Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Michigan: William B. Eerdmans, 1986
291.5 VIR
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Pieper, Josef
New York: Pantheon Books, 1955
340.114 PIE j
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nandha Julistya
Abstrak :
ABSTRAK Selain membangun daya saing, Universitas Indonesia juga mempunyai kewajiban untuk menanamkan nilai-nilai civic virtue kepada mahasiswa sesuai dengan hakikat pendidikan dan semangat ketika Universitas Indonesia didirikan. Nilai-nilai ini hanya dapat dibangun melalui praktek langsung kepada masyarakat dalam bentuk program pengabdian. Terkait dengan proses penanaman karakter civic virtue, maka perlu dipetakan bagaimana Universitas Indonesia memaknai nilai-nilai pengabdian kepada masyarakat yang melibatkan partisipasi mahasiswa secara baik dan peran-peran apa saja yang mungkin dimainkannya.
ABSTRACT Beside to build a competitiveness, University of Indonesia have an obligation harvesting civic virtue values to their student based on education philosophy and the spirit of University of Indonesia since there was build. Those values only can build by directly implementation to society as the community service program. Related with the process of civic virtue character harvested, University Indonesia needs a map of understanding of community service values which engaged the students and the kind of possible roles their plays.
2015
T45311
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ginan Aulia Rahman
Abstrak :
ABSTRACT
David Hume menulis dua buku yang membahas moral secara filosofis dan komprehensif yaitu A Treatise of Human Nature dan An Enquiry Concerning the Principle of Morals. Hume mendapat kritik dari Jeremy Bentham dan Immanuel Kant bahwa kajian filosofisnya terhadap moral tidak memberikan pedoman untuk membuat putusan moral etika normatif . Robert Shaver dan Nicholas Capaldi membantah kritik tersebut. Keduanya mengatakan bahwa Hume memiliki teori putusan moralnya sendiri yang unik. Namun, pembelaan mereka tidak menunjukkan teori moral Hume yang bisa digunakan membuat putusan moral. Penelitian tulisan ini akan memaparkan pemikiran moral Hume yang dilandasi oleh teori epistemologinya yaitu empirisme, lalu dengan menggunakan enam kriteria putusan moral dari B. C. Bostow sebagai alat analisis, tulisan ini memperkuat argumentasi bahwa Hume memiliki teori putusan moral sendiri yaitu etika kebajikan.
ABSTRACT
David Hume wrote two philosophy books that concern about moral A Treatise of Human Nature dan An Enquiry Concerning the Principle of Morals. Hume gets criticism from Jeremy Bentham and Immanuel Kant that his philosophical theory of morals does not provide guidance for making moral judgments normative ethics . Robert Shaver and Nicholas Capaldi denied the criticism. Both say that Hume has his own unique moral judgement theory. However, their defense does not show Hume 39 s moral theory that can be used to make moral judgments. The study of this paper will describe Hume 39 s moral thinking based on his epistemology theory empiricism and then using the six criteria of the moral ruling by B. C. Bostow as an analytical tool. This paper reinforces the argument that Hume has his own moral judgment theory, that is virtue ethics.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hooke, Alexander E.
Mountain View: Mayfield Publishing, 1999
179.9 HOO v
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Allyssa Rachel Annabelle
Abstrak :
Film White Snake (白蛇:缘起Báishé: Yuánqǐ) adalah film animasi yang menceritakan mengenai perjalanan siluman ular putih bernama Xiao Bai dalam mencari identitasnya dengan bantuan manusia bernama Xuan. Perjalanan mereka dipenuhi dengan rintangan dan musuh-musuh yang ingin membunuh mereka, namun mereka selalu menolong satu sama lain. Waktu yang mereka habiskan bersama di perjalanan menumbuhkan rasa cinta terhadap satu sama lain, begitu pula dengan kebajikan-kebajikan dalam diri Xiao Bai. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penokohan Xiao Bai dalam menerapkan nilai kebajikan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa walaupun Xiao Bai merupakan siluman, nilai kebajikan tetap terlihat dalam dirinya yang ditunjukkan melalui tindakan dan percakapannya dengan tokoh lain. Selain itu, penemuan lainnya dalam penelitian ini adalah adanya kontradiksi pada penokohan Xiao Bai yang juga memiliki sisi gelap dalam dirinya. Dengan adanya penerapan dan kontradiksi ini menunjukkan bahwa terdapat keseimbangan di setiap makhluk hidup. Film ini juga memberikan edukasi mengenai kebajikan dalam diri sendiri yang dapat dipicu oleh pergaulan dengan orang-orang di sekitar. ......White Snake (白蛇:缘起 Báishé: Yuánqǐ) is an animated film that tells about the journey of a white snake demon named Xiao Bai in finding her identity with the help of a human named Xuan. Their journey is filled with obstacles and enemies who want to kill them, but they always help each other. The time they spent together grew their love for one another, as well as the virtues in Xiao Bai. This research aims to analyze the characterization of Xiao Bai in applying the value of virtue. The method used in this research is the qualitative method. The results show that although Xiao Bai is a demon, the value of virtue still appears in her which is shown through her actions and conversations with other characters. In addition, this research also finds there is a contradiction in the characterization of Xiao Bai who also has a dark side in her. The existence of these applications and contradictions shows that there is balance in every living being. This film also provides education about the virtues within oneself that can be triggered by association with the people around them.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fabian Nathanael
Abstrak :
Di dalam lingkungan akademik, terdapat sebuah kecenderungan untuk menempatkan fenomena kecanduan judi sebagai sebuah fenomena klinis yang berakar dari permasalahan biokimiawi maupun psikologis ataupun sebagai sebuah permasalahan kultural yang mengikat proses judi kompulsif ke dalam ranah nilai-nilai kolektif suatu masyarakat. Artikel ini akan memberikan sebuah penjelasan alternatif terhadap kecanduan judi dengan mengacu pada pemikiran filosofis Nassim Taleb mengenai ketidakpastian, keberuntungan, dan probabilitas, khususya yang tertera di dalam Fooled by Randomness. Taleb memandang bahwa manusia memiliki kecenderungan untuk tidak memperhatikan peran dari keberuntungan dan ketidakpastian yang sesungguhnya memiliki andil besar di dalam kehidupan manusia dan bahwa kecenderungan ini terjadi melalui sejumlah mekanisme sesat pikir. Di dalam artikel ini, penulis melihat subjek di dalam fenomena kecanduan judi sebagai sebuah agen epistemis yang berhadapan—dan gagal—dalam menjalankan peran epistemisnya karena ketidakpahaman akan konsep-konsep abstrak seperti probabilitas dan ketidakpastian yang memiliki peran besar di dalam perjudian. Penulis juga akan memanfaatkan Epistemologi Kebajikan dalam mensistematisasi pemikiran Taleb menjadi sejumlah kebajikan intelektual yang dapat dipraktikan dalam menghadapi fenomena kecanduan judi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa fenomena kecanduan judi terjadi karena kesalahpahaman akan probabilitas yang melibatkan pemahaman yang keliru terhadap kausalitas dan konsep asimetri dalam probabilitas. Penulis kemudian menyatakan bahwa kebajikan-kebajikan intelektual seperti gaya berpikir probabilistik, kerendah-hatian, dan kewaspadaan empiris dapat berperan dalam menghadapi fenomena kecanduan judi. Terlebih lagi, penulis menyatakan bahwa kebajikan- kebajikan tersebut dapat ditanamkan melalui pendidikan.  ......In academic circles, there is a tendency to explain problem gambling as a clinical phenomenon or a cultural one. This article seeks to give an alternative explanation of problem gambling by utilizing Nassim Taleb’s thought on unceetainty, luck, and probability, especially as laid out in Fooled by Randomness. Taleb sees that humans have the tendency to overlook the role of luck and uncertainty that in actuality plays a significant role in daily life. Moreover, he argues that this overlook is a result of a number of cognitive errors. In this article, the writer sees problem gamblers as flawed epistemic agents due to their failure to realize the crucial role of uncertainty in gambling. The writer also utilizes Virtue Epistemology in systematizing Taleb’s thought into a number of intellectual virtues in facing problem gambling. This research concludes with the statement that problem gambling occurs due to a misunderstanding of probability that includes a poor conceptualization of causality and asymmetry in probability. The writer then states that intellectual virtues such as probabilistic thinking, humility, and empirical prudence can play a significant role in facing the phenomenon of problem gambling. Moreover, the writer argues the potentiality of education in instilling such virtues. 
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Marcum, James A.
Abstrak :
In this book, the author proposes a notion of virtuous physician to address these crises. He discusses the nature of the two crises and efforts by the medical profession to resolve them and then he briefly introduces the notion of virtuous physician and outlines its basic features. Further, virtue theory is discussed, along with virtue ethics and virtue epistemology, and specific virtues, especially as they relate to medicine. The author also explores the ontological priority of caring as the metaphysical virtue for grounding the notion of virtuous physician, and two essential ontic virtues, care and competence. In addition to this, he examines the transformation of competence into prudent wisdom and care into personal radical love to forge the compound virtue of prudent love, which is sufficient for defining the virtuous physician. Lastly, two clinical case stories are reconstructed which illustrate the various virtues associated with medical practice, and it is discussed how the notion of virtuous physician addresses the quality-of-care and professionalism crises.
Dordrecht, Netherlands: Springer, 2012
e20401181
eBooks  Universitas Indonesia Library