Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Heribertus Ompusunggu
Abstrak :
Kawasan Kota Tua Jakarta merupakan destinasi wisata yang direncanakan oleh Pemerintah didaftarkan pada UNESCO di tahun 2015, sebagai heritage atau warisan budaya. Namun permasalahan kemacetan lalu lintas, gangguan keamanan dan tidak tertibnya pedagang kaki lima akan menjadi hambatan dalam rencana tersebut. Sehingga diperlukan fungsi kepolisian dengan mengedepankan kemitraan dengan masyarakat di Kawasan Kota Tua dalam penanggulangan terhadap permasalahan-permasalahan sosial yang terjadi. Pertanyaan tesis ini adalah: bagaimana Pemolisian Polsubsektor Pinangsia di Kawasan Kota Tua Jakarta, kendala-kendala yang dihadapi dan Pemolisian yang ideal yang dapat diterapkan di Kawasan Kota Tua Jakarta. Teori dan Konsep yang digunakan pada tesis ini adalah, polisi, pemolisian, masyarakat atau komuniti, pariwisata, perkotaan, manajemen, Polsek dan Polsubsektor dan Analisis SWOT. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif berfokus pada etnografi, sementara metode penulisannya penulis cenderung ke deskriptif analisis. Temuan penelitian menyebutkan Pemolisian Polsubsektor Pinangsia di Kawasan Kota Tua Fatahilah dilaksanakan dengan melalui beberapa proses manajemen yakni perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan dan pengawasan. Kegiatan yang dilakukan adalah pengaturan, penjagaan, dan patroli. Kendalakendala yang dihadapi dari segi internal, adalah kemampuan Polsubsektor Pinangsia masih terbatas hal ini dilihat dari segi sumberdaya manusia secara kuantitas baik kualitas (khususnya tidak ada polisi pariwisata), sarana dan prasarana serta anggaran. Sementara kendala dari segi Eksternal adalah kurang maksimalnya kerjasama dengan pihak Sat Pol PP, Satpam Museum, PKL, Parkiran dan Linmas dalam hal keterpaduan, kurang maksimalnya alat pendukung pengamanan di wilayah kawasan Kota Tua, misalnya pagar dan CCTV. Model Pemolisian yang ideal dengan melihat keterbatasan organisasi, bagi Polsubsektor Pinangsia adalah pemolisian modern yang proaktif dalam menyelesaikan masalah dengan memfokuskan pelayanan dan pengayoman terhadap pariwisata perkotaan. Kesimpulan, Pemolisian Polsubsektor Pinangsia di Kawasan Kota Tua Jakarta sudah dilaksanakan melalui peran petugas Polsubsektor Pinangsia yang memiliki kecenderungan menekankan peran para petugas kepolisiannya pada tindakan-tindakan kepolisian secara persuasif, preemtif dan preventif dengan melaksanakan berbagai kegiatan yang bersifat individu.. Saran, seharusnya Polsubsektor Pinangsia memiliki kemampuan secara kualitas dan kuantitas untuk menjamin kenyamanan wisatawan dalam melakukan kunjungannya, dan ditunjang oleh pendukung dalam rangka penanggulangan permasalahan sosial yang membutuhkan dukungan dari Pemerintah. Kata Kunci: Pemolisian, Perkotaan dan Pariwisata. ......The Kota Tua Jakarta area is a tourist destination which was planned by the Government registered on the UNESCO in 2015, as a heritage city. But the problems of traffic congestion, security threats and not martinet vendors will be obstacles in the plan. So that the necessary police functions by promoting partnerships with the community in the Kota Tua Jakarta area in in response to the social problems that occur. The thesis question is: how policing Polsubsektor Pinangsia in the Kota Tua Jakarta area, obstacles faced and policing an ideal that can be applied in the Kota Tua Jakarta area. Theories and concepts used in this thesis is, police, policing, community or local community, tourism, urban management, police and Polsubsektor and SWOT Analysis. Methods This study used a qualitative approach focuses on ethnography, while the methods of literary writers tend to the descriptive analysis. Polsubsektor Pinangsia policing research findings mentioned in the Kota Tua Jakarta area implemented through a management process ie planning, organizing, leadership and supervision. Activities undertaken is the setting, maintenance, and patrol. Constraints faced in terms of internal, is still limited ability Polsubsektor Pinangsia this in terms of human resources in terms of quantity of good quality (in particular there is no tourism police), infrastructure and budget. While the terms of the External constraints are less maximum cooperation with the Sat Pol PP, museum guard, street vendors, parking and Linmas in terms of integrity, lack of support tools maximum security in the Kota Tua Jakarta area, such as fencing and CCTV. The ideal model of policing to see the limitations of the organization, for Polsubsektor Pinangsia modern policing is proactive in resolving problems with the service and protection focusing on urban tourism. Conclusion, policing Polsubsektor Pinangsia in the Kota Tua Jakarta area has been carried out through role Pinangsia Polsubsektor officer who has a tendency emphasizes the role of its police officers on police actions persuasively, preemptive and preventive to implement various activities are individual. Advice, should have the ability Polsubsektor Pinangsia in quality and quantity to ensure the comfort of the traveler's visit, and supported by the support in order to control social problems that require the support of the Government.
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asyifa Fadhilla
Abstrak :
Penelitian terdahulu (Oishi et al., 2015) menunjukkan bahwa preferensi tempat wisata memiliki hubungan dengan trait extraversion dan dapat berbeda berdasarkan functional value pada tempat wisata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara trait extraversion dan kesesuaian memilih tempat wisata dengan functional value. Penelitian ini dilakukan pada 840 partisipan yang merupakan WNI yang berusia minimal 18 tahun dan menetap di Indonesia. Penelitian dilakukan dengan menggunakan alat ukur BFI-44 (John, Donahue, & Kentle, 1991) yang telah diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia oleh Fitri (2015) untuk mengukur trait kepribadian dan pertanyaan survei pada penelitian Oishi et al. (2015) untuk menggambarkan preferensi tempat wisata dan kesesuaian memilih tempat wisata dengan functional value. Hasil penelitian dianalisis menggunakan teknik korelasi Point Biserial dan teknik uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa trait extraversion (r=-0,084, n=840, p < 0,05) dan conscientiousness (r=-0,077, n=840, p < 0,05) memiliki hubungan positif yang signifikan dengan kesesuaian memilih tempat wisata dengan functional value yang berarti semakin tinggi skor trait extraversion dan conscientiousness maka semakin besar kecenderungan individu untuk memilih tempat tujuan wisata sesuai dengan functional value (memilih pantai ketika ingin bersosialisasi serta memilih gunung ketika ingin menyendiri atau menenangkan diri). ......Previous research (Oishi et al., 2015) showed that the preference of tourist destination has a correlation with extraversion trait and can be different based on the functional value of its tourist destination. This study aims to determine the correlation between extraversion trait and the congruity in choosing tourism destination functional values. This study was conducted on 840 participants who are Indonesian citizens who are at least 18 years old and living in Indonesia. The study was conducted using the BFI-44 measuring instrument (John, Donahue, & Kentle, 1991) which was adapted into Indonesian by Fitri (2015) to measure personality traits and survey questions in the research of Oishi et al. (2015) to see an overview of the preferences of tourism destination and the congruity in choosing tourism destination with functional value. The results were analyzed using The Biserial Point Correlation technique and Chi-Square test. The results showed that extraversion (r=-0,084, n=840, p < 0,05) and conscientiousness traits (r=-0,077, n=840, p < 0,05) were significantly associated with congruity in choosing tourism destination with functional values, which means that the higher the extraversion and conscientiousness trait scores, the greater the individual's tendency to choose preferences for tourist destination according to their functional values (prefer going to the beach when they want to socialize and prefer going to the mountain when they want to be alone or calm down).
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Dewa Gede Kharisma Yudha
Abstrak :
Bali merupakan salah satu destinasi wisata unggulan di Indonesia, rata-rata pertumbuhan jumlah Wisman sepanjang 2015-2018 mencapai 13,66%. Penelitian mengenai tipologi objek wisata dan tipologi wisatawan yang berkunjung ke Bali menjadi hal yang penting untuk diketahui dikarenakan kajian tipologi sangat penting untuk pengembangan pariwisata. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola persebaran wisatawan berdasarkan persebaran jenis objek wisata dan kelas penginapan di Bali, dimana sebaran pengunjung wisata pada berbagai destinasi wisata di bali dapat dikaji secara spasial dengan melihat sebaran jumlah akomodasi pada tiap kabupaten, dan penelitian ini menggunakan data jumlah pengunjung wisata pada tiap destinasi wisata di Bali dan mengasosiasikannya dengan jumlah akomodasi pada tiap kabupaten. Hasilnya pola sebaran objek wisata dan wisatawan terdapat di setiap Kabupaten/Kota di Bali dengan aktivitas pariwisata paling besar terdapat Kabupaten Gianyar, Kabupaten Tabanan, Kabupaten Karangasem, Kabupaten Badung, Kota Denpasar, Kabupaten Jembrana, Kabupaten Klungkung, dan Kabupaten Bangli yang mana terdapat hubungan yang signifikan antara pola persebaran wisatawan dengan jenis objek wisata dan kelas penginapannya dimana semakin baik dan banyak fasilitas akomodasi dan objek/atraksi wisata yang ada maka semakin banyak pula pengunjung dan kegiatan kepariwisataan yang ada. ......Bali is one of the leading tourist destinations in Indonesia, the average growth of the number of foreign tourist throughout 2015-2018 reached 13.66%.This research is important to know because the study of typology is very important for tourism development. The purpose of this study is to find out the pattern of tourist distribution based on the distribution of tourist attractions and lodging classes in Bali, where the distribution of tourist visitors in various tourist destinations in Bali can be studied spatially by looking at the distribution of the number of accommodation and the number of tourism object in each district. As a result, the pattern of distribution of tourist attractions and tourists is found in every Regency / City in Bali with the largest tourism activities there are Gianyar Regency, Tabanan Regency, Karangasem Regency, Badung Regency, Denpasar City, Jembrana Regency, Klungkung Regency, and Bangli Regency where there is a significant relationship between the pattern of tourist distribution with the type of tourist attractions and lodging classes where the better and more accommodation facilities and attractions /object that exist, the more visitors and tourism activities there are.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Dewa Gede Kharisma Yudha
Abstrak :
Bali merupakan salah satu destinasi wisata unggulan di Indonesia, rata-rata pertumbuhan jumlah Wisman sepanjang 2015-2018 mencapai 13,66%. Penelitian mengenai tipologi objek wisata dan tipologi wisatawan yang berkunjung ke Bali menjadi hal yang penting untuk diketahui dikarenakan kajian tipologi sangat penting untuk pengembangan pariwisata. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola persebaran wisatawan berdasarkan persebaran jenis objek wisata dan kelas penginapan di Bali, dimana sebaran pengunjung wisata pada berbagai destinasi wisata di bali dapat dikaji secara spasial dengan melihat sebaran jumlah akomodasi pada tiap kabupaten, dan penelitian ini menggunakan data jumlah pengunjung wisata pada tiap destinasi wisata di Bali dan mengasosiasikannya dengan jumlah akomodasi pada tiap kabupaten. Hasilnya pola sebaran objek wisata dan wisatawan terdapat di setiap Kabupaten/Kota di Bali dengan aktivitas pariwisata paling besar terdapat Kabupaten Gianyar, Kabupaten Tabanan, Kabupaten Karangasem, Kabupaten Badung, Kota Denpasar, Kabupaten Jembrana, Kabupaten Klungkung, dan Kabupaten Bangli yang mana terdapat hubungan yang signifikan antara pola persebaran wisatawan dengan jenis objek wisata dan kelas penginapannya dimana semakin baik dan banyak fasilitas akomodasi dan objek/atraksi wisata yang ada maka semakin banyak pula pengunjung dan kegiatan kepariwisataan yang ada. ......Bali is one of the leading tourist destinations in Indonesia, the average growth of the number of foreign tourist throughout 2015-2018 reached 13.66%.This research is important to know because the study of typology is very important for tourism development. The purpose of this study is to find out the pattern of tourist distribution based on the distribution of tourist attractions and lodging classes in Bali, where the distribution of tourist visitors in various tourist destinations in Bali can be studied spatially by looking at the distribution of the number of accommodation and the number of tourism object in each district. As a result, the pattern of distribution of tourist attractions and tourists is found in every Regency / City in Bali with the largest tourism activities there are Gianyar Regency, Tabanan Regency, Karangasem Regency, Badung Regency, Denpasar City, Jembrana Regency, Klungkung Regency, and Bangli Regency where there is a significant relationship between the pattern of tourist distribution with the type of tourist attractions and lodging classes where the better and more accommodation facilities and attractions /object that exist, the more visitors and tourism activities there are.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Saadah Herutomo
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1991
307.76 SRI d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library