Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 30 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yok Setiono
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
This paper aims to enlighten some properties of epikrast drainage system due to various local conditions. Karst area covered in this paper is the western part of Mount Sewu extending nearly 2/3 of the karstified area. It belongs to Gn Kidul Regency. Variables identified and measured in the field include secondary porosity and the general feature of geomorphological and hydrological condition. Laboratory analysis was also conducted to acquire data of rock, unfilled material porosity and texture of unfilled material. Drainage system of Mt Sewu karst varies in some localities. The properties of epikarst drainage system are seemingly governed by lithology and geological structure. Since lithology and geological structure are controls of karst type, the drainage system variation is related to the karst type as well.
GEOUGM 32:79-80 (2000)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lengkong, Chriesty Elisabeth
Abstrak :
DAS Tondano Hulu mempunyai arti yang sangat penting dalam pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Minahasa dan Kota Manado. Hal ini dimungkinkan mengingat DAS ini memiliki fungsi perlindungan, terutama dari segi tata air, terhadap seluruh bagian DAS. Adanya aktivitas di bagian hulu akan berdampak, tidak hanya pada wilayah tersebut, tetapi juga pada bagian hilir. Jumlah penduduk di DAS Tondano Hulu semakin meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini mengakibatkan terjadinya peningkatan aktivitas pemanfaatan sumberdaya lahan. Terlebih penduduk yang ada di wilayah ini telah beraktivitas sampai ke lereng-lereng gunung atau daerah marjinal. Salah satu dampak negatif yang terjadi akibat pemanfaatan lahan yang berlebihan adalah laju erosi pada permukaan tanah yang semakin tinggi. Erosi adalah proses pengikisan kulit bumi yang senantiasa terjadi di permukaan bumi. Namun, dengan adanya aktivitas manusia, proses erosi-yang semula terjadi secara alamiah dan berlangsung sangat lambat-dapat dipercepat. Erosi menyebabkan hilangnya lapisan tanah yang subur dan baik untuk pertumbuhan tanaman, berkurangnya kemampuan tanah untuk menyerap dan menahan air, serta mengakibatkan timbulnya pendangkalan (sedimentasi), baik di sungai, danau atau waduk. Untuk mengantisipasi terjadinya laju erosi yang semakin meningkat diperlukan suatu perencanaan dan pengelolaan DAS secara terpadu, khususnya penerapan dari aspek teknis yang salah satu di antaranya dengan menggunakan teknologi Sistem Infonmasi Gcografis (SIG). SIG adalah suatu perangkat yang dapat digunakan untuk inventarisasi dan analisis data yang berhubungan dengan erosi. Penyajian inkrnnasi keruangan SIG adalah berupa pima erosi. Masalah pertama adalah berkaitan dengan laju erosi dan persebarannya yang hingga saat ini belum terinventarisasi dengan baik. Masalah ini dapat diatasi melalui perhitungan laju erosi menggunakan metode Universal Sail Loss Equation (USLE.). Satuan unit analisis yang digunakan adalah bentuk lahan. Melalui perhitungan USLE, laju erosi dapat diklasifikasikan menurut tingkatannya. Masalah kedua adalah berkaitan dengan potensi bahaya erosi dan persebarannya. Potensi bahaya erosi sering disebut tingkat bahaya erosi (TBE). Masalah ini dapat diatasi melalui perhitungan lndeks Bahaya Erosi (IBE) menggunakan konsep Hammer dari data yang telah diketahui laju erosi dan laju erosi yang dapat ditoleransi/Tolerance Soil Loss (TSL). Melalui perhitungan tersebut, maka IBE dapat diklasifikasikan menurut tingkatannya. Informasiinformasi ini penting diketahui untuk pelaksanaan konservasi tanah. Masalah ketiga adalah berkaitan dengan tindakan awal dalam konservasi tanah, yang berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi laju erosi. Dalam metode USLE, digunakan empat faktor yang mempengaruhi erosi. Dengan menggunakan analisis korelasi, maka dari keempat faktor tersebut dapat ditentukan faktor yang paling berpengaruh terhadap laju erosi di wilayah ini. Penelitian ini bertujuan untuk menyediakan sistem informasi yang bersifat geografis atau infornasi spasial dan membangun basis data sumberdaya lahan, berupa pemetaan potensi laju erosi di DAS Tondano Hulu, bagi perencanaan wilayah dan pengambilan keputusan. Berdasarkan permasalahan di atas, dapat disusun hipotesis kerja sebagai berikut: (1) Jika bentuk lahan di DAS Tondano Hulu dianalisis dengan menggunakan nu ti de USLE, maka laju erosi tinggi akan tersebar pada bentuk lahan dengan kemiringan lereng lebih dari 45%, jenis tanah peka erosi, curah hujan tinggi, dan indeks penggunaan lahan yang tinggi; (2) Jika laju erosi pada bentuk lahan dianalisis dengan menggunakan perhitungan IBE, maka laju erosi yang terjadi di wilayah penelitian berada pada TBE tinggi; dan (3) Jika faktor yang mempengaruhi laju erosi dianalisis menggunakan analisis korelasi, maka faktor penggunaan lahan akan diperoleh sebagai faktor yang paling berpengaruh. Penelitian ini bersifat deskriptif-analitik dan dilakukan dengan metode ekposfakto menggunakan pendekatan korelasional. Alat yang digunakan dalam pengolahan dan analisis data adalah (1) SIG yang terdiri dari perangkat lunak AutoCad versi 12 untuk digitasi peta, Arclnfo versi 15.1 untuk pengolahan data spasial, dan ArcView versi 3.1 untuk layout dan pencetakan peta, (2) Perangkat lunak Excel 2000, dan (3) Perangkat lunak Statistical Product and Service Solutions (SPSS) versi 10.00. Di wilayah penelitian terdapat 15 bentuk lahan yang di dalamnya terdapat 74 lokasi dari ke-15 bentuk lahan. Salah satu fungsi analisis yang digunakan dalam SIG adalah overlay peta. Overlay peta dilakukan untuk mendapatkan laju erosi setiap bentuk lahan. Overlay peta dilakukan antara peta bentuk lahan, teknik poligon, jenis tanah, penggunaan lahan, dan lereng, yang di dalamnya telah berisi nilai indeks tiap informasi dari peta-peta tersebut. Untuk mengetahui persebaran laju erosi di DAS Tondano Hulu, laju erosi diklasifikasikan atas lima kelas, yaitu kelas 1 (kurang dari 15 ton/ha/tahun), kelas 2 (15-60 ton/ha/tahun), kelas 3 (60-180 ton/ha/tahun), kelas 4 (180-480 ton/ha/tahun), dan kelas 5 (lebih dari 480 ton/ha/tahun). Dari klasifikasi tersebut, teridentifikasi 32 lokasi bentuk lahan dari 74 lokasi bentuk lahan yang memiliki laju erosi tinggi dan sangat tinggi. Dan tersebar di sebagian besar wilayah penelitian, terutama di Kecamatan Tondano, Eris, dan Remboken, serta di sekitar Gunung Soputan di Kecamatan Langowan. Untuk mengetahui persebaran potensi bahava erosi di DAS Tondano hulu. hail IBE diklasifikasikan atas 4 kelas, yaitu kelas 1 (kurang dari 1,00), kolas 2 (1,00-4,00), kelas 3 (4,00-10,00), dan kelas 4 (lebih dari 10,00). Dari basil klasifikasi tersebut, teridentifikasi 36 lokasi bentuk lahan dari 74 lokasi bentuk lahan yang memiliki TBE tinggi dan sangat tinggi. Dan tersebar di Kecamatan Tondano, Eris, dan Remboken. serta di sekitar Gunung Soputan di Kecamatan Langowan. Analisis statistik yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis korelasi Karl Pearson dan analisis regresi berganda (koefisien korelasi dan koefisien regresi). Hasil analisis korelasi Karl Pearson menunjukkan bahwa korelasi antara laju erosi dengan penggunaan lahan adalah yang paling kuat, yaitu 0,68. Sedangkan koefisien korelasi dan koefisien regresi dari analisis regresi berganda secara berturut-turut adalah 0,911 dan 0,829. Koefisien korelasi menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara laju erosi dan keempat komponen USLE . Sedangkan basil koefisien regresi menunjukkan bahwa 83% dijelaskan oleh keempat komponen LISLE, sisanya dijelaskan oleh faktor-faktor lain, yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Laju erosi tinggi dan sangat tinggi tersebar pada bentuk lahan dengan curate hujan yang tinggi (indeks erosivitas rata-rata diatas 1000), jenis tanah yang peka erosi (didominasi oleh Alfic hapludands), kemiringan iereng lebih dari 45%, dan indeks penggunaan lahan yang tinggi (didominasi oleh kebun campuran, cengkeh, dan belukar). 2. Laju erosi yang terjadi di DAS Tondano Hulu telah berada di atas batas laju erosi yang dapat ditoleransi dan berada pada tingkat bahaya erosi tinggi dan sangat tinggi. 3. Faktor penggunaan lahan adalah faktor yang paling mempengaruhi laju erosi di DAS Tondano Hulu.
Tondano Upper Watershed plays an important role in developing implementation at Minahasa District and Manado City. Because this watershed has a protection function, especially for water supply to a whole watershed from upper to lower. Activities that happen at the upper will impact not only at that area, but also to the lower area. Population of Tondano Upper Watershed has been increasing for years. So, people demands on land for a living will be increasing. Because land area is limited, so people are going to inhabit on slopes of hills or mountains or even at marginal area to land utility. One of the negative impacts of overwhelming land utility is soil erosion. Soil erosion is physical removal of topsoil process that happens at all the time. But, it becomes serious, when the process is accelerated by human activity. Soil erosion caused loss of fertile soil, lack of soil capability to absorb and restrain water, and sedimentation in rivers, lakes, or reservoirs. Watershed management and planning have been needed to anticipate erosion rates that have been increasing, especially in focus to technical aspects. One of them is by using Geographical Information Systems (GIS) technology. GIS is a tool that is used for inventory and spatial analysis of soil erosion. Output from GIS for this research is spatial potentially of erosion. The first problem is distribution of erosion rates that have not been recorded yet. This problem can be identified by predicting soil erosion, using Universal Soil Loss Equation (USLE) method. The unit of analysis is landform. By using USLE, erosion rates can be classified in its classes. The second problem is distribution of erosion hazard assessment. This problem can be estimated by calculating erosion hazard index, using Hammer's concept. The erosion hazard index is derived from tolerance soil loss identification and erosion rate. Erosion hazard index can be classified in its classes. This information is important to know for implementing land conservation. The third problem focuses on factors of erosion which are the most influence on erosion rates within this watershed. This problem can be analyzed by using statistic of analyses, such as Karl Pearson correlations and multiple regression analysis. The purpose of this research is providing geographic information systems or spatial information and setting up land resources data base, such as erosion rates potential maps at Tondano Upper Watershed for regional planning and input for decision makers. According to the research problems stated above, the hypotheses are as follows: 1. If landforms at Tondano Upper Watershed were analyzed by using USLE method, then high erosion rates would distribute to region with slope more than 45%, lack of resistance of soil, high rainfall, and high of land use index. 2. If erosion rates on land form were analyzed by using I13E, then the erosion rates would achieve at high erosion hazard level. 3. If factors of erosion were analyzed by using correlations analyses, then land use factor would be the most factors influencing erosion. The type of this research is descriptive-analytic, using expos-facto method focusing on correlation approaches. Tools used in data processing and analysis are (1) GIS, such as AutoCad version I2 for diggit.asing, Arclnfo version 3.5.1 for data spatial processing, ArcView version 3.1 for output. (2) Excel 2000, and (3) SPSS version 10.00. There arc 15 landforms in this research area, covering 74 locations of 15 landforms. Analysis function that is used in GIS is overlaying techniques. Overlay is done to get erosion rates on landforms. A logical overlay involves finding those areas, in these case landforms, where a specified set of conditions occur (or not at the same time) together (Aronoff, 1993:208). The overlaying techniques are between land form map and polygon technique map, soil map, slope map, and land use map. Erosion rates on landforms are classed into five classes, there are first class (less than 15 ton/ha/yr), second class (15-60 ton/ha/yr), third class (60-180 ton/ha/yr), fourth class (180-480 ton/ha/yr), and fifth class (more than 480 ton/ha/yr). Identified 32 locations of landforms from 74 locations of landforms have high and very high erosion rates. Those are distributed in a large part of research area, especially at Kecamatan Tondano, Ens, and Remboken, also at the slope of Soputan Mount in Kecamatan Langowan. Erosion hazards index on landforms are classified into four classes, consisting of first class (less than 1,00), second class (1,00-4,00), third class (4,00-10,00), and fourth class (more than 10,00). Identified 55 locations of landforms from 74 locations of landforms which are above TSL and identified 36 locations from 74 locations of landforms have high and very high erosion hazard levels. Those are distributed in Kecamatan Tondano, Eris, and Remboken, also in the slope of Soputan Mount in Kecamatan Langowan. Statistical analyzes that are used in this research are Karl Pearson correlations and multiple regression analysis (coefficient correlations and coefficient regression). Karl Pearson correlations indicate that land use factors is the most factor influencing erosion rates, that is 0,68. The coefficient correlation and coefficient regression is 0,911 and 0,829 respectively. Coefficient correlations indicate there are strong relationships between erosion rates and factors of erosion. While coefficient regression indicates that 83% can be explained with factors of erosion and the rest can be explained with other factors which are not examined in this research. The conclusions of this research are as follows: 1. Distributions of high and very high erosion rates are around the area of high rainfall (erositivity index means above 1000), erodible soil type (dominated by Alfic hapludands), slope above 45%, and high land use index (dominated by mixed garden, clove, and shrub. 2. Erosion rates in this area has achieved above TSL as well as in high and very high erosion hazard level. 3. Land use factor is the most factor influencing erosion at Tondano Upper Watershed.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2001
T4009
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Adanya perubahan penggunaan lahan dari lahan pertanian dan Iahan kosong menjadi kawasan perumahan mengakibatkan meningkatnya Koefisien Dasar Bangunan (KDB). Dengan meningkatnya KDB mengakibatkan meningkatnya pula Koefisien Run-off serta mengecilnya Koefisien infiltrasi.

Dengan terjadinya peningkatan koetisien Run-off maka pada saat musim hujan dengan intensitas yang cukup tinggi akan menyebabkan terjadinya barnir dalam waktu yang relatif singkat. Bila hal ini terjadi dan tidak tersedianya Saluran Drainasi yang mempunyai kapasitas daya tampung yang cukup memadai akan mengakibatkan luapan disekitar saluran darainasi dan luapan pada tempat-tempat yang mempunyai elevasi yang Iebih rendah dari Muka Air Banjir. Upaya mengurangi meningkatnya koefisien run-off dan memperbesar koefisien infillrasi salah satunya adalah dengan membuat Sumur resapan

Perubahan KDB dilingkungan Perumahan Bintaro Jaya pada saat ini nampaknya menjadi penyebab terjadinya banjir di bagian hilir perumahan ini sehingga diperlukan studi untuk malakukan Evaluasi Sistem Saluran Drainasi yang ada.

Studi ini meliputi perhitungan kapasitas disain untuk 5 dan 10 tahun dan membandingkannya dengan kapasitas drainasi eksisting, serta menghitung sistem drainasi dengan sumur resapan yang memenuhi kriteria hidrologi dan hidrolika yang sesuai sebagai salah satu upaya memperbesar infiltrasi dan mengurangi koefisien run-off.

Hasil studi dan cvaluasi menghasilkan kapasitas saluran eksisting Qeks sebesar = 44-041 M3/del pada Tilik Pcngamatan II A Sub catchman area 20, 2a di segmen penampang Titik S| s/d Sm. Nilai ini Iebih besar dari Debit domestik maksimum Q65 = 26.096 M3/det dan Qdm = 30.047 M3/det sehingga saluran eksisting yang ada masih aman untuk menampung debit banjir dengan periode ulang 5 Tahun dan 10 Tahun.

Sedangkan pada Titik Pengamatan H B Sub catchman area 20, 2a, 2b di segmen penampang S21 s/d S29 yang kapasitas saluran eksistingnya Qeks = 36.033 M3/det dan debit banjir rencana Qdj = 32.4l5 M3/det serta Qam = 37.323 M3/del, artinya saluran eksisting masih aman untuk menampung debit banjir dengan untuk periode ulang 5 tahun tetapi tidak mampu dan aman untuk menampung debit disain 10 tahun.

Agar saluran eksisting pada segmen ini tetap aman dan mampu untuk menampung debit disain yang direncanakan, salah satu alternatifnya adalah membuat sumur resapan. Sumur resapan dibuat dengan ukuran 1.20 x 1.20 M2 dengan kedalaman berpariasi sesuai dengan besar kecilnya tipe bangunan
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S35631
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Putri
Abstrak :
Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung adalah salah satu sumber air permukaan yang penting bagi Jakarta dan Jawa Barat, Indonesia, yang menjadi tumpuan hidup bagi jutaan penduduk. Namun, sungai Ciliwung mengalir melalui daerah-daerah yang padat penduduk di Jakarta, sehingga kebutuhan akan air terutama untuk keperluan domestik menjadi sangat tinggi. Meskipun kebutuhan ini tinggi, DAS Ciliwung telah mengalami degradasi yang menyebabkan penurunan pasokan air sehingga berkontribusi pada fenomena kekeringan di wilayah tersebut. Analisis fenomena kekeringan ini akan menggunakan metode Standardized Precipitation Index (SPI) selama periode 42 tahun. Analisis ini menyatakan bahwa daerah-daerah tertentu dalam DAS ternyata lebih rentan terhadap kondisi kekeringan parah yang terjadi akibat perubahan pola presipitasi. Perbandingan data hasil SPI dari tahun 1980-1999 dan 2000-2022 menunjukkan pergeseran signifikan dalam pola presipitasi, yang mengindikasikan peningkatan kekeringan meteorologis akibat perubahan iklim. Analisis ini, berdasarkan data dari 13 stasiun hujan, menunjukkan hasil yang mencolok bahwa daerah yang paling kering teridentifikasi di sekitar FTUI, dengan 141 kasus kekeringan tercatat dari tahun 2003-2022 dan peningkatan keseluruhan kekeringan di DAS Ciliwung dari 53,95% selama periode 1980-1999 menjadi 61,23% pada periode 2000-2022, serta penurunan kebasahan dari 46,05% menjadi 38,77%, yang pada garis besar menunjukkan peningkatan kekeringan sebesar 7,28%. ......The Ciliwung Watershed is a crucial source of surface water for Jakarta and West Java, Indonesia, serving as a lifeline for millions of residents. The Ciliwung River flows through densely populated areas in Jakarta, leading to a high demand for water primarily for domestic purposes. Despite this demand, watershed degradation has led to a decrease in water supply, contributing to drought phenomena in the region. This thesis analyzes this drought phenomena using the Standardized Precipitation Index (SPI) method over a 42-years period. The analysis reveals that certain areas within the watershed are more prone to severe drought conditions, potentially linked to changes in precipitation patterns. A comparison of SPI data from 1980-1999 and 2000-2022 highlights significant shifts in precipitation patterns, suggesting an increase in meteorological droughts due to climate change. The analysis, based on data from 13 rainfall stations, shows a notable result of the driest area identified is around FTUI, with 141 drought cases recorded from 2003-2022 and increase in overall Ciliwung Watershed dryness from 53.95% during the 1980-1999 period to 61.23% in the 2000-2022 period, and a corresponding decrease in wetness from 46.05% to 38.77%, indicating a 7.28% increase in dryness.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Kusumawardhani
Abstrak :
ABSTRAK
Banjir merupakan salah satu masalah yang dihadapi kota Jakarta tiap tahunnya. Salah satu bentuk dari penanganan masalah banjir tersebut adalah pembangunan Kanal Banjir Timur. Kanal Banjir Timur diharapkan dapat mengurangi banjir pada kawasan Timur dan Utara Jakarta. Akan tetapi, pembangunan tersebut tidak langsung menjadikan kawasan tersebut bebas banjir. Hasil penelitian sebelumnya menyatakan bahwa dengan adanya kanal Banjir Timur, potensi genangan yang mungkin terjadi adalah di kawasan Cakung Lama Susanti, 2017 . Pada kenyataannya pada tahun 2017 masih ditemui genangan di kawasan Sunter terutama pada Kelapa Gading. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab genangan yang terjadi di kawasan tersebut, dengan cara mengevaluasi kapasitas saluran di sistem drainase mikro Kelapa Gading menggunakan permodelan hidrologi HEC-RAS dan Win-TR. Hasil simulasi yang dilakukan diketahui bahwa beberapa saluran drainase mikronya tidak dapat menampung debit banjir yang ada, sehingga mengakibatkan genangan di beberapa daerah di Kelapa Gading. Berdasarkan hasil tersebut dapat disinpulkan bahwa Sistem Drainase Mikro pada kawasan tersebut tidak efektif dalam menampung debit banjir yang ada.
ABSTRACT
Flood is one of the problems that Jakarta is facing almost annually. To handle the issue, the government took an action to build East Flood Canal. The canal construction is expected to reduce flood especially in the east and north region of Jakarta. However, the construction did not make the area immediately free of flood risk. Previous study Susanti, 2017 showed that even with the existence of East Flood Canal, potential inundations may still happen, specifically in Cakung Lama area. In 2017 there were still several inundation points in Sunter area, especially in Kelapa Gading. This research aims to identify the cause of inundations in the area by evaluating channel capacity in micro drainage system in Kelapa Gading using hydrological model HEC RAS and WinTR. The simulations result showed that several channels in the system cannot accommodate the inflow, hence causing inundation in some areas in Kelapa Gading area. According to the simulation results, it can be concluded that the Micro Drainage Sysrem in Kelapa Gading is not effective to accomodate the inflow from local rain.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Setyo Pambudi
Abstrak :
One of strategic watersheds in Indonesia is the Ciliwung watershed. The rapid growth of development in this watershed has resulted in reduced forested lands and water catchment areas. The critical point is when the upstream area as a buffer zone also experiences uncontrolled land conversion for various purposes. Indonesia Law Number 41 of 1999 concerning Forestry, Article 18 contains a mandate for the Government to determine and to maintain the adequacy of forest cover in each watershed. This research seeks to understand the condition of rehabilitation and deforestation of forested land in Bogor Regency as the upstream of the Ciliwung watershed which affects its downstream water system in DKI Jakarta Province. By applying system dynamics modelling, it is expected that an ideal scenario of rehabilitation which the government must undertake will be identified to cope with deforestation rates in forested upstream watersheds. The methodological approach applied in this paper is a mixed method with system dynamics - based analysis methods. The results of model simulations carried out in Business as Usual conditions and Simulation of Scenarios Model going forward to 2060. From the alternative scenarios available, it reveals that the rehabilitation capability scenario of 3.6% / year is the most optimal in order to overtake deforestation rates in the upstream Ciliwung watershed. If the simulation setting is extended to 2100, the maximum area of ​​forested land in 2090 will be 8,134.05 ha (still below the carrying capacity of the available forest area).
Jakarta: Badan Perencanaan PembangunaN Nasional (BAPPENAS), 2020
330 JPP 4:3 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Taniguchi, Makoto, editor
Abstrak :
Recent findings on the interaction of water from land, oceans, and the atmosphere encourage researchers to undertake collaborative work that goes beyond the boundaries of each discipline, be it oceanography, surface and subsurface hydrology, climatology, or glaciology. Drawing on all these fields, the book focuses on two major boundaries, that between surface water and ground water, and that between terrestrial water and ocean water.
Tokyo : Springer, 2012
e20405673
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Rusli Nur Ali Aziz
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini mencoba memformulasikan kebijakan pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum dalam kerangka pengendalian banjir di Kabupaten Bandung. Model dinamis digunakan untuk menggambarkan sistem dan mengetahui faktor pengungkit (leverage factor) serta kebijakan yang diambil untuk mengoptimalkan pengelolaan DAS Citarum dalam pengendalian banjir. Salah satu temuan penting dalam dalam penelitian ini adalah Pengaruh Subsistem Gangguan Lingkungan terhadap subsistem lain sangat kuat. Sebelum anggaran semakin dominan, Gangguan Lingkungan mampu menurunkan Area Terbuka Hijau ke level sangat rendah. Selain itu, Gangguan Lingkungan juga mendorong penurunan Kapasitas Citarum sekalipun Anggaran terus membesar. Peran Pendidikan saat ini belum mampu mereduksi tingkat gangguan lingkungan.
ABSTRACT
This study is to formulate a Riverbasin ( DAS ) Management Policy in the framework of Citarum flood control in Bandung Regency. A System Dynamics model is used to describe the system and to identify the leverage factors as well as alternative policies for optimizing the management of the Citarum Riverbasin Flood Control. The most important finding in this study is the very strong impact of Environmental Disturbance Subsystem to other subsystems. The Environmental Disturbance reduces Green Open Areas to a very low level before Budget dominates it in the system. In addition, the Environmental Disturbance also push down the Citarum Capacity despite the Budget rises continously. The role of the existing education among the society has not been able to reduce the level of the Environmental Disturbance.
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T39385
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mursid
Abstrak :

ABSTRAK
Pertumbuhan sosial ekonomi masyarakat dan perkembangan pemukiman dalam wilayah administrasi yang masuk kedalam daerah aliran sungai Ciliwung menyebabkan terjadinya laju perubahan penggunaan lahan yang cukup tinggi. Keadaan ini menyebabkan secara langsung berubahnya koefisien aliran dari daerah aliran sungai Ciliwung ini, sehingga debit banjir yang terjadi didaerah aliran sungai Ciliwung ini juga berubah.

Analisa yang dilakukan antara lain terhadap beberapa data dan literamr yang dapat membetikan gambaran tentang perubahan penggunaan lahan di dalam wilayah administrasi yang terrnasuk dalam daerah aliran sungai Ciliwung. Selain analisa terhadap perubahan penggunaan lahan juga dilakukan analisa terhadap data hidrologi untuk memperhitungkan curah hujan rencana dan debit banjir rencana, yang mempenaruhi besamya debit banjir sungai Ciliwung, yang teijadi pada daerah pengamatan tepatnya di Pintu Air Manggarai, Jakarta Selatan.

Analisa yang dilakukan menggunakan beberapa metoda yang umum digunakan, untuk analisa frequency yaitu metoda Gumbel dan Log Pearson Type III, serta analisa debit banjir rencana menggunakan metoda Melchior, Haspers, Rasional dan Hidrograf Banjir metoda Nakayasu dengan kondisi data yang ada. Dari hasil analisa terlebih dahulu dilakukan pengujian atau rnembandingkan hasil analisa, untuk menetapkan analisa yang dianggap hasilnya mendekati keadaan yang sesungguhnya dari beberapa metoda analisa yang digunakan.

Dari hasil analisa yang dilakukan terhadap seri data tata guna lahan temyata penggunaan lahan pada daerah aliran sungai Ciliwung terjadi perubahan komposisi penggunaan lahannya, yang berakibat langsung terhadap besarnya debit banjir. I-Ial ini dapat dibuktikan melalui hasil analisa pembahan debit banjir di penampang PR 152 Pintu Air Manggarai.

Berdasarkan hasil analisa Perubahan Penggunaan Lahan Daerah Aliran Sungai Ciliwung Terhadap Debit Banjir tersebut, diharapkan pihak yang terkait, dapat mengambilnya sebagai gambaran untuk menentukan kebijakan terhadap penggunaan lahan pada Daerah Aliran Sungai dan kondisi alur sungai Ciliwung di masa yang akan datang.
1997
S35065
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>