Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arifin Aljufri
Abstrak :
Pada studi ini telah dilakukan identifikasi lead dan prospek pada bagian kecil lapangan Barent Sea. Lapangan ini secara geografis terletak diutara Norwegia dekat dengan rusia. Secara geologi, lapangan ini terdiri dari 3 play utama yaitu Permian Carbonate Play, Triassic Play, dan Jurassic Play. Struktur jebakan dikontrol oleh patahan yang berupa patahan normal, mekanisme migrasi yang melalui patahan. Kajian pada studi ini lebih ditekankan pada pemahaman konsep interpretasi seismik untuk mengidentifikasi lead dan prospek dengan ekspektasi akhir berupa perhitungan volumetrik zona prospek. Interpretasi dilakukan pada 42 lintasan seismic 2D dengan mengacu pada 1 sumur eksplorasi. Empat horizon secara berurutan dari atas ke bawah dapat diidentifikasi secara jelas yang berada pada formasi Jurassic, Bjarmalend, dan Gipsdeland. Gambaran struktur reservoar memperlihatkan dua dareah prospek dengan potensi bulk volume sebesar 501.849x 106 m3 dengan volum STGIP sebesar 8.109977x 106 cf pada prospek1 dan bulk volume 545.797x 106m3 dengan volume STGIP 8.820155x 106cf pada prospek2. ......This study has been conducted on the identification of leads and prospects on a small part of the Barent Sea field. This field is geographically located at the Norway north close to Rusia. Geologically, the field consists of three main play is Permian Carbonate Play, Triassic Play, and Jurassic Play. Trap is controlled by fault structures in the form of a normal fault, which migrate through the fracture mechanism. This study more emphasising in understanding the concept of seismic interpretation to identify leads and prospects with the expected result of the calculation of volumetric zone prospects. Interpretation had been done on the track 42 lines of 2D seismic and referring to a exploration wells. Four horizons in sequence from top to bottom can be clearly identified which are Jurassic Formations, Bjarmalend, and Gipsdeland. Description of the reservoir structure shows two prospects area. The prospect 1 have potential bulk volume 501.849x 106 m3 with STGIP volume 8.109977x 106 cf on and prospect 2 have bulk volume 545.797x 106m3 with STGIP 8.820155x 106cf
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S29458
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Novita Anggraini
Abstrak :
ABSTRAK
Metode analisis iodometri adalah metode analisis standar (SNI) yang digunakan untuk menentukan kandungan iodat dalam garam. Metode analisis spektrofotomeiri sinar tampak menurut prinsip-prinsip analisisnya diharapkan dapat menjadi metode analisis altematif penentuan iodat dalam garam, karena detektor yang digunakan untuk mengamati wama memiliki ketelitian dan sensitititas yang lebih baik daripada mata. Oleh karenanya nrlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan kandungan iodat dalam garam dengan metode analisis spektrofotornetri si nar tampak.

Tujuan dan penelitian ini adalah untuk membandingkan metode analisis titrasi iodometri dan metode analisis spektrofotometri sinar tampak dalam menganalisa kandungan iodat di dalam garam pasar. Penelitian dilakukan dengan menguji batasan analisis, pengaruh NaCl terhadap kurva kalibrasi dan keakuratan masing- masing metode dengan menggunakan garam NaCl p.a dengan ditambahlcan sejumlah iodat. Hasil analisis ini kemudian dianalisis dengan metode analisis regresi Kcmudian untuk penguj ian garam pasar, digunakan tiga macam merk garam pasar dan dianalisis dengan kedua metode.

Dari hasil pengamatan ditemukan bahwa batasan analisis untuk spektrofotomenri 5 sampai 0_1 ppm. Konsentrasi NaCl yang meningkat akan meningkatkan sensitifitas analisis untuk spelctrofotometri, dengan konsentrasi NaCl optimum 20 gr/100 ml sedangkan konsentrasi NaCl tidak berpengaruh untuk iodometri. Keakuratan masing-masing metode diperoleh dengan persamaan regresi untuk spektrofotometri yaitu Y = 0,9959 X dengan R2 = 0,9823 dan untuk iodometd Y= 0,9807x dengan R2 = 0,9967l. Hasil analisis garam pasar bemmerk dengan kedua metode didapatkan hasil yang tidak jauh berbeda dengan selisih hasil analisis rata-rata I ppm.
2001
S49135
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Interscience Publishers , 1957
545.2 VOL
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kolthoff, I.M.
New York: Interscience Publishers, 1942
545.2 KOL v
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kolthoff, I.M.
New York: Interscience Publishers, 1947
545.2 KOL v
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Salah satu produk asbuton yang sering digunakan untuk campuran beraspal panas saat ini , ialah asbuton butir dengan ukuran maksimum 2, 36 mm. Banyaknya asbuton butir yang digunakan dalam campuran antara 5% sampai 10% terhadap berat agregat....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ikhsan
Abstrak :
Akrilamida merupakan senyawa karsinogen yang ada dalam rokok, kopi, dan makanan yang diproses dengan pemanasan tinggi (≥120oC). Di dalam tubuh, akrilamida dimetabolisme menjadi glisidamida yang lebih reaktif. Resveratrol merupakan salah satu senyawa bahan alam yang dilaporkan dapat mendetoksifikasi akrilamida dan glisidamida. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan metode analisis akrilamida dan glisidamida dalam Volumetric Absorptive Microsampling (VAMS), mulai dari optimasi kondisi kromatografi dan metode preparasi sampel, validasi metode analisis, hingga aplikasinya dalam studi farmakokinetika pada tikus yang diberikan resveratrol. Kondisi kromatografi optimal adalah kolom C-18 Sunfire TM Waters® (5 µm; 250 x 4,6 mm); fase gerak dapar fosfat 6 mM pH 3,5-metanol (96:4); laju alir 0,5 mL/menit; suhu kolom 30oC; dideteksi menggunakan detektor UV pada panjang gelombang 210 nm; dan menggunakan isoniazid sebagai baku dalam. Metode preparasi sampel VAMS yang optimal menggunakan pengendapan protein dengan asetonitril 100% sebagai pelarut pengekstraksi, pengocokan dengan vorteks selama 30 detik, sonikasi selama 5 menit, dan pemutaran dengan setrifugasi selama 1 menit. Hasil validasi memenuhi persyaratan sesuai Pedoman Bioanalisis FDA 2018. Metode analisis yang valid digunakan untuk studi farmakokinetika akrilamida dan glisidamida pada tikus jantan Sprague-Dawley yang diberikan resveratrol. Hasil analisis secara statistika menunjukkan bahwa pemberian resveratrol menurunkan nilai t1/2, Cmax, AUC0-72, dan AUC0-∞, serta meningkatkan nilai Cl dan Ke dari akrilamida dan glisidamida (p<0,05). ......Acrylamide is a carcinogen that can be found in cigarette, coffee, and foods heated at high temperatures (≥120oC). In body, acrylamide is metabolized to glycidamide which is a more reactive agent. Resveratrol is one of natural product which has been reported that it can detoxify acrylamide and glycidamide. This study was aimed to develop an analytical method of acrylamide and glycidamide in Volumetric Absorptive Microsampling (VAMS), from chromatographic condition and sample preparation optimization, analytical method validation, until its application to a pharmacokinetics study in rats administered resveratrol. The optimum chromatographic condition was obtained using C-18 SunfireTM Waters® column (5 µm; 250 x 4.6 mm); buffer phosphate 6 mM pH 3.5-methanol (96:4) as the mobile phase; the flow rate was 0.5 mL/min; the column temperature was 30oC; detected by UV detector at wavelength of 210 nm; and using isoniazid as the internal standard. The optimum sample preparation in VAMS was using protein precipitation with acetonitrile 100% as the extracting solvent, vortexed for 30 s, sonicated for 5 min and centrifuged for 1 min. The results of validation fulfilled the requirements according to FDA 2018 Bioanalytical Guideline. The valid analytical method was applied for pharmacokinetics study of acrylamide and glycidamide in male Sprague-Dawley rats administered resveratrol. The statistical analysis showed that the administration of resveratrol decreased t1/2, Cmax, AUC0-72, and AUC0-∞, and increased Cl and Ke of acrylamide and glycidamide (p<0.05).
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Mardhiani
Abstrak :
Fenitoin merupakan obat antibangkitan yang digunakan dalam pengobatan kejang dalam bentuk monoterapi maupun kombinasi dengan obat antibangkitan lainnya. Namun, fenitoin memiliki rentang indeks terapi yang sempit yaitu 10 – 20 μg/mL, sehingga untuk mencapai efek terapi yang optimal perlu dilakukan pemantauan kadar obat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan kondisi preparasi sampel yang optimum untuk analisis fenitoin dalam VAMS, serta mendapatkan metode analisis tervalidasi untuk analisis fenitoin dalam VAMS dengan internal standard karbamazepin menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) dan mengaplikasikannya untuk pemantauan kadar fenitoin dalam darah pasien epilepsi di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo dengan rejimen dosis 2 x 100 mg dan 3 x 100 mg secara monoterapi maupun kombinasi. Kondisi optimasi preparasi sampel yang optimum diperoleh dengan menggunakan pelarut metanol, sonikasi selama 15 menit, dan vorteks selama 2 menit. Metode analisis yang dikembangkan dinyatakan valid sesuai dengan guideline dari FDA 2018 dengan nilai LLOQ yang didapatkan sebesar 0,1 μg/mL dengan rentang kurva kalibrasi 0,1 – 30,0 μg/mL dengan nilai r ≥ 0,9997. Aplikasi pemantauan kadar fenitoin dalam darah dilakukan terhadap 30 subyek pasien epilepsi diperoleh rentang kadar fenitoin dari 0,81 – 17,45 μg/mL, dimana hanya 9 subyek yang kadarnya berada dalam rentang terapi obat yang seharusnya. ......Phenytoin is an anticonvulsant drug that is used for treatment of seizures as monotherapy or combination with other anticonvulsant drugs. However, phenytoin has a narrow therapeutic index range of 10 – 20 μg/mL, so to achieve an optimal therapeutic effect it is necessary to monitor drug levels. The purpose of this study was to obtain the optimum sample preparation conditions for the analysis of phenytoin in VAMS, as well as to obtain a validated analytical method for the analysis of phenytoin in VAMS with the internal standard of carbamazepine using high performance liquid chromatography (HPLC) and apply it for monitoring blood levels of phenytoin in epilepsy patients at RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo with a dosage regimen of 2 x 100 mg and 3 x 100 mg as monotherapy or in combination. Optimum conditions for sample preparation were obtained using methanol as solvent, sonicated for 15 minutes, and vortexed for 2 minutes. The analytical method developed was declared valid in accordance with the guidelines from the FDA 2018 with an LLOQ value of 0.1 μg/mL with a calibration curve range of 0.1 – 30.0 μg/mL with correlation coefficient r ≥ 0.9997. The application of monitoring blood levels of phenytoin was carried out on 30 subjects with epilepsy patients. The range of phenytoin levels was from 0.81 to 17.45 μg/mL, where only 9 subjects had levels within the range of proper drug therapy.
Jakarta: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Alif Novaldi
Abstrak :
Latar belakang: Pengukuran rasio putamen-thalamus yang diukur dengan MRI T2WI potongan aksial dilakukan untuk memperkirakan adanya atrofi pada struktur putamen pada pasien dengan penyakit Parkinson. Teknik pemeriksaan ini dapat dilakukan secara sederhana dan cepat dibandingkan dengan pengukuran volumetrik tiga dimensi. Namun, belum ada penelitian yang membandingkan metode ini dengan pengukuran tiga dimensi volumetrik pada putamen dan thalamus. Tujuan: Menilai peranan MRI 2D dalam pengukuran volumetrik putamen pada pasien dengan parkinsonisme dan menilai kekuatan korelasi rasio putamen- thalamus (rasio P/T) berdasarkan MRI 2D dengan volumetrik putamen (VP) dan thalamus (VT) berdasarkan MRI 3D. Metode: Terdapat 64 subjek yang memenuhi kriteria dan 128 sampel organ putamen-thalamus yang dinilai. Analisis hubungan korelasi antara rasio P/T dengan VP dan rasio P/T dengan VT dilakukan dengan uji Pearson. Dilakukan juga analisis hubungan korelasi antara rasio P/T dengan volume putamen dan thalamus yang telah dikoreksi terhadap volume intrakranial (VPk dan VTk). Hasil: Terdapat kekuatan korelasi yang lemah antara rasio P/T dengan VP (RPearson=0,43 p<0,001) dan korelasi moderat dengan VPk (RPearson=0,51 dan p<0,001). Terdapat korelasi sangat lemah antara rasio P/T dengan VT (RPearson=0,28 dan p=0,001) dan korelasi lemah dengan VTk (RPearson=0,34 dan p<0,001). Kesimpulan: Pengukuran rasio P/T memiliki korelasi dengan VP dengan kekuatan korelasi lemah dan meningkat menjadi sedang setelah dilakukan koreksi terhadap volume intrakranial. Sehingga adanya perubahan rasio P/T dapat mencerminkan adanya perubahan pada volume putamen. Namun rasio P/T memiliki kekuatan korelasi yang sangat lemah terhadap VT dan kekuatan korelasi lemah walaupun sudah dilakukan koreksi terhadap volume intrakranial. Sehingga adanya perubahan rasio P/T cenderung tidak memperlihatkan adanya perubahan pada VT. ......Background: Measurement of the putamen-thalamus ratio, assessed by axial T2WI MRI, is performed to estimate putamen atrophy in patients with Parkinson's disease. This examination technique is simple and quick compared to the time-consuming three-dimensional volumetric measurements. However, no studies have compared this method to three-dimensional volumetric measurements of the putamen and thalamus. Objective: Assessing the role of 2D MRI in measuring putamen volume in patients with parkinsonism and evaluating the correlation strength of the putamen-thalamus ratio (P/T ratio) based on 2D MRI with volumetric measurements of putamen (VP) and thalamus (VT) based on 3D MRI. Methods: Sixty-four subjects met the criteria, resulting in 128 putamen-thalamus organ samples. The correlation analysis between the P/T ratio and VP, as well as the P/T ratio and VT, was conducted using Pearson's test. Additionally, the correlation analysis between the P/T ratio and putamen and thalamus volume corrected for intracranial volume (VPk and cVTk) was performed. Results: There is a weak correlation between the P/T ratio and VP (RPearson = 0,43, p < 0,001) and a moderate correlation with VPk (RPearson = 0,51, p < 0,001). There is a very weak correlation between the P/T ratio and VT (RPearson= 0,28, p = 0.001) and a weak correlation with VTk (RPearson= 0,34, p < 0.001). Conclusion: The measurement of the P/T ratio correlates with VP with a weak correlation strength, which increases to moderate after correction for intracranial volume. Thus, changes in the P/T ratio may reflect changes in putamen volume. However, the P/T ratio shows a very weak correlation with VT and a weak correlation even after correction for intracranial volume. Consequently, changes in the P/T ratio tend not to indicate changes in VT.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila
Abstrak :
Ivermectin merupakan obat antihelmintik berspektrum luas yang digunakan untuk mengendalikan penyakit onchocerciasis dari parasit nematoda. Sebagai obat cacing, ivermectin didisain untuk memiliki kadar yang tinggi di saluran cerna, sehingga yang masuk sistemik tergolong rendah. Oleh karena kadar ivermectin yang sangat kecil, dibutuhkan metode yang sensitif dan selektif untuk analisis ivermectin dalam darah. Beberapa metode telah dikembangkan menggunakan plasma dan Dried Blood Spot, namun masih terdapat kekurangan karena terdapat efek hematokrit. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan metode analisis ivermectin yang tervalidasi dengan baku dalam doramectin menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Ultra Tinggi – tandem Spektrometri Massa (KCKUT-SM/SM). Deteksi menggunakan spektrometri massa triple quadrupole dengan mode electrospray ionization (ESI) positif. Matriks biologis yang digunakan yaitu darah utuh dalam Volumetric Absorptive Microsampling (VAMS), kemudian dipreparasi menggunakan metode pengendapan protein dengan campuran asetonitril dan metanol (1:1). VAMS dipilih karena tidak terdapat efek hematokrit, dibutuhkan volume sampel yang sedikit dan akurat, serta pengambilannya lebih efisien. Kondisi analisis optimum diperoleh menggunakan kolom Acquity® UPLC BEH C18 (2,1 x 100 mm; 1,7 m); fase gerak amonium format 5 mM pH 3 dan asetonitril (10:90); laju alir 0,2 mL/menit; mode elusi isokratik selama 5 menit dengan suhu kolom 50˚C; deteksi menggunakan Multiple Reaction Monitoring (MRM) pada nilai m/z 892,41 > 569,5 untuk ivermectin dan 916,41 > 331,35 untuk doramectin. Metode analisis telah tervalidasi seluruhnya mengikuti pedoman dari US Food and Drug Administration tahun 2018. Nilai LLOQ 1 ng/mL dengan rentang konsentrasi linear pada 1 - 150 ng/mL ......Ivermectin is a broad-spectrum anthelmintic used to control onchocerciasis from nematode parasites. As an anthelmintic, ivermectin is designed to have high levels in the gastrointestinal tract, so that the systemic intake is relatively low. Due to the very small concentration of ivermectin, a sensitive and selective method is needed for the analysis of ivermectin in blood. Several methods have been developed using plasma and Dried Blood Spots, but there are still shortcomings due to hematocrit effects. Therefore, this study was conducted to develop a validated ivermectin analysis method with doramectin as the internal standard in using Ultra High Performance Liquid Chromatography-Tandem Mass Spectrometry. The analysis was performed using a triple quadrupole mass spectrometry with positive electrospray ionization (ESI) mode. The biological matrix used whole blood in Volumetric Absorptive Microsampling (VAMS) and extracted using the protein precipitation method with mixture of acetonitrile and methanol (1:1). VAMS has some advantages such as not affected by hematocrit, requires small and fixed volume of sample, also more efficient sampling process. The optimum conditions were obtained using the Acquity® UPLC BEH C18 column (2.1 x 100 mm; 1,7 m); flow rate was 0,2 mL/min; mobile phase was ammonium formate 5 mM pH 3 and acetonitrile (10:90); isocratic elusion for 5 minutes; Multiple Reaction Monitoring (MRM) detection with m/z values were 892.41 > 569.5 for ivermectin and 916,41 > 331,35 for doramectin. The method has been fully validated following the guidelines from US FDA (2018). LLOQ value was 1 ng/mL with a linear concentration range of 1 – 150 ng/mL.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>