Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Putri Ghina Octaviani Minhaj
Abstrak :
Dalam rangka pengendalian pencemaran lingkungan, Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) memegang peranan penting dalam mengolah air limbah agar sesuai dengan baku mutu sebelum di buang ke lingkungan. Akan tetapi tidak semua IPAL telah bekerja secara maksimal sehingga evaluasi secara berkala harus dilakukan untuk mengetahui masalah dan upaya apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas pengolahan IPAL tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi terhadap IPAL 1 Jababeka yang berfungsi untuk mengolah air limbah pada Kawasan Industri 1 dan Kawasan Industri 7 yang berada di dalam Kawasan Industri Jababeka (KIJ). Evaluasi dilakukan dengan membandingkan efisiensi pengolahan aktual dengan literatur terkait, selain itu evaluasi juga dilakukan terhadap parameter desain dan standar operasional prosedur (SOP). Selain itu, evaluasi juga dilakukan dengan melakukan simulasi proses dan opeasi IPAL dengan menggunakan perangkat lunak STOAT. Hasil pengujian menunjukkan bahwa untuk efisiensi penyisihan IPAL 1 Jababeka pada pengolahan primer diperoleh nilai efisiensi BOD 50%; efisiensi COD 20,5% dan efisensi TSS 18,45%, pada pengolahan sekunder diperoleh nilai efisiensi penyisihan BOD 80%; efisiensi COD 91,22% dan efisiensi TSS 95,24% serta efisiensi IPAL secara keseluruhan adalah sebesar BOD 90%; efisiensi COD 93,02% dan efisiensi TSS 96,12%. Berdasarkan nilai tersebut diketahui bahwa masih perlu dilakukan peningkatan efisiensi dari unit-unit pengolahan IPAL 1 Jababeka. Parameter desain dari unit pengolahan IPAL 1 Jababeka juga belum seluruhnya memenuhi kriteria desain hal ini dikarenakan desain IPAL yang ada saat ini diperuntukan untuk mengolah air limbah dengan debit sebesar 18.000 m3/hari sedangkan rata-rata air limbah yang diolah oleh IPAL 1 Jababeka saat ini adalah sebesar 12.431 m3/hari. Berdasarkan data yang diperoleh selanjutnya juga dilakukan permodelan dengan menggunakan STOAT untuk mengetahui parameter apa saja yang paling signifikan dalam peningkatan efisiensi pengolahan IPAL yang kemudian diketahui bahwa debit air limbah merupakan parameter paling signifikan dalam mempengaruhi efisiensi penyisihan parameter TSS dan BOD. ......In order to control the environmental pollution, wastewater treatment plant (WWTP) plays an important role in treating the wastewater to meet the quality standards before discharged to environment. However, not all WWTP have worked optimally so periodic evaluation must be carried out to find out the problem and effort can be made to improve the quality of WWTP treatments, this study conducted an evaluation of Jababeka’s WWTP 1 that fuctions to treat wastewater of Industrial Zone 1 and Industrial Zone 7 at Jababeka Industrial Estate (KIJ). Evaluation is conducted by comparing the actual process efficiency with related literature, in addition the evaluation is also carried out on design parameters and standard operational procedures (SOP). In addition, the evaluation was also conducted by simulating the process and operation of WWTP using STOAT software.The test results show that the removal efficiency for BOD, COD and TSS at primary treatment are 50%, 20.5% and 18.45% respectively, at secondary treatment are 80%, 91.22% and 95.24% respectively and WWTP’s overall efficiency are 90%, 93.02% and 96.12% respectively. Based on this result, it can be inferred that is still necessary to increase the removal efficiency of these unit. The design parameters of Jababeka’s 1 WWTP treatment units also do not fully meet the design criteria because the existing WWTP design is intended to treat wastewater with a discharge of 18,000 m3/day while the average wastewater treated by Jababeka’s 1 WWTP currently is amounting 12,431 m3/day. Based on the data obtained thereafter also carried out modeling using STOAT to find out which parameters are the most significant in increasing the efficiency of WWTP treatment which later found that the discharge of wastewater is the most significant in order to remove the TSS and BOD parameter.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syaza Nadya Felia
Abstrak :
Meningkatnya kebutuhan air bersih turut meningkatkan jumlah air limbah yang dihasilkan. Pengolahan air limbah menghasilkan produk sisa lumpur yang merupakan limbah B3 sehingga limbah lumpur juga berpotensi untuk terus meningkat. Limbah lumpur dapat direduksi dengan cara dimanfaatkan kembali sebagai bahan baku adsorben. Adsorben berbasis lumpur memiliki potensi yang baik untuk mengatasi masalah pencemaran air oleh logam berat. Logam berat adalah polutan berbahaya yang kerap ditemui pada limbah industri. Salah satu logam yang banyak mencemari badan air adalah timbal (Pb) yang timbul akibat penggunaan pigmen pada proses kerja industri. Perkembangan industri tekstil yang pesat di Indonesia menambah potensi pencemaran badan air oleh logam timbal. Penelitian ini menguji kinerja adsorben berbasis lumpur dengan tiga variasi aktivasi yaitu carbonized sludge (CS), CS+KOH, dan CS+NaOH untuk dijadikan alternatif pengolahan air limbah untuk menurunkan kadar timbal. Pemilihan adsorben yang paling optimal dilakukan dengan eksperimen adsorpsi dengan 250 mL limbah sintetis berpolutan Pb menggunakan shaker, dengan hasil adsorben terpilih adalah CS+NaOH. Eksperimen adsorpsi untuk mengetahui pengaruh parameter operasional dilanjutkan untuk waktu kontak 0, 60, 120, 180, dan 1440 menit dengan hasil kondisi optimal untuk adsorpsi Pb adalah 120 menit. Eksperimen selanjutnya digunakan dengan CS+NaOH selama 120 menit dengan hasil kondisi optimum yaitu dosis adsorben 1 g/L, konsentrasi awal Pb 10 mg/L, dan pH 6 dengan hasil %removal Pb mencapai 100%. Pengujian pengaruh kompetitor adsorbat yaitu kadmium (Cd) dan methyl orange (MO) menunjukkan adanya hambatan pada adsorpsi Pb akibat kompetisi pada permukaan adsorben. Dapat disimpulkan bahwa CS+NaOH berpotensi baik untuk menurunkan kadar timbal pada air limbah. ......The increasing demand for clean water also increases the amount of wastewater produced. The increased rate of wastewater treatment will also increase the production of residual sludge, that is considered toxic. Produced sludge waste can be reduced by reusing it as an adsorbent raw material. Sludge-based adsorbents are a potential solution to overcome the problem of water pollution by heavy metals. Heavy metals are hazardous pollutants that often found in various industrial wastes. One of the metals that pollutes water bodies is lead (Pb) which arises due to the use of pigments in industrial work processes. The rapid development of the textile industry in Indonesia adds to the potential for contamination of water bodies by lead metal. This study tested the performance of sludge-based adsorbents with three variations of activation, namely carbonized sludge (CS), CS+KOH, and CS+NaOH to be used as an alternative for wastewater treatment to reduce lead levels. The selection of the most optimal adsorbent was carried out by adsorption experiments with 250 mL of synthetic waste polluted with Pb using a shaker, resulting to the selection of CS+NaOH. Adsorption experiments to determine the effect of further operational parameters were carried out for contact times of 0, 60, 120, 180, and 1440 minutes with the result that the optimal condition was 120 minutes. Further experiments was conducted with CS+NaOH for 120 minutes with the results of the optimum condition are adsorbent dose of 1 g/L, and a pH of 6, reaching 100% of Pb removal. The presence of other adsorbate, cadmium (Cd) and methyl orange (MO), are also tested to check the competing effect. The resuls showed inhibition of Pb adsorption due to competition on the surface of the adsorbate. In conclusion, CS+NaOH has good potential for reducing lead levels in wastewater.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library