Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Meiza Rahmiani
Abstrak :
Di setiap kepulauan di Indonesia memiliki kebudayaan yang berbeda-beda_Salah satu ideniitas suatu pendukung kebudayaan adalah bentuk arsitektur tradisional yang beraneka ragam jenisnya. Salah satu wujud dari bentuk arsitektur tradisional ini adalah bentuk rumah tradisional. Bila kita perhatikan, di setiap kepuiauan di indonesia memiliki bentuk rumah tradisional yang berbeda-beda. Salah satu perbedaan ini diperiihatkan pada bentuk atap rumah tradisional tersebut. Dalam penulisan ini, penulis mencoba untuk meneiusuri akan terwujudnya bentuk-bentuk atap pada rumah tinggal Nias Selatan dan Tana Toraja dengan kajian dari sudut budaya. Kajian dikemukakan berdasarkan teori Amos Rapoport yang menyatakan bahwa faktor sosiai (ekonomi dan kepercayaan) merupakan faktor utama dalam terjadinya bentuk atap di muka bumi ini sedangkan faktortisik (iklim) merupakan faktor modifikasi saja. Terwujudnya bentuk atap pada kedua wilayah ini sama-sama dipengaruhi oleh kebudayaan. Walaupun ragam dari kebudayaannya herbeda-beda_ Di Nias Selatan bentuk atapnya merupakan repiika Iapisan surga menuju sang pencipta dikaitkan dengan strata sosial, sedangkan di Tolaja bentuk atapnya lebih dipengaruhi oleh kebudayaan Dong Son seperti yang diungkapkan Dominig dalam penelitiannya walaupun unsur religi dan strata juga berpengaruh.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S48341
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Ornamen pada arsitektur Toraja merupakan sebuah pelengkap estetika. Disadari atau tidak, ornamen memainkan peranan penting, karena sebuah arsitektur Tongkonan tidak akan lengkap tanpa hadirnya ornamen tersebut. Keberadaannya mengandung nilai-nilai yang merepresentasikan kebudayaan masyarakatnya pada saat arsitektur itu tercipta. Ornamen memiliki Citra Visual yang mampu berbicara. Keberadaannya pada Tongkonan merupakan suatu bentuk pengungkapan ide, nilai-nilai, dan filosofi yang dimiliki oleh masyarakat suku Toraja. Pengungkapan tersebut merupakan sebuah hal yang sangat berharga bagi komunitas kebudayaannya, dimana nilai seperti ini berlaku juga untuk komunitas kebudayaan lainnya. Hal ini disebabkan karena, pada saat belum adanya institusi yang mengatur manusia dan perilakunya seperti pada masa kini, kebudayaan masyarakat lah yang berperan penting mengatur kehidupan dan perilaku manusianya. Kebudayaan merupakan salah satu institusi non-formal yang dapat diandalkan dalam mengendalikan hidup. Kebudayaan lahir dari persamaan nilai-nilai sebuah komunitas yang di implementasikan menjadi kebiasaan. Pada tahap awal, nilai-nilai dan kebiasaan ini akan mengakar pada tiap-tiap diri anggotanya yang selanjutnya menjadi sebuah aktivasi pengikat komunitas. Hal ini menunjukkan seberapa pentingnya manusia agar mengenal, memahami, dan menghargai kebudayaan sendiri, dan mengapa nilai- nilai yang datang dari luar tidak selalu sesuai dengan masyarakat yang sudah terbentuk. Saat ini kita akan mendapati zaman yang serba cepat yang diakibatkan oleh perkembangan teknologi dan informasi yang terus melaju. Hal ini telah membuat hidup lebih longgar terhadap nilai-nilai yang diikat oleh norma, agama, maupun institusi. Sehingga kadang kala mengakibatkan manusia kehilangan jati diri atau disorientasi di dalam kehidupan. Dengan memahami kebudayaan milik sendiri, kita akan mampu mengenali salah satu sifat dan penyikapan hidup yang menjadi akar diri kita. Hal ini akan menjadi sarana untuk memilah penyikapan terbaik dan menambah wawasan. Sehingga kita tidak akan jauh untuk mengenali karakter diri. Arsitektur vernakular dan elemen-elemen yang ada padanya merupakan salah satu sarana representasi sebuah kebudayaan. Oleh karenanya kita wajib menjaga, mengenal, dan melestarikannya sebaik mungkin.
[Fakultas Teknik Universitas Indonesia, ], 2006
S48568
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library