Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S36516
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nandy Setiadi Djaya Putra
Abstrak :
ABSTRAK
Air yang tercemar hilang sifat kejernihannya dan berubah menjadi keruh. Dalam kondisi yang demikian, kadar oksigen yang ada dalam air semakin menyusut karena udara di atmosfir tidak dapat berdifusi secara natural ke dalam air yang keruh. Sebagai akibatnya banyak makhluk hidup dalam air mengalami kekurangan oksigen dan akhirnya mati. Untuk mengatasi keadaan ini sudah banyak diperkenalkan dan digunakan alat pen-supply gelembung-gelembung udara kedalam air. Tetapi alat ini kurang menjamin tambahan kandungan oksigen dalam air karena kejernihan air tidak turut diatasi. Air yang jernih akan lebih banyak menyerap oksigen baik dari udara secara natural maupun dari gelembung-gelembung udara.

Sehubungan dengan itu, diteliti pengaruh penggabungan proses filterasi dan aerasi pada suatu air limbah tertentu terhadap bertambahnya konsentrasi oksigen di dalam air dan kemampuan menghilangkan kekeruhan air yang sudah tercemar, sehingga akan lebih membantu pekerjaan mikroorganisme khususnya aerob dalam mengurai zat-zat terkandung serta mengurangi kematian mahluk di dalam air.

Dalam perancangan peralatan ini, aplikasi dari fenomena separasi diterapkan, untuk memperoleh sistem aerasi yang diinginakan. Untuk sistem filter digunakan pasir. sebagai medianya.

Untuk kerja peralatan Aerofilt ini menujukan kemampuan peningkatan kandungan oksigen di dalam air serta menurunkan suspended solid yang ada di dalam air.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Audia Amandaru Wardhana
Abstrak :
IPAL Setu Babakan adalah instalasi pengolahan air limbah berskala komunal yang memiliki kapasitas 600 m3 per hari. IPAL Setu Babakan mengolah grey water dari masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi, air hujan, serta limbah peternakan sekitar. Pengolahan air limbah dilakukan secara biologis menggunakan gabungan sistem Extended Aeration dan Moving Bed Bioreactor dengan media kaldnes K3. Efisiensi aktual di IPAL Setu Babakan untuk parameter COD, BOD, TSS, dan amonia sebesar 64,2%, 60,47%, 33,33%, dan 41,09%. Namun, effluen yang dihasilkan belum memenuhi PP Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Lampiran IV. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh rasio volume media kaldnes K3 dengan pengisian 0%, 10%, 20%, dan 30% terhadap efisiensi penurunan COD, BOD, TSS, dan amonia pada proses aerasi untuk memperoleh pengolahan yang optimal. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan reaktor dengan pengisian volume media kaldnes 30% menghasilkan pengolahan paling optimal dibandingkan 0%, 10%, dan 20% dengan peningkatan efisiensi sebesar 79,55%, 79,55%, 73,21%, dan 68,15%. Hasil evaluasi IPAL menunjukan kurang optimalnya IPAL Setu Babakan berdasarkan penurunan kadar COD, BOD, dan amonia yang belum signifikan sehingga proses aerasi menggunakan media kaldnes K3 dengan rasio 30% dapat menjadi salah satu alternatif perbaikan dalam meningkatkan efisiensi pengolahan air limbah pada IPAL Setu Babakan.  ......Setu Babakan Wastewater Treatment Plant (WWTP) is a communal wastewater treatment facility with a capacity of 600 m3 per day. Setu Babakan WWTP treats greywater from domestic activity, rainwater, and nearby farm waste. The wastewater treatment is done biologically using a combination of the Extended Aeration and Moving Bed Bioreactor systems with Kaldnes K3 media. The treatment efficiency for COD, BOD, TSS, and ammonia parameters is 64.2%, 60.47%, 33.33%, and 41.09% respectively. The effluent produced does not yet meet the requirements of Government Regulation No 22/ 2021. This research aims to determine the effect of the ratio of Kaldnes K3 media volume of 0%, 10%, 20%, and 30% on the efficiency of COD, BOD, TSS, and ammonia removal in the aeration process to achieve optimal treatment. Based on the research results, it was found that the reactor with a 30% fill volume of Kaldnes media produced the most optimal treatment compared to 0%, 10%, and 20%, with an increase in efficiency of 79.55%, 79.55%, 73.21%, and 68.15% for COD, BOD, TSS, and ammonia, respectively. The evaluation of the wastewater treatment facility shows that IPAL Setu Babakan is suboptimal based on the insignificant reduction in COD, BOD, and ammonia levels. Therefore, the aeration process using Kaldnes K3 media with a 30% volume ratio can be considered as an alternative improvement to enhance the efficiency of wastewater treatment at IPAL Setu Babakan.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dithamara Badzlin
Abstrak :
ABSTRAK
Lahan basah buatan merupakan salah satu teknologi alternatif pengolahan air limbah dengan kriteria biaya yang ekonomis dan mudah diaplikasikan. Namun, pada sistem lahan basah buatan konvensional, proses degradasi polutan oleh mikroorganisme dari air limbah seringkali terbatas pada ketersediaan oksigen terlarut. Salah satu solusi yang dapat diterapkan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan modifikasi lahan basah buatan melalui sistem aerasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan membandingkan efisiensi penyisihan polutan dari air limbah kantin dengan menggunakan lahan basah buatan tanpa sistem aerasi dan dengan sistem aerasi. Penelitian ini menerapkan lahan basah buatan aliran horizontal bawah permukaan secara batch dengan menggunakan tanaman Canna indica dan kombinasi media berupa kerikil dan pasir. Pada lahan basah buatan dengan sistem aerasi, dipasang aerator di bagian inlet dan outlet reaktor yang dioperasikan selama 4 jam/hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata efisiensi penyisihan polutan dengan lahan basah buatan tanpa sistem aerasi dan dengan sistem aerasi masing-masing adalah sebesar 83,02 dan 94,62 untuk COD, 90,10 dan 97,84 untuk TSS, 60,74 dan 84,17 untuk amonia, 32,26 dan 33,06 untuk minyak lemak, serta 89,16 dan 92,24 untuk MBAS. Dari hasil tersebut, maka lahan basah buatan dengan modifikasi berupa sistem aerasi dapat menyisihkan polutan pada air limbah kantin secara lebih optimal jika dibandingkan dengan lahan basah buatan tanpa sistem aerasi.
ABSTRACT
Constructed wetlands is a simple and cost effective technology alternative for wastewater treatment. However, oxygen supply in conventional constructed wetlands cannot fully meet the requirement for the process of wastewater pollutants degradation by microorganisms. Artificial aeration system is proposed as a solution to enhance the oxygen availability in constructed wetland beds. The aim of this study is to analyze and compare removal rate of pollutant in canteen wastewater by conventional constructed wetland and modified constructed wetland with artificial aeration. This study applied horizontal subsurface flow constructed wetlands with batch system planted with Canna indica and the types media used are gravel and sand. In modified constructed wetland, aerators located in the bed inlet and outlet which are operated for 4 hours day. The results shows that the average removal rate with conventional and modified constructed wetland are respectively 83,02 and 94,62 for COD, 90,10 and 97,84 for TSS, 60,74 and 84,17 for ammonia, 32,26 and 33,06 for grease, also 89,16 and 92,24 for MBAS. According to the results, modified constructed wetland with artificial aeration is more efficient to remove pollutants in canteen wastewater than conventional constructed wetland without artificial aeration.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library