Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Justina Olivia
"Konsep kota utopia telah menjadi ide ideal yang menarik perhatian sejak zaman kuno, dengan Atlantis sebagai salah satu representasi paling terkenal melalui kisah Plato. Atlantis digambarkan sebagai kota sempurna yang memiliki harmoni antara alam dan peradaban, namun tenggelam akibat kesombongan yang membawa kehancuran. Pada era modern, konsep ini dihidupkan kembali melalui berbagai media, termasuk film animasi Atlantis: The Lost Empire (2001). Film ini menginterpretasikan Atlantis sebagai kota ideal dengan tata ruang simetris, pusat energi kristal, dan perpaduan harmonis antara teknologi dan alam. Skripsi ini bertujuan menganalisis penggambaran Atlantis sebagai kota utopia dalam film tersebut dengan pendekatan teori semiotika Roland Barthes. Fokusnya adalah bagaimana mitos kota utopia diadaptasi dalam visual dan narasi sinematik, serta pesan yang disampaikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui tanda-tanda visual dan narasi, film ini menyampaikan makna tentang keseimbangan peradaban dan bahaya keserakahan, sekaligus merepresentasikan konsep kota yang ideal berdasarkan interpretasi budaya dan teknologi modern.

The concept of a utopian city has been an ideal idea that has attracted attention since ancient times, with Atlantis as one of the most famous representations through Plato's story. Atlantis is depicted as a perfect city that has harmony between nature and civilization, but sank due to arrogance that brought destruction. In the modern era, this concept is revived through various media, including the animated film Atlantis: The Lost Empire (2001). This film interprets Atlantis as an ideal city with a symmetrical layout, a crystal energy center, and a harmonious blend of technology and nature. This thesis aims to analyze the depiction of Atlantis as a utopian city in the film using Roland Barthes' semiotic theory approach. The focus is on how the myth of the utopian city is adapted in cinematic visuals and narratives, as well as the messages conveyed. The results of the study show that through visual signs and narratives, this film conveys meaning about the balance of civilization and the dangers of greed, while also representing the concept of an ideal city based on the interpretation of modern culture and technology. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widi Baskoro
"Lebbeus Woods dikenal sebagai seorang arsitek yang tidak memiliki satu karyapun yang terbangun, sedangkan kita tabu bahwa arsitek mempunyai tujuan mewadahi manusia dengan naungan yang is rancang. Gambar Woods sekilas terlihat meninggalkan kaedah arsitektur dan karyanya tidak dapat ditunjang teknologi manapun sampai saat int. Dengan kemampuan gambamya, ia mampu menunjukkan ruang arsitektur yang ia rancang dengan cara yang tidak konvensional. Karyanya unik, menakutkan, futuristik, dan terkadang tidak Iogis. Hal tersebut di atas Iah yang ingin dibahas, karena dengan adanya pembahasan karya ilmiah ini, mungkin dapat menjawab seputar kenapa mereka yang visioner mempertahankan gagasannya walaupun masyarakat menolak semua rancangan mereka. Untuk menjawabnya, saya melakukan studi literatur yang dilengkapi dengan studi kasus dari arsitek yang telah dikernukakan, yaitu Woods. Woods dikatakan sebagai arsitek visioner. Arsitek yang memiliki pandangan berbeda terhadap masa depan. Seorang visioner dikatakan selalu memiliki gagasan utopis, gagasan yang dianggap menghayal. Dan temyata sampai saat ini Woods masih berkarya sebagai dosen di arsitektur eksperimental. Woods jelas-jelas melakukan politik dalam arsitektur. Kekuasaan yang dimilikinya mungkin tidak seperti politikus pads ilmu politik, namun kekuasaan tersebut akan membawa Woods menuju dunia barn dalam arsitektur, sebuah dunia ideal yang akan membawa kita menuju keadaan yang lebih ideal_ Utopia dalam Arsitektur Vsioner"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S48572
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ebeling, Siegfried
London: AA Publications, 2010
701.8 SIE s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Burden, Ernest E., 1934-
New York: McGraw-Hill, 2000
720 BUR v (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Vidya Dwina Adianti
"ABSTRAK
Film merupakan sebuah media yang memperlihatkan mentalitas masyarakat, sehingga seringkali menjadi penyampai aspirasi, salah satunya melalui konsep utopia. Arsitektur dan kota sebagai bagian dari mise-en-sc ne dalam film, menjadi salah satu cara untuk memberikan wujud fisik terhadap konsep utopis yang ingin direpresentasikan dalam film. Skripsi ini membahas seperti apa representasi utopia kota Jakarta yang digambarkan dalam film, serta perbandingan kota sebenarnya dengan kota dalam film. Pseudo-Jakarta dalam film ldquo;Supernova: Ksatria, Putri, Bintang Jatuh rdquo; menjadi studi kasus untuk melihat seperti apa representasi utopia Jakarta. Kemudian diketahui bahwa kota fiktif tersebut merepresentasikan Jakarta utopis yang serupa dengan visi dari kalangan tertentu mengenai pembangunan Jakarta sejak zaman pasca-kemerdekaan. Melalui sifat selektif dan parsial ditambah dengan unsur fisik dan non-fisik, film tersebut dapat membangun sebuah representasi kota yang utopis dalam satu narasi yang utuh.

ABSTRACT
Film is a media that portrays the mentality of society, thus it often pictures utopian concept as a way to deliver aspirations. Architecture and the city, as a part of film rsquo s mise en sc ne, become one of the ways to provide a physical form to represent a utopian concept in the film. This thesis discusses about how utopian Jakarta representation pictured in the film, and about the comparison between the real city and the city that exists in the film. Pseudo Jakarta in ldquo Supernova Ksatria, Putri, Bintang Jatuh rdquo film is the case study chosen to see how the utopian Jakarta represented in the film. It was found that the said fictional city represents utopian Jakarta which holds the same images as Jakarta rsquo s development visions that has been existed since post independent era, which came from a certain group of people. Through film rsquo s selective and partial characteristics, added with its physical and non physical elements, the film constructs a utopian city representation in one intact narrative.
"
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library