Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 63 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dwi Prapti Sri Margiasih
Abstrak :
ABSTRAK
Perubahan fungsi lahan dari lahan pertanian menjadi tempat pemukiman ternyata banyak menimbulkan masalah. Lahan pertanian sekarang ini terutama yang berada disekitar perkotaan banyak yang dirubah menjadi tempat tinggal. Salah satu masalah yang ditimbulkan dengan adanya perobahan ini terutama masalah air bersih.

Pondok Ungu adalah daerah perumahan yang baru, sebagai sumber air bersih ternyata masyarakat Pondok Ungu menggunakan air tanah. penggunaan air tanah sebagai sumber air bersih terutama di daerah pertanian ternyata kurang baik. Air tanah didaerah pondok Ungu ini ternyata banyak mengandung senyawa-senyawa nitrogen seperti amonia, flitrit, dan nitrat.

Amonia adalah salah satu senyawa yang menurut persyaratan air bersih tidak diperkenakan ada. Adanya amonia dalam air menunjukan bahwa dalam air tersebut masih terjadi proses peruraian.

Untuk menghilangkan amonia dan dalam air dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain dengan melakukan penyaringan. Penyaringan air yang dilakukan dengan menggunakan suatu model saringan yang dibuat dengan mengkombinasikan pasir dan kerikil. Penggunaan kerikil bertujuan agar terjadi proses aerasi pada waktu dilakukan proses penyaringan.

Ketebalan lapisan kerikil yang dipergunakan diperoleh dengan cara percobaan yang berulang-ulang. Dari hasil percobaan yang dilakukan ternyata diperoleh ketebalan setinggi 32,57 cm dengan diameter antara 15-20 min adalah merupakan ukuran yang paling efektif dalam menurunkan amonia dari dalam air.
1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hamid Dewa Saputra
Abstrak :
Slow sand filter merupakan salah satu jenis pengolahan air sederhana yang efektif untuk diaplikasikan pada skala pelayanan yang kecil, khususnya pada area dengan populasi di bawah 30000 orang. Salah satu alternatif media yang banyak diteliti untuk digunakan sebagai media tambahan pada slow sand filter adalah geotekstil non-woven, di mana dalam beberapa penelitian penambahan media ini terbukti mampu menunjang performa slow sand filter, khususnya dalam penyisihan parameter kekeruhan dan total koliform, serta mampu meningkatkan efisiensi pemeliharaan terhadap instalasi unit. Pada penelitian ini, disusun rancangan pengolahan slow sand filter dengan tambahan media geotekstil untuk digunakan sebagai alternatif pengolahan air bersih untuk mendukung kebutuhan air bersih harian di Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) yang terus meningkat akibat bertambahnya jumlah sivitas akademik setiap tahunnya. Berdasarkan perhitungan proyeksi menggunakan metode regresi linear dan decreasing rate of increase (DRI), jumlah sivitas akademik FTUI mencapai 10735 orang pada tahun 2042 dengan proyeksi kebutuhan air sebesar 6,8 L/detik. Melalui tahapan perancangan, ditetapkan rangkaian instalasi yang terdiri dari bangunan submerged intake, roughing filter, slow sand filter geotekstil, dan unit klorinasi untuk mengolah air Danau Mahoni UI untuk dapat digunakan sebagai sumber air bersih di FTUI. Perhitungan desain untuk masing-masing unit mengacu pada buku pedoman teknis desain pengolahan air dan penelitian yang telah ada sebelumnya. Berdasarkan hasil perhitungan desain, dapat dicapai kualitas air hasil olahan dengan nilai kekeruhan 1,75 NTU dan total koliform 0 CFU/100 mL. Kedua parameter tersebut telah memenuhi persyaratan kualitas air minum berdasarkan Permenkes RI Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010. ......A slow sand filter is one type of simple water treatment method that is effective to be applied to a small community, especially in areas with under 30000 population. One alternative media that has been widely studied for use as an additional media in slow sand filters is non-woven geotextiles, wherein some studies the addition of this media has proven to be able to support the performance of slow sand filters, especially in the removal of turbidity and total coliform, as well as being able to increase maintenance efficiency of the installation. In this research, a geotextile aided slow sand filter was designed to be used as an alternative water treatment method to supports the daily clean water needs at the Faculty of Engineering, Universitas Indonesia (FTUI) which continues to increase due to the increasing number of students each year. Through population forecasting using the linear regression and decreasing rate of increase (DRI) methods, the number of FTUI academicians reached 10735 people in 2042 with a projected water requirement of 6.8 L/s. Through design, a series of installations were set up consisting of submerged intake building, roughing filter, geotextile aided slow sand filter, and chlorination unit to treat water from Lake Mahoni UI to be used as a source of clean water in FTUI. Design calculations for each unit are based on water treatment building technical guideline books and existing studies. Based on the results of design calculations, it can be achieved the quality of treated water with a turbidity value of 1.75 NTU and a total coliform of 0 CFU/100 mL. Both of these parameters have met the drinking water quality requirements based on Permenkes RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erdwin Hendriyanto Saputra
Abstrak :
Air merupakan unsur alam yang sangat penting untuk setiap makhluk hidup. Berdasarkan sumbernya saat ini banyak sumber air permukaan yang telah tercemari maka dari itu perlu adanya pengolahan sebelum menggunakan air permukaan dan salah satu metodenya yaitu filtrasi dengan jenis saringan pasir lambat dikarena berdasarkan beberapa literatur saringan pasir lambat cocok digunakan dengan nilai kekeruhan dibawah 50 NTU. Penelitian ini bertujuan memberikan referensi kepada UI terutama Fakultas Teknik UI terkait dengan unit-unit pengolahan air dan desainnya berdasarkan kualitas sumber air baku yaitu Danau Mahoni UI. Pengolahan air baku berfokus pada unit filtrasi dengan jenis saringan pasir lambat yang bermediakan zeolit dan pasir silika untuk menghilangkan besi dan mangan dengan komposisi 1,2 mg/L dan 1,3 mg/L. Filtrasi diharapkan dapat melayani Fakultas Teknik UI sampai dengan 2042 dan setelah dilakukan proyeksi kebutuhan air bersih pada tahun 2042 dibutuhkan air bersih sebanyak 19,67 L/detik. Pada perancangan unit ini data yang digunakan untuk berasal dari beberapa jurnal seperti nilai ketebalan zeolit 30 cm, silika 60 cm, kecepatan filtrasi 0,2 m/jam, dan efisiensi 95% serta waktu detensi 24 jam dan hasil perhitungan, penulis mendapatkan luas setiap unit yaitu bangunan intake 10,8 m2, bak penghubung 5,4 m2, suction well 7,9 m2, roughing filter 142,56 m2, slow sand filter 532 m2, bak pencuci media 361 m2, desinfeksi 12,96 m2, reservoir 141,12 m2, dan rumah pompa distribusi 9 m2. Berdasarkan hasil studi literatur dan perhitungan yang dilakukan diharapkan air hasil pengolahan dapat memenuhi kualitas air menurut Permenkes RI No 492 tahun 2010.
Water is one of the natural elements that is very important for every living thing. Based on the current sources, many surface water sources have been contaminated and therefore need further treatment before using it. Theres many possible way to treatment surface water and one of the methods is filtration using a slow sand filter because based on some literature, slow sand filters are suitable for use with turbidity values below 50 NTU. This study aims to provide a reference to the University of Indonesia, especially the Faculty of Engineering related to water treatment units and design based on the quality of raw water sources located on Lake Mahoni University of Indonesia. Raw water treatment focuses on filtration units with a type of slow sand filter that provides zeolite and silica sand to remove iron and manganese with a composition of 1.2 mg/L and 1.3 mg/L. This filtration is expected to serve the Faculty of Engineering until 2042 and after projecting, 19,67 L/s of clean water is needed until 2042. In this study, the design of the unit that will be used are intake building, suction well, centrifugal pump, closed transmission line, slow sand filter, disinfection, reservoir, and distribution pump housing. The data used for this design come from several journals such as media thickness, filtration speed, and removal efficiency values ​​with a thickness value of 30 cm zeolite, silica 60 cm, filtration speed 0.2 m/hour, and 95% efficiency and detention time 24 hours. The calculation results show that the area of each unit needed are 10,8 m2 for intake building 5,4 m2 for connecting rods, suction well around 7.9 m2, roughing filter 142,56 m2, slow sand filter around 532 m2, media washing basin around 361 m2, disinfection around 12,96 m2, reservoir around 141,12 m2, and 9 m2 for distribution pump house; and by that the treated water can comply with water quality standards according to the PERMENKES No 492 in 2010.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adrian Wasistoadi Budiarto
Abstrak :
Water is one of the very necessary essence in human life aspects, which education is being one of them. As one of the best universities in Indonesia, University of Indonesia provides and find some ways to save clean water by minimizing the use amount of it, especially to reduce groundwater uses, as its noted in the UI GreenMetric purpose of clean water category. However, one of the faculties in UI, which is the Faculty of Nursing (FIK UI), have used a massive amount of groundwater in 2018 and 2019, with the amount number being 2.115.240 litres and 2.010.960 litres respectivel. FIK UI must find an alternative of water source other than groundwater, such as surface water. The purpose of this research is to design a water treatment system using the Agathis UI Lake water as the source to serve FIK UI need of clean water until 2042. The operation unit being the main focus of this designing process is the filtration using slow sand filter with silica sand and granular activated carbon as the filter medias, which both known effective to reduce iron, manganese, and fecal coliform concentration in raw water as the three parameters are important criterias in the Indonesias Health Minister Rule number 492 year 2010 about The Criterias of Drinking Water Quality. The amount of clean water need of FIK UI projected is 2,82 L/s. This design based on literatures and legal standards, especially in deciding the removal efficiency of the three parameters being said before of the slow sand filter. Based on the review of literatures, journals, and experiment results being done by others, the slow sand filter of this water treatment design can reach the removal efficiency of iron, manganese, and fecal coliform by 95,07%; 97,09%; and 99% respectively if the filter have 60 cm thick of silica sand above and 40 cm of granular activated carbon underneath the sand. One intake unit, two suction wells with two centrifugal pumps, one conveyance system, two slow sand filter units, one disinfection and reservoir unit, and two filter media cleaning units created to produce 3,8 L/s of clean water for FIK UI until 2042.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghina Aldila Cahyani
Abstrak :
Mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Tangerang yaitu meningkatkan cakupan pelayanan SPAM sebesar 65% pada tahun 2023, salah satu langkah mewujudkan rencana tersebut dengan meningkatkan kapasitas penyerapan IPAM Cikokol sebesar 300 l/s sehingga kapasitas debit IPAM Cikokol dari 1275 l/s menjadi 1575 l/s. Penelitian ditunjukan untuk mengevaluasi kinerja instalasi pengolahan dari segi kuantitas dan kualitas pada kapasitas debit eksisting sebesar 1275 l/s dan pada kapasitas debit setelah peningkatan debit sebesar 1575 l/s. Metode evaluasi yang dilakukan pada penelitian ini terdiri dari proyeksi kebutuhan air, analisis kualitas air baku dan produksi, dan evaluasi unit instalasi. Hasil evaluasi menunjukan bahwa terdapat beberapa kinerja unit instalasi yang belum memenuhi standar/kriteria desain yang ada diantaranya unit flokulasi, sedimentasi, dan filtrasi. Meski begitu dari segi kualitas air produksi, seluruh parameter air minum masih memenuhi peraturan baku mutu yang ada. Berdasarkan proyeksi kebutuhan air wilayah pelayanan IPAM Cikokol pada tahun 2030 dengan debit 1575 l/s hanya memenuhi 21% tingkat pelayanan dari 11 kecamatan yang dilayani oleh IPAM Cikokol.
Refer to the Tangerang Medium-term Development Plan (RPJMD) which is to increase the coverage of SPAM services by 65% in 2023, one of the program to realization those plan is to increase the capacity of Cikokol WTP in the amount of 300 l/s from 1275 l/s to 1575 l/s. This research is purposed to evaluate the performance of installation unit in terms of quantity and quality in the existing capacity of 1275 l/s and the increased capacity of 1575 l/s. Research methods include the water demand projections, analysis of raw and production water quality, and evaluation if installation units. From the evaluation result, known that there are installation units that not eligible with standard criteria including flocculation, sedimentation, and filtration units. Nevertheless the water production quality still comply the existing quality standards. Based on the water demand projection of WTP Cikokol service area with capacity 1575 l/s in 2030 only obtain 21% of the service levels in 11 districts served by WTP Cikokol.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fety Kumalasari
Jakarta : Niaga Swadaya, [Date of publication not identified]
628.162 FET t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Melati Wahyu Rizki Pratami
Abstrak :
Instalasi Pengolahan Air bersih Pejompongan I dan II merupakan unit pengolahan air bersih yang dimiliki oleh PT. PALYJA. Sumber air baku yang yang digunakan berasal dari Sungai Krukut dan Kalimalang. Disamping menghasilkan air minum, unit pengolahan air minum ini juga menghasilkan residu. Residu ini ditimbulkan dari unit pengolahan tergantung pada kualitas air baku, proses pengolahan, dan penggunaan bahan kimia, residu ini umumnya berupa lumpur. Lumpur dari unit pengolahan air didefinisikan sebagai akumulasi padatan atau endapan yang dihasilkan dari koagulasi bahan kimia, flokulasi dan sedimentasi air baku. Lumpur dari Pengolahan Air Bersih (IPA) I dan II Pejompongan hingga saat ini masih dibuang ke Sungai Krukut. Berdasarkan Peraturan Gubernur DKI Jakarta NO.582 1995 mengenai Baku Mutu Limbah Cair, lumpur tersebut harus diolah terlebih dahulu sehingga memenuhi standar baku mutu sehingga tidak merusak lingkungan. Melihat kondisi tersebut, maka diperlukan sistem pengolahan lumpur serta proses penanganan lumpur pada fasilitas pengolahan air. Metodologi yang digunakan dalam desain perencanaan ini adalah dengan melakukan analisa krakteristik lumpur serta kuantitas lumpur dari data sekunder maupun primer. Dari data waterbalance periode 2010 volume lumpur IPA I adalah sebesar 1.808.414 m3/tahun, dan 3.728.688 m3/tahun untuk IPA II. Produksi lumpur dalam massa selama periode 2010 untuk IPA I mencapai 34.291,1 ton/tahun dan IPA II sebesar 37.762,68 ton/tahun. Pemilihan alternatif pengolahan lumpur berdasarkan pertimbangan penggunaan lahan, unit effisiensi, serta aspek lingkungan. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka desain unit pengolahan lumpur IPA I terdiri dari 1 unit bak penampung, 2 unit Gravity thickener, 1 unit bak penampung lumpur, 2 unit centrifuge, 1 unit bak penampung drycake, dan 1 unit tangki supernatant dengan estimasi luas lahan yang dibutuhkan adalah sebesar 5060 m2. Unit pengolahan lumpur terpilih untuk IPA II terdiri dari 1 unit bak penampung, 3 unit Gravity thickener, 1 unit bak penampung lumpur, 2 unit centrifuge, 1 unit bak penampung drycake, dan 1 unit tangki supernatan dengan estimasi luas lahan yang dibutuhkan adalah sebesar 4467 m2. ......Water treatment plant in Pejompongan I and II is a unit of water treatment plant which is owned by PT. PALYJA. Source of raw water for this water treatment plant comes from the Krukut River and Kalimalang River. Besides producing drinking water, this water treatment plant is also produced residues. In form of sludge, these residues which is generated from water treatment unit depends on the quality of raw water, the treatment process, and the used of some chemicals. Water treatment sludge is defined as the accumulated solids or precipitate removed from a sedimentation basin, settling tank, or clarifier in a water treatment. The accumulated solids are the result of chemical coagulation, flocculation, and sedimentation of raw water. Residues from the process of water treatment plant in Pejompongan 1 and II have still discharged into the Krukut River until now. Based on the Governor Regulation No. 582 of 1995 which is about the Standardization of Liquid Waste Quality, residual water should be processed before they are discharged so that they meet the standard of liquid waste quality and good for the environment. Based on that condition, the sludge treatment system and processes for sludge handling in water treatment facilities is a need. Methodology in this planning design was used analyse of sludge characteristic and quantities from primary and secondary data. From waterbalance data during 2010, volume of sludge from IPA I is about 1.808.414 m3/year, and 3.728.688 m3/year from IPA II. Sludge production during period 2010 from IPA I reach 34.291,1 ton/year dan 37.762,68 ton/year from IPA II. Selection of the best alternative based on land use consideration, efficiency of the unit and environmental aspect. From this consideration, design of sludge treatment for IPA I consist of 1 unit collector basin, 2 units of gravity thickener, 1 unit sludge collector, 2 units centrifuge, 1 unit drycake collector are chosen, with estimated land area required was around 5060 m2. Design of sludge treatment selected for IPA II consist of 1 unit collector basin, 3 units of gravity thickeners, 1 unit sludge collector, 2 units centrifuges, 1 unit drycake collector with estimated land area required was around 4467 m2.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1743
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Komalasari
Abstrak :
Peraturan Menkes Rl No.416 tahun 1990 dalam standar kualitas Air Minum menyatakan bahwa air minum tidak boleh terdapat bakteri Eschericia coli dalam 100 ml contoh air. Adanya bakteri Coliform merupakan indikasi air tercemar kuman pathogen, sehingga bakteri Coliform merupakan indikator pencemaran air secara mikrobiologis. Bakteri E. Coli dapat menyebabkan Gastroenteristis. Salah satu cara mengurangi bakteri bakteri E. coli pada proses pengolahan air adalah dengan proses koagulasi (penggumpalan) yang diikuti proses flokulasi (pembentukan flok) dan sedìmentasi (pengendapan flok). Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan koagulan adalah penggunaan koagulan yang tepat untuk tingkat kekeruhan air baku yang sudah ditentukan (dalam hal ini kekeruhan tinggi). Koagulan yang umum digunakan adalah AI2(SO4)3 yang biasa disebut tawas atau alum, karena cukup murah dan mudah didapat dipasaran. Kenyataan menunjukkan tingkat kekeruhan air baku (dalam hal ini sungai Ciliwung) semakin tinggi sehingga diperlukan koagulan alternatif yang lebih efektif. Penggunaan koagulan PAC (Poly Aluminum Chiorida) sebagai koagulan alternatif yang lebih efektif untuk air baku kekeruhan tinggi. Metode penelitian ini adalah true eksperimental. Sebagai kelompok eksperimen adalah sampel air baku yang diberi koagulan PAC, sedangkan kelompok pembanding adalah sampel air baku yang diberi koagulan Alum atau Tawas. Penelitian ini dilakukan dalam skala taboratorium, yaitu melalui analisa jartes untuk menentukan dosis optimum koagulan. Percobaan dilakukan di laboratonum pusat PAM Jaya dengan mengambil sampel air baku kekenihan tinggi (100 - 500 NTU) dan melakukan lima kali percobaan dengan total sampel 30. Dosis koagulan yang digunakan adalah 20, 25, 30, 35, 40, 45 ppm. Hasil yang diperoleh adalah Reduksi Eschericia coli rata-rata oleh PAC adalah 88.3166 dengari reduksi maksimum 99.97 % dan oleh Alum adalah 73.30 % dengan reduksi maksimum 96.67%. Secara statistik beda reduksi PAC terhadap Mum adalah perbedaan bermakna dengan nilai p <0,05. Dosis optimum rata-rata PAC adalah 20 ppmdengan rata-rata reduksi 89.01 %. Dosis optimum rata-rata Alum adalah 30 ppm dengan rata-rata reduksi 81.60 %. Melihat kualitas air yang dihasilkan terhadap parameter pH, kekeruhan, dan E. coil Iebih baik menggunakan PAC. Nilai rata-rata kualitas air pada pemberian dosis optimum PAC adalah : kekeruhan 7,2 NTU, pH akhir 7.08 dan reduksi E. coil 97.29%. Nilai rata-rata kualitas air pada pemberian dosis optimum Alum adalah: kekeruhan 16.2 NTU, pH 6.8 dan reduksi E. coil 95.06%.

Secara ekonomis didapat penghematan yang cukup besar, yaitu dengan pemakaian PAC dapat dihemat biaya Rp 47.740.400 / bulan untuk Instalasi I PAM DKI Jaya. Perhitungan ini diambil dan penghematan penggunaan dosis koagulan dan dosis kapur tohor, dimana dengan PAC tidak diperlukan pemakaian kapur tohor untuk menaikkan pH.

Dari hasil ini disarankan untuk air baku kekeruhan tinggì PAC dapat dijadikan koagulan pengganti Alum, karena dari segi teknis Iebih menguntungkan, yaitu tidak perlu penambahan kapur tohor untuk menetralkan pH dan mengurangi dosis Kaponit pada proses desinfeksi serta waktu digunakan lebih pendek, dari segi biaya lebih hemat, dan dari segi kualitas air yang dihasilkan lebih baik.

......In general, raw water which comes from the river has been contaminated by human or animal feces which is shown by the existing of an organism society called Coliform such as Bacterium coli, Bacilus coil or Eschericia coli which are the ones of microbiologie parameter. The existent of Coliform bacteria is an indicator of pathogenic bacteria, so the Coliform bacteria is an indicator of microbiological water contamination. Ministry of health regulation no.416 1990 for standardization of drinking water states that the drinking water mustn’t contain the Eschericia coil bacteria in 100 ml the sample of water.

The E. coil bacteria may cause Gastroenterist. One way of reducing E. coli bacteri in the water treatment is by coagulation process which is followed by floculation and sedimentation, One factor which determined the succes of coagulation is the use of the right coagulant for determined standard turbid raw water (in high tu bid level matter). The most commonly used coagulant is the AI2(SO4)3 called “Tawas” or “Alum”, it is quite cheap and can be found easily. The fact shows that the high turbid level of raw water (in Ciliwung river matter) is getting higher, so an alternative of more effective coagulant is needed. Lise of the PAC (Poly Aluminum Chloride) coagulant is more effective for high turbid level raw water.

Method used in this research is true experimental. The experiment group consists of samples of raw water with the PAC coagulant, compared with samples of raw water with Tawas or Alum coagulant Research was done in an laboratory scale, through jartest analysis to decide the optimum dose of coagulant. The experiment was done at the PAM Jaya Laboratory by taking samples of high turbid of raw water (100-500 NTU) and doing 5 times experiment with total samples of 30. The coagulant doses used of are 20, 25, 30, 35, 40, 45 ppm.

Average reduction of E. coli by the PAC is 88,32%, with maximum reduction of 99.97%, and by the Alum is 73.3% with the maximum reduction of 96.67%. Statistically, the reduction difference between PAC and Alum is (15.02 ± 5.33)% With P <0.05 in CI 95% of significant difference. The avarage optimum dose of PAC is 20 ppm with average reduction of 89 %. The average optimum dose of Alum is 30 ppm with average reduction of 81.6%. If we see the produced water quality the parameters Like: pH, turbidity, and E.coli, it would be better for us to use the PAC. The average values of water quality with PAC optimum dose given are : the turbidity is 7.2 NTU, the last pH is 7.08 and the E. coli reduction is 97.29%. Condition with Alum are: the turbidity is 16.2 NTU, the PH is 6.8 and the E.coli reduction is 95.06%.

Economically, by using the PAC we can save costs for about Rp 47.740.000/month. This calculation was done by savings in coagulant dose and in quick lime dose, which by using the PAC we do not need the quick-lime to increase the pH anymore.

Using the results obtained, it’s recomended , for the high level turbidity of the raw water, to use the PAC as a substitution of Alum. Technically, it gives more revenues by not using the quick-lime addition to neutralize the pH, reduces the “Kaporit” dose in the dissinfection process, and shortens the process time. We can also reduce costs, because it’s cheaper, and we can get better water quality than before.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1996
T3644
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sri Wangi Tejaresmi
Abstrak :
ABSTRAK
Salah satu industri kimia yang menghasilkan air limbah adalah industri resin sintetik. Air limbah dari industri ini biasanya masih mengandung sisa resin dan surfactant yang cukup tinggi dan memerlukan proses pengolahan sebelum dibuang, agar memenuhi baku mutu air buangan yang ditetapkan pemerintah. Proses pengolahan limbah yang dilakukan pada penelitian ini adalah secara biologi dengan menggunakan lumpur teraktifasi dalam merombak limbah.

Kondisi operasi reaktor rnengikuti kondisi lingkungan, dan proses dilakukan secara kontinyu dengan variasi pada komposisi limbah, yaitu untuk air limbah yang belum diolah secara kimia (BOD=516.2 mg/lt) dan air Iimbah yang telah diolah secara kimia (BOD=362.2 mg/lt). Variasi percobaan lainnya adalah waktu tinggal cairan (HRT) dalam reaktor, yaitu 9.6, 12, 16, 2.4, dan 28.8 jam.

Dari penelitian ini dapat ditentukan nilai koeiisien kinetika pertumbuhan mikroorganisme yang merupakan dasar perancangan instalaai pengolah air Iimbah, scperti dignnakan nntuk mengetahui berapa besar parametenparameter penting pertumbuhan mikroorganisme dalam reaktor dan memprediksi berapa besar kousentrasi mikroorganisme efluen (Xcf) yang akan mennnjukkan kualitas hasil pengolahan. Variabel komposisi limbah yang berbeda ternyata berpengamh terhadap nilai koefisien kinetika yang dihasilkau. Sedangkan pengamh variabel temperatur- sulit diamati karena 1-Londisi operasi tidak menunjukkan pembahan temperamr yang signifkan.

Penelitian ini menghasilkan nilai kociisien kinetika unrnk komposisi BOD=516,2 mg/ll adalah Y=O.l6mg sel./mg BOD, kd=0.038 hari", Ks=28'7.4 mg/lt dan F199 hari'I. Untuk komposisi BOD=362.2 mg/lt dihasilkan nilai Y=0.22mg sel/mg BOD, kd=0.03 hari", Ks=146.1 mg/It dan k=1.0 I1a1'i".

Nilai parameter panting pertumbuhan rata-rata yang dihasilkan nntuk komposisi soD=s1e.2 mg/lt adalah |1=0.05l8 am* , q=o_37 had °? dan mio F/M =o_432. sedangkan ?awk komposisi B0D=362.2 mg/rr diuasilkaa n=o.o66 had", q=o_o3 han* dan mio F/M=o_3s.

Konsentrasi mikroorganisme efluen (XJ) untuk komposisi BOD=516.2 mg/lt adalah 70.354 mg/lt dan untuk komposisi BOD=362.2 mg/'lt adalah 64 mg/lt.
2000
S50840
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>