Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hermina Agustina Mahendrati
Abstrak :
ABSTRAK
Instansi XYZ merupakan instansi pemerintah yang sedang menghadapi beberapa isu permasalahan, antara lain mengenai pegawai yang mengundurkan diri, sikap para pegawai muda di tempat kerja, persepsi kepemimpinan, penghargaan, dan perilaku terkait perubahan. Para pegawai merupakan aset berharga yang perlu dipertahankan oleh instansi XYZ. Perlu diteliti lebih lanjut mengenai keinginan para pegawai muda yang sedang melakukan On-The-Job Training (OJT) untuk tinggal dan menjadi bagian dari instansi XYZ. Apakah para pegawai OJT ini tetap tinggal karena merasa adanya kewajiban kedinasan ataukah karena memiliki keterikatan psikologis dengan instansi XYZ? Apakah para pegawai OJT ini mendapatkan dukungan dari atasan maupun komunitasnya dalam usahanya yang tekun dan konsisten untuk menyelaraskan nilai pribadinya dengan nilai instansi XYZ? Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara Workplace Spirituality, Grit, dan Leader-Member Exchange terhadap Organizational Commitment pegawai OJT di instansi XYZ. Organizational Commitment menggunakan alat ukur dari Allen dan Meyer (1990). Workplace Spirituality diukur menggunakan alat ukur oleh Milliman, Czaplewski, dan Ferguson (2003). Grit diukur dengan alat ukur oleh Duckworth, Peterson, Matthews, dan Kelly (2007). Leader-Member Exchange menggunakan alat ukur dari Liden dan Maslyn (1998). Dari 524 populasi pegawai OJT instansi XYZ, 308 pegawai berpartisipasi pada penelitian ini. Melalui metode penelitian kuantitatif, olah data membuktikan bahwa Workplace Spirituality, Grit, dan LMX berhubungan positif dan signifikan dengan Organizational Commitment (R2= 0.505, p< 0,001). Hubungan terkuat terjadi antara Workplace Spirituality dengan Organizational Commitment (R2= 0,467, p< 0,001). Lebih lanjut penelitian berusaha mendesain program intervensi yang tepat untuk mengembangkan kemampuan talenta muda ini melalui training. Mempertimbangkan kondisi pandemi COVID-19 dan instansi XYZ mewajibkan pegawainya untuk work from home, maka metode kelas training dilakukan secara online atau e-training. 27 pegawai OJT berpartisipasi pada e-training dan dipilih berdasar kelompok skor Workplace Spirituality rendah. Materi komunikasi efektif diberikan untuk mendukung kemampuan mereka membangun hubungan dengan lingkungan kerja baru dan menumbuhkan keterikatan dengan organisasi. Hasil evaluasi intervensi pada level reaksi memperlihatkan penyelenggaraan e-training telah sesuai dengan harapan dan memberikan kepuasan para partisipan. Sedangkan evaluasi pada level pembelajaran, terbukti adanya peningkatan pengetahuan partisipan yang signifikan setelah materi komunikasi efektif diberikan (t< -1,96, p< 0,05). Diskusi lebih lanjut dan saran penelitian berikutnya dijelaskan pada bab terakhir penelitian ini
ABSTRACT
As a government agency, XYZ faced several issues, such as withdrawing employees, the attitude of young employees in the workplace, leadership, rewards, and attitude toward change. Employees are valuable assets that need to be maintained by XYZ. Further research was needed to study how the On-The-Job Training (OJT) employees intention to stay and learn to be part of the XYZ agency. Did these OJT employees stay because of their official obligations, or were they psychologically attached to the XYZ agency? Did these OJT employees get support from their leader and workplace communities on their passion and consistent efforts to align their values with the XYZ's values? This study examined the relationship between Workplace Spirituality, Grit, and Leader-Member Exchange to Organizational Commitment of OJT employees at XYZ agencies 2019-2020. Organizational Commitment used measuring instruments from Allen and Meyer (1990). Spirituality Workplace was measured using a questionnaire by Milliman, Czaplewski, and Ferguson (2003). Questionnaire by Duckworth, Peterson, Matthews, and Kelly (2007) was used to measure Grit. LMX was measured using Liden and Maslyn (1998) questionnaire. 308 OJT employees of XYZ participated in this study. Through quantitative research methods, data processing proved that Workplace Spirituality, Grit, and LMX positively and significantly correlated with the Organizational Commitment of these OJT employees. The most substantial relationship occurred between Workplace Spirituality and Organizational Commitment (R2= 0,467, p< 0,001). Furthermore, this research designed an intervention program to develop these young talents' abilities through training. Considering the condition of the COVID-19 pandemic and work from home applied in the XYZ agency, the training was conducted online or e-training. 27 OJT employees participated in this e-training and were selected based on the lower score group of workplace spirituality. Effective communication materials supported their ability to build relationships with the new workplace and fostered meaningfulness with the organizations. The evaluation of interventions at the reaction level showed that the implementation of e-training was in line with the participants' expectations and satisfaction. While the evaluation at the learning level, it was proven that there was a significant increase in participant knowledge after effective communication material was given (p< 0.05, t< -1.96). Further discussion and subsequent research suggestions were explained in the last chapter.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Nugroho
Abstrak :
Siswa SMU yang bergabung dengan geng dan klub motor Bandung telah melakukan berbagai macam aktivitas yang meresahkan diantaranya tawuran, penjambretan, penganiayaan hingga memperkosa. Menurut Koeswara (1998), perilaku agresif dipengaruhi oleh model-model agresif dimana didalamnya terdapat pengaruh tayangan yang berisi adegan kekerasan di televisi, bioskop dan sarana lainnya. Selain itu perilaku agresif juga tidak lepas dari peran keluarga terutama kedua orang tua didalam mendidik anak-anaknya. Hasil penelitian menunjukkan, ada implikasi antara tayangan kekerasan di media televisi dan kurang perhatian orang tua terhadap perilaku agresif siswa SMU di Kota Bandung. Ketahanan keluarga belum berfungsi karena perilaku agresif siswa SMU di kota Bandung masih terjadi.
High school students who join gangs and motorcycle clubs in Bandung has done a variety of activities such disturbing brawl, mugging, assault to rape. According Koeswara (1998 ), aggressive behavior is influenced by the aggressive models impressions which there are influences which contains scenes of violence on television, movies and other means. In addition, aggressive behavior can not be separated from the role of the family, especially the parents in educating their children. The results showed, there are implications between violence on television and less attention to the aggressive behavior of parents of high school students in the city of Bandung. Family resilience is not functioning due to the aggressive behavior of high school students in the city is still going on.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Hadya Jayani
Abstrak :
Kerawanan pangan memiliki dampak terhadap kesehatan mental yang buruk dan tekanan psikososial bagi pengasuh/orang tua. Orang tua yang mengalami tekanan mental akibat kerawanan pangan dapat menciptakan konflik dan kekerasan antara anggota keluarga sehingga dapat meningkatkan kekerasan terhadap anak. Tingkat kerawanan pangan dapat dijadikan salah satu ukuran yang dapat mencerminkan stresor ekonomi dalam rumah tangga. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa asosiasi kerawanan pangan terhadap probabilitas kekerasan anak dalam rumah tangga. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi logistik yang menjelaskan asosiasi antara variabel dependen (kekerasan anak dalam rumah tangga) dengan variabel independen (kerawanan pangan) setelah mengontrol beberapa variabel. Hasil temuan dalam penelitian ini menunjukkan kerawanan pangan memiliki asosiasi yang signifikan terhadap kekerasan pada anak. Berdasarkan analisis dengan menggunakan regresi logistik yang dilakukan, terdapat asosiasi yang signifikan antara tingkat kerawanan pangan dan kekerasan anak dalam rumah tangga. Tingkat kerawanan pangan yang lebih tinggi cenderung berhubungan dengan peningkatan kemungkinan terjadinya kekerasan anak. Namun, terdapat pola yang berbeda pada tingkat kerawanan pangan "Berat", yaitu persentase peningkatan probabilitas kekerasan anak lebih rendah dibandingkan dengan tingkat kerawanan pangan lainnya. ......Food insecurity has adverse effects on poor mental health and psychosocial stress for caregivers/parents. Parents experiencing mental stress due to food insecurity can create conflicts and violence among family members, thereby increasing violence against children. The level of food insecurity can serve as one of the measures reflecting economic stressors within households. This research aims to analyze the association between food insecurity and the probability of domestic violence against children. The study employs logistic regression anaylsis to elucidate the association between the dependent  variable (domestic violence against children) and the independent variable (food insecurity) while controlling for several variables. The findings of this research indicate that food insecurity has a significant association with violence against children. Based on the logistic regression analysis conducted, there is a significant association between the level of food insecurity and domestic violence against children. Higher levels of food insecurity tend to be associated with an increased likelihood of child violence. However, there is a different pattern at the "Severe" food insecurity level, where the percentage increase in the probability of child violence is lower compared to other levels of food insecurity.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Triwinanta
Abstrak :
Disertasi ini menyoroti tentang upaya pelibatan laki-laki dalam pencegahan kekerasan terhadap perempuan melalui kajian sosiologis. Fakta sosial menunjukkan bahwa angka kekerasan terhadap perempuan (gender oppression) tinggi dan laki-laki merupakan pelakunya, sebagai espektasi patriarki (dominasi laki-laki).
Temuan penting penelitian ini adalah gambaran terjadinya proses rekonstruksi maskulinitas berupa perubahan cara pandang para partisipan “laki-laki sejati” di dalam komunitas pria sejati (KOMPAS). KOMPAS menjadikan komunitasnya sebagai wadah pembinaan kepada pria, khususnya pria-pria yang mempunyai masalah dan tujuannya adalah memaksimalkan kepriaan (maskulinitas) dengan pemulihan karakter, kedewasaan, wawasan pemikiran dan kepemimpinan pria. Melalui aktivitas itu Komunitas membentuk laki-laki untuk mengalami transformasi yaitu perubahan sosio-kultural yang dimulai dari dimensi individu, keluarga (komunitas) dan masyarakat. Transformasi laki-laki ini menyasar pada persoalan privilese dan kekuasan laki-laki untuk membangun tatanan masyarakat yang lebih adil keluar dari keragaman oppresi (gender equality). KOMPAS Jakarta Timur mempunyai anggota ratusan orang dari berbagai masyarakat dan status social, anggotanya berdasarkan siapa saja yang tertarik dan mau melibatkan diri. Perubahan yang dirasakan langsung adalah sebagian besar laki-laki yang menjadi anggotanya telah memilih meninggalkan cara-cara penyelesaian masalah yang menggunakan kekerasan. Perubahan pada kehidupan keluarga, para laki-laki ini menunjukkan perubahan sikap dan perilaku dalam hal berkomunikasi dan menyelesaikan permasalahan keluarga dengan menanggalkan keistimewaan sebagai laki-laki. Penelitian menggunakan kerangka konsep transformasi (perubahan social) dengan mengembangkan teori maskulintas dengan upaya pelibatan laki-laki dalam pencegahan kekerasan. Secara sosiologis peneliti menyadari bahwa filosofi dasar yang melatarbelakangi gerakan social pelibatan laki-laki ini belum secara tuntas mengkritisi inti dari patriarki. Sehingga perubahan cara berfikir, sikap dan perilaku yang terjadi belum merupakan suatu perubahan filosofis dan sosiologis dari budaya Patriarki. Oleh karena itu pada bagian akhir dari tulisan ini, penulis memberikan suatu ulasan sosiologis tentang latarbelakang pemikiran dari Gerakan ini dan menunjukkan sejauhmana suatu perubahan yang terjadi di dalam Komunitas ini. Penelitian ini menyimpulkan bahwa apa yang sudah dilakukan oleh Komunitas ini telah menghasilkan suatu perubahan social positif yang dapat dirasakan secara nyata oleh manusia yang mengalaminya, tetapi Gerakan ini masih perlu mengembangkan kajian yang lebih kritis terhadap dirinya sendiri secara sosiologis, sehingga Gerakan ini akan bisa memberikan kontribusi yang lebih mendasar terhadap kehidupan masyarakat ......This dissertation focuses on efforts to involve men in preventing violence against women through sociological studies. Social facts show that the rate of violence against women (gender oppression) is high and men are the perpetrators, as a patriarchal expectation (male domination).
An important finding of this study is a picture of the process of reconstruction of masculinity in the form of changes to the way view of the participants were "men of true" in the community of man true (KOMPAS). KOMPAS makes the community as a container guidance to men, especially men who have the problem and the goal is to maximize manhood (masculinity) with restoration character, maturity, insight into the thinking and leadership of men. Through the activities of the Community of forming men to undergo a transformation that changes in socio-cultural that starts from the dimensions of the individual, the family (community) and the public. Transformation of the male is targeting the issue of privilege and power of men to build the structure of society that is more equitable out of the oppression diversity (gender equality). KOMPAS East Jakarta have members of hundreds of people from various communities and social status, its members based on who's just who are interested and willing to involve themselves.
The changes are felt directly is most great men who become members have opted to leave the ways settlement of the problem that use violence. Changes in the lives of families, the men's shows changes in attitudes and behaviors in terms of communication and resolve the problems of families with stripped privileges as men. Research using the framework of the concept of transformation (change social) to develop a theory of masculinity with the efforts of the involvement of men in the prevention of violence.
In sociological researchers realized that the philosophy basis of the underlying movement Involvement of Men of social have not been as thoroughly scrutinize the core of patriarchy. So that changes the way of thinking, attitudes and behaviors that occur not constitute a change in the philosophical and sociological of cultural patriarchy. By because it is the part of the end of writing this, the author gives a review of sociological about the background of thought of the movement of this and show the extent of a change that occurred in the Community's.
The study is concluded that anything that has been done by the Community this has resulted in a change in social positives that can be perceived as real by the man who experienced it, but the movement is still necessary to develop a study that is more critical to his own manner of sociological, so the movement is to be able to give contributions which is more fundamental to people's lives.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sheila Netanya
Abstrak :
Kekerasan dan pelecehan seksual adalah kejahatan keji yang 'sering' dilakukan. Ini adalah tindakan kejam yang dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental korban. Perserikatan Bangsa-Bangsa telah menemukan solusi untuk menciptakan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) untuk mengatasi masalah dunia. Dalam kaitannya dengan kekerasan dan penyerangan seksual, SDG 5 dan SDG 16 diangkat dalam topik ini karena terdapat target SDG 5.2 yaitu menghapuskan segala bentuk kekerasan terhadap semua perempuan dan anak perempuan di ruang publik dan privat, termasuk perdagangan manusia. dan eksploitasi seksual dan jenis lainnya, target SDG 16.1 dan SDG 16.2 untuk secara signifikan mengurangi segala bentuk kekerasan dan angka kematian terkait di mana pun dan mengakhiri pelecehan, eksploitasi, perdagangan, dan segala bentuk kekerasan terhadap dan penyiksaan terhadap anak. Untuk berkontribusi dalam mencapai tujuan tersebut, menciptakan ruang aman dari kekerasan dan pelecehan seksual dengan saling membantu dimanapun dan kapanpun dibutuhkan adalah asal muasal terciptanya EVA. EVA adalah aplikasi seluler yang memungkinkan pengguna mendapatkan dukungan, bantuan, dan perlindungan. Tujuannya adalah untuk mengakhiri kekerasan dan pelecehan seksual dengan cara apa pun yang memungkinkan. EVA memiliki tujuh fitur utama yang dapat membantu pengguna, antara lain tombol darurat, fitur sesi terapi, fitur pendidikan, fitur pelacakan lokasi, fitur peringatan lainnya dan otoritas, dan terakhir fitur rekam dan laporan. ......Violence and sexual assault are a heinous crime that is 'often' committed. It is a cruel act that can have a negative impact on a victim's physical and mental health. United Nation has come up with a solution to invent Sustainable Develop Goals to cope with the world’s problem. In the relation to violence and sexual assault, SDG 5 and SDG 16 are come up in the topic because there is a target of SDG 5.2 which is eliminating the all forms of violence against all women and girls in the public and private spheres, including trafficking and sexual and other types of exploitation, target of SDG 16.1 and SDG 16.2 to significantly reduce all forms of violence and related death rates everywhere and end abuse, exploitation, trafficking and all forms of violence against and torture of children. To contribute achieving those goals, creating a safe space from violence and sexual assault by helping each other wherever and whenever needed was the provenance of creating EVA. EVA is a mobile app that allows users to get support, help, and protection. Its goal is to end violence and sexual assault in any way possible. EVA has seven major features that can assist users, including an emergency button, therapy session feature, education feature, tracking location feature, alert other and authorities feature and lastly record and report feature.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Anisah
Abstrak :
Perilaku kekerasan merupakan respon maladaptif terhadap perasaan marah, sedangkan marah adalah perasaan yang tidak menyenangkan dalam kehidupan sehari-hari. Laporan kasus ini bertujuan menunjukkan manfaat terapi asertif dan psikoedukasi keluarga terhadap peningkatan kemampuan klien dan keluarga serta penurunan tanda dan gejala risiko perilaku kekerasan pada lima klien laki-laki dewasa dengan pemberian terapi asertif yang dilakukan dalam tujuh pertemuan dan psikoedukasi keluarga yang dilakukan dalam tiga pertemuan. Hasil menunjukkan peningkatan kemampuan dalam mengendalikan risiko perilaku kekerasan yang berdampak pada penurunan tanda dan gejala perilaku kekerasan baik secara fisik maupun psikis, mampu mengungkapkan keinginan dan kebutuhan secara asertif. Keluarga mampu merawat klien dengan risiko perilaku kekerasan. Kedua terapi ini dilakukan bersamaan pada klien risiko perilaku kekerasan dengan keluarganya yang menghasilkan kemampuan klien dalam mengendalikan perilaku kekerasan, dukungan keluarga memberikan kontribusi pada kemampuan klien mengatasi masalahnya. Penelitian merupakan tindak lanjut dari case series untuk melihat efektivitas terapi asertif dan terapi psikoedukasi keluarga pada klien risiko perilaku kekerasan.
Violent behavior is a maladaptive response to feelings of anger, while anger is an unpleasant feeling in everyday life. This case report aims to demonstrate the benefits of assertive therapy and family psychoeducation on improving client and family abilities and decreasing signs and symptoms of violent behavior risk in five adult male clients with assertive therapy performed in seven meetings and family psychoeducation conducted in three meetings. The results show an increase in the ability to control the risk of violent behavior that affects the decrease of signs and symptoms of violent behavior both physically and psychologically, able to express desire and needs assertively. Families are able to care for clients at risk of violent behavior. Both of these therapies are performed simultaneously on the client's risk of violent behavior with his family that results in the client's ability to control violent behavior, family support contributes to the client's ability to resolve the problem. The study is a follow-up of the case series to see the effectiveness of assertive therapy and family psychoeducation therapy on clients' risk of violent behavior.
Depok: Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Shasti Salsabila
Abstrak :
Serial TV terbaru yang ditayangkan oleh HBO, Big Little Lies, memiliki plot yang berfokus pada kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan oleh seorang suami kepada istrinya. Serial tersebut berhasil meraih perhatian banyak orang dan mendapatkan banyak komentar dari pemirsa. Big Little Lies menyoroti kekerasan dalam rumah tangga tetapi tidak cukup mengungkap penyebab utama dari peristiwa kekerasan tersebut. Makalah ini menganalisis bagaimana konsep maskulinitas, sebagaimana didefinisikan oleh Connell (1995) sebagai bentuk praktik dan perilaku yang dilakukan oleh laki-laki, menjadi penyebab utama kekerasan dalam rumah tangga. Untuk mendukung argumen ini, makalah ini menyoroti contoh-contoh yang relevan dari serial TV tersebut dan membahas dua poin utama: (1) kehadiran maskulinitas, dan (2) efek maskulinitas pada individu dan interaksi sosial, khususnya pada wanita dan anak-anak. Serial film ini mendukung pandangan bahwa identitas maskulin yang beredar di masyarakat seperti memiliki perasaan superioritas dan dominasi memicu laki-laki untuk melakukan kekerasan demi mempertahankan kontrol atas pasangan mereka. Idealitas maskulinitas juga memengaruhi laki-laki untuk mengabaikan pengaruh maskulinitas terhadap lingkungan mereka, termasuk fisik dan mental perempuan serta anak-anak yang menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga. ......The recent release of the HBO series Big Little Lies, whose plot centers around the domestic violence of a wealthy husband and wife, has been accompanied by a great amount of social commentary and received a great deal of exposure. The series highlights domestic violence but does not quite expose the key root cause. This brief paper analyses how the concept of masculinity, as defined by Connell (1995) as a form of practice and behavior done by men, constructs the root causes of domestic violence. To support this argument, this paper highlights relevant examples from the movie and discusses two major points: (1) the presence of masculinity as the root cause of domestic violence, and (2) the effects of masculinity on individuals, particularly on women and children. The movie series supports the view that the socially constructed masculine identities such as the feeling of superiority and domination trigger men to be violent in order to maintain control over their partner. The ideality of masculinity also influences men to neglect its effects on their surroundings. This includes women and children who suffer physically and mentally for being the victims of domestic violence.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Hartini
Abstrak :
ABSTRAK
Kekerasan seksual di Indonesia terus meningkat dan Cirebon termasuk wilayah darurat kekerasan pada anak. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi pengaruh edukasi pencegahan kekerasan seksual terhadap persepsi anak usia prasekolah. Desain penelitianini kuantitatif dengan pendekatan metode quasi experimental dengan pre-post test with control design melibatkan 240 responden meliputi 120 responden pada kelompok intervensi yang mendapat intervensi edukasi pencegahan kekerasan seksual dan 120 responden pada kelompok kontrol. Hasil analisis chi Square menunjukkan adanya pengaruh edukasi seksual terhadap persepsi anak usia prasekolah p value< 0,05 . Edukasi pencegahan kekerasan seksual pada anak usia prasekolah dapat direkomendasikan untuk masuk dalam kurikulum pendidikan usia dini dan keperawatan.ABSTRACT
Sexual violence in Indonesia continues to increase and Cirebon has been included in the emergency area of child.The objective of the study was to identify the influenece of sexual violence prevention education toward preschool age perception. The design of this study was quantitative approach with quasi experimental method with pre post test with control design involeving 240 respondents including 120 respondents in the intervention group who received sexual violence prevention education intervention and 120 respondents in the control group. The result of Chi Square analysis shows the effect of education on preventing sexual violence toward preschoolers rsquo perception p value 0,05 . Education of sexual violence prevention can be recomended for entry into the curriculum of early childhood education and nursing education.
Depok: 2018
T49421
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sheras, Peter
Abstrak :
Buku ini membahas mengenai bullying yang terjadi di sekolah. khususnya ditujukan pada orangtua agar waspada dan dapat mengidentifikasikan anaknya melakukan bullying atau justru menjadi korban. terdiri atas 11 bab.
New York: A Skylight Press Book, 2002
371.58 SHE y
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ellya Fadllah
Abstrak :
Halusinasi dan perilaku kekerasan merupakan gejala positif yang paling banyak ditemukan pada klien dengan skizofrenia. Tanda dan gejala halusinasi dan perilaku kekerasan membutuhkan penatalaksanaan yang komperehensif dan berkesinambungan baik untuk klien, keluarga, dan kelompok. Tujuan penulisan karya ilmiah akhir ini adalah untuk memberikan gambaran penerapan dari tindakan keperawatan ners, cognitive behaviour therapy, assertive training, psikoedukasi keluarga, dan terapi suportif pada klien halusinasi dan perilaku kekerasan. Metode yang digunakan adalah operational research. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling berjumlah 40 klien yang terbagi dalam dua kelompok. Kelompok satu berjumlah 20 klien diberikan tindakan keperawatan ners, cognitive behaviour therapy, assertive training, psikoedukasi keluarga, dan terapi suportif (paket terapi satu). Kelompok dua berjumlah 20 klien diberikan tindakan keperawatan ners, cognitive behaviour therapy, dan assertive training (paket terapi dua). Pengumpulan data menggunakan instrumen tanda gejala dan kemampuan, kemudian dianalisis secara univariat dan bivariat. Analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi dan tendensi sentral. Analisis bivariat menggunakan uji friedman, wilcoxon, mann-whitney, dan korelasi rank spearman. Hasil karya ilmiah menunjukkan penurunan tanda dan gejala serta peningkatan kemampuan klien halusinasi dan perilaku kekerasan pada kelompok yang diberikan paket terapi satu lebih besar secara bermakna dibandingkan kelompok yang mendapatkan paket terapi dua (p value < 0,05). Tindakan keperawatan yang dikombinasikan antara tindakan keperawatan ners oleh perawat generalis dan tindakan keperawatan spesialis oleh perawat spesialis jiwa direkomendasikan dilakukan di rumah sakit jiwa untuk menghasilkan penurunan tanda gejala dan peningkatan kemampuan klien halusinasi dan perilaku kekerasan lebih optimal. ......Hallucinations and violent behavior are the most common positive symptoms in clients with schizophrenia. Signs and symptoms of hallucinations and violent behavior require comprehensive and continuous management for the client, family, and group. The purpose of writing this final scientific paper is to provide an overview of the application of standart nursing intervention, cognitive behavior therapy, assertive training, family psychoeducation, and supportive therapy to clients with hallucinations and violent behavior. The method used is operational research. Sampling using purposive sampling technique amounted to 40 clients who were divided into two groups. The first group of 20 clients was given standart nursing intervention, cognitive behavior therapy, assertive training, family psychoeducation, and supportive therapy (therapy package one). The second group of 20 clients was given standart nursing intervention, cognitive behavior therapy and assertive training (therapy package two). Collecting data using signs and symptoms instruments and abilities, then analyzed by univariate and bivariate. Univariate analysis using frequency distribution and central tendency. Bivariate analysis using friedman, wilcoxon, mann-whitney and spearman rank correlation test. The results of scientific work showed the decrease in signs and symptoms as well as an increase in the client's ability to hallucinations and violent behavior in the group given therapy package one was significantly greater than the group receiving therapy package two (p_value <0.05). Nursing intervention that are combined between standart nursing and specialist nursing intervention are recommended to be carried out in mental hospitals to produce a decrease in signs of symptoms and an increase in the ability of clients to have hallucinations and violent behavior more optimally
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>