Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mitria Widianingtias
Abstrak :
Salah satu strategi untuk mewujudkan kebijakan pengelolaan sumber daya air yang diatur dalam Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 14 Tahun 2013 yaitu dengan meningkatkan penghematan air serta pengendalian penggunaan air tanah dengan cara mendorong penggunaan teknologi daur ulang air limbah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui merencanakan bentuk pemanfaatan dan pengolahan daur ulang air limbah yang sesuai untuk diterapkan di Depok Town Square. Sumber air bersih yang digunakan di Depok Town Square adalah air tanah dalam (artesis) yang memasok ± 30% kebutuhan air yaitu rata-rata sekitar 3.038 m3/bulan dan air PDAM yang memasok ± 70% kebutuhan air yaitu rata-rata sekitar 6.992,75 m3/bulan. Sumber air limbah yang didaur ulang berasal dari effluen IPAL Depok Town Square dengan kualitas effluen untuk parameter ammonia sebesar 21,60 mg/l, parameter BOD sebesar 43,78 mg/l, parameter COD sebesar 164,48 mg/l, TSS sebesar 49,0 mg/l, TDS sebesar 1.050 mg/l, besi sebesar 0,22 mg/l, mangan 0,8 mg/l, kekeruhan sebesar 10,6 NTU, kesadahan sebesar 46 mg/l, dan fecal coliform sebesar > 16.000 jml/100 ml. Berdasarkan analisa tingkat kebutuhan air dan potensi daur ulang, bentuk pemanfaatan air daur ulang yang sesuai untuk diterapkan di Depok Town Square adalah untuk flushing toilet, siram tanaman, cleaning, dan cooling tower sehingga bentuk pengolahan daur ulang yang sesuai adalah unit ultrafiltrasi diikuti dengan unit desifeksi klorin dan bak penampung.
One of the strategies to achieve water resource management policies set out in the West Java Governor Regulation No. 14/2013 is to increase water savings as well as control the use of ground water by encouraging the use of recycled wastewater. This study aims to determine planning the utilization and processing of recycled waste water suitable to be applied in Depok Town Square. Clean water sources used in Depok Town Square is ground water (artesian) which supplies ± 30% of the water needs with an average of about 3.038 m3/month and PDAM that supply 70% of water needs with an average of about 6.992,75 m3 /month. Source of recycled wastewater is the effluent of Depok Town Square?s WWTP with quality for ammonia 21,60 mg/l, BOD 43,78 mg/l, COD 164,48 mg/l, TSS 49,0 mg/l, TDS 1.050 mg/l, iron 0,22 mg/l, manganese 0,8 mg/l, turbidity 10,6 NTU, hardness 46 mg/l, and fecal coliform >16.000 MPN/100 ml. Based on the analysis of the level of need and potential for water recycling, recycled water utilization suitable to be applied in Depok Town Square is for toilet flushing, garden watering, cleaning, and cooling towers. Therefore suitable recycling processing is ultrafiltration followed by disinfection and reservoir tank.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59529
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Irpan Sejati Tassakka
Abstrak :
Aktivitas pelayaran di Indonesia terus meningkat sehingga diperlukan tindakan pencegahan pencemaran laut melalui pengolahan air limbah secara on-site di setiap kapal penumpang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik air limbah domestik kapal penumpang dan waktu detensi optimum penyisihan konsentrasi COD dan TN yang akan dijadikan kriteria desain unit MBBR. MBBR merupakan unit pengolahan kombinasi pertumbuhan biomassa terlekat dan tersuspensi yang efisien untuk diterapkan di kapal penumpang karena membutuhkan ruang yang minim. Kinerja MBBR diketahui melalui eksperimental menggunakan sistem bacth pada reaktor anoksik dan aerob dengan waktu detensi 2, 4, 6, dan 8 jam. Hasil penelitian memperoleh konsentrasi COD dan TN air limbah domestik kapal penumpang sebesar 550-760 mg/l dan 51-88 mg/l yang melebihi baku mutu MEPC 227.64 tahun 2012 masing-masing sebesar 125 mg/l dan 20 mg/l sehingga perlu diolah. Waktu metabolisme optimum sehingga menghasilkan efluen yang memenuhi baku mutu adalah 8 jam masing-masing reaktor dengan total efisiensi penyisihan COD sebesar 81,2% dan TN sebesar 87,3%. Perancangan STP MBBR memiliki volume sebesar 80,25 m3/unit yang menghemat ruang sebesar 107,0 m3; berat sebesar 118,3 ton/unit yang meningkatkan daya tampung KM Sinabung sebesar 92,4 DWT; dan energi sebesar 7,7 kW/unit yang menghemat penyediaan energi sebesar 21,2 kW.
Sailing's activities in Indonesia are increasing, hence on-site wastewater treatment at each passenger ship(s) is needed to avoid sea pollution. This study aims to determine the characteristics of domestic wastewater from the passenger ship(s) and optimum detention time of COD removal and TN concentrations that will be used as a design criterion of MBBR unit. MBBR is a combination of attached and suspended growth biomass treatment which is efficient for application in passenger ships, because it required minimal space. MBBR's performance was acknowledged through experimental process using batch system on anoxic and aerobic reactors with 2, 4, 6, and 8 hours detention time. Results of this study showed COD and TN concentrations of domestic wastewater from passenger ship(s) of 550-760 mg/l and 51-88 mg/l respectively. These values exceeded the quality standard stated on 227.64 MEPC in 2012 which the standard COD and TN concentrations are 125 and 20 mg/l, so the wastewater needs to be treated. The optimum metabolisme time needed to produce effluent that meets the quality standard is 8 hours for each reactor with total COD removal efficiency of 81.2% and TN of 87.3%. The STP MBBR's design had volume of 80.25 m3/units which saved the space of 107.0 m3; weight of 118.3 tons/unit which increased the KM Sinabung's Death Weight Tonnage (DWT) of 92.4 DWT; and energy of 7.7 kW/unit which saved the energy supply of 21.2 kW.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59191
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putera Hendri Riyanto
Abstrak :
Industri tesktil yang cukup berkembang di Indonesia berimplikasi kepada semakin banyaknya limbah yang dihasilkan terutama limbah cair, yang dapat menyebabkan pencemaran dikarenakan kandungan pewarna dan bahan sintetis lainnya. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui efisiensi pengolahan kimia dengan proses fotokatalisis menggunakan TiO2 dalam menurunkan konsentrasi COD dan warna. Air limbah yang digunakan berasal dari IPAL JABABEKA yang belum melalui proses pengolahan. Penelitian dilakukan dalam tiga tahap di mana air limbah diolah dengan cara diberikan katalis TiO2 dengan rentang 0,20 - 1,24 mg/L, dipaparkan sinar UV dengan rentang waktu kontak 45 - 240 menit, dan diaduk dengan rentang kecepatan pengadukan 100 - 360 rpm. Hasil penelitian menunjukkan kombinasi variabel yang paling efektif adalah kombinasi dosis TiO2 0,36 g/L, waktu kontak 240 menit, dan kecepatan pengadukan 320 rpm dengan persentase penurunan konsentrasi COD dan warna adalah 74,51% dan 47,70%. Hasil yang diperoleh belum mencapai baku mutu pada PermenLH No.5/2014 tentang Baku Mutu Air Limbah untuk Industri Tekstil sehingga pengolahan ini dapat digunakan sebagai pre-treatment untuk mengolah air limbah sebelum masuk ke primary dan secondary treatment.
Textile industry which is well developed in Indonesia has implication for the increasing number of wastewater generated, which can lead to contamination because it contains of dyes and other synthetic materials. The purpose of this study is to determine the efficiency of chemical treatment with photocatalytic process using TiO2 in decreasing COD and color concentration. Wastewater for this study comes from IPAL JABABEKA and has not yet gone through any treatment. This study will be done in three stages where wastewater is added by TiO2 with a dosage range from 0,20 - 1,24 mg/L, illuminated by UV light with a contact time range from 45 - 240 minutes, and mixed with a mixing velocity range from 100 - 360 rpm. Result of the study shows that the most effective combination is to combine TiO2 dosage 0,36 g/L, contact time 240 minutes, and mixing velocity 320 rpm with a COD and color removal percentage of 74,51% and 47,70%. The result achieved does not comply with the regulation PermenLH No.5/2014 tentang Baku Mutu Air Limbah untuk Industri Tekstil, so this treatment can be used as pre-treatment to treat wastewater before it is treated in primary and secondary treatment.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59519
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zafrazad Adiba
Abstrak :
Air limbah proses pencucian jean yang dihasilkan dari rumah industri pada umumnya langsung dibuang ke badan air tanpa dilakukan pengolahan, padahal air limbah tersebut berpotensi mencemari lingkungan dengan kandungan 3,37-9,59 mg/L logam tembaga (Cu) dan 1444,0-2835,0 mg/L Chemical Oxygen Demand (COD). Pada penelitian ini dilakukan penyisihan konsentrasi untuk parameter pencemar Cu dan COD yang melebihi baku mutu Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5 Tahun 2014. Penyisihan dilakukan secara biologis menggunakan reaktor biofilter. Lapisan biofilm berasal dari Pseudomonas putida yang ditumbuhkan pada media bioball pada proses seeding dan aklimatisasi yang berlangsung selama 57 hari. Pengaliran air limbah ke dalam reaktor biofilter dilakukan secara kontinyu pada waktu tinggal 12 jam. Reaktor menunjukkan efisiensi penyisihan maksimum pada kondisi influen 7,26 mg/L Cu dan 2148,0 mg/L COD dengan kapasitas pencemar penyisihan 8,56 mg/L Cu dan 2078,50 mg/L COD. Perancangan pengolahan menggunakan unit biofilter skala lapangan untuk lokasi studi membutuhkan ruang berdiameter 4,8 m dan kedalaman 4,3 m dengan waktu tinggal 19,9 jam.
Jean wash wastewater produced from industrial houses usually is discharged directly into water bodies without any treatment, but that wastewater has the potential to pollute the environment with 3,37-9,59 mg/L Copper (Cu) and 1444,0-2835,0 mg/L and Chemical Oxygen Demand (COD). In this study, the treatment used able to remove the concentration of Cu and COD that exceeded the quality standard stated on Ministry of Environment Regulation No. 5/2014. The removal is done biologically using biofilter reactor. The biofilm layer comes from Pseudomonas putida that has been grown on a bioball media, done by seeding and acclimatization that occurred for 57 days. The influent flow of wastewater into the biofilter reactor is done continuously with the contact time of 12 hours. The reactor showed maximum removal efficiency when the characteristic of influent was 7,26 mg/L Cu and 2148,0 mg/L COD with maximum removal capacity was 8,56 mg/L Cu and 2078,50 mg/L COD. A full-scale wastewater treatment is designed using Biofilter for the location needs a volume of 4,8 in diameter 4,3 in depth with hydraulic retention time for 19,9 hours.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63809
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Fadhila Izhar
Abstrak :
Berkembangnya industri tekstil di Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat. Lokasi industri terkonsentrasi di Jawa Barat 57 persen , Jawa Tengah 14 persen, dan Jakarta 17 persen dan sisanya tersebar di Jawa, Sumatera. Salah satu industri tekstil yang sedang berkembang saat ini adalah industri produk jeans. Industri jeans memiliki unit pewarnaan dyeing memiliki potensi pencemaran air dengan kandungan bahan kimia berbahaya, Chemical Oxygen Demand, asam, dan amoniak yang tinggi Verma dkk, 2012. Pada penelitian ini, air limbah yang digunakan berasal dari pabrik X produksi bahan jean di Bandung, Jawa Barat. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui efisiensi penyisihan COD, BOD, dan warna pada air limbah pabrik serta HRT optimum yang akan digunakan sebagai usulan desain eksisting di lapangan. Teknologi ABR-AF akan dioperasikan secara kontinyu dengan aliran air limbah up-down, dengan variasi HRT 12 jam, 18 jam , dan 24 jam. Dari hasil penelitian, ABR-AF mampu menurunkan konsentrasi COD, BOD, dan warna air limbah jean sebesar 96,72 , 95,07 dan 45,1 pada HRT 24 jam. Variasi HRT mempengaruhi efisiensi penyisihan yang terjadi. Pada aplikasi di lapangan dengan debit 55 m3/hari, maka membutuhkan unit ABR-AF dengan dimensi panjang, lebar, dan tinggi reaktor adalah 7 m, 1,75 m x 4,75 m.
Textile Industrial in Indonesia are increasing from time to time. From the statistic data, there are 57 textile industry in West Java, 14 in Middle Java, and 17 in Jakarta. One of the most advanced textile industry is jeans textile. Jeans wastewater potentially damage the environment if discharged into the stream without any treatment, hence on site wastewater treatment with Anaerobic Baffled Reactor ABR Anaerobic Filter AF Bio Blox Media. This study aims to determine removal efficiency of COD, BOD, and colour concentration of ABR AF in the field. In this study, ABR AF operated continuously and streamed up and down with HRT variation 12 hours, 18 hours, and 24 hours. Based on the result, ABR AF is able to decrease the concentration of BOD, COD and colour reached 96,72 , 95,07 dan 45,1 on 24 hours HRT. Based on the data, the variations of HRT affect the removal efficiency result of COD, BOD, and colour significantly. Application in the field with 55 m3 day wastewater flowrate requires ABR AF unit with 7 meter length, 1,75 meter widht, and 4,75 meter height.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67932
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dennis Messelinus Christian
Abstrak :
Waste Water Treatment Plant Lippo Cikarang merupakan bidang usaha yang dijalankan oleh PT Lippo Cikarang dengan menyediakan layanan jasa berupa pengelolaan limbah yang dihasilkan dari kegiatan usaha atau produksi yang ada di kawasan industri Lippo Cikarang yang memiliki jumlah tenant yang beroperasi sebanyak 871 unit. Sistem pengolahan limbah tersebut bersifat kontinyu selama 24 jam. Untuk menjaga kontinyuitas proses pengolahan air limbah maka diperlukan penanganan yang tepat terhadap system perawatan yang berlaku di Waste Water Treatment Plant Lippo Cikarang. Berdasarkan data tahun 2020 sudah terjadi breakdown peralatan dalam semester pertama tahun 2020 dengan total waktu padam mencapai 101 jam. Hal ini berakibat pada penurunan produktivitas dan efisiensi pengolahan air limbah yang mencapai mencapai 20%. Berdasarkan analisa menggunakan Metode Total Productive dengan pendekatan Overall Equpment Efectiveness maka didapatkan kondisi eksisting OEE sebesar 58 %. Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan upaya penerapan perbaikan yang dibagi menjadi 4 komponen, yaitu man power, machine, environment dan equipment. Dan pada hasil perhitungan nilai OEE menunjukkan perbaikan efektifitas peralatan dengan nilai peningkatan sebesar 38 % dari tahun 2020. ......Waste Water Treatment Plant Lippo Cikarang is a line of business run by PT Lippo Cikarang by providing services in the form of managing waste generated from business activities or production in the Lippo Cikarang industrial area which has a number of tenants operating as many as 871 units. The waste treatment system is continuous for 24 hours. To maintain the continuity of the wastewater treatment process, proper handling of the treatment system applicable at the Lippo Cikarang Waste Water Treatment Plant is required. Based on data in 2020, there has been a breakdown of equipment in the first half of 2020 with a total outage time of 101 hours. This resulted in a decrease in productivity and efficiency of wastewater treatment which reached 20%. Based on the analysis using the Total Productive Method with the Overall Equipment Effectiveness approach, the existing condition of OEE is obtained at 58%. Based on this, it is necessary to implement improvements which are divided into 4 components, namely man power, machine, environment and equipment. And the results of the calculation of the OEE value show an improvement in the effectiveness of the equipment with an increase of 38% from 2020.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Kurnia Astuti
Abstrak :
Kejadian resistensi antibiotik meningkat di seluruh dunia. Unit pengolahan limbah rumah sakit dapat menjadi sumber penularan serta tempat berkembang biak maupun munculnya bakteri resisten antibiotik. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jumlah bakteri resisten antibiotik yang direpresentasikan dengan Escherichia coli (E. coli) pada influen dan effluen unit pengolahan limbah rumah sakit IPAL Terpadu 2 RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM). Sebagian besar air limbah terdiri dari buangan feses dan urin pasien rawat inap di Gedung A RSCM. Antibiotika yang diuji untuk resistensi adalah Meropenem, Cefixime, dan Ciprofloxacin melalui metode disk diffusion test. Hasil yang didapatkan menunjukkan E. coli resistensi terhadap Ciprofloxacin, Cefixime, dan Meropenem masing-masing sebesar 50,96%, 47,63%, dan 14,18%. Efisiensi terbesar dalam mengurangi jumlah mikroorganisme pada unit pengolahan di IPAL Terpadu 2 RSCM adalah pada unit disinfeksi, yaitu sebesar 97,14%. ......The incidence of antibiotic resistance is increasing worldwide. Hospital wastewater treatment plant can become a source for transmission as well as place for breeding and development of antibiotic resistance bacteria. The study was conducted to determine the number of antibiotic-resistant bacteria that is represented by Escherichia coli (E. coli) in the influent and effluent hospital wastewater treatment plant in Wastewater Treatment Plant 2 of RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. The wastewater mostly consisted of faeces and urine from hospitalized patients in Building A RSCM. The antibiotics to be tested for resistance are Meropenem, Cefixime, and Ciprofloxacin using disk diffusion test method. The results showed E. coli resistance to Ciprofloxacin, Cefixime, and Meropenem are respectively 50,96%, 47,63%, and 14,18%. The highest eficiency in decreasing the number of microorganism in IPAL Terpadu 2 RSCM is achieved by the disinfection unit, that is 97,14%.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T45570
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Pricilia Duma Laura
Abstrak :
ABSTRAK
Inovasi dan perkembangan industri farmasi dapat memberikan dampak buruk bila tidak diiringi dengan pengolahan air limbah yang baik. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penyisihan COD limbah industri farmasi melalui adsorpsi karbon aktif batu bara dan tempurung kelapa. Percobaan skala laboratorium dilakukan dengan batch adsorpsi untuk menentukan dosis adsorben (10-50 g/L) dan waktu kontak (30-150 menit) optimum. Dari hasil percobaan dan perhitungan isoterm, penyisihan COD optimum dicapai karbon aktif batu bara dan tempurung kelapa dengan dosis 150 dan 600 g/L pada waktu kontak 90 dan 120 menit. Regenerasi dengan NaOH 4% dilakukan 3 kali, di mana efisiensi regenerasi karbon aktif batu bara mencapai 84,6%; 96,0%; dan 97,8% sedangkan tempurung kelapa mencapai 60,5%; 46,0%; dan 46,6%.
ABSTRACT
Innovation and development of pharmaceutical industries may cause bad impact when they are not coupled with a good wastewater treatment. This research was conducted to investigate reduction of COD in pharmaceutical wastewater by coconut shell and coal-based activated carbon adsorption. Laboratory scale experiments were performed using batch adsorption method to determine the optimum dose of adsorbent (10-50 g/L) as well as contact time (30-150 min). Results and isotherms showed that optimum COD reduction was achieved by 150 g/L coal-based AC for 90 min and 600 g/L coconut shell-based AC for 120 min. Regeneration using NaOH 4% was performed 3 times, where the regeneration efficiency were 84,6%-96,0%-97,8% for coal-based AC and 60,5%-46,0%-46,6% for coconut shell-based AC.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54614
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vini WIdyaningsih
Abstrak :
Limbah cair Kantin Yongma adalah salah satu air limbah yang berpotensi menimbulkan pencemaran. Unit pengolahan limbah cair di Kantin Yongma berupa unit penangkap lemak (grease trap) dan sumur pengumpul (sump well) , saat ini belum mampu mengolah limbah cairnya sehingga masih terdapat beberapa masalah, seperti bau, penyumbatan pada pipa saluran pembuangan dan efluen pengolahan yang belum memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan. Oleh karena itu, dilakukan suatu evaluasi terhadap unit pengolahan limbah cair tersebut dan dicari alternatif pemecahan melalui pemilihan teknologi pengolahan limbah cair yang sederhana. Unit penangkap lemak berfungsi untuk menjaring lemak dari limbah kantin, sedangkan sumur pengumpul berfungsi sebagai bak pengendapan. Diharapkan setelah melalui kedua unit tersebut efluen limbah kantin akan memenuhi syarat untuk dibuang ke saluran drainase di dekatnya. Teknologi yang dipilih adalah Biosand Filter yang selanjutnya diberi nama Biofilter. Biofilter adalah suatu unit pengolahan limbah cair yang menitikberatkan pada proses biologis dan mengandalkan mikroba dalam melakukan dekomposisi terhadap bahan pencemar organik (BOD5) yang terdapat dalam limbah tersebut. Evaluasi terhadap unit penangkap lemak dan sumur pengumpul dilakukan dengan melakukan pengamatan di lapangan, pengambilan sampel limbah cair kantin di titik masuk dan keluar dari masing-masing unit, kemudian dievaluasi. Unit Biofilter dirancang sesuai dengan kondisi limbah kantin dan kriteria desain, kemudian dilakukan penelitian skala laboratorium untuk menentukan kinerja Biofilter dan proses pengolahan yang terjadi di dalamnya. Dari evaluasi yang telah dilakukan, diketahui bahwa unit pengolahan limbah cair Kantin Yongma memerlukan perbaikan dari segi struktur. Penelitian laboratorium menunjukkan bahwa Biofilter skala laboratorium dapat dimanfaatkan sebagai unit pengolah limbah cair kantin Yongma dimana unit tersebut mampu menaikkan nilai pH air limbah kantin menjadi 7-8,5, menurunkan nilai TSS sebesar ± 96,99% dan BOD sebesar ± 50-76%. Sedangkan untuk parameter Total Fosfat, COD dan minyak/lemak hasil yang didapat bervariasi untuk setiap pengambilan data sehingga hasilnya tidak dapat ditentukan.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1067
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Pangestika
Abstrak :
Limbah cair tahu yang tidak diolah merupakan sumber pencemaran yang dapat berakibat buruk bagi kesehatan dan dapat merusak lingkungan. COD dan TSS limbah cair tahu yang belum diolah masing-masing sebesar 8750 mg/L dan 1050 mg/L. Kadar pencemaran yang begitu tinggi ini menyebabkan limbah cair tahu sulit untuk diolah secara biologis. Oleh karena itu, diperlukan sebuah proses kimiawi yang sangat efektif untuk mengolah limbah cair tahu. Pengolahan limbah cair tahu yang dilakukan dalam penelitian ini adalah elektrolisis plasma. Sebelum metode ini dijalankan, pretreatment berupa koagulasi-flokulasi dengan menggunakan koagulan kitosan dilakukan agar dapat lebih menurunkan kadar pencemaran dalam limbah. Larutan kitosan 1 sebanyak 20 mL terbukti efektif dalam menurunkan kadar COD limbah sebanyak 9 dan konsentrasi TSS hingga 74. Pada proses elektrolisis plasma, variasi tegangan menghasilkan H2O2 terbanyak dibandingkan variasi kedalaman anoda. Jumlah H2O2 tertinggi pada variasi ini diperoleh saat menggunakan tegangan 750 V, yaitu sebesar 13,2 mmol. Efek dari tegangan, kedalaman anoda, dan konsentrasi penambahan ion Fe2 juga turut dipelajari dalam mendegradasi COD. Tegangan 750 V merupakan variasi yang terbaik untuk menurunkan COD dalam limbah karena pada tegangan ini, persentase degradasi COD dalam limbah cair tahu dapat mencapai 85.
Untreated tofu wastewater is a source of pollution which has bad impact for health and can damage the environment. The COD and TSS of untreated tofu wastewater were 8750 mg L and 1050 mg L respectively. These high pollution parameters might cause untreated tofu wastewater hard to be treated biologically. Therefore, a chemical method that is truly effective is needed for tofu wastewater treatment. The process of tofu wastewater treatment carried out in this research was plasma electrolysis. Before this method was executed, coagulation flocculation using chitosan coagulant as pretreatment would be carried out in order to reduce further levels of pollution parameters in the wastewater. Chitosan solution 1 as much as 20 mL had been proved to reduce COD of the wastewater to 9 and to degrade TSS to 74 effectively. In plasma electrolysis, the variation of the voltage gave the most H2O2 than the variation of the depth of anode. The highest number of H2O2 in this variation occurred when using 750 V, as much as 13,2 mmol. The effect of voltage, depth of anode, and concentration of ion Fe2 added into the solution were also studied in degrading COD. The voltage of 750 V was the best variation in reducing COD in the wastewater because in this voltage, the percentage of COD degradation in tofu wastewater could reach 85.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T49581
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>