Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
Poverty could be seen as the son of development. At one side development is intended to create welfare and wellbeing for the human kind, but at the other side it high deman, on the contrary creates poverty? The answer lies in the paradigm used as guidance and framework for development....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Kresnawati
Abstrak :
Anak usia dini yang rentan sosial karena rendahnya pendapatan keluarga, rendahnya pendidikan orang tua, lemahnya modal sosial, buruknya kondisi perumahan, dan tidak memiliki identitas, maka kondisi tersebut dapat mengancam kesejahteraannya. Dalam rangka menggambarkan penyebab dan efek yang dapat merugikan anak usia dini yang rentan sosial, penelitian ini menggunakan kerangka penilaian Triangle for the Assessment of Children in Need and Their Families. Kerangka penilaian tersebut untuk memahami kesejahteraan dan perlindungan anak usia dini yang rentan sosial dilihat dari tiga dimensi, yaitu kapasitas pengasuhan orang tua, faktor keluarga dan lingkungan dan kebutuhan perkembangan anak. Kesimpulan dari penelitian ini perlindungan dan kesejahteraan anak usia dini yang rentan sosial belum dapat terpenuhi dengan sepenuhnya. Selain itu, dinamika perlindungan dan kesejahteraan anak usia dini yang rentan sosial juga digambarkan belum dapat meningkatkan kesejahteraan anak usia dini baik pada keluarga dengan orang tua tunggal, keluarga dengan banyak anak, dan keluarga dengan anak bekerja. Pada akhirnya, meskipun perlindungan dan kesejahteraan pada anak usia dini yang rentan sosial belum sepenuhnya terpenuhi akan tetapi masih adanya dukungan dari faktor keluarga dan lingkungan yang masih dapat diandalkan dalam membantu dan mendukung perlindungan untuk meningkatkan kesejahteraan anak usia dini yang rentan sosial. ......Early childhood who are socially vulnerable because of low family income, low parental education, weak social capital, poor housing conditions, and lack of identity, these conditions can threaten their welfare. In order to describe the causes and effects that can adversely affect socially vulnerable early childhood, this study uses the Triangle for the Assessment of Children in Need and Their Families assessment framework. The assessment framework is intended to understand the welfare and protection of socially vulnerable early childhood in terms of three dimensions, namely the capacity for parenting, family and environmental factors, and children's development needs. The conclusion of this research is that the protection and welfare of early childhood who are socially vulnerable has not been fully fulfilled. In addition, the dynamics of the protection and welfare of early childhood who are socially vulnerable are also described as not being able to improve the welfare of early childhood both in single parent families, families with many children, and families with working children. Although the protection and welfare of socially vulnerable of early childhood have not been fully fulfilled, but there is still support from family and environmental factors that can still be relied upon in helping and supporting protection to promote the welfare of socially vulnerable early childhood.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Indriyana
Abstrak :
Krisis ekonomi global tahun 2008 telah menyebabkan terjadinya gejolak harga pangan di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat responsiveness permintaan bahan pangan pokok terhadap perubahan harga bahan pangan pokok itu sendiri, harga barang lain, serta pendapatan. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menganalisis dampak perubahan harga pangan pokok terhadap kesejahteraan masyarakat di Indonesia yang disebabkan oleh krisis global tahun 2008. Penelitian ini menggunakan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2008 dan 2013 serta data Potensi Desa (Podes) tahun 2008 dan 2011 dan diestimasi dengan menggunakan model log-log (double log). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa harga bahan pangan pokok bersifat inelastis terhadap permintaan bahan pangan pokok itu sendiri. Sementara, permintaan seluruh bahan pangan pokok sangat responsif terhadap pendapatan. Di sisi lain, kenaikan harga bahan pangan pokok yang terjadi dari tahun 2008 ke 2013 telah menyebabkan kesejahteraan masyarakat Indonesia secara total menurun sebesar Rp. 68.899.320.413 selama kurun waktu tersebut. ......The 2008 global economic crisis has led to the volatility in food prices in Indonesia. This study aims to examine the responsiveness of the staple food demand to the price changes of staple food itself, the price of other foods, and incomes. In addition, the purpose of this study is to analyze the impact of the staple food price changes on household welfare in Indonesia caused by the 2008 global economic crisis. This study uses the household survey data of the National Socioeconomic Survey (Susenas) of 2008 and 2013 as well as data of Village Potential (Podes) of 2011 and 2013, and is estimated using a double log model. The results from this study indicate that the price of the staple food to the demand for staple food itself is inelastic. Meanwhile, the demand of staple food is responsive to income. On the other hand, with the increase in staple food prices that occurred from 2008 to 2013 has led to the decrease on Indonesian household welfare in total Rp. 68.899.320.413 during this period.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T45033
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Abdul Karim
Abstrak :
Beragamnya permasalahan kesejahteraan sosial telah mendorong pendekatan pembangunan sosial menjadi bagian dari solusi. Ketidaksesuaian kemampuan angkatan kerja dengan pemberi kerja menjadi isu yang kritis dalam peningkatan jumlah pengangguran, fakta ini menyebabkan permasalahan kesejahteraan sosial semakin kompleks. Munculnya berbagai macam wirausaha sosial dengan berbagai macam fokus permasalahan sosial yang ditangani menjadikan istilah Social Enterpreneurship seolah tak asing bagi khalayak. Penggabungan jenis aktivitas nirlaba dan laba yang dihubungkan dengan misi sosial membutuhkan semangat kewirausahaan dalam setiap geraknya. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan deskripsi dan hasil analisa dari proses pengembangan wirausaha sosial dengan menganalisis strategi dan kegiatan dalam usaha pembangunan sosial melalui peningkatan kapasitas manusia serta dampak yang terjadi pada perusahaan dan peserta pelatihan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif. Informan yang diperoleh dengan metode purposive sampling terdiri dari tim manajemen perusahaan dan peserta pelatihan. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan wawancara mendalam. Peserta pelatihan adalah mereka yang mengikuti program pelatihan manufaktur bidang pengelasan dan permesinan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan telah bertransformasi menjadi wirausaha sosial. Kepekaan terhadap tingginya angka pengangguran usia efektif kerja di daerah perusahaan berada, mendorong perusahaan merubah paradigma profit-oriented menjadi purpose-oriented. Pergeseran nilai fundamental ini menjadi hal yang menarik dari studi ini, terjadinya transformasi sebuah perusahaan yang kemudian akhirnya menghadirkan dampak positif yang berkelanjutan bagi lingkungan sekitarnya. ......The diversity of social welfare problems has placed social development approach to be part of the solution. The mismatch of the ability of workforce with employer’s expectation is a critical issue in increasing the number of unemployed, this fact causes problem of social welfare become more complex. The emergence of various kinds of social entrepreneurship with various kinds of focus on social problems being handled makes the term social entrepreneurship seems familiar to the public. Combining the types of nonprofit and profit activities associated with social mission requires an entrepreneurial spirit in every move. This research seeks to obtain a description and analysis results from the process of developing social entrepreneurship by analyzing strategies and activities in social development efforts through increasing human capacity and the impact for the company and participants. This research study used a qualitative approach with descriptive research type. Research informants obtained through purposive sampling method consisted of corporate’s management team and training participants. Data collection was conducted through observation and in-depth interview. The trainees were those who followed manufacturing program, especially in the fields of welding and machining. The results show that the company has transformed into social entrepreneurship. Sensitivity to the high unemployment rate of working age in the area of the company is located, encouraging companies to change the profit-oriented paradigm to be purpose-oriented. This fundamental value shift becomes an interesting aspect of this study, the transformation of a company then finally presents a sustainable positive impact on the surrounding environment.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firsty Ramadhinta
Abstrak :
Penelitian ini membahas tentang upaya peningkatan keberfungsian keluarga dalam mencegah perilaku gadget addiction pada generasi alpha dari disiplin ilmu Kesejahteraan Sosial. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh perkembangan teknologi yang semakin canggih dan pengguna gawai yang terus meningkat di Indonesia hingga merambah pada generasi alpha. Permasalahan penggunaan gawai yang sering dijumpai oleh generasi alpha adalah kecanduan gawai yang dapat mengakibatkan kesejahteraan anak tidak terpenuhi dengan baik dalam aspek kesehatan fisik maupun psikologis. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan upaya peningkatan keberfungsian keluarga dalam mencegah perilaku gadget addiction pada generasi alpha melalui K3I dengan mendeskripsikan kondisi keberfungsian keluarga di Komunitas Kemah Keluarga Indonesia (K3I) dan kondisi penggunaan gawai oleh generasi alpha di K3I. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan tipe deskriptif. Penelitian ini pun dilakukan dari bulan September 2021 hingga Juni 2022. Penelitian dilakukan secara kualitatif dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa studi literatur dan wawancara. Pemilihan informan pun dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Informan penelitian ini terdiri dari 4 keluarga dengan generasi alpha (orang tua dan anak) dan pihak K3I, yaitu Ketua K3I. Adapun analisis data dilakukan dengan melalui tahap open coding, axial coding dan selective coding. Lalu, juga dilakukan teknik meningkatkan kualitas penelitian dengan triangulasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi keberfungsian keluarga dari 4 keluarga menunjukkan berfungsi dengan baik dengan mayoritas dimensi keberfungsian keluarga yang berfungsi dengan baik, yaitu dimensi pemecahan masalah, peran, keterlibatan afektif, dan kontrol perilaku. Begitu pula dengan dimensi komunikasi bagi Keluarga 1, 3 dan 4. Walaupun demikian, terdapat beberapa hal dari kondisi keberfungsian Keluarga 1, 2, 3 dan 4 yang tidak berfungsi dengan baik dan perlu ditingkatkan, yaitu kondisi komunikasi antara anggota keluarga di Keluarga 2 yang tertutup dan tidak langsung; respon afektif keempat keluarga yang sempit dan terpaku dengan satu cara merespon saja, yaitu respon afektif welfare yang menunjukkan perasaan aman; dan tidak adanya peraturan penggunaan gawai berupa batasan waktu penggunaan gawai dalam kontrol perilaku di keempat keluarga. Dengan adanya kondisi keberfungsian keluarga yang tidak berfungsi dengan baik tersebut, kondisi penggunaan gawai oleh generasi alpha dari keempat keluarga menunjukkan karakteristik kecanduan gawai; (1) Keluarga 1 menunjukkan karakteristik seperti kecewa dan kesal ketika diminta berhenti menggunakan gawai (withdrawal); dan penggunaan gawai yang dapat membahayakan diri sendiri (malas belajar); (2) Keluarga 2 menunjukkan karakteristik withdrawal, obsesi terhadap gawai dengan hanya memikirkan untuk menggunakan gawai ketika tidak menggunakannya dan termasuk dalam kelompok adiksi dengan lebih dari 4 jam dalam sehari, yaitu 8-9 jam; (3) Keluarga 3 menunjukkan karakteristik kehilangan kontrol dan kompulsif dengan terus menerus dan sulit dihentikan ketika menggunakan gawai; withdrawal dan malas belajar serta susah tidur; (4) Keluarga 4 menunjukkan karakteristik withdrawal dan malas belajar. Jadi dari penelitian ini diketahui bahwa upaya peningkatan keberfungsian keluarga dalam mencegah perilaku kecanduan gawai yang dapat dilakukan adalah meningkatkan kemampuan komunikasi keluarga, meningkatkan kontrol perilaku keluarga dan meningkatkan respon afektif dalam keluarga. Dalam hal ini, dapat dibantu dengan K3I, yaitu dengan keluarga melaksanakan berbagai sub-kegiatan dalam kemah K3I, yaitu memasak bersama, seminar parenting dan fun games yang berisi permainan tradisional ......This study discusses efforts to improve family functioning in preventing gadget addiction behavior in the generation alpha from the discipline of Social Welfare. This research is motivated by the development of increasingly sophisticated technology and the increasing number of smartphone users in Indonesia until it reaches the generation alpha. The problem of using gadgets that is often encountered by the generation alpha is gadget addiction which can result in the welfare of children not being met properly in terms of physical and psychological health. This study aims to describe efforts to improve family functioning in preventing gadget addiction behavior in the generation alpha through K3I by describing the condition of family functioning in the Komunitas Kemah Keluarga Indonesia (K3I) and the condition of using gadgets by the generation alpha in K3I. This study uses a qualitative method with a descriptive type. This research was conducted from September 2021 to June 2022. The research was conducted qualitatively using data collection techniques in the form of literature studies and interviews. The selection of informants was also carried out using purposive sampling technique. The informants of this study consisted of 4 families with alpha generation (parents and children) and the K3I, namely the Head of K3I. The data analysis was carried out through the stages of open coding, axial coding and selective coding. Then, a technique to improve the quality of research is also carried out by triangulating data. The results showed that the condition of family functioning from 4 families showed that they functioned well with the majority of the dimensions of family functioning that functioned well, namely the dimensions of problem solving, roles, affective involvement, and behavioral control. Likewise, the dimensions of communication for Families 1, 3 and 4. However, there are several things from the condition of the family functioning of 1, 2, 3 and 4 that are not functioning properly and need to be improved, namely the condition of communication between family members in Family 2 which is closed. and indirectly; the affective responses of the four families are narrow and fixated with only one way of responding, namely the affective welfare response that shows a feeling of security; and the absence of regulations on the use of gadgets in the form of time limits on the use of gadgets in controlling behavior in the four families. With the condition of the functioning of the family that does not function properly, the condition of using gadgets by the alpha generation from the four families shows the characteristics of gadget addiction; (1) Family 1 shows characteristics such as disappointed and annoyed when asked to stop using the device (withdrawal); and the use of devices that can harm oneself (lazy studying); (2) Family 2 shows withdrawal characteristics, obsession with gadgets by only thinking about using the device when not using it and is included in the addiction group with more than 4 hours a day, ie 8-9 hours; (3) Family 3 shows the characteristics of loss of control and compulsion with continuous and difficult to stop when using the device; withdrawal and lazy to study and difficulty sleeping; (4) Family 4 shows the characteristics of withdrawal and lazy to learn. So from this study it is known that efforts to improve family functioning in preventing gadget addiction behavior that can be done are improving family communication skills, improving family behavior control and improving affective responses in the family. In this case, K3I can be assisted, namely with the family carrying out various sub-activities in the K3I camp, namely cooking together, parenting seminars and fun games containing traditional games.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rohiman
Abstrak :
Skripsi ini bertujuan untuk meneliti dampak usaha komunitas terhadap perubahan sosial melalui pendekatan maqashid syariah indeks yang dikemukakan oleh Imam Abu Zahrah, Imam AM Najjar dan Imam Asy-Syatibi serta menggunakan metode T-Paired Test dalam melihat dampak sebelum dan sesudah adanya usaha tersebut Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan data primer melalui survei dan data sekunder dari Pemerintah Desa Bandok dan lembaga-lembaga terkait. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa adanya usaha peternakan ayam tersebut berdampak positif signifikan terhadap perubahan sosial, perubahan linkungan, perubahan spiritualitas dengan nilai Maqashid Syariah Indeks (MSI) sebesar 2,00.1,65 dan 2,75. Namun berdampak positif tidak signifikan terhadap perubahan ekonomi dengan nilai rata-rata MSI gabungan sebesar 0,481. Kemudian hasil pengujian T-Paired Test diperoleh bahwa terdapat pengaruh yang signifikan terhadap perubahan tingkat pendapatan yang didorong oleh adanya penyerapan tenaga kerja serta perubahan jenis pekerjaan kepala keluarga sebelum dan sesudah adanya usaha tersebut ......This Study aims to analyze the impact of community business on social economic change and social welfare using the maqashid sharia index approach proposed by Imam Abu Zahrah, Imam AM Najjar and Imam Asy-Syatibi and using T-Paired Test Method to see the impact before and after the existence of the Business. This Type research is quantitative descriptive using primary data through surveys and secondary data from the Bandok Village government and related institutions. From this research it can be concluded that thec chicken farming business has a positive significant impact on social, environmental and spirituality change with maqashid sharia Index (MSI) values of 2,00. 1,65 and 2,75. However, there is no positive significant impact on economic changes with an average combined MSI of 0.481. Then the results of the T-Paired Test showed that there were significant impact in income level which were driven by absorption of labor and changes in the type of work of the head of the family before and after the existensce of business.
Depok: Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asri Christiyani
Abstrak :
ABSTRAK
Artikel ini membahas mengenai pembangunan sosial oleh masyarakat yang dilakukan oleh Paguyuban Jamu Gendong Lestari di Kelurahan Kuningan Barat Kecamatan Mampang Prapatan Jakarta Selatan melalui sektor ekonomi kreatif yaitu usaha jamu gendong sebagai subsektor kuliner berbasis budaya dan kearifan lokal. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif. Hasil menunjukan bahwa Paguyuban Jamu Gendong Lestari sebagai komunitas yang menjalankan usaha di bidang ekonomi kreatif yaitu jamu sebagai warisan budaya Indonesia telah berhasil melakukan proses pembangunan sosial berdasarkan tujuh karakteristik pembangunan sosial. Strategi pembangunan sosial yang dijalankan adalah strategi pembangunan sosial oleh masyarakat dimana melalui wadah Paguyuban Jamu Gendong Lestari masyarakat yang menjadi anggota saling bekerjasama secara harmonis untuk memenuhi kebutuhan mereka, memecahkan masalah mereka dan berupaya menciptakan kesempatan guna memperbaiki hidup melalui pengelolaan usaha jamu gendong.

 

Kata kunci: Pembangunan Sosial; Kesejahteraan Sosial; Ekonomi Kreatif; Jamu


This article discusses social development by the community carried out by the Paguyuban Jamu Gendong Lestari in Kuningan Barat Village, Mampang Prapatan Subdistrict, South Jakarta through the creative economy sector, namely jamu gendong business as a culinary sub-sector based on culture and local wisdom. This study uses a qualitative approach with descriptive types. The results show that the Jamu Gendong Lestari Association as a community that runs a business in the creative economy, namely jamu as an Indonesian cultural heritage has succeeded in carrying out the social development process based on seven characteristics of social development. The social development strategy that is carried out is a social development strategy by the community through which the members of the Paguyuban Jamu Gendong Lestari are members who work together harmoniously to meet their needs, solve their problems and try to create opportunities to improve life through the management of jamu businesses.

Keywords : social development; social welfare; creative economy; jamu

Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T52500
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Safitri
Abstrak :
ABSTRAK Masalah krisis regenerasi petani merupakan masalah yang sedang booming pada pertanian di pedesaan Indonesia. Beberapa penelitian yang telah dilaksanakan menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kesejahteraan yang rendah dengan identity moratorium. Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran mengenai hubungan kesejahteraan keluarga petani tembakau dan status identitas karir penduduk emerging adulthood dalam bekerja pada sektor pertanian tembakau. Lokasi penelitian dilakukan di Desa Pengilon, Kecamatan Bulu, Kabupaten Temanggung, Provinsi Jawa Tengah. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling dengan jumlah responden sebanyak 99 orang. Karakter sampel yang diambil adalah penduduk emerging adulthood yang berusia 18-24 tahun dengan kriteria memiliki orang tua yang bekerja dan sumber penghasilan utama berasal dari pertanian tembakau. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Hasil utama penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang tidak searah antara kesejahteraan keluarga petani dengan status identitas karir sebagai petani tembakau pada penduduk emerging adulthood. Hubungan antar kedua variabel yang negatif ini memiliki artian bahwa semakin tinggi kesejahteraan keluarga petani, identitas karirnya cenderung ke arah diffusion dan semakin rendah kesejahteraan keluarga petani, identitas karirnya cenderung ke arah achievement.
ABSTRACT The problem of the peasant regeneration crisis is booming in rural agriculture in Indonesia. Several studies have shown that there is a relationship between low welfare and identity moratorium. This undergraduate thesis aims to obtain an overview of the correlation between the family welfare of tobacco farmers and identity status for working in the tobacco farming sector of emerging adulthood population in Pengilon Village, Temanggung. This research was conducted in Pengilon Village, Temanggung. Sampling technique used is total sampling with 99 respondents. The sample is emerging adulthood aged 18 24 years with parents working in tobacco farming sector. The research method used is quantitative method with descriptive research type. The main results of this study indicate that there is an opposite relationship between the welfare of the farming family and the status of career identity as tobacco farmers in the age of emerging adulthood population. The negative relationship between these two variables means that the higher the welfare of the farmer 39 s family, the career identity of emerging adulthood population tends toward diffusion and the lower the welfare of the peasant family, the career identity of emerging adulthood population tends towards achievement.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmah Kardinah
Abstrak :
Skripsi ini membahas mengenai gambaran aset kelompok Balas jasa Pratama yang berada di Pondok Labu Jakarta Selatan. Kelompok UPPKS adalah kelompok binaan BKKBN yang dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan pendapatan keluarga sejahtera melalui pemanfaatn UMKM. Dalam menjalani kelompok umkm diperlukan asset yang bisa mendukung jalan-nya kelompok agar lebih lancar aset yang dimaksud dalam penelitian ini terdiri dari tujuh modal yang melekat dengan kelompok yakni modal finansial, modal fisik, modal manusia, modal sosial, modal alam, modal spiritual dan modal teknologi. Ketujuh modal ini bisa digunakan untuk mengembangkan kelompok menjadi lebih baik, sehingga diperlukan perhatian yang lebih agar kelompok juga dapat berkembang secara lebih maksimal.
This paper discusses the description of the assets of the UPPKS group in Pondok Labu, South Jakarta. The UPPKS group is a BKKBN assisted group that is carried out with the aim of increasing family income through the utilization of small and micro enterprise. In carrying out the small business group, assets are needed to support the groups path so that the growth of the group tend to be more easier. Assets referred to in this research is consist of seven capital namely financial capital, physical capital, human capital, social capital, natural capital, spiritual capital and technology capital. These seven capitals can be used to develop groups for the better, more attention should be put to these assets so that groups can also develop more optimally.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Prabowo Damanik
Abstrak :
Jika berbicara tentang gelandangan maka yang akan terlintas dalam pikiran adalah orang orang dengan kesejahteraan di bawah standar sosial dan kelompok masyarakat yang hidup di jalan. Selain itu gelandangan juga digambarkan sebagai orang orang pemalas serta perusak tatanan kota sehingga keberadaannya selalu dikaitkan dengan hal hal negatif. Pandangan negatife ini dapat terlihat dari penggusuran atau pengusiran terhadap gelandangan berupa kebijakan dan peraturan yang diberlakukan oleh pemerintah atau pengusiran yang dilakukan secara pribadi oleh individu terhadap gelandangan. Namun demikian gelandangan kerap kembali ke lokasi mereka meskipun sudah mendapatkan pengusiran baik dari pemerintah atau individu. Dengan melihat gelandangan dari sudut pandang yang mereka miliki maka kembalinya mereka ke lokasi kita akan melihat perbedaan dari dalam melihat gelandangan dari sudut pandang kita selama ini. Kembalinya gelandangan ke lokasi yang mereka tempati dapat berupa upaya mereka mempertahankan lokasi pencarian rongsokan yang dilakukan oleh mereka serta kemudahan kemudahan yang mereka dapatkan selama di lokasi tersebut yang tidak dapat kita pahami jika tidak menggunakan sudut pandang yang mereka miliki. Dengan keberadaan gelandangan di suatu lokasi akan melahirkan ruang ruang sosial bagi gelandangan di lokasi tersebut. Dalam penelitian ini, saya berusaha melihat bagaimana gelandangan selalu bertahan pada suatu tempat walaupun sudah digusur berkali kali, apa yang menjadi alasan mereka dan bagaimana mereka bertahan dalam kehidupan yang berada di bawah standar sosial tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan penelitian kualitatif dengan melakukan wawancara terhadap lima orang informan yang berada di Tanah Abang. Penelitian ini menemukan bahwa keberadaan gelandangan di suatu lokasi kemudian melahir ruang sosial mereka dimana dalam ruang ini gelandangan kemudian menemukan kenyaman dan keamanan sehingga mereka berupaya mempertahankan lokasi ruang mereka kendati mendapatkan perlakuan penggusuran. ......When talking about homeless people, what comes to mind is people with substandard social welfare and community groups living on the streets. In addition, homeless people are also described as lazy people and destroyers of urban order, so their presence is always associated with negative things. This negative view can be seen in the eviction or expulsion of homeless people in the form of policies and regulations imposed by the government or evictions carried out personally by an individual against homeless people. However, homeless people often return to their locations despite being evicted from either the government or individuals. By looking at the homeless from their point of view, when they return to their location, we will see a difference in seeing the homeless from our perspective. The return of homeless people to the location where they live can be in the form of their efforts to defend the location of the search for junk that they carried out and the facilities they get while at that location which we cannot understand if we do not use their point of view. The existence of homeless people in a location will create social spaces for homeless people in that location. This study tries to see how homeless people always stay in a place even though they have been evicted many times, their reasons, and how they survive below social standards. This research was conducted using qualitative research by conducting interviews with five informants in Tanah Abang. This study found that the presence of homeless people in a location produces their own social space. In this space, the homeless found comfort and security, so they tried to maintain their spatial location despite eviction treatment.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>