Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
Pertambangan mangan di wilayah Karangnunggal Tasikmalaya dilakukan dengan menggali bukit yang ada. Hasil galian tersebut dicuci untuk memisahkan antara mangan, pasir dan tanah. Mangan setelah dipisahkan dan disiram dengan air dikumpulkan, sedangkan tanah yang tidak dimanfaatkan terbawa air bekas cucian. Air sumur gali di daerah pertambangan Mn memiliki risiko tercemar Mn yang berasal dari air limbah pencucian Mn ataupun berasal dari tanah yang mengandung Mn di sekitar sumur gali tersebut. Metode penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian observasional yang dilakukan dengan melakukan survei di lokasi penelitian dan data disajikan secara deskriptif. Sejumlah 42 sumur gali yang ada di daerah tambang didapatkan 29 sumur gali dengan kadar Mn melebihi ketentuan Permenkes 416/1990 sedangkan sisanya 13 sumur gali memiliki kadar Mn dibawah ambang batas. Ke-29 sumur gali yang memiliki kadar Mn diatas ambang batas terdapat 4 sumur gali yang masih dimanfaatkan oleh masyarakat untuk keperluan sehari-hari. Adanya kecenderungan jumlah sumur gali yang dimanfaatkan masyarakat semakin berkurang jumlahnya karena masyarakat mengeluhkan kualitas fisik sumur gali seperti bau, keruh dan berbuih. Pemerintah Kabupaten berkepentingan memberikaan sumber air bersih alternatif, melakukan promosi kesehatan melalui puskesmas setempat tentang risiko kesehatan masyarakat akibat mengkonsumsi air sumur gali yang mengandung Mn melebihi ambang batas. Perguruan tinggi berkepentingan menerapkan teknologi tepat guna untuk mengurangi kadar Mn pada air sumur gali agar masyarakat bisa memaanfaatkan lagi sumur gali sebagai sumber air bersih.
613 JKKI 10:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Dispersi sistem cair-cair seringkali dijumpai dalam operasi kontak cair-cair di lapangan industri maupun laboratorium. Di dalam operasi yang demikian, baik untuk tujuan separasi maupun reaksi, sering kali diusahakan agar tipe dispersi sistem sesuai dengan yang diinginkan. Salah sam cara yang dilakukan untuk itu alialah pemecahan emulsi (amulsion breaking) atau disebut juga demulsifikasi. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan berlangsungnya proses demulsitikasi seperti zat-zat emulsifier, temperatur, mekanikal pengadukan dan lain sebagainya. Hal yang menarik adalah bahwa pemanfaatan faktor mekanikal pengadukan seperti: kecepatan pengadukan, ketinggian impeller, dan fraksi volum minyak; memiliki kelebihan dalam menekan produksi limbah kimia dan termal. Usaha ini makin diminati setelah perkembangan yang besar dari sistem pemisahan membran cair. Dalam penelitian ini, untuk sistem air-minyak diesel yang diaduk, diselidiki tentang kecenderungan tipe dispersi yang muncul (water in oil atau oil in water) bila faktor-faktor kecepatan pengadukan (rang: 300-1200rpm), ketinggian impeller (range: -0,03 - 0,03 m), dan fraksi volum minyak (range: O,4 - 0,6) divariasikan. Didapatkan bahwa ketiga variabel mempengamhi tipe dispersi secara simultan Kecenderungan munculnya tipe dispersi O/W akan semakin besar bila kecepatan aduk dinaikkan, sementara ketinggian impeller dan fraksi volum minyak diperkecil Demikian pula sebaliknya untuk tipe dispersi WK).
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S48883
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Beti Cahyaninng Astuti
Abstrak :
Air merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia, sehingga kualitas air menjadi suatu perhatian yang sungguh-sungguh. Pencemaran dalam kadar sangat sedikit pada air tidak diperbolehkan sama sekali. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kondisi kualitas air sumur di desa bantaran Sungai Bengawan Solo Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen Propinsi Jawa Tengah, dan mengkaji pengetahuan masyarakat tentang air bersih. Kualitas air sumur dikaji berdasarkan pengetahuan masyarakat dan dianalisis dengan parameter fisika, kimia, dan mikrobiologi, berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 416/Menkes/ Per/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Bersih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas air sumur enam desa di bantaran Sungai Bengawan Solo Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen Propinsi Jawa Tengah tidak memenuhi syarat baku mutu untuk air bersih.
Tanggerang: Lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyarakat Universitas Terbuka, 2015
520 JMSTUT 16:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Marulak Bonaparte
Abstrak :
Aktivitas domestik masyarakat di pesisir dan kepulauan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas dari ketersediaan air tanah. Salah satu parameter limbah cair rumah tangga yaitu pencemar deterjen. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis sebaran spasial konsentrasi deterjen dan risiko cemaran deterjen pada air minum masyarakat pulau Kodingareng Lompo. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Metode yang digunakan adalah model sebaran konsentrasi deterjen dengan interpolasi kriging dan pendekatan Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL). Sebaran kandungan deterjen tertinggi pada air sumur terdapat pada RW 2 dan RW 3 sebesar 2,384-2,98 mg/l, sedangkan sebaran kandungan deterjen pada air sumur terendah juga terdapat pada RW 2 dan RW 3, dan RW 6 sebesar 0,005-0,0088 mg/L. Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan, konsentrasi tertinggi terdapat pada sampel air minum 4 dan 5, yaitu sebesar 2,98 mg/l. Sedangkan sampel air minum 2 memiliki konsentrasi cemaran deterjen paling rendah, yaitu 0,005 mg/l. Hasil perhitungan ARKL yang dilakukan terhadap konsentrasi cemaran deterjen pada air minum menunjukkan tingkat risiko yang tinggi (RQ >1) pada tiga responden dan tergolong tidak aman untuk konsumsi air minum.
Domestic activities in coastal and island communities are one of the factors that can affect the quality and quantity of groundwater availability. One of the parameters of household wastewater is detergent pollutants. The purpose of this study was to analyze the risk of detergent contamination in drinking water in the community of Kodingareng Lompo Island. This research is a type of quantitative research with a descriptive approach. The method used are the model of the distribution of detergent concentrations by interpolating kriging and the Environmental Health Risk Analysis (ARKL) approach. The highest distribution of detergent content in well water is in RW 2 and RW 3 of 2,384 - 2,98 mg/l, while the distribution of detergent content in the lowest well water is also found in RW 2 and RW 3, and RW 6 of 0,005 - 0,0088 mg/l. Based on the examination conducted, the highest concentration was found in drinking water samples 4 and 5, which was equal to 2.98 mg/l. while the drinking water sample 2 has the lowest concentration of detergent contamination, which is 0.005 mg/l. The results of ARKL calculations conducted on the concentration of detergent contamination in drinking water showed a high level of risk (RQ> 1) in three respondents and classified as unsafe for drinking water consumption.
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2019
T54684
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library