Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maspaitella, Samuel Vaniah Elzaphan
Abstrak :
Komik kerap kali disebut sebagai sastra gambar. Kombinasi antara gambar dan teks membuat alur cerita yang disajikan semakin menarik. Petualangan Tintin merupakan serial komik asal Belgia karangan Georges Remi atau Hergé (1907-1983). Dari 24 seri, seri Tintin dan Picaros merupakan seri ke-23 dan seri terakhir yang berhasil diselesaikan Hergé. Dalam seri ini, hal yang menjadi sumber kelucuan jalan cerita adalah gangguan pendengaran Profesor Lakmus yang membuat percakapan antartokoh menjadi berima. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasikan ketepatan kosakata yang diterjemahkan dalam percakapan antara Profesor Lakmus dengan Tintin dan Kapten Haddock dalam komik Tintin dan Picaros dan Kuifje en de Picaro’s. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah pandangan Newmark mengenai metode penerjemahan, pemikiran Venutti mengenai ideologi penerjemahan, serta pendapat Dewi mengenai metode dan ideologi yang tepat dalam menerjemahkan komik. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa dari sepuluh reaksi Profesor Lakmus terhadap kedua tokoh, delapan di antaranya tidak dapat dikatakan sepadan secara semantis. Apabila percakapan-percakapan tersebut diterjemahkan secara sepadan secara semantis, rimanya akan hilang dan akibatnya kelucuan jalan cerita pun akan sirna. ...... Comics are often called pictorial literary works. The combination of images and text makes the storyline more interesting. The Adventures of Tintin is a Belgian comic series by Georges Remi or Hergé (1907-1983). From 24 bande dessinée albums, Tintin and the Picaros is the twenty-third volume and the last one to be completed by Hergé. In this volume, the thing that becomes the source of the humor of the story is Professor Lakmus' (or Professor Calculus in English version) hearing impairment which makes the conversations between characters rhyme. This study aims to identify the accuracy of vocabulary translation in the conversations between Profesor Lakmus and Tintin and Captain Haddock in Tintin and Picaros and Kuifje en de Picaro's. This study uses a qualitative method with a descriptive analysis approach. Theories used in this study include Newmark's view on the translation method, Venutti's thought on the ideology of translation, and Dewi's opinion on the suitable method and ideology in translating comics. In this study it was found that of the ten reactions of Professor Lakmus to the two characters, eight of them could not be declared semantically equivalent. If these conversations were translated in a semantically equivalent way, the rhyme in the conversations would be lost and as a result, it would eliminate the humor of the storyline.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library