Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Muhammad Jati Windriyo
"Air limbah adalah hambatan lingkungan utama untuk pertumbuhan industri tekstil selain masalah kecil lainnya seperti limbah padat dan pengelolaan limbah sumber daya. Industri tekstil menggunakan banyak jenis pewarna sintetis dan mengeluarkan banyak air limbah yang sangat berwarna karena penyerapan pewarna oleh kain sangat buruk. Air limbah batik yang sangat berwarna ini sangat mempengaruhi fungsi fotosintesis pada tanaman. Ini juga berdampak pada kehidupan akuatik karena penetrasi cahaya yang rendah dan konsumsi oksigen. Ini juga bisa mematikan bagi bentuk kehidupan laut tertentu karena terjadinya komponen logam dan klorin hadir dalam pewarna sintetis. Oleh karena itu, air limbah tekstil ini harus diolah sebelum dibuang. Dalam penelitian ini, pengolahan simultan dari Koagulasi-Flokulasi dan Ozon (O3) dipilih untuk mengolah air limbah tekstil dan ozon diharapkan dapat mengurangi dosis koagulan. Oleh karena itu, penambahan bahan kimia dapat sangat dikurangi dalam proses tersebut. Variasi dalam penelitian ini diperlukan untuk mendapatkan kondisi operasi perawatan yang optimal dan dapat dicapai melalui Jar Test dan reaktor skala lab kami. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, HOC mencapai hasil degradasi dan reduksi lumpur yang lebih baik dibandingkan dengan proses pengolahan tunggal, yaitu koagulasi-flokulasi dan ozonasi. Untuk dicatat, efektivitas HOC hanya berhasil dalam dosis rendah dosis koagulan, seperti 100 dan 200 ppm. Di atas angka itu, dosis koagulan tidak memerlukan bantuan ozon, karena pada 300 ppm koagulasi mendominasi proses pengolahan.
Wastewater is a major environmental impediment for the growth of the textile industry besides the other minor issues like solid waste and resource waste management. Batik industry uses many kinds of synthetic dyes and discharge large amounts of highly colored wastewater as the uptake of these dyes by fabrics is very poor. This highly colored textile wastewater severely affects photosynthetic function in plant. It also has an impact on aquatic life due to low light penetration and oxygen consumption. It may also be lethal to certain forms of marine life due to the occurrence of component metals and chlorine present in the synthetic dyes. Therefore, this textile wastewater must be treated before their discharge. In this research, Hybrid Ozonation-Coagulation (HOC) was chosen to treat the textile wastewater and ozone is expected to reduce the dosage of coagulant. Therefore, the addition of chemical can be greatly reduced in the process. Variation in this research is required to obtain the optimum operating condition of treatment and can be achieved through Jar Test and our lab scale reactors. The results showed that, HOC achieved the better results of degradation and sludge reduction comparing to single treatment process, namely coagulation-flocculation and ozonation. To be noted, effectiveness of HOC only works out in the low dosage of coagulant dose, such as 100 and 200 ppm. Above that number, the coagulant dose does not need the help of ozone, due to the fact that at 300 ppm coagulation dominating the treatment process."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Fira Mariah Sausan Champai
"Kota Palembang sebagai kota besar di Indonesia tidak luput dari adanya pembangun infrastrukur. Pembangunan ini tentunya perlu adanya perencanaan yang baik dan efesien. Salah satu perencanaan terdekat adalah pembangunan infrastruktur bawah permukaan yaitu instalasi pipa air limbah. Pengelolaan yang tidak baik akan mengakibatkan banyaknya kerusakan dan gangguan lingkungan lain seperti pencemaran, atau yang lebih parahnya adanya kecelakaan ledakan pipa karna penggalian pipa atau kabel yang tidak dirancang dengan benar. Oleh karenanya perlu dilakukan identifikasi/inspeksi zona utilitas bawah permukaan agar tidak terjadi hal tersebut. Target zona utilitas ini berada di jalan Jl.Letkol Iskandar sampai Jl. Kebumen Darat yang terdiri atas 25 lintasan, dimana lintasan ganjil memiliki 13 data yang disusun secara melintang dan lintasan genap memiliki 12 data yang disusun sejajar jalan. Metode Ground Penetrating Radar (GPR) merupakan metode yang tepat dalam melakukan identifikasi utilitas bawah permukaan seperti pipa, kabel, saluran air atau struktur bawah permukaan. Pengukuran menggunakan alat Cobra Plug-in GPR dengan antenna SUBECHO 150. Pemrosesan data menggunakan software Prism 2.6. Radargram yang telah diolah menghasilkan 12 Blok yang digunakan sebagai acuan pembuatan peta sebaran. Hasil akhir dari penelitian ini adalah peta sebaran zona utilitas dengan skala 1:3000 yang dapat digunakan sebagai rekomendasi posisi dan letak yang tepat untuk instalasi pipa air limbah di Kota Palembang. Zona utilitas tersebut ditandai dengan anomali hiperbola di kedalaman sekitar 0-2.5 m dan rekomendasi yang tepat dalam pemasangan pipa air limbah berdasarkan zona utilitas yang sudah di interpretasi berada di kedalaman 2 m.
Palembang as the largest cities in Indonesia, is inevitable of infrastructure development. This would requires good and efficient planning. One of the more immediate plans is the construction of subsurface infrastructure, i.e. the installation of wastewater pipes. Improper management will result in a lot of damage and other environmental disturbances such as pollution, or worse, pipe explosion accidents due to improperly designed pipe or cable excavation. Therefore, identification/inspection of subsurface utility zones is necessary to prevent this happen. The target of this utility zone is on Jl.Letkol Iskandar to Jl. Kebumen Darat which consists of 25 data, where the odd track has 13 data arranged transversely and the even track has 12 data arranged parallel to the road. The Ground Penetrating Radar (GPR) method is an appropriate method for identifying subsurface utilities such as pipes, cables, waterways or subsurface structures. Measurements using Cobra Plug-in GPR with SUBECHO 150 antenna. Data processing uses Prism 2.6 software. Radargram that has been processed produces 12 blocks which are used as a reference for making distribution maps. The final result of this study is a map of the distribution of utility zones with a scale of 1:3000 which can be used as a recommendation for the right position and location for the installation of wastewater pipes in Palembang. The utility zone is characterized by a hyperbolic anomaly at a depth of about 0-2.5 m and appropriate recommendation for installation of wastewater pipes based on the interpreted utility zone at a depth of 2 m."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library