terbarukan Indonesia 2025. ......Demand for energy from renewable sources continues to drive the need for wind power plants in Indonesia. The purpose of the study is to describe modeling decision making for wind turbine locations and to design wind turbine technology that is well used in Indonesia. This study uses the Multi-Criteria Decision Making method as a decision-making method that is integrated with the Geographic Information System method as a location determination method and suitable technology for building wind turbines. Furthermore, the results will be used as initial design parameters for wind turbine technology. During the analysis process, multivariate factors are considered. The area covered in this study is Indonesia. The results of the study are in the form of a suitability map of the area with wind energy. The match parameter is divided into four, namely "very suitable", "suitable", "less suitable", and "not suitable". The results conclude that 40% of Indonesia's area falls into the "suitable" category for wind energy, especially on the islands of Sulawesi and East Nusa Tenggara. Meanwhile, 20% of Indonesia's area falls into the "unsuitable" category based on local geographic conditions, despite high wind speeds, and is vulnerable to natural disasters. Identification of this suitability area will be the initial consideration for the optimal wind turbine technology design for Indonesia. This modeling framework can encourage the renewable energy transition regardless of special regions which are expected to contribute as much as 8% of the total target of achieving Indonesia's 2025 renewable energy transition.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ananda Husnul Khotimah
Abstrak :
Produksi energi listrik di Indonesia saat ini masih didominasi oleh pembangkit listrik berbahan bakar minyak (energi fosil; energi tak terbarukan), sedangkan ketersediaan bahan bakar tersebut semakin berkurang. Pemanfaatan sumber EBT, seperti energi angin merupakan salah satu solusi untuk membangkitkan energi listrik guna memenuhi permintaan masyarakat yang terus meningkat. Terdapat dua unit PLTB yang telah dibangun dan dioperasikan di Indonesia yaitu PLTB Sidrap dan PLTB Tolo di Sulawesi Selatan. Mengingat, penetrasi kedua PLTB tersebut besar ke dalam sistem tenaga listrik Sulbagsel dan karakteristiknya yang intermittent dipengaruhi oleh kecepatan angin, sehingga dapat berdampak pada kestabilan sistem. Untuk menjaga kestabilan perlu adanya regulasi yang dapat mengendalikan frekuensi sistem. Salah satunya dengan menggunakan regulasi frekuensi primer. Dalam studi ini dipelajari pengaruh kecepatan angin dan penerapan regulasi frekuensi primer terhadap kestabilan frekuensi keluaran kedua PLTB yang terintegrasi dengan sistem Sulbagsel. Metode studi yang dilakukan dengan simulasi berbantuan perangkat lunak DIgSILENT. Hasil simulasi menunjukkan bahwa perubahan frekuensi yang terjadi ketika sistem Sulbagsel terintegrasi PLTB tanpa dan dengan menggunakan regulasi frekuensi primer pada kondisi normal terlihat frekuensi sistem masih cenderung stabil. Sedangkan pada kondisi ketika PLTA Poso lepas dari sistem, saat tanpa dan dengan menggunakan regulasi frekuensi primer terlihat beberapa respon frekuensi yang dihasilkan berada jauh dari batas normal yang diizinkan sehingga menyebabkan ketidakstabilan frekuensi pada sistem. ......The production of electrical energy in Indonesia is currently still dominated by oil-fueled power plants (fossil energy; non-renewable energy), while the availability of these fuels decreases. The utilization of renewable energy sources, such as wind energy, is one solution to generate electrical energy to meet increasing demand. Two WPP units have been built and operated in Indonesia, namely WPP Sidrap and WPP Tolo in South Sulawesi. Considering that the penetration of the two WPPs is significant into the South Sulawesi power system and their intermittent characteristics because of wind speed, it can impact the system stability. One solution to maintain stability is to apply regulations that can control the frequency system, one of which is primary frequency regulation. In this study, we study the effect of wind speed and the use of primary frequency regulation on the stability of the output frequency of the two WPPs integrated with the Sulbagsel system. This study uses DIgSILENT software-assisted simulation. The simulation results show that the frequency changes that occur when the Sulbagsel system is integrated with WPP without and by using primary frequency regulation under normal conditions, the system frequency tends to be stable. Meanwhile, in the condition when the Poso hydropower plant is separated from the system when without and using primary frequency regulation, it can be seen that some of the resulting frequency responses are far from the allowed normal limits, causing frequency instability in the system.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Wind energy conversion system covers the technological progress of wind energy conversion systems, along with potential future trends. It includes recently developed wind energy conversion systems such as multi-converter operation of variable-speed wind generators, lightning protection schemes, voltage flicker mitigation and prediction schemes for advanced control of wind generators. Modeling and control strategies of variable speed wind generators are discussed, together with the frequency converter topologies suitable for grid integration. Wind Energy Conversion System also describes offshore farm technologies including multi-terminal topology and space-based wind observation schemes, as well as both AC and DC based wind farm topologies. The stability and reliability of wind farms are discussed, and grid integration issues are examined in the context of the most recent industry guidelines. Wind power smoothing, one of the big challenges for transmission system operators, is a particular focus. Fault ride through and frequency fluctuation mitigation using energy storage options are also covered. Efficiency analyses are presented for different types of commercially available wind turbine generator systems, large scale wind generators using superconducting material, and the integration of offshore wind and marine current farms.
London: Springer, 2012
e20418658
eBooks  Universitas Indonesia Library